Provincia (disebut [pɾoːˈwɪŋ.ki.a], jamak: provinciae) adalah negeri jajahan, yakni daerah berikut penduduknya yang berada di luar tapal batas negeri Italia, tanah air bangsa Romawi tetapi dikuasai oleh negara Republik Rom dan selanjutnya oleh Empayar Rom. Tiap-tiap provincia diperintah oleh seorang wakil negeri berkebangsaan Romawi, yang disebut Rector Provinciae).
Sistem pentadbiran ini menjadi asas kepada pembahagian dalam negara peringkat pertama pada zaman moden di negara tertentu seperti Belanda dan Indonesia yang disebut "provinsi".
Sistem ini merupakan pelaksanaan dasar kewilayahan dan ketatausahaan Romawi di luar negeri Italia. Provincia juga merupakan satuan kewilayahan dan ketatausahaan Romawi yang terbesar sampai dengan zaman tetrarki (mulai tahun 293 M)
Pada umumnya ketua pemerintahan provincia adalah politikus dari kalangan senatus, biasanya seorang mantan konsul atau mantan praetor. Salah satu pengecualian adalah Mesir (Provincia Aegypti). Tanah Mesir dijadikan provincia oleh Augustus sepeninggal Ratu Kleopatra. Ketua pemerintahan Provincia Mesir hanya dipilih dari kalangan Eques, mungkin untuk mencegah cita-cita senator berkepentingan tertentu. Pengecualian ini bersifat unik, tetapi tidak bertentangan dengan hukum Romawi, kerana Mesir dianggap sebagai milik pribadi Augustus, seturut adat raja-raja Mesir pada Zaman Keyunanian.
Istilah provincia juga memiliki makna umum, yakni "kewenangan hukum".
Semasa zaman Republik
Kata Latin provincia asalnya bererti tugas atau satu set tanggungjawab yang dilimpahkan oleh Senat kepada seseorang yang memegang imperium ("hak memerintah"; right of command), yang sering kali berupa perintah tentera dengan wilayah operasi yang spesifik.[1] Di bawah Republik Romawi, "Executive Magistrates Republik Romawi" diangkat untuk menjabat selama zaman satu tahun, dan mereka yang di luar kota Roma, misalnya konsul yang bertindak selaku jenderal dalam suatu serangan ketenteraan, ditugaskan pada satu provincia tertentu, dalam suatu batasan otoritas untuk memberikan perintah.
Roma mula berkembang ke luar Italia selama Perang Punik Pertama. Provincia tetap yang direbut pertama kali adalah Sicilia pada tahun 241SM dan Sardinia(Corsica et Sardinia) pada tahun 237SM. Peluasan kuasa melalui kemaraan tentera Rom terus meningkatkan jumlah kepentadbiran ini sehingga jumlah kakitangan yang berkelayakan tidak lagi mencukupi untuk memenuhi kekosongan jawatan.[2] Masa jabatan wakilnegeri sering harus diperpanjang beberapa tahun (prorogatio), dan kadang kala Senat menganugerahkan imperium juga kepada warga perseorangan (privati), yang terkenal adalah Pompeius Agung.[3] "Prorogatio" mengabaikan Konstitusi Republik Romawi yang prinsipnya memilih magistrat setiap tahun, dan jumlah kekayaan maupun kekuasaan tentera yang tidak seimbang oleh beberapa orang melalui jabatan di tingkat provincia merupakan faktor utama adanya peralihan dari republik menjadi autokrasi imperial.[4]
Berikut merupakan senarai pembahagian terwujud sepanjang zaman ini:
Pendirian Empayar Rom berdasarkan "Augustan Settlement" pada tahun 27SM, menyebabkan regulasi pemerintahan provincia. Octavian Caesar, setelah menjadi pemenang tanpa tandingan dari perang saudara Romawi dan menjadi penguasa negara Romawi, secara resmi meletakkan jabatan dan kekuasaanya, dan secara teori memulihkan otoritas Senat Romawi. Octavian sendiri mengambil gelar "Augustus" dan diberikan mandat untuk memerintah, di samping Mesir, juga kawasan-kawasan berstrategi penting iaitu Gaul, Hispania dan Suriah (termasuk Cilicia dan Cyprus). Di bawah pemerintaha Augustus, provincia Romawi diklasifikasikan sebagai "senatorial" atau "imperial", artinya wakilnegerinya ditunjuk oleh Senat atau oleh maharaja (emperor). Umumnya, provincia-provincia yang sudah ada pada zaman Republik merupakan "Provincia Senatorial" diperintah oleh seorang prokonsul lantikan hasil undian antara para senator yang dulunya bekas konsul atau bekas praetor bergantung kepada provincia yang ditugaskan. "Provincia Imperial" utama berada di bawah suatu legatus Augusti pro praetore, juga seorang senator dengan tingkat konsular atau praetor. Mesir dan sejumlah provincia kecil yang tidak memiliki markas legion dipimpin oleh seorang procurator (praefectus atau prefek di Mesir), yang dipilih oleh maharaja dari kalangan bukan-senator, dari tingkatan equestrian. Status suatu provincia dapat berubah sewaktu-waktu.
Pada tahun 68M, seluruhnya ada 36 provincia, 11 di antaranya adalah senatorial dan 25 imperial. Di antara provincia imperial, 15 dipimpin oleh legati dan 10 diperintah oleh procuratores (prokurator) atau praefecti (prefek).
Berikut merupakan senarai pembahagian terwujud sepanjang zaman ini:
27 SM – Achaea (Akhaya) dipisahkan dari Makedonia, provincia senatorial propraetorial
25 SM – Galatia, provincia imperial propraetorial
22 SM – reorganisasi provincia Gaul setelah "Perang Galia" (direbut oleh Julius Caesar) menjadi Gallia Aquitania, Gallia Belgica, Gallia Lugdunensis, semua provincia imperial propraetorial
15 SM – Raetia, provincia imperial procuratorial
~13 SM – Hispania Ulterior dibagi menjadi Baetica dan Lusitania (masing-masing provincia senatorial propraetorial dan imperial propraetorial)
12 SM – Germania Magna, lenyap setelah tahun 9M
6 M – Iudaea, provincia imperial procuratorial (diganti namanya menjadi "Syria Palaestina" oleh Hadrian, dan dinaikkan statusnya menjadi provincia proconsular ).
14 SM – Alpes Maritimae, provincia imperial procuratorial
18 M – CappadociaKapadokia, provincia imperial propraetorial (kemudian proconsular)
~20–50 – Illyricum dibagi menjadi Illyricum Superior (Dalmatia) dan Illyricum Inferior (Pannonia), provincia imperial proconsular
40 – Mauretania Tingitana dan Mauretania Caesariensis, provincia imperial procuratorial
c. 40 – Noricum, provincia imperial procuratorial
43 – Britannia, provincia imperial proconsular
43 – Lycia et Pamphylia, provincia imperial propraetorial
c. 84 – Germania Superior dan Germania Inferior, provincia imperial proconsular
85 – Moesia dibagi menjadi Moesia Superior dan Moesia Inferior, provincia imperial proconsular
105 – Arabia, provincia imperial propraetorial
107 – Dacia, provincia imperial proconsular (dipisahkan menjadi Dacia Superior dan Dacia Inferior antara tahun 118 dan 158)
107 – Pannonia dibagi menjadi Pannonia Superior dan Pannonia Inferior, provincia imperial (masing-masing proconsular dan propraetorial)
~ 115 – Armenia, Assyria dan Mesopotamia, dibentuk oleh Trajan, ditinggalkan oleh Hadrian pada tahun 118
166 – Tres Daciae terbentuk dari: Porolissensis, Apulensis dan Malvensis, provincia imperial procuratorial
193 – Syria dibagi menjadi Syria Coele dan Syria Phoenicia, provincia imperial (masing-masing proconsular dan propraetorial)
193 – Numidia dipisahkan dari Africa proconsularis, provincia imperial propraetorial
~ 197 – Mesopotamia, provincia imperial praefectorial
197 (diformalkan ~212) – Britannia dibagi atas Britannia Superior dan Britannia Inferior, provincia imperial (masing-masing proconsular dan propraetorial)
John Richardson, "Fines provinciae," in Frontiers in the Roman World. Proceedings of the Ninth Workshop of the International Network Impact of Empire (Durhan, 16–19 April 2009) (Brill, 2011), p. 2ff., and "The Administration of the Empire," in The Cambridge Ancient History (Cambridge University Press, 1994), vol. 9, pp. 564–565, 580.
Andrew Lintott, The Constitution of the Roman Republic (Oxford University Press, 1999), p. 113ff.; T. Corey Brennan, The Praetorship in the Roman Republic (Oxford University Press, 2000), pp. 626–627.
Claude Nicolet, Space, Geography, and Politics in the Early Roman Empire (University of Michigan Press, 1991, originally published in French 1988), pp. 1, 15; Olivier Hekster and Ted Kaizer, preface to Frontiers in the Roman World, p. viii; Lintott, Constitution, p. 114; W. Eder, "The Augustan Principate as Binding Link," in Between Republic and Empire (University of California Press, 1993), p. 98.