Komedi berdiri atau komediri (bahasa Inggeris: stand-up comedy), juga komedi tunggal[1] adalah suatu gaya komedi di mana pelawak membuat persembahan secara perbualan di hadapan khalayak ramai secara langsung di kawasan terbuka seperti panggung atau kafe. Pelawak sering kelihatan dalam keadaan berdialog[2][3] namun sebenarnya mereka memonolog[4] membawakan cerita, jenaka dan ungkapan tunggal dalam suatu "rutin" atau "set"[5] - namun ada juga beberapa jurus yang mengharuskan mereka berinteraksi dengan penonton. Sesetengah pelawak berdiri menggunakan prop, muzik malah helah silap mata [6] untuk meningkatkan mutu persembahan mereka.
Persembahan jenis ini berdiri dikatakan sebagai "bentuk penulisan komedi yang paling bebas" yang dianggap sebagai suatu "lanjutan" melebih dilakukan para penglibat dalam jenis persembahan ini.[7][8][9][10][11]
Lawakan yang dibawakan para pelawak ini biasanya difikirkan dan dibuat mereka sendiri. Bahan lawakan yang disampaikan harus berformat set up & punch atau boleh menggunakan format lain seperti rule of three.
Latar (Set up)
Set up adalah bahagian dalam sesebuah lawakan (bit) yang berfungsi untuk memancing penonton agar mereka penasaran mendengar lebih lanjut penyampaian mereka. Saat set up suatu bit didengari penonton akan mendorong mereka memikirkan kisah pertama yang membayangkan memikirkan penonton set up ini.
Contoh set up:
- "Saya ini suka sekali beli sepatu ... "
Pukulan (punch)
Punch adalah bahagian yang mempunyai jenaka yang ingin disampaikan dari sebuah bit. Punch berfungsi menyodorkan kejutan kepada penonton. Saat bahagian ini didengari penonton mendorong mereka memikirkan kisah kedua, yakni bayangan atau tanggapan penonton mengenai punch suatu bit.
Contoh punch:
- " ... karena di mana-mana beli sepatu itu beli 1 gratis 1, beli yang kiri dapat juga yang kanan."
Contoh lengkap suatu bit:
"Saya ini suka sekali beli sepatu karena di mana-mana beli sepatu itu beli 1 gratis 1, beli yang kiri dapat juga yang kanan.
Hukum bertiga (Rule of three)
Rule of three yaitu format suatu bit yang memberi tiga contoh sesuatu, tetapi contoh yang ketiga adalah punch.
Sebagai contoh:
- "Setiap kali bertemu Bejo saya selalu ingin memandangi, memeluk, ... "
Punch-nya:
Seseorang pelawak mempunyai beberapa aturan yang wajib dipegang dalam menyampaikan lawak:
- Jangan mencuba menjadi lucu - yakni, penonton menertawakan bahan yang dibawakan pelawak sahaja bukan penyampai lawak itu sendiri, maka pelawak tidak boleh melucu-lucukan dirinya seperti memakai pakaian yang aneh, berlagak latah, gagap, dan sebagainya.
- Jangan menceritakan lawakan basi - pelawak tunggal tidak boleh membawakan bahan lawakan yang sudah umum atau pernah didengari banyak orang, maka pelawak harus cuba mencari bahan baharu untuk disampaikan
- Jangan bercerita "bertele-tele" - pelawak tunggal tidak boleh membawakan lawak yang terlalu panjang seperti cerita. Jadi pelawak tunggal harus membawakan lawakan yang singkat saja.
- Penampilan serius - pelawak yang tampil harus terlihat serius, tidak melakukan ekspresi atau mimik kaku dan canggung yang tidak menarik penonton.
- Penampakan santai - pelawak harus santai agar penyampaian lawak dapat dilakukan dengan lebih mudah.
Berikut beberapa istilah yang lazim digunakan saat melakukan lawakan jenis ini:
- 1st Story: Suatu keadaan atau bayangan yang dibayangkan dalam fikiran penonton berdasarkan set up.
- 2nd Story: Suatu keadaan atau bayangan yang dibayangkan dalam fikiran penonton berdasarkan punchline.
- Act Out: Gerakan tubuh atau mimik muka yang dilakukan oleh seorang pelawak tunggal dalam penampilannya.
- Angle: Pandangan seorang pelawak tunggal terhadap sebuah atau beberapa subjek.
- Beat: Jeda (pauseP atau berhenti sesaat.
- Bit: Unit bahan lawakan yang terdiri atas set up dan punchline. Misalnya sang pelawak punya bit tentang ganja, bit tentang komodo, bit tentang nama-nama jalan yang aneh, dan lainnya.
- Blue Material: Bahan materi yang jorok/kotor/sumpah serapah.
- Bomb: Situasi ketika pelawak gagal membuat penonton tertawa atau terhibur.
- Callback: Sebuah jenaka yang mengacu pada jenaka lain yang disajikan sebelumnya.
- Catch Phrase: Frasa atau ucapan umum yang diucapkan dengan gaya khusus oleh seorang pelawak tunggal dan menjadi trademark nya setiap penampilan.
- Character: Persona atau kepribadian seorang pelawak tunggal.
- Chunk: Serangkaian jokes dengan tema tertentu.
- Closing Line: Joke terakhir dalam sebuah penampilan yang biasanya mengundang tawa yang hebat.
- Deadpan: Sebuah format penampilan seorang pelawak tunggal dimana jokes yang disampaikan tanpa ekspresi wajah, pergantian emosional atau bahasa tubuh.
- Delivery: Cara seorang pelawak tunggal menyampaikan apa yang ingin dia katakan.
- Dying: Proses sebelum gagal/bomb.
- Extro: Apa yang dikatakan pembicara tentang pelawak tunggal yang baru saja turun dari panggung.
- Flopping: Bomb berkali-kali.
- Gig: Show atau pertunjukan.
- Hack: Pelawak tunggal yang menampilkan jenaka yang tidak original.
- Hammocking: Teknik untuk menempatkan bahan yang agak lemah di antara dua bahan yang kuat.
- Headliner: Pelawak tunggal yang tampil terakhir dan menjadi bintang dalam sebuah pertunjukan stand up.
- Heckler: Seseorang yang tampil terakhir dan menjadi pengganggu dengan maksud membuat sang pelawak tunggal gagal.
- Hook: Ciri khas.
- Impressionist: Pelawak tunggal yang mengkhususkan diri menirukan gaya atau tingkah orang yang terkenal.
- Inside Joke: Joke yang hanya bisa dimengerti oleh sekelompok orang tertentu.
- Intro: Apa yang dikatakan MC sebelum pelawak tunggal naik panggung.
- Kill: Situasi ketika pelawak tunggal sukses membuat penonton tertawa sepanjang set yang dilontarkannya.
- LPM: Singkatan dari Laugh per Minutes, adalah ukuran untuk menentukan seberapa banyak tawa yang dihasilkan oleh seorang pelawak tunggal dalam beberapa menit penampilannya.
- Line Up: Daftar atau urutan tampil pelawak tunggal.
- One Liner: Joke yang hanya terdiri dari 1 atau 2 kalimat singkat.
- Open Mic: Sebuah acara untuk menampilkan para pelawak tunggal pemula.
- Opener: Pelawak tunggal yang tampil pertama dari sederetan pelawak yang tampil dalam satu pertunjukan.
- Paraprodoskian: Teknik membawakan materi di mana di hujung kalimatnya tersimpan slogan yang mengejutkan/ tidak disangka yang biasanya slogan di akhir tersebut maknanya sama dengan awal kalimat di materi sehingga membuat penonton berpikir kembali. Teknik ini sedikit mirip dengan one liner dan dibutuhkan kemampuan memainkan anekdot (perbandingan) kosakata yang tepat.
- Pause: Berhenti bicara sejenak untuk memainkan timing.
- Persona: Karakter seorang pelawak tunggal dalam membawakan lawakan.
- Punchline: Bagian lucu dari sebuah lelucon.
- Riffing: Komentar bolak balik dengan penonton yang dilakukan pelawak tunggal secara spontan.
- Roasting: Serangkaian joke yang dilontarkan oleh pelawak tunggal yang bertujuan untuk meledek dan menertawakan penonton atau pelawak tunggal lain yang dijadikan sasarannya.
- Self Destruction: Teknik membawakan materi di mana sang pelawak tunggal membeberkan serta meledek kekurangan dirinya sendiri untuk memancing tawa penonton.
- Set: Satuan pertujukan stand-up yang biasanya terdiri atas sejumlah bit. Misalnya, semua bit yang dimiliki seorang pelawak tunggal digabungkan menjadi satu dengan rangkaian yang pas dan teratur, maka sang pelawak punya set berdurasi sekitar 30 menit.
- Set Up: Bagian yang tidak lucu dari sebuah bit, biasanya premis atau pengantar dari bit tersebut ke bagian yang lucu.
- Street Jokes: Lelucon umum yang sudah sangat sering diceritakan.
- Tag/Tagline: Kalimat singkat yang diucapkan oleh pelawak tunggal setelah punchline.
- Take: Reaksi muka seorang pelawak tunggal,diam sejenak untuk memancing tawa.
- Timing: Penggunaan tempo,irama,jeda untuk meningkatan kelucuan sebuah joke[12][13]
Dunia bahasa Inggeris
- Amerika Syarikat
- United Kingdom
Nusantara
- Indonesia
- Pandji Pragiwaksono
- Raditya Dika
- Ryan Adriandhy
- Ernest Prakasa
- Isman HS
- Mo Sidik
- Alm. Taufik Savalas
- Mongol
- Ge Pamungkas
- Gilang Bhaskara
- Boris Bokir
- Komeng
- Indro
- Cak Lontong
- Insan Nur Akbar
- Pras Teguh
- Heri Horeh
- Jui Purwoto
- Budi Kusumah
- Asep Suaji
- Topenk
- Kemal Palevi
- Babe Cabita
- Fico
- Arie Kriting
- Alphi Sugoi
- Bene
- Alison Bule Bandung
- David Nurbianto
- Abdurrahim Arsyad
- Dzawin Nur Ikram
- Uus
- Dodit Mulyanto
- Malaysia
- Singapura
Borns, Betsy (1987). Comic Lives: Inside the World of American Stand-up comedy. Simon & Schuster, Inc. m/s. 16. ISBN 0-671-62620-5. Jerry Seinfeld explains: ‘Comedy is a dialogue, not a monologue—that’s what makes an act click. The laughter becomes the audience’s part, and the comedian responds’
Stewart Lee (3 Julai 2013). On Not Writing (Lecture) (dalam bahasa Inggeris). St Edmund Hall: University of Oxford. Peritiwa berlaku pada 48:54-48:58. Dicapai pada 13 February 2019. On the whole, you have to give the illusion that it’s a dialogue
Dean, Greg (2000). Step by Step to Stand-up Comedy. Portsmouth, NH: Heinemann. m/s. 190. ISBN 0-325-00179-0.
Martin, Steve (2007). Born Standing Up: A Comic's Life. New York: Scribner. m/s. 40–42. ISBN 978-1-4165-5364-9. I was demonstrating tricks eight to twelve hours a day
Mendrinos, James (2004). The Complete Idiot's Guide to Writing Comedy. NY, New York: ALPHA: A member of Penguin Group (USA) Inc. m/s. 12. ISBN 1-59257-231-6.
Borns, Betsy (1987). Comic Lives: Inside the World of American Stand-up comedy. Simon & Schuster, Inc. m/s. 90–91. ISBN 0-671-62620-5. [A stand-up’s] act [is a] fictionalized account with a few actual facts thrown in to make the act believable and, perhaps more relevant to people’s lives...Every stand-up goes onstage as a character to some extent. Some may adopt a persona that’s very similar to their own personality, but it’s still a separate entity...even observational comics...use truth...as a foundation on which to build jokes by taking the truth to its farthest [sic] extreme.
Borns, Betsy (1987). Comic Lives: Inside the World of American Stand-up comedy. Simon & Schuster, Inc. m/s. 262. ISBN 0-671-62620-5. (loosely) autobiographical comedy is the dominant form of stand-up today.