Sinode Dordrecht

Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas

Sinode Dordrecht

Sinode Dordrecht (juga disingkat Dordt atau Dort) berlangsung pada tahun 1618-1619.[1] Pembukaan sinode ini diadakan pada 13 November 1618.[2] Sinode Dordrecht dilatarbelakangi oleh pertikaian mengenai ajaran Jacobus Arminius dengan kelompok-kelompok politik Belanda yang mengarah pada pecahnya perang saudara.[1] Akhirnya, pemerintah mengumpulkan sinode se-Belanda, yang juga dihadiri oleh utusan-utusan sejumlah besar gereja Calvinis di Inggris, Jerman, dan Swiss untuk bertemu di Dordrecht.[3] Dalam sinode ini, dibahas pokok utama mengenai predestinasi yang dipertikaikan antara para remonstran dan kontra-remonstran.[4] Akhirnya, remonstrasi ditolak dengan suara bulat dan sinode menyusun jawaban yang disebut dengan Kanon-kanon (atau Pasal-pasal) Dordrecht, atau Lima Pasal melawan Remonstran.[1][2] Di dalam Lima Pasal Dordrecht tersebut diuraikan bahwa keselamatan manusia hanya berlaku oleh anugerah Tuhan saja.[2] Namun, tanggung jawab manusia diakui juga, meskipun hubungan antara pemilihan manusia oleh Tuhan dan tanggung jawab manusia sendiri tidak dijelaskan dengan spesifik.[2] Di samping itu, Sinode Dordrecht juga merencanakan dan menetapkan Tata Gereja Dordrecht.[2] Sinode ini juga meneguhkan penggunaan Katekismus Heidelberg dan Pengakuan Iman Belgia, yang bersama dengan Pasal-Pasal Dordrecht dikenal sebagai Tiga Bentuk Kesatuan.

Synod of Dordrecht (1729) oleh Bernard Picart

Berdasarkan pokok-pokok bahasan dalam Sinode Dordrecht, muncullah yang dianggap dengan lima pokok Calvinisme, yaitu:[1]

Informasi lebih lanjut Kalvinisme ...
Tutup
  • Kerusakan total. Ungkapan kerusakan total harus diartikan bahwa setiap bagian dari manusia ada di bawah pengaruh kejatuhan manusia pertama dalam dosa, dan ia tidak bisa mendekati Allah tanpa kasih karunia-Nya.
  • Pemilihan tanpa syarat. Kita memilih Allah karena ia telah memilih kita terlebih dulu.
  • Penebusan yang terbatas. Walaupun kematian Yesus Kristus sudah cukup untuk menebus semua dosa bagi semua orang, tetapi maksud Allah memberikan Anak-Nya bukan hanya untuk menjadikan keselamatan memungkinkan bagi semua orang, melainkan menyelamatkan mereka yang terpilih.
  • Anugerah yang tak dapat ditolak. Anugerah Allah bekerja sedemikian rupa di dalam diri mereka yang terpilih sehingga mereka pasti akan menanggapinya.[1] Efek anugerah ini bukanlah merusak kehendak, tetapi menimbulkan kebersediaan.
  • Ketekunan orang kudus. Mereka yang sungguh-sungguh bertobat pasti akan diselamatkan.[1] Keselamatan bukan terlepas dari cara hidup mereka melainkan karena Allah akan menjaga agar mereka tidak berpaling dari-Nya.

Sinode Dordrecht yang diadakan tahun 1618-1619 menjadi satu-satunya sinode Calvinis oikumenis.[2]

Pranala luar

Referensi

Loading related searches...

Wikiwand - on

Seamless Wikipedia browsing. On steroids.