Loading AI tools
Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas
Yehezkiel 23 (disingkat Yeh 23) adalah bagian dari Kitab Yehezkiel dalam Alkitab Ibrani dan Perjanjian Lama di Alkitab Kristen. Berisi perkataan nabi (dan juga imam) Yehezkiel bin Busi, yang turut dibawa ke dalam pembuangan oleh Kerajaan Babilonia pada zaman raja Yoyakhin dari Kerajaan Yehuda dan raja Nebukadnezar dari Babel sekitar abad ke-6 SM.[1][2]
Yehezkiel 23 | |
---|---|
Kitab | Kitab Yehezkiel |
Kategori | Nevi'im |
Bagian Alkitab Kristen | Perjanjian Lama |
Urutan dalam Kitab Kristen | 26 |
Semua orang Ibrani diturunkan dari satu sumber, Abraham dan Sara; dan, sampai perpecahan kerajaan pada permulaan pemerintahan raja Rehabeam, merupakan satu bangsa yang utuh: tetapi setelah sepuluh suku memisahkan diri dari suku Yehuda dan suku Benyamin, bangsa itu menjadi dua kelompok suku bangsa yang diperintah oleh raja-raja yang berbeda; yang kemudian disebut "Israel" (sepuluh suku) dan "Yehuda" (Yehuda dan Benyamin). Karena mereka masih sedarah (consanguinity), mereka disebut dua saudara perempuan.[9]
Nama "Ohola" dan "Oholiba" berasal dari akar kata yang sama, yaitu "Ohel" (bahasa Ibrani: אֹ֫הֶל, o'-hel) yang berarti "kemah; tenda; kediaman; tabernakel (dalam Perjanjian Lama)". "Ohola" (bahasa Ibrani: אהלה, ’ā·ho·lāh; bahasa Inggris: Aholah atau Oholah) artinya "tendanya" (akhiran "-nya" di sini dalam bentuk feminin), dalam makna "hidup menurut aturan mereka sendiri", bukan "menurut aturan Allah": ibadanya dan tempat ibadahnya, semua atas keputusan mereka sendiri, yaitu pemujaan patung anak lembu di kota Dan dan Betel; Allah tidak tinggal di sana dan tidak campur tangan dalam ibadah itu, karena "kemah-Nya" tidak di sana, melainkan di "Salem" (yaitu Yerusalem), (Mazmur 76:1)[11]
"Ohola" dikatakan sebagai "yang tertua", diterjemahkan dari kata "ha·gə·ḏō·lāh" dengan akar kata "gadol" yang berarti "besar", jadi dapat diartikan "yang lebih besar". Di sini dapat merujuk kepada 10 suku yang bersatu dalam "Kerajaan Israel" (Kerajaan Israel Utara), dibandingkan 2 suku yang menjadi "Kerajaan Yehuda".[11] "Samaria" (Ohola) disebut "yang tertua", karena mendahului Yehuda dalam hal meninggalkan Allah dan mendapatkan hukuman.[12]
Sama dengan "Ohola", nama "Oholiba" berasal dari akar kata "Ohel" (bahasa Ibrani: אֹ֫הֶל, o'-hel) yang berarti "kemah; tenda; kediaman; tabernakel (dalam Perjanjian Lama)". "Oholiba" (bahasa Ibrani: אהליבה, ’ā·ho·lî·ḇāh; bahasa Inggris: Aholibah atau Oholibah) artinya "tenda-Ku di dalamnya" (akhiran "-nya" di sini dalam bentuk feminin), merujuk kepada "Bait Suci" yang berdiri di Yerusalem, di mana dilakukan ibadah kepada Allah yang sejati, dan di sana Ia berdiam.[11] Ada nama yang mirip yaitu "Oholibama" (bahasa Inggris: Aholibamah; artinya "tendaku di tempat tinggi (atau 'tempat pemujaan berhala')"), nama salah satu istri Esau yang disebutkan Kejadian 36:2.[11][13]
Samaria (Israel Utara) mula-mula mengadakan persekutuan dengan Asyur (2 Raja–raja 15:19–29) dan kemudian dengan Mesir (2 Raja–raja 17:3–6); akhirnya mereka mulai menyesuaikan diri dengan kebiasaan kafir dan penyembahan berhala bangsa itu. "Adiknya", Yehuda kemudian membuat hal yang sama (bandingkan 2 Raja–raja 24:1; Yesaya 7:1–25; 30:1–31:9).[3]
Frasa ini diterjemahkan dari satu kata bahasa Ibrani: תחתי, takh·tāy, dari akar kata "takh'-at" dan akhiran "-i" (atau juga dilafalkan -ay), yaitu kata ganti kepunyaan orang pertama tunggal (sama dengan akhiran "-ku" dalam bahasa Indonesia). Kata "takhat" mengandung arti: "di bawah" (misalnya: pohon); "di bawah kolong" (misalnya: langit); "menggantikan" (misalnya: tahta kerajaan); atau juga "daripada" orang tertentu, atau "di samping" orang tertentu. Jadi frasa "takhtay" dapat diartikan secara harafiah "di bawah-Ku", yaitu "tunduk kepada-Ku (Allah) sebagai suaminya yang sah",[12] dan seharusnya melekat pada Dia seorang; atau juga bermakna "di bawah tutupan, kekuasaan, dan perlindungan-Ku", dan karenanya seharusnya beribadah dan melayani Dia saja. Selain itu dapat pula diartikan "selain daripada-Ku", atau dalam versi bahasa Suryani "di samping Aku": mereka menyembah ilah-ilah lain selagi menjalani kehidupan di dalam Allah sejati, atau menyembah berhala di samping Allah sejati.[11] Targum memberi tafsiran: "dan Aholah menyimpang dari ibadah-Ku;", yaitu sepuluh suku jatuh ke dalam penyembahan berhala, sementara mereka adalah orang-orang yang mengaku umat Allah.
Penduduk di Kerajaan Israel Utara seperti mabuk kepayang terhadap agama orang kafir, kepada ilah-ilah, berhala, kuil, mezbah/altar, dan cara pemujaan berhala bangsa-bangsa lain; terutama "kepada orang Asyur".[11]
Frasa ini diterjemahkan dari satu kata bahasa Ibrani: קרובים, qə·rō·ḇîm., bentuk jamak dari kata "qarob", yang berarti "dekat". Di sini dapat juga diartikan (para) "tetangga" atau "sekutu dekat". Karena kekaguman mereka terhadap kekuatan perang Asyur, mereka menganggap Asyur sebagai "sekutu dekat", dan memohon untuk menjadi bagian pasukan sekutu mereka, meminta bantuan perlindungan, dan turut menyembah dewa-dewa mereka, serta memberikan banyak uang/harta untuk maksud tersebut: dalam Alkitab maupun Tawarikh Asyur tercatat bahwa raja Israel, Menahem, memberi Pul, raja Asyur, seribu talenta perak, untuk menjamin kelangsungan kerajaannya (2 Raja–raja 15:19.[11]
Kembali pada jalan-jalan dan nilai-nilai fasik dari dunia ini setelah mengalami keselamatan dan pembebasan dari Allah adalah sama dengan memandang rendah Tuhan lalu mencampak-Nya seolah-olah tidak berguna (bandingkan Ibrani 6:1–8). Orang percaya tidak boleh sekali-kali meninggalkan Tuhan; ia malah harus menunjukkan kasih dan syukur kepada Dia yang telah menebusnya oleh kematian Anak-Nya, Yesus Kristus.[3]
Seamless Wikipedia browsing. On steroids.
Every time you click a link to Wikipedia, Wiktionary or Wikiquote in your browser's search results, it will show the modern Wikiwand interface.
Wikiwand extension is a five stars, simple, with minimum permission required to keep your browsing private, safe and transparent.