Agustinus dari Hippo
Filsuf / From Wikipedia, the free encyclopedia
Agustinus dari Hippo (bahasa Latin: Aurelius Augustinus Hipponensis,[note 1] 13 November 354 – 28 Agustus 430 ), juga dikenal sebagai Santo Agustinus, atau Saint Augustine dan Saint Austin dalam bahasa Inggris,[29] Beato Agustinus,[30] dan Doktor Rahmat[31] (bahasa Latin: Doctor gratiae), adalah seorang filsuf[32] dan teolog Kristen awal yang tulisannya mempengaruhi perkembangan Kekristenan Barat dan filsafat Barat. Ia adalah uskup Hippo Regius (sekarang Annaba, Aljazair), yang terletak di Numidia (provinsi Romawi di Afrika). Ia dipandang sebagai salah seorang Bapa Gereja terpenting dalam Kekristenan Barat karena tulisan-tulisannya pada Era Patristik. Di antara karya-karyanya yang terpenting misalnya Kota Allah dan Pengakuan-Pengakuan.
Agustinus dari Hippo | |
---|---|
Uskup, Pujangga Gereja | |
Lahir | Aurelius Augustinus 13 November 354 Thagaste, Numidia Cirtensis, Kekaisaran Romawi (sekarang Souk Ahras, Algeria) |
Meninggal | 28 Agustus 430 (umur 75) Hippo Regius, Numidia Cirtensis, Kekaisaran Romawi Barat (modern-day Annaba, Algeria) |
Makam | Pavia, Italia |
Dihormati di | Semua denominasi Kristen yang memiliki penghormatan orang kudus |
Tempat ziarah | San Pietro in Ciel d'Oro, Pavia, Italia |
Pesta |
|
Atribut | Crosier, miter, anak muda, buku, hati yang terbakar atau tertusuk.[1] |
Pelindung | Pembuat bir; penerbit; teolog; radang mata; Bridgeport, Connecticut; Cagayan de Oro; San Agustin, Isabela; Mendez, Cavite; Tanza, Cavite; Baliwag, Bulacan |
Philosophy career | |
Karya terkenal | |
Era | |
Kawasan | Filsafat barat |
Aliran | |
Mahasiswa penting | Paul Orosius[2] |
Minat utama | |
Gagasan penting |
|
Dipengaruhi | |
Memengaruhi
| |
Sejarah tahbisan Agustinus dari Hippo | |
---|---|
Tahbisan imamat | |
Tanggal tahbisan | 391 |
Tempat tahbisan | Hippo Regius, Afrika, Kekaisaran Romawi |
Tahbisan episkopal | |
Konsekrator utama | Megalius |
Tanggal konsekrasi | 395 |
Sumber: [27][28] |
Menurut rekan sezamannya, Hieronimus, Agustinus telah memperbaharui "Iman kuno".[note 2] Pada awal hidupnya, ia banyak dipengaruhi oleh Manikeisme dan sesudahnya oleh Neoplatonisme dari Plotinus. Setelah dibaptis dan memeluk Kekristenan pada tahun 386, Agustinus mengembangkan pendekatannya sendiri dalam filsafat dan teologi dengan mengakomodir berbagai metode dan sudut pandang.[33] Dengan keyakinan bahwa kasih karunia atau rahmat Kristus mutlak dibutuhkan bagi kebebasan manusia, ia membantu merumuskan doktrin dosa asal dan memberikan kontribusi penting pada pengembangan teori perang yang dapat dibenarkan.
Ketika Kekaisaran Romawi Barat mulai pecah, Agustinus mengembangkan konsep Gereja sebagai suatu Kota Allah yang spiritual, berbeda dengan Kota Duniawi yang materiil.[34] Pemikirannya sangat mempengaruhi cara pandang dunia abad pertengahan. Gereja yang berpegang pada konsep Trinitas, sebagaimana didefinisikan dalam Konsili Nicea dan Konsili Konstantinopel,[35] umumnya diidentifikasi sebagai Kota Allah-nya Agustinus.
Dalam Gereja Katolik dan Komuni Anglikan, ia dipandang sebagai seorang santo, seorang Pujangga Gereja terkemuka, serta pelindung para biarawan dan biarawati Agustinian. Hari peringatannya dirayakan pada tanggal 28 Agustus, hari wafatnya. Ia dipandang sebagai santo pelindung para pembuat bir, penerbit dan percetakan, teolog, pengentasan penyakit mata, serta sejumlah kota dan keuskupan.[36] Banyak kalangan Protestan, terutama Calvinis, menganggapnya sebagai salah seorang bapa teologis Reformasi Protestan karena ajarannya tentang rahmat ilahi dan keselamatan.[37][38][39]
Dalam Kekristenan Timur, beberapa ajarannya diperdebatkan dan secara khusus pada abad ke-20 mendapat serangan dari teolog seperti John Romanides.[40] Namun, para tokoh dan teolog lainnya dari Gereja Ortodoks Timur memperlihatkan banyak pemanfaatan dari karya-karya tulisnya, terutama Georges Florovsky.[41] Kontrovesi doktrinal terpenting yang dihubungkan dengan namanya adalah filioque,[42] yang ditolak oleh Gereja Ortodoks.[43] Ajaran-ajaran lain yang diperdebatkan mencakup pandangannya mengenai dosa asal, doktrin mengenai rahmat atau anugerah, dan predestinasi.[42] Bagaimanapun, meski dianggap keliru dalam beberapa hal, ia tetap dipandang sebagai seorang suci (santo), dan bahkan telah memberikan pengaruh pada sejumlah Bapa Gereja Timur, khususnya Gregorius Palamas.[44] Dalam Gereja Ortodoks, pesta peringatannya dirayakan pada tanggal 28 Agustus,[42][45] dan ia menyandang gelar Beato ("Yang Terberkati").