Remove ads
Pakar studi Islam dan penulis berkebangsaan Malaysia Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas
Profesor Diraja Syed Muhammad al Naquib bin Ali bin Abdullah bin Muhsin al Attas (bahasa Arab: سيد محمد نقيب العطاس Sayyid Muḥammad Naqīb al-ʿAṭṭās; lahir 5 September 1931 )[1] adalah seorang cendekiawan dan filsuf Muslim dari Malaysia. Ia menguasai teologi, filsafat, metafisika, sejarah, dan sastra[2][3]. Ia juga menulis berbagai buku di bidang pemikiran dan peradaban Islam, khususnya tentang sufisme, kosmologi, filsafat, dan literatur Malaysia.
Profesor Diraja Tan Sri Syed Muhammad Naquib al-Attas | |
---|---|
Lahir | 5 September 1931 Buitenzorg, Hindia Belanda (kini Bogor, Indonesia) |
Kebangsaan | Malaysia |
Pekerjaan |
|
Dikenal atas | ISTAC (The International Institute of Islamic Thought and Civilisation) |
Suami/istri | Latifah al-Attas |
Anak |
|
Penghargaan |
|
Latar belakang akademis | |
Pendidikan | Akademi Militer Kerajaan Sandhurst |
Alma mater | |
Tesis | The Mysticism of Hamzah Fansuri (tesis doktoral dua jilid) (1962) |
Pembimbing doktoral | |
Karya akademis | |
Era | Modern |
Aliran | Filsafat Islam - Sufisme |
Minat utama | |
Karya terkenal |
|
Pemikiran penting | Islamisasi ilmu |
Syed Muhammad Naquib al-Attas lahir di Bogor, Indonesia. Ia menempuh pendidikan dasar pada usia 5 tahun di Johor, Malaysia, namun saat pendudukan Jepang ia pergi belajar ke Jawa untuk belajar Bahasa Arab di Madrasah Al-`Urwatu’l-wuthqa di Sukabumi. Ia kemudian melanjutkan pendidikan ke Akademi Militer Kerajaan Sandhurst, Inggris Raya.[1][4]
Setelah Perang Dunia II pada tahun 1946 ia kembali ke Johor untuk menyelesaikan pendidikan menengahnya. Ia tertarik dan mempelajari sastra Melayu, sejarah, dan kebudayaan Barat. Saat kuliah di Universitas Malaya, al-Attas menulis Rangkaian Ruba`iyat[5], sebuah karya literatur, dan Some Aspects of Sufism as Understood and Practised among the Malays.[6] Dari sini ia melanjutkan studi ke the Institute of Islamic Studies di McGill University, Montreal, Kanada.[3] Tahun 1962 Al-Attas menyelesaikan studi pasca sarjana di sini dengan thesis Raniri and the Wujudiyyah of 17th Century Acheh[7][8]. Al-Attas kemudian melanjutkan studi ke School of Oriental and African Studies, University of London di bawah bimbingan Professor A. J. Arberry dari Cambridge dan Dr. Martin Lings. Thesis doktornya (1962) adalah studi tentang dunia mistik Hamzah Fansuri.
Setelah kembali dari Inggris Raya, ia diangkat menjadi kepala program Sastra di Departemen Kajian Malaya, Universitas Malaya di tahun 1965, dan kemudian menjadi dekan Fakultas Sastra dan Ilmu Sosial, Universitas Malaya periode 1968-1970.[1] Pada tahun 1987, Al-Attas mendirikan sebuah institusi pendidikan tinggi bernama International Institute of Islamic Thought and Civilization (ISTAC) di Kuala Lumpur. Melalui institusi ini Al-Attas bersama sejumlah kolega dan mahasiswanya melakukan kajian dan penelitian mengenai Pemikiran dan Peradaban Islam, serta memberikan respons yang kritis terhadap Peradaban Barat.[3]
Pada tahun 2024, Syed Muhammad Naquib Al-Attas dikategorikan sebagai bagian dari 500 Muslim Paling Berpengaruh di Dunia oleh The Royal Islamic Strategic Studies Centre, Yordania.[4] Ia juga memegang penghargaan Darjah Yang Mulia Setia Mahkota dari pemerintah Malaysia.[4]
Konfrontasi permanen merupakan sebuah tesis yang dikemukakan oleh Syed Muhammad Naquib al-Attas sebagai antitesis bagi teori Benturan Peradaban. Tesis ini berlawanan dengan teori Benturan Peradaban yang dikemukakan oleh Bernard Lewis dan disebarluaskan oleh Samuel Phillips Huntington. Konfrontasi Permanen menjelaskan bahwa perbedaan peradaban dan interaksi sosial dan budaya di duni Barat dan di dunia Islam merupakan hasil dari adanya perbedaan mendasar dan kemiripan dari pandangan hidup keduanya. Beberapa peristiwa politik yang digunakan untuk menjelaskan teori Konfrontasi Permanen antara lain Perang Salib, diplomasi antara Kesultanan Utsmaniyah dan negara-negara di dunia Barat, dan Pax Americana. Penjelasan lainnya diperoleh melalui perang dagang, perang informasi dan konflik antarbudaya yang telah menjadi bagian dari sejarah kehidupan manusia.[9]
Syed Muhammad Naquib Al-Attas menulis dalam bidang filsafat Islam, teologi, Sufisme, sastra Melayu, sejarah, puisi, metafisika, peradaban, dan pendidikan.[4] Di antara karya-karyanya adalah sebagai berikut:
Seamless Wikipedia browsing. On steroids.
Every time you click a link to Wikipedia, Wiktionary or Wikiquote in your browser's search results, it will show the modern Wikiwand interface.
Wikiwand extension is a five stars, simple, with minimum permission required to keep your browsing private, safe and transparent.