Loading AI tools
sejarah Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas
Wilayah Ukraina telah ditempati oleh Neanderthal setidaknya selama 44,000 tahun. Stepa Pontos-Kaspia berperan sebagai faktor penting dalam kebudayaan Eurasia dan khususnya selama zaman prasejarah Ukraina, termasuk penyebaran Zaman Tembaga, Zaman Perunggu, Ekspansi Indo-Eropa dan domestikasi kuda.[1][2][3]
Pada masa migrasi, wilayah Ukraina merupakan bagian dari Skithia dan ditempati oleh Getai. Ukraina juga merupakan tempat awal ekspansi Slavia, yang pada akhirnya membentuk negara Rus Kiev, yang bangkit sebagai bangsa yang berpengaruh pada abad pertengahan, namun bubar pada abad ke-12. Pada pertengahan abad ke-14, wilayah Ukraina berada di bawah kekuasaan tiga negara: Gerombolan Emas, Keharyapatihan Lituania, dan Kerajaan Polandia. Selama abad ke-15 wilayah Ukraina di bawah kekuasaan Mahkota Kerajaan Polandia, Persemakmuran Polandia–Lituania (sejak 1569), dan Kekhanan Krimea.[4] Setelah 1648 pemberontakan melawan dominasi kekuasaan Katolik Polandia, sebuah majelis rakyat (rada) didirikan sesuai dengan Perjanjian Pereyaslav di bulan Januari 1654. Setelah itu, wilayah di tenggara Kekaisaran Polandia-Lituania di timur Sungai Dnieper berada dibawah Kekaisaran Rusia, selama berabad-abad.[5] Setelah Pemisahan Polandia (1772-1795) dan penaklukan dari Kekhanan Krimea, wilayah Ukraina dibagi antara Kekaisaran Rusia dan Kekaisaran Austria.
Keadaan di Ukraina menjadi kacau karena perang yang terjadi setelah Revolusi Rusia. Negara yang diakui secara internasional Republik Rakyat Ukraina berdiri setelah perang saudara. Kemudian terjadi Perang Ukraina–Soviet, di mana Tentara Merah berkuasa di akhir tahun 1919.[6] Bolshevik Ukraina, yang telah mengalahkan pemerintahan nasional di Kiev, mendirikan Republik Sosialis Soviet Ukraina pada 30 Desember 1922 dan menjadi salah satu bagian republik di Uni Soviet. Awalnya kebijakan pemerintah Soviet menetapkan bahasa Ukraina menjadi bahasa resmi di pemerintahan dan sekolah. Kebijakan tersebut diubah pada tahun 1930-an menjadi rusifikasi. Pada tahun 1932 dan 1933, diperkirakan 4-5 juta orang Ukraina yang sebagian besar merupakan petani mati karena kelaparan.[7] Nikita Khrushchev kemudian diangkat sebagai kepala Partai Komunis Ukraina pada tahun 1938.
Setelah invasi Polandia oleh Nazi Jerman dan Uni Soviet, Soviet Ukraina mendapat wilayah tambahan di sebelah barat. Ukraina diduduki oleh Nazi Jerman dari 1941 sampai 1944. Selama Perang Dunia II, Tentara Pemberontak Ukraina berjuang untuk pembebasan Ukraina melawan baik Jerman maupun Uni Soviet. Pada tahun 1945, Soviet Ukraina menjadi salah satu negara pendiri Perserikatan Bangsa-Bangsa.[8] Setelah kematian Stalin, Ukraina bangkit selama Partai Komunis dari Uni Soviet dipimpin oleh Nikita Khrushchev. Namun tetap saja terjadi represi terhadap penyair, sejarawan dan intelektual lainnya, seperti di wilayah Uni Soviet yang lain. Pada tahun 1954, Ukraina mendapatkan wilayah Krimea.
Ukraina merdeka kembali setelah Uni Soviet bubar pada tahun 1991. Hal tersebut memulai periode transisi menuju sistem pasar bebas, di mana Ukraina mengalami resesi selama delapan tahun.[9] Setelah itu, perekonomian Ukraina mengalami peningkatan pertumbuhan PDB. Ukraina terkena dampak krisis ekonomi dunia tahun 2008. PDB jatuh 20% dari tahun 2008 ke tahun 2009, kemudian stabil.[10]
Krisis Ukraina dimulai pada 21 November 2013, ketika presiden terdahulu Viktor Yanukovych menunda persiapan implementasi dari suatu perjanjian asosiasi dengan Uni Eropa. Keputusan ini mengakibatkan demonstrasi massal yang dikenal sebagai "Euromaidan". Setelah berdemonstrasi selama beberapa bulan, Yanukovych berhasil dilengserkan oleh demonstran pada 22 Februari 2014. Kemudian kerusuhan berkembang di sebagian besar wilayah berbahasa Rusia di timur dan selatan Ukraina. Invasi Rusia ke Krimeamenghasilkan aneksasi Krimea oleh Rusia pada 18 Maret 2014. Selanjutnya, kerusuhan di Oblast Donetsk dan Luhansk berkembang menjadi sebuah perang antara pemerintah Ukraina dan pemberontak pro-rusia. Krisis Ukraina mempengaruhi perekonomian Ukraina secara negatif.
Pemukiman di Ukraina oleh genus homo telah didokumentasikan hingga zaman prasejarah. Kerangka Neanderthal ditemukan pada situs arkeologi di Molodova dengan diperkirakan hidup pada 43.000-45.000 SM[11][12] Pemukiman Gravettia yang diperkirakan ada pada 32.000 SM telah digali dan dipelajari di situs gua Buran-Kaya di Pegunungan Krimea.[13][14]
Pada akhir zaman Neolitikum, peradaban Cucuteni-Trypillia berkembang dari 4500-3000 SM.[15] Dan pada Zaman Tembaga, orang-orang dari peradaban Cucuteni-Trypillian tinggal di bagian barat, dan peradaban Sredny Stog tinggal jauh di timur, dilanjutkan dengan peradaban Yamna ("Kurgan"), dan oleh peradaban Catacomb di awal Zaman Perunggu.
Selama Zaman Besi, wilayah Ukraina ditinggali oleh Dacia serta orang nomaden seperti Kimmeri, Skithia dan Sarmatia. Kerajaan Skithiaada pada 750-250 SM.[16] bersamaan dengan koloni Yunani kuno yang didirikan pada abad ke-6 SM di timur laut pesisir Laut Hitam. Koloni Tyras, Olbia, Hermonassa, terus ada sebagai kota Romawi dan Bizantium sampai abad ke-6.
Pada abad ke-3 M, bangsa Goth tiba di wilayah Ukraina sekitar 250-375 M, yang mereka sebut Oium.[17] Ostrogoth tinggal di wilayah tersebut tetapi berada di bawah kekuasaan Hun sejak 370-an. Utara Kerajaan Ostrogoth merupakan peradaban Kiev, yang berkembang selama abad ke-2-5, hingga pada akhirnya dikuasai oleh Hun. Setelah mereka membantu mengalahkan Hun di pertempuran Nedao pada tahun 454, Ostrogoth diperbolehkan oleh Romawi untuk menetap di Pannonia.
Dengan kekosongan kekuasaan karena berakhirnya kekuasaan Hun dan Goth, bangsa Slavia, bangkit dari sisa-sisa peradaban Kiev, dan mulai berkembang di sebagian besar wilayah Ukraina saat ini selama abad ke-5, hingga ke Balkan dari abad ke-6.
Pada abad ke-7, wilayah Ukraina saat ini adalah bagian inti dari negara Bulgar (yang sering disebut Bulgaria Raya) dengan ibu kotanya Fanagoria. Pada akhir abad ke-7, bangsa Bulgar bermigrasi ke berbagai tujuan dan sisa-sisa negara tersebut bergabung dengan Khazar, orang semi-nomaden dari Asia Tengah.[17]
Bangsa Khazar mendirikan kerajaan Khazar di bagian tenggara Eropa saat ini, dekat Laut Kaspian dan Kaukasus, termasuk barat Kazakhstan, dan bagian timur Ukraina, Azerbaijan, selatan Rusia dan Krimea. Sekitar 800 M, kerajaan tersebut menjadi beragama Yahudi.
Pada penjelasan oleh Hrushevsky, kota Kiev telah didirikan ketika wilayah di sekitar Dnipro menjadi bagian dari kerajaan Khazar. Informasi tersebut didapat dari cerita lokal karena tidak ada sumber tertulis tentang periode tersebut.
Pada tahun 882, Kiev ditaklukkan oleh Pangeran Varangia, Oleg, yang memulai periode kekuasaan Dinasti Rurik di sana. Selama periode ini, beberapa bangsa Slavia mendiami Ukraina, termasuk Polan, Drevlia, Siveria, Ulich, Tiveria, Kroasia Putih dan Dulebe. Karena terletak di antara rute perdagangan, Kiev berkembang dengan pesat sebagai pusat Rus Kiev.
Di 941 M, pangeran Kiev menginvasi Kekaisaran Bizantium tetapi kalah dalam Perang Rus–Bizantium (941).
Pada abad ke-11, Rus Kiev, menjadi negara terbesar di Eropa secara geografis, dan dikenal di wilayah Eropa lainnya sebagai Rutenia (bahasa Latin dari Rus), terutama untuk bagian barat kerajaan Rus setelah invasi Mongol. Nama "Ukraina", yang berarti "tanah pribumi",[18] biasanya diterjemahkan sebagai "perbatasan darat", pertama kali muncul dalam dokumen historis dari abad ke-12[19] dan kemudian pada peta dari abad ke-16.[20]
Istilah ini menjadi identik dengan wilayah Rus—Kiev, Chernihiv dan Pereyaslav. Istilah, "Rus Raya'" digunakan untuk semua wilayah yang dikuasai oleh Kiev, termasuk yang bukan bangsa Slavia, tetapi juga Ural di wilayah timur laut kerajaan. Subdivisi regional Rus muncul di wilayah Slavia lainnya, termasuk, "Belarus'" (Rutenia Putih), "Chorna Rus'" (Rutenia Hitam) dan "Cherven' Rus'" (Rutenia Merah) di barat laut dan barat Ukraina.
Walaupun Kekristenan telah masuk ke wilayah Ukraina sebelum konsili ekumenis pertama, Konsili Nicea I (325), terutama di sepanjang pesisir Laut Hitam dan di barat Ukraina selama masa kerajaan Moravia Raya, tetapi baru diakui secara formal sebagai agama resmi pada tahun 988. Tokoh utama dalam Kristenisasi Rus Kievadalah Adipati Vladimir I (Volodymyr). Ketertarikannya akan kristen berasal dari neneknya, Putri Olga.
Konflik di antara wilayah Rus, terlepas dari upaya yang dilakukan oleh Pangeran Vladimir Monomakh, menyebabkan kejatuhan Rus Kiev, mulai pada abad ke-12. Kiev dihancurkan oleh Kepangeranan Vladimir (1169) dalam perebutan kekuasaan antarpangeran dan kemudian oleh Cuman dan Mongolia pada abad ke-12 dan 13. Selanjutnya, semua wilayah Ukraina diakui tunduk pada Mongolia (1239-1240). Di 1240, Mongol menghancurkan Kiev, dan orang-orang melarikan diri ke negara-negara lain.
Lima tahun setelah jatuhnya Kiev, utusan paus Giovanni da Pian del Carpine menulis:
Negara penerus Rus Kiev yang berada di bagian wilayah Ukraina saat ini adalah Kepangeranan Halych-Volynia. Sebelumnya, Vladimir Agung telah mendirikan kota Halych dan Ladomir (kemudian berganti nama menjadi Volodimer) sebagai ibu kota regional. Kota ini didirikan karena menjadi tempat suku Dulebe, Tiveria dan Kroat Putih tinggal.
Kerajaan tersebut dipimpin oleh keturunan Yaroslav yang Bijaksana dan Vladimir Monomakh. Untuk periode yang singkat, kerajaan tersebut itu diperintah oleh bangsawan Hungaria. Pertempuran dengan kerajaan tetangga seperti Polandia dan Lituania terjadi, serta perang besar dengan kepangeranan Rutenia yang merdeka seperti Chernihiv. Pada masa kejayaan Halych-Volynia, wilayah kerajaan tersebut berekspansi sampai Wallachia/Bessarabia sehingga mencapai pesisir Laut Hitam.
Selama periode ini (sekitar tahun 1200-1400), masing-masing kepangeranan independen dari yang lain untuk beberapa periode. Kerajaan Halych-Volynia akhirnya tunduk pada Kekaisaran Mongolia, namun upaya memperoleh dukungan Eropa dukungan untuk melawan kekuasaan Mongolia terus berlanjut. Periode ini menandai istilah "Raja dari Rus" mulai digunakan; sebelumnya, para penguasa Rus disebut, "Adipati" atau "Pangeran."
Selama abad ke-14, Polandia dan Lituania berperang melawan Mongolia, dan akhirnya sebagian besar wilayah Ukraina berada dibawah kekuasaan Polandia dan Lituania. Lebih spesifik lagi, wilayah Volynia di utara dan barat laut berada pada kekuasaan pangeran Lituania, sementara wilayah di barat laut diserahkan ke Polandia (Galisia). Genova juga mendirikan beberapa koloni di pesisir Krimea sampai penaklukan Ottoman pada tahun 1470-an.
Sebagian besar wilayah Ukraina merupakan wilayah perbatasan dari Lituania, dan beberapa orang mengatakan bahwa nama "Ukraina" berasal dari kata dalam bahasa lokal yang berarti "perbatasan," meskipun nama "Ukraina" telah digunakan berabad-abad sebelumnya. Lituania mengambil wilayah kerajaan Volynia di utara dan barat laut Ukraina, termasuk wilayah di sekitar Kiev, dan penguasa Lituania kemudian menggunakan gelar penguasa Rus. Polandia mengambil wilayah tenggara. Setelah penyatuan antara Polandia dan Lituania, orang Polandia, Jerman, Lituania dan Yahudi bermigrasi ke wilayah ini. Pada abad ke-15 kejatuhan dari Gerombolan Emas menjadi dasar dari Kekhanan Krimea, yang menempati pesisir Laut Hitam dan stepa bagian selatan Ukraina. Sampai akhir abad ke-18, Kekhanan Krimea mempertahankan perdagangan budak dengan the Kesultanan Ottoman dan Timur Tengah,[22] mengekspor sekitar 2 juta budak dari Rusia dan Ukraina selama periode 1500-1700.[23] Kekhanan tersebut menjadi wilayah jajahan Kesultanan Ottoman sampai 1774 dan akhirnya dibubarkan oleh Kekaisaran Rusia pada tahun 1783.
Setelah Penyatuan Lublin pada tahun 1569 dan pembentukan Persemakmuran Polandia–Lituania, Ukraina berada di bawah pemerintahan Polandia, dan menjadi bagian Mahkota Kerajaan Polandia. Segera setelah pembentukan Persemakmuran, kolonisasi besar-besaran terjadi sehingga banyak kota dan desa baru yang didirikan.
Sekolah yang baru didirikan segera menyebarkan ide-ide Renaisans; rakyat Polandia datang dalam jumlah yang besar dan berbaur dengan penduduk lokal; selama periode ini, sebagian besar bangsawan Ukraina terpolonisasi dan pindah agama menjadi penganut Katolik, sementara sebagian besar rakyat jelata memakai bahasa Rutenia dan beragama Kristen Ortodoks, sehingga ketegangan sosial meningkat.
Rakyat Rutenia yang melarikan diri dari upaya perbudakan disana pada akhirnya dikenal sebagai Kazaki dan terkenal akan semangat juangnya. Sebagian dari Kazaki mendaftarkan diri menjadi tentara Persemakmuran untuk melindungi wilayah perbatasan di tenggara Polandia dari serangan Tatar atau menjadi bagian dalam penaklukan wilayah lain. Unit Kazaki juga aktif dalam perang antara Persemakmuran Polandia–Lituania melawan Ketsaran Rusia. Meskipun Kazaki terbukti tangguh dalam pertempuran, Persemakmuran yang didominasi oleh bangsawan, menolak untuk memberikan otonomi khusus, dan justru mencoba mengubah Kazaki menjadi budak. Hal ini menyebabkan meningkatnya usaha Pemberontakan Kazaki kepada Persemakmuran.
Pemberontakan Kazaki Ukraina (Kozak) pada tahun 1648 atau Pemberontakan Khmelnytsky, menandai sebuah era yang dikenal sebagai Keruntuhan, yang merusak stabilitas dari Persemakmuran. Negara Kazaki, Hetmanat Kazaki,[24] dianggap sebagai prekursor dari Ukraina. [24] Negara tersebut terjebak pada tiga sisi rivalitas militer dan diplomatik dengan Kesultanan Utsmaniyah, yang menguasai Tatar hingga sebelah selatan, Persemakmuran Polandia-Lituania, dan Kekaisaran Rusia yang tengah bangkit di Timur.
Warga Zaporozhia membuat perjanjian perlindungan dengan Rusia untuk melindungi diri dari Persemakmuran Polandia-Lituania pada tahun 1654.[24] Perjanjian Ini dikenal sebagai Perjanjian Pereyaslav.[24] Persemakmuran mencoba untuk kompromi dengan Kazaki Ukraina dengan menandatangani Perjanjian Hadiach pada tahun 1658, tetapi — setelah tiga belas tahun berperang — perjanjian tersebut diganti dengan Perjanjian Andrusovo antara Polandia-Rusia pada tahun 1667, yang membagi wilayah Ukraina antara Persemakmuran dan Rusia. Di bawah Rusia, Kazaki awalnya mendapat otonomi di dalam Hetmanat.[24] dan selama waktu tertentu, mereka juga mempertahankan republik semi-independen di Zaporozhia, dan koloni pada perbatasan Rusia di Sloboda Ukraina.
Selama dekade berikutnya, Kekuasaan Tsar di Ukraina semakin otoriter. Pemberontakan Kazaki secara sporadis sekarang ditujukan pada pihak Rusia, dan berakhir di akhir abad ke-18, setelah penghancuran seluruh Tentara Kazaki. Setelah Pemisahan Polandia di 1772, 1793 dan 1795, wilayah barat dari Ukraina jatuh ke tangan dari Austria, dan sisanya menjadi bagian dari Kekaisaran Rusia. Sebagai akibat dari Perang Rusia-Turki, wilayah Kesultanan Utsmaniyah di selatan-tengah Ukraina lepas, sementara kekuasaan Hungaria di Transcarpathia tetap bertahan. Penulis dan kaum intelektual Ukraina terinspirasi oleh semangat nasionalisme yang bergejolak di negara Eropa yang berada di bawah pemerintahan kerajaan dan bertekad untuk menghidupkan kembali bahasa dan tradisi Ukraina dan membangun Ukraina yang berdaulat, gerakan tersebut dikenal sebagai Ukrainofilisme.
Rusia, yang takut akan aksi separatis, memberlakukan pelarangan penggunaan bahasa Ukraina dan budaya Ukraina. kebijakan Rusifikasi dan Pan Slavisme menyebabkan sebuah eksodus sejumlah kaum intelektual Ukraina ke wilayah Ukraina Barat. Namun, banyak warga Ukraina yang pasrah berada dibawah Kekaisaran Rusia dan beberapa telah sukses di sana. Banyak penulis, komposer, pelukis dan arsitek Rusia dari abad ke-19 adalah keturunan Ukraina. salah satu yang terkenal adalah Nikolai Gogol, salah satu yang penulis termashur dalam sejarah sastra Rusia, dan Pyotr Ilyich Tchaikovsky, salah satu komposer tersohor dalam sejarah musik Rusia, yang ayahnya berasal dari Kazaki Ukraina.
Nasib Ukraina jauh berbeda di bawah Kekaisaran Austria di mana mereka berada di tengah perebutan kekuasaan Rusia-Austria untuk wilayah Eropa Tengah dan Selatan. Tidak seperti di Rusia, sebagian besar elit yang berkuasa di Galisia adalah keturunan Austria atau Polandia, dengan orang Rutenia hampir semuanya menjadi rakyat jelata. Selama abad ke-19, Rusofilia menjadi hal umum di antara orang Slavia, tetapi karena eksodus massal dari kaum intelektual Ukraina yang ingin melarikan diri dari penindasan Rusia di Ukraina Timur, serta intervensi dari pemerintah Austria, menyebabkan gerakan tersebut diganti oleh Ukrainofilia. Dengan dimulainya Perang Dunia I, semua orang yang mendukung Rusia ditahan di kamp konsentrasi di Talerhofoleh militer Austria di mana banyak tahanan yang mati.
Ukraina muncul sebagai gagasan suatu bangsa, dengan Kebangkitan Nasional Ukraina di pertengahan abad ke-18, di tengah adanya pemberontakan tahun 1768/69 dan adanya pemisahan Persemakmuran Polandia Lituania. Galisia jatuh ke tangan Kekaisaran Austria, dan sisa dari Ukraina ke tangan Kekaisaran Rusia.
Sementara tepi kanan Ukraina menjadi milik Persemakmuran Polandia-Lituania sampai akhir 1793, tepi kiri Ukraina telah bergabung ke Ketsaran Rusia pada tahun 1667 (sesuai Perjanjian Andrusovo). Pada tahun 1672, Podolia masih diduduki oleh Kesultanan Ottoman, sementara Kiev dan Braclav di bawah kekuasaan Hetman Petro Doroshenko sampai 1681, ketika wilayah tersebut dicaplok oleh Turki. Tapi pada tahun 1699 sebagai bagian dari Perjanjian Karlowitz wilayah tersebut kembali ke tangan Persemakmuran.
Sebagian besar wilayah Ukraina jatuh ke tangan Kekaisaran Rusia di bawah tahta Yekaterina yang Agung; pada tahun 1793 tepi kanan Ukraina dianeksasi oleh Rusia pada Pemisahan Polandia Kedua.[25]
Penulis dan intelektual Ukraina terinspirasi oleh semangat nasionalisme di bagian Eropa lain. Rusia, yang takut akan aksi separatis, memberlakukan pelarangan bahasa Ukraina dan kebudayaaanya. Kebijakan Rusifikasi dan Pan Slavisme menyebabkan eksodus intelektual Ukrainan ke Ukraina Barat, sementara beberapa orang mengikuti Pan Slavisme atau identitas Rusia. Hal ini menyebabkan banyak dari penulis dan komposer besar Rusia pada abad ke-19 berasal dari keturunan Ukraina (contohnya Nikolai Gogol dan Pyotr Ilyich Tchaikovsky).
Ukraina, yang termasuk Krimea, Kuban, dan sebagian wilayah Kazaki Don dengan populasi Ukriana, pertama kali menyatakan kemerdekaannya pada Perang Kemerdekaan Ukraina pada tahun 1917 sampai 1921, tetapi justru menghasilkan Republik Sosialis Soviet Ukraina (hasil dari pengabungan Republik Rakyat Ukraina dan Republik Rakyat Ukraina Barat) yang akhirnya segera bergabung dengan Uni Soviet. Galisia, Bessarabia Selatan, Bukovina Utara, dan Rutenia Carpathia menjadi wilayah Soviet setelah Pakta Molotov–Ribbentrop dan Perang Dunia II. Holodomor membunuh berjuta-juta orang di Uni Soviet, sebagian besar dari mereka warga Ukraina yang tidak hanya di Ukraina tetapi juga di wilayah Kuban dan bekas Kazaki Don.[26]
Nazi Jerman dengan sekutunya menginvasi Uni Soviet pada tahun 1941. Beberapa warga Ukraina awalnya menganggap tentara Wehrmacht membebaskan mereka dari kekangan Soviet, sementara yang lain membentuk sebuah gerakan partisan. Beberapa elemen dari nasionalis Ukraina secara diam-diam membentuk Tentara Pemberontak Ukraina yang melawan baik pasukan Soviet maupun Nazi. Sementara yang lain berkolaborasi dengan Jerman. Di Volynia, "pejuang" Ukraina melakukan pembantaian terhadap 100,000 warga Polandia.[27] Sisa dari Tentara Pemberontak Ukraina berada di perbatasan Polandia dan Soviet hingga tahun 1950-an.[28]
Setelah Perang Dunia II, beberapa amendemen dari Konstitusi Soviet Ukraina disahkan, yang memperbolehkan Soviet Ukraina untuk bertindak sebagai negara berdaulat di hukum internasional dalam beberapa kasus, dan dalam batasan tertentu berada sebagai bagian dari Uni Soviet pada waktu yang bersamaan. Karena amendemen ini, Soviet Ukraina diperbolehkan menjadi salah satu dari pendiri dan anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) bersama-sama dengan Uni Soviet dan Soviet Byelorusia. Hal ini adalah bagian dari kesepakatan dengan Amerika Serikat untuk memastikan keseimbangan di Majelis Umum, yang Uni Soviet berpendapat bahwa terjadi ketidakseimbangan dengan condong mendukung Blok Barat. Dalam kapasitasnya sebagai anggota PBB, Soviet Ukraina terpilih sebagai anggota dari Dewan Keamanan Perserikatan bangsa-Bangsa pada tahun 1948-1949 dan 1984-1985. The Oblast Krimea diserahkan dari Soviet Rusia ke Soviet Ukraina pada tahun 1954.
Dengan runtuhnya Uni Soviet pada tahun 1991, Ukraina menjadi negara merdeka, diformalkan dengan referendum pada Desember 1991.
Pada tanggal 21 Januari 1990, lebih dari 300.000 warga Ukraina[29] membentuk rantai manusia untuk kemerdekaan Ukraina antara Kiev dan Lviv. Ukraina secara resmi menyatakan kemerdekaan pada 24 Agustus 1991, ketika Dewan Agung Ukraina (parlemen) menyatakan bahwa hukum dari Uni Soviet tidak lagi berlaku di Ukraina dan hanya hukum Soviet Ukraina yang berlaku, yang secara de facto menyatakan Ukraina merdeka dari Uni Soviet. Pada 1 Desember 1991, warga Ukraina menyetujui sebuah referendum kemerdekaan dari Uni Soviet. Lebih dari 90% warga Ukraina memilih untuk merdeka, dengan suara bulat di setiap wilayah, termasuk 56% di Krimea. Uni Soviet secara resmi bubar pada 26 Desember 1991, ketika presiden Ukraina, Belarus dan Rusia (pendiri dan anggota Uni Soviet) bertemu di Hutan Białowieża untuk secara resmi membubarkan Uni Soviet, sesuai aturan yang tertulis pada Konstitusi Uni Soviet. Dengan ini, Ukraina merdeka secara de jure dan diakui oleh komunitas internasional.
Dan juga pada 1 Desember 1991, warga Ukraina memilih presiden untuk pertama kalinya dengan Leonid Kravchuk terpilih sebagai presiden.[30] Selama masa kepresidenannya perekonomian Ukraina jatuh lebih dari 10% per tahun (pada tahun 1994 jatuh lebih dari 20%).[30]
Masa kepresidenan (1994-2005) dari Presiden kedua Ukraina Leonid Kuchma dipenuhi oleh berbagai skandal korupsi dan mengekang kebebasan media; termasuk Skandal Kaset.[30][31] Selama periode Kuchma perekonomian pulih dan pertumbuhan PDB meningkat sekitar 10% per tahun ketika tahun terakhir sebagai presiden.[30]
Pada tahun 2004, Kuchma mengumumkan bahwa ia tidak menjadi peserta pemilihan umum. Dua kandidat utama muncul pada pemilihan presiden tahun 2004. Viktor Yanukovych, Perdana Menteri petahana, yang didukung oleh Kuchma dan Rusia, yang menginginkan hubungan yang lebih dekat dengan Rusia. Kandidat oposisi utama, Viktor Yushchenko, yang berharap agar Ukraina bisa bergabung dengan Uni Eropa. Dalam pemilihan ronde kedua, Yanukovych menang dengan selisih tipis, tetapi Yushchenko dan para pendukungnya menuduh terjadi kecurangan, terutama di bagian timur Ukraina. Krisis Politik pecah setelah oposisi mulai berdemonstrasi di Kiev dan kota-kota lain, dan Mahkamah Agung Ukraina menganulir hasil pemilihan. Pemilihan berikutnya menetapkan Viktor Yushchenko sebagai pemenang. Lima hari kemudian, Yanukovych mengundurkan diri sebagai Perdana Menteri dan kabinet dibubarkan pada 5 Januari 2005.
Selama periode Yushchenko, hubungan Rusia dengan Ukraina sering bersitegang karena Yushchenko lebih melakukan pendekatan hubungan dengan Uni Eropa ketimbang Rusia.[32] Pada tahun 2005, sengketa harga gas alam dengan Rusia secara tidak langsung melibatkan negara Eropa lainnya.[33] Masalah tersebut terselesaikan pada Januari 2006.[33]
Saat pemilihan presiden 2010, Yushchenko dan Yulia Tymoshenko — sekutu selama Revolusi Oranye — menjadi musuh satu sama lain.[30] Tymoshenko mencalonlan diri sebagai presiden melawan Yushchenko dan Viktor Yanukovych. Yushchenko, yang popularitasnya jatuh,[32] memaksakan diri untuk mencalonkan diri, dan banyak pendukung Revolusi Oranye telah meninggalkannya.[34] Di putaran kedua pemilihan Yanukovych mendapat 48% suara dan Tymoshenko 45%; sehingga Yanukovych terpilih sebagai presiden.
Selama masa kepresidenannya (2010-2014), Yanukovych dan Partai Daerah telah dituduh untuk mencoba menciptakan sebuah "demokrasi terpimpin" di Ukraina dan berusaha untuk "menghancurkan" oposisi utama yakni partai Blok Yulia Tymoshenko, tapi mereka membantah tuduhan ini.[35] Yang sering disebut sebagai contoh upaya Yankukovych untuk memusatkan kekuasaan adalah vonis untuk Tymoshenko pada tahun 2011, yang telah dikecam oleh Barat karena diduga mempunyai tujuan politis.[36]
Pada November 2013, Presiden Yanukovych tidak menandatangani Perjanjian Asosiasi Ukraina–Uni Eropa dan justru mendekatkan diri dengan Rusia.[37][38] Tindakan ini memicu demonstrasi di Kiev dan pada akhirnya terjadi Revolusi Ukraina 2014. Pengunjuk rasa mendirikan kamp-kamp di Maidan Nezalezhnosti (Lapangan Kemerdekaan),[39] dan pada bulan Desember 2013 hingga Januari 2014 pengunjuk rasa mulai mengambil alih gedung-gedung pemerintah. Mulai di Kiev hingga Ukraina Barat.[40] Kerusuhan antara pengunjuk rasa dan polisi mengakibatkan sekitar 80 orang meninggal di bulan Februari 2014.[41][42]
Setelah kerusuhan, Parlemen Ukraina melengserkan Yanukovych sebagai presiden pada 22 Februari 2014 (dengan alasan keberadaannya yang tidak diketahui sehingga dia tidak bisa menjalankan tugasnya), dan untuk membebaskan Yulia Tymoshenko dari penjara. Pada hari yang sama, pendukung Yanukovych Volodymyr Rybak mengundurkan diri sebagai ketua parlemen, dan digantikan oleh pendukung Tymoshenko Oleksandr Turchynov, yang selanjutnya menjabat sebagai Presiden ad interim.[43] Yanukovych melarikan diri dari Kiev, dan kemudian mengadakan konferensi pers di kota Rusia Rostov-na-Donu.[44]
Di bulan Maret 2014, Krisis Krimea mengakibatkan Krimea dianeksasi oleh Rusia. Meskipun hasil resmi dari referendum mengenai penyatuan kembali dengan Rusia menunjukkan bahwa Krimea memilih bergabung ke Rusia, referendum tersebut diselenggarakan di bawah pendudukan militer oleh Rusia dan dikecam oleh Uni Eropa dan Amerika Serikat sebagai tindakan ilegal.[45]
Krisis Krimea memicu kerusuhan pro-Rusia di Ukraina Timur dan Ukraina Selatan.[46] Pada bulan April 2014 gerakan separatis di Ukraina memproklamirkan diri Republik Rakyat Donetsk dan Republik Rakyat Lugansk dan menyelenggarakan referendum pada 11 Mei 2014; kelompok separatis mengklaim hampir 90% memilih merdeka.[47][46] Kemudian pada bulan April 2014, pertempuran antara tentara Ukraina dan pasukan relawan pro-Ukraina melawan pendukung Republik Rakyat Donetsk dan Lugansk, yang akhirnya tereskalasi menjadi Perang di Donbass.[46][48] Per Desember 2014 lebih dari 6,400 orang telah tewas dalam konflik ini dan menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa menyebabkan lebih dari setengah juta orang mengungsi di dalam Ukraina dan dua ratus ribu pengungsi melarikan diri ke (sebagian besar) Rusia dan negara tetangga lain.[49][50][51][52] Selama periode yang sama, reformasi politik (termasuk pemberlakuan peraturan pembersihan pegawai dan peraturan dekomunisasi) dan ekonomi dimulai.[53] Pada 25 Mei 2014, Petro Poroshenko terpilih sebagai presiden dalam putaran pertama pemilihan presiden.
Pada paruh kedua 2015, pengamat independen berpendapat bahwa reformasi di Ukraina melambat, korupsi tidak menurun, dan perekonomian Ukraina masih berada dalam krisis.[53][54][55][56]
Pada Desember 2015, lebih dari 9,100 orang telah meninggal (dengan sebagian besar korban merupakan warga sipil) pada Perang di Donbass; menurut perkiraan Perserikatan Bangsa-Bangsa.[57]
Pada tahun 2015-2016, korupsi menjadi masalah utama. Presiden Poroshenko dikritik dan berada dalam tekanan karena reformasi peradilan dan ekonomi berjalan lambat, dan kegagalan untuk bertindak tegas terhadap orang yang berada dibalik korupsi era Yanukovich.[58][59][59][60]
Pada tahun 2015, media Ukraina memberitakan bahwa teman Poroshenko dan mitra bisnisnya, Ihor Kononenko - Wakil Ketua Partai Blok Poroshenko yang terkait dengan sebuah perusahaan offshore Intraco Management Ltd, diduga telah mentransfer sejumlah uang untuk putri Kononenko, Darya. Perusahaan tersebut didirikan di Kepulauan Virgin Britania Raya pada tahun 2002, menurut dokumen yang bocor tersebut. Agen Itraco, Geoffery Hakim, memiliki hubungan dengan Poroshenko.[58][61]
Kononenko menyangkal seluruh keuntungan kepemilikan atau statusnya di Intraco, membantah "cerita yang dibuat-buat" yang diberitakan media. "Tujuan mereka salah satunya adalah untuk mendiskreditkan seseorang di mata pemirsa dan pembaca," katanya, mengatakan aktivitas seperti itu "lumrah" selama pemilu.[58][62]
Pada 15 Oktober 2015, mantan Kepala Layanan Keamanan Ukraina (SBU), Valentyn Nalyvaichenko, menuduh Kononenko melakuak pencucian uang dan pencatutan untuk pelayanan Presiden Poroshenko.[61][62]
Pada 3 Februari 2016, Menteri Ekonomi dan Perdagangan, Aivaras Abromavicius mengundurkan diri, menuduh korupsi yang dilakukan oleh Kononenko tidak berbeda dibandingkan saat rezim Yanukovych.[58][61]
Kemudian di bulan yang sama, Dana Moneter Internasional (IMF) memperingatkan akan memberhentikan dana talangan Ukraina sebanyak $40 miliar, kecuali jika Ukraina segera bertindak tegas terhadap kasus korupsi yang semakin meluas. Direktur IMF, Christine Lagarde, mengungkapkan kekhawatiran lambatnya perbaikan tata pemerintahan dan pengurangan "kepentingan tertentu" dalam pembuatan kebijakan di Ukraina.[58][59]
Poroshenko, dalam kampanyenya, berjanji agar pemerintahannya transparan, dan berkomitmen untuk melepas dirinya dari kegiatan di perusahaan cokelat miliknya dan fokus untuk kepentingan bangsa. Tetapi pada April 2016 Panama Papers—dokumen yang bocor dari biro hukum di Panama, Mossack Fonseca—menunjukkan Poroshenko diam-diam memindahkan kepemilikan perusahaannya ke sebuah perusahaan offshore. Dokumen tersebut menunjukkan Poroshenko mendaftarkan perusahaannya di Siprus 21 April 2014, sehari setelah tentara Ukraina dikepung dalam pertempuran mematikan di Ilovaisk.[59][60][63]
Pada 4 April, Kyiv Post melaporkan bahwa kesepakatan offshore telah menggelapkan pajak Poroshenko sebanyak jutaan dolar. Poroshenko menyangkal hal itu dilakukan untuk menghindari pembayaran pajak, dan menegaskan bahwa perusahaan cokelat, dan beberapa bagian fasilitas yang berada di Rusia, menjadi tidak mungkin untuk dijual karena perang di Ukraina membuat pembeli takut untuk membelinya.[58][59][64]
Berbicara kepada wartawan di Tokyo, Poroshenko mengatakan dia mendirikan sebuah perusahaan offshore ketika ia menjadi presiden pada tahun 2014, untuk memisahkan kepentingan bisnis dan politik, menyebutnya sebagai "prosedur yang wajar."[58][63][64]
Meskipun media mengutip "pejabat senior" di Kejaksaan Umum yang mengatakan bahwa Panama Papers menunjukkan tidak ada kejahatan, dan yang dilakukan Poroshenko merupakan tindakan legal, beberapa pemimpin Ukraina, termasuk para pejabat di partai Poroshenko itu sendiri, telah dipanggil untuk penyelidikan oleh parlemen, dan mengindikasikan adanya kemungkinan pemakzulan. Laporan berita mengindikasikan kemungkinan tersebut akan terjadi (pada April 2016) karena Poroshenko telah kehilangan dukungan, dan kesulitan untuk membentuk pemerintahan, dan bertahan sebagai presiden.[58][59][60][64]
Panama Papers juga mengungkap aktivitas offshore oleh beberapa sekutu Poroshenko.[58]
Tetapi Panama Papers juga mengungkap lebih jauh akivitas offshore dari mantan perdana menteri Yanukovich, dan beberapa kroninya.[58]
Studi ilmiah dari sejarah Ukraina muncul di akhir abad ke-19. Tokoh utama dalam studi ini adalah Volodymyr Antonovych (1834-1908), dan muridnya Mykhailo Hrushevsky (1866-1934).[65] Untuk pertama kalinya studi ilmiah dapat dilakukan secara penuh dengan berdasarkan sumber arsip, teknik riset modern, dan teori historis modern. Namun, permintaan dari pejabat pemerintah—terutama Soviet, tetapi juga loyalis Tsar dan Polandia—menyebabkan sulitnya untuk menyebarkan ide-ide yang bertentangan dengan pemerintah pusat. Oleh karena itu, studi oleh sejarawan di pengasingan muncul di Eropa Tengah dan Kanada setelah tahun 1920.[66]
Terdapat empat mazhab yang berbeda tentang penafsiran Rus Kiev di Ukraina: Rusofilia, Sovietofilia, Slavia Timur, dan Ukrainofilia. Mazhab Sovietofilia dan Rusofilia telah diabaikan di Ukraina saat ini, dengan mazhab Ukrainofilia dominan di awal abad ke-21. Mazhab Ukrainofilia mengenalkan sebuah identitas yang berbeda dari Rusia. Mazhab tersebut mendominasi sistem pendidikan nasional, pasukan keamanan, dan simbol negara dan monumen, meskipun telah diabaikan oleh sejarawan Barat karena dianggap nasionalistik. Mazhab Timur Slavia merupakan gabungan dari Ukrainofilisme dan Rusofilisme, memiliki landasan ideologis dan simbolis yang lebih lemah, meskipun disukai oleh mantan elit Ukraina dengan pemikiran sentris.[67]
Akhir-akhir ini banyak sejarawan yang telah mencari alternatif untuk sejarah nasional dan sejarah Ukraina dengan pendekatan di luar paradigma nasional. Sejarah multietnis mengenali berbagai bangsa di Ukraina; sejarah transnasional memperlihatkan Ukraina sebagai zona perbatasan untuk berbagai kerajaan; dan studi wilayah mengkategorikan Ukraina sebagai bagian dari Eurasia, atau lebih sering sebagai bagian dari Timur-Sentral Eropa. Plokhy (2007) berpendapat bahwa dengan melihat di luar sejarah nasional memungkinkan pemahaman yang lebih luas tentang Ukraina, warganya, dan daerah sekitarnya.[68]
Setelah tahun 1991, kenangan historis menjadi alat yang ampuh untuk mobilisasi politis dan legitimasi dari negara Ukraina pasca-Soviet, serta divisi politik masyarakat Ukrainan. Ukraina tidak mengalami paradigma restorasionis yang khas dari beberapa negara pasca-Soviet lainnya, termasuk negara Baltik, meskipun sejarah yang kompleks tentang kemerdekaan, Gereja Ortodoks di Ukraina, represi di era Uni Soviet, kelaparan massal, dan Perang Dunia II digunakan untuk memberikan suatu pandangan yang berbeda untuk bangsa Ukraina yag baru. Politik identitas (yang mencakup pembuatan buku sejarah dan praktik penghormatan) tetap saja terfragmentasi dan disesuaikan untuk mencerminkan masalah ideologis dan keprihatinan dari masing-masing daerah dari Ukraina.[69]
Seamless Wikipedia browsing. On steroids.
Every time you click a link to Wikipedia, Wiktionary or Wikiquote in your browser's search results, it will show the modern Wikiwand interface.
Wikiwand extension is a five stars, simple, with minimum permission required to keep your browsing private, safe and transparent.