Pohon Isai adalah penggambaran para leluhur Yesus Kristus dalam seni rupa. Citra-citra para leluhur Yesus ini ditata sedemikian rupa pada cabang-cabang sebuah pohon yang bertumbuh keluar dari pusar IsaiOrang Betlehem, ayah dari Raja Daud. Pohon Isai adalah cikal bakal dari pohon keluarga atau bagan silsilah yang digunakan untuk memperlihatkan penjabaran garis nasab seseorang. Gambar Pohon Isai terilhami oleh salah satu ayat bermajas metafora dari Kitab Nabi Yesaya dalam Alkitab yang menubuatkan kedatangan Mesias, yakni tokoh juru selamat dalam agama Yahudi yang ditafsirkan oleh umat Kristen sebagai tokoh yang sama dengan Yesus Kristus, juru selamat umat manusia menurut ajaran agama Kristen. Para leluhur yang ditampilkan pada pohon keluarga Yesus ini adalah tokoh-tokoh dalam silsilah Yesus yang termaktub dalam Injil Matius dan Injil Lukas.
Tema Pohon Isai kerap muncul dalam seni rupa Kristen, teristimewa seni rupa Kristen pada Abad Pertengahan. Karya seni bertema Pohon Isai yang paling tua adalah ilustrasi dalam sebuah naskah beriluminasi buatan abad ke-11. Ilustrasi Pohon Isai banyak dijumpai dalam buku-buku nyanyian Mazmur buatan Abad Pertengahan, karena buku-buku nyanyian ini berkaitan erat dengan tokoh Raja Daud bin Isai, penggubah Mazmur. Citra-citra Pohon Isai juga ditampilkan dalam wujud kaca patri, ukiran batu gawang pintu gereja-gereja katedral Abad Pertengahan, lukisan dinding, lukisan langit-langit, bahkan dalam wujud karya-karya seni berukuran kecil seperti sulaman dan ukiran gading.
Penggambaran Pohon Isai terilhami oleh salah satu ayat dalam Kitab Nabi Yesaya, yakni:
"Suatu tunas akan keluar dari tunggul Isai, dan taruk yang akan tumbuh dari pangkalnya akan berbuah" (Yesaya 11:1).
Dalam Alkitab Vulgata, ayat ini diterjemahkan sebagai berikut:
"et egredietur virga de radice Iesse et flos de radice eius ascendet"[1] (dan akan muncul tunas dari pangkal Isai, dan akan tumbuh bunga dari pangkalnya).
Dalam bahasa Latin, kata flos (jamak: flores) berarti bunga, sementara virga berarti "tunas" atau "taruk". Kata "virga" mirip bunyinya dengan kata virgo (perawan), yang tak dipungkiri lagi telah mempengaruhi perkembangan gambar Pohon Isai. Jadi, Yesus Kristus dipahami sebagai Virga Iesse (Tunas Isai).
Dalam Alkitab Perjanjian Baru, silsilah Yesus dijabarkan oleh dua orang penulis Injil, yakni Matius dan Lukas. Matius mengawali penjabarannya dari generasi yang terdahulu, sementara Lukas merunut mundur garis nasab mulai dari generasi yang terkemudian. Penjabatan silsilah Yesus dalam Injil Lukas dimulai dari Yesus sendiri, dan berangsur-angsur mundur sampai pada Raja Daud melalui garis nasab Natan bin Daud, selanjutnya berangsung-angsur mundur dari Raja Daud sampai pada "Adam, anak Allah" (Lukas 3:23–38). Injil Matius diawali dengan kalimat "inilah silsilah Yesus Kristus, anak Daud, anak Abraham" (Matius 1:1), dan selanjutnya silsilah Yesus dijabarkan mulai dari Abraham sampai pada Raja Daud, kemudian dilanjutkan dari Raja Daud sampai pada Yesus melalui garis nasab Salomo bin Daud.
Penjelasan mengenai perbedaan kedua silsilah ini dapat dibaca dalam artikel Silsilah Yesus Kristus. Meskipun berbeda, kedua silsilah ini tetap sejalan dengan tafsiran bahwa Yesus Kristus adalah "Tunas Isai", keturunan dari Raja Daud bin Isai Orang Betlehem.
Citra-citra Pohon Isai menampilkan sebatang pohon simbolis atau pokok anggur yang bercabang-cabang sebagai lambang dari garis nasab Isai, sesuai dengan nubuat Nabi Yesaya. Tafsir atas ayat Yesaya 11:1 dalam Alkitab Vulgata dari seorang rahib abad ke-12 yang bernama Herveyus, menyingkap makna Pohon Isai menurut pemahaman masyarakat Abad Pertengahan sebagai berikut:
"Isai sang bapa leluhur adalah kerabat kerajaan, itulah sebabnya Pangkal Isai (Radice Iesse) melambangkan nasab raja-raja, sementara Tunas (Virga) melambangkan Maria dan Bunga (Flos) melambangkan Yesus Kristus."[2]
Pada Abad Pertengahan, asal-usul seseorang dianggap sangat penting, sehingga warisan darah ningrat Yesus jauh lebih ditonjolkan dibanding sekarang ini, terutama oleh kerabat istana dan kaum ningrat, termasuk yang menjadi rohaniwan. Kalangan inilah yang banyak berjasa bagi tumbuh-kembangnya seni rupa.
Penggunaan gambar pohon yang bercabang-cabang untuk menampilkan garis nasab diadopsi oleh kaum ningrat pada Abad Pertengahan, dan lambat laun meluas sampai sekarang. Mula-mula gambar semacam ini hanya digunakan sebagai bagan silsilah keluarga, namun di kemudian hari digunakan pula sebagai salah satu cara untuk memperlihatkan alur penelusuran asal-usul dalam segala bidang. Bagan bercabang-cabang kini digunakan secara luas di bidang ilmu pengetahuan, misalnya biologi, dan digunakan pula untuk memperlihatkan garis pertanggungjawaban dalam struktur personalia, misalnya struktur organisasi lembaga-lembaga pemerintahan.[3]
Pohon Isai telah ditampilkan dalam hampir segala macam medium seni rupa Kristen. Pohon Isai dijadikan tema khusus dalam pembuatan daun-daun jendela dari kaca patri dan ilustrasi dalam naskah-naskah beriluminasi. Pohon Isai juga ditampilkan dalam wujud lukisan-lukisan dinding, ukiran pada gedung batu, pahatan makam, corak ubin, dan sulaman. Lazimnya tidak semua leluhur Yesus dipajang pada dahan-dahan Pohon Isai, hanya segelintir leluhur yang sangat terkenal semisal Raja Daud dan Raja Salomo.
Ayat Kitab Nabi Yesaya ini pertama kali terepresentasikan dalam seni rupa dunia Barat pada ca. 1000 M, dengan menampilkan "tunas" dalam rupa sepucuk tanaman yang tumbuh tegak atau setangkai bunga. Lazimnya pucuk tanaman atau tangkai bunga ini digenggam oleh Perawan Maria, atau oleh kanak-kanak Yesus dalam pangkuan Maria, atau oleh Nabi Yesaya, ataupun oleh salah satu leluhur Yesus. Tunas ini dimaksudkan untuk mengingatkan orang pada nubuat Nabi Yesaya. Ada pula tradisi yang agaknya lebih kuno terkait konsep "tunas" ini, yaitu tradisi anugerah Mawar Emas dari Sri Paus.[4] Dalam seni rupa Bizantium, gambar Pohon Isai hanya berwujud sebatang pohon biasa yang ditampilkan pada latar belakang ikon peristiwa kelahiran Yesus. Gambar pohon ini juga dimaksudkan untuk mengingatkan orang pada nubuat Nabi Yesaya.[5] Pohon Isai memang lebih lazim dijumpai di Eropa Utara, yang mungkin merupakan daerah asalnya, ketimbang di Italia.
Ada pula penggambaran Silsilah Yesus Kristus tanpa menggunakan Pohon Isai. Contoh yang paling terkenal adalah lukisan para leluhur Yesus pada langit-langit Kapel Sistina, karya Michelangelo.
Wujud lazim Pohon Isai
Wujud terlazim dari Pohon Isai menampilkan sosok Isai sebagai sosok berukuran terbesar dalam posisi berbaring atau sedang tertidur (mungkin dianalogikan dengan kondisi Adam ketika diambil rusuknya) pada area bawah dari bidang gambar. Dari sisi tubuhnya atau dari pusarnya tumbuh sebatang pohon atau pokok anggur yang bercabang-cabang. Pada cabang-cabangnya yang biasanya beranting dan berdaun, ditampilkan para leluhur Kristus. Batang pohon itu sendiri biasanya tegak lurus dan ditempati sosok Maria, sementara sosok Kristus ditampilkan pada puncak pohon.
Jumlah sosok yang digambarkan berbeda-beda, tergantung pada luas bidang gambarnya. Maksimal, jika silsilah Lukas yang dijadikan acuan, ditampilkan 43 generasi antara Isai dan Yesus. Identitas sosok juga berbeda-beda, dan dapat saja tidak dispesifikasi, tetapi Salomo dan Daud biasanya diikutsertakan, dan sering kali ditampilkan mengenakan mahkota. Kebanyakan Pohon Isai menempatkan sosok Maria tepat di bawah sosok Yesus (atau, pada periode Gothik, menampilkan gambar Sang Perawan dan Kanak-Kanak Yesus), untuk menekankan bahwa melalui Marialah Tunas Isai itu lahir. Sebagai contoh, lihat Khotbah 24 dari Santo Leo Agung: "Pada tunas, tak pelak lagi Perawan Maria yang terberkatilah yang dinubuatkan, yang tumbuh dari keturunan Isai dan Daud dan dibuahi oleh Roh Kudus, terbit sekuntum bunga baru insani, menjadi bunda-perawan".[6]Santo Yusuf jarang ditampilkan, meskipun tidak seperti Maria ia adalah salah satu dari mata rantai silsilah-silsilah Injil. Pada Abad Pertengahan orang mengira bahwa keturunan Raja Daud hanya boleh menikah di kalangan mereka sendiri, dan Maria sendiri adalah keturunan Isai. Kadang kala Yesus dan tokoh-tokoh lain ditampilkan dalam bunga-bunga cawan, sebagai buah atau kembang dari Pohon Isai.[2]
Pohon Isai adalah satu-satunya nubuat Perjanjian Lama yang sangat harfiah dan sangat sering digambarkan, dan juga kelak digunakan untuk melambangkan para nabi dan nubuat-nubuat mereka tentang Kristus secara keseluruhan. Baik jendela St-Denis maupun Chartres windows include columns of prophets, as do many depictions. Mereka sering kali digambarkan membawa banderol bertuliskan sebuah kutipan dari tulisan-tulisan mereka, dan kadang-kadang juga digambarkan sedang mengarahkan telunjuk ke arah Kristus, yakni Mesias yang dinubuatkan.[2] Dimasukkannya raja-raja dan nabi-nabi dalam penggambaran Pohon Isai juga merupakan tindakan penegasan atas keikutsertaan dan relevansi dari kitab-kitab dalam kanon Alkitab yang telah ditolak oleh golongan-golongan tertentu pada masa lampau.[7]
Meskipun secara khusus populer pada Abad Pertengahan, terdapat pula banyak penggambaran Pohon Isai dalam seni rupa Kebangkitan Gothik pada abad ke-19. Abad ke-20 juga menghasilkan sejumlah karya seni bertema Pohon Isai yang indah.
Kodeks Vyšehrad dan Alkitab Istana Lambeth
Representasi Pohon Isai tertua yang diketahui dapat dipastikan berasal dari tahun 1086 dan terdapat dalam Kodeks Vyšehrad, Kitab Injil Penobatan Vratislaus II, raja pertama Kerajaan Bohemia, yang sebelumnya adalah sebuah kadipaten.[8]
Dalam sebuah karya tulis berisi kajian tentang gambar ini, J.A. Hayes Williams menunjukkan bahwa ikonografi yang digunakan sangat berbeda dari yang lazim dijumpai dalam gambar-gambar sejenis, yang menurutnya berkaitan penegasan akan sesahihan status raja dari si patron ningrat. Halaman yang berisi gambar Pohon Isai diikuti pula oleh sejumlah halaman bergambar lain, dan empat di antaranya berisi gambar Para Leluhur Kristus. Pohon Isai tidak digunakan sebagai tempat terpampangnya gambar sejumlah tokoh, sebagaimana biasanya. Tema dari ayat kitab Yesaya itu malah digambarkan secara sangat harfiah. Pada gambar tersebut, Nabi Yesaya tampak mendekati Isai yang di sela kakinya tumbuh sebatang pohon, dan melilitinya dengan sebuah spanduk berisi tulisan yang diterjemahkan secara harfiah sebagai berikut:- "Suatu tunas kecil dari Isai memunculkan sekuntum bunga mulia", mengikuti bahasa kitab Vulgata. Bukan para leluhur yang ditampilkan pada pohon itu melainkan tujuh ekor burung merpati (dengan kepala dilingkari praba) yang hinggap pada dahan-dahannya. Gambar burung-burung ini, mengikuti sebuah motif dari Seni rupa Bizantium, merepresentasikan Tujuh Karunia Roh Kudus sebagaimana yang dideskripsikan oleh Rasul Paulus.[8][9]
Williams kemudian membandingkannya dengan dua gambar lain yang terkenal, lukisan pada jendela kaca patri Pohon Isai di Gereja Katedral Chartres dan ilustrasi pada Alkitab Lambeth di Inggris.[8]
Williams mengatakan:-
"Walaupun gambar-gambar Pohon Isai berasal-muasal di Bohemia, konsepnya menjadi sangat populer di seluruh Eropa dan Kepulauan Britania. Dalam enam puluh tahun ragam hias ini meledak dan menyebar luas, disertai penataan ulang unsur-unsur aslinya dan penambahan unsur-unsur baru."[8]
Sekalipun demikian, pernyataan bahwa gambar-gambar Pohon Isai berasal Bohemia agaknya terlalu berlebihan, karena ada sebuah versi "bersahaja" dari gambar ini dalam sebuah naskah Anglo-Norman dari masa yang sama dengan Codex Vyssegradensis.[10]
Pada dasawarsa-dasawarsa pertama abad ke-12, para iluminator Sistersien perdana di Biara Cîteaux berperan penting dalam perkembangan gambar Pohon Isai, yang digunakan untuk melawan kecenderungan-kecenderungan menyangkali kemanusiaan Maria yang kembali marak dan mencapai titik puncaknya dalam wujud Katarisme. Akan tetapi, karena Bernardus dari Clairvaux, yang sangat tidak menyukai gambar, semakin berpengaruh dalam ordo itu, sehingga mereka berhenti menggunakan gambar-gambar.[11]Alkitab Lambeth diperkirakan berasal dari kurun waktu antara 1140 sampai 1150. Ilustrasi Pohon Isai muncul pada halaman awal Kitab Yesaya dan sangat berbeda dari gambar yang terdapat dalam Codex Vyssegradensis, karena memiliki wujud yang kurang-lebih serupa dengan versi yang terdapat pada naskah-naskah dan jendela-jendela kaca patri. Dalam gambar ini, Isai tampak berbaring di garis batas halaman dan sebatang pohon tumbuh dari sisi tubuhnya. Cabang-cabang pohon itu berbentuk sulur-sulur lengkung yang digambar dengan sangat rapi melingkari enam pasang atau trio sosok manusia. Di tengah-tengahnya, Perawan Maria Yang Terberkati digambarkan sebagai sosok yang tinggi dan sangat distilisasi seperti patung-patung tiang abad ke-12, tampak berdiri tegak dan dari kepalanya tumbuh sulur-sulur lengkung yang melingkari sebuah gambar sedada dari putranya, Yesus. Ia dikelilingi tujuh ekor burung merpati, dengan sayap terbentang; penggambaran seperti ini kelak menjadi gaya yang lazim dalam menggambarkan burung-burung itu. Empat orang nabi memegang gulungan maskah menempati lingkaran-lingkaran di sudut gambar.
Naskah-naskah beriluminasi lainnya
Pohon Isai muncul dalam sejumlah Alkitab Romanesque selain Alkitab Lambeth, biasanya dalam wujud sebuah inisial beriwayat di awal Kitab Yesaya atau Kitab Injil Matius. Alkitab Saint-Bénigne mungkin adalah Alkitab Romanesque yang menjadi tempat kemunculan perdana gambar ini. Dalam Alkitab Saint-Bénigne, yang muncul hanya gambar Isai beserta burung-burung merpati "Tujuh Karunia". Alkitab Kapusin (lihat gambar) adalah contoh dari masa yang lebih kemudian, ca. 1180. Dalam Alkitab ini Pohon Isai digambar membentuk huruf L dari frasa Liber generationis.. di awal Injil Matius.[12]
Pohon Isai juga sering dijumpai dalam buku-buku Mazmur, teristimewa naskah-naskah Inggris, menghiasi inisial B dari frasa Beatus Vir di awal Mazmur 1, yang sering kali menempati satu halaman penuh. Kadang-kadang halaman ini adalah satu-satunya halaman yang dihiasi ilustrasi, dan jika inisial hias itu dibuat beriwayat (berisi gambar tentang riwayat tertentu), maka yang dijadikan subyek biasanya adalah Pohon Isai. Jika tidak beriwayat, sudah sepanjang dua ratus tahun inisial itu dibentuk atau dipenuhi dengan gambar sulur-suluran melengkung, dan sering kali terdapat sosok hewan atau manusia terjebak di antaranya, dengan demikian dapat dimaklumi bahwa transisi dari gambar sulur-suluran menjadi gambar Pohon Isai merupakan suatu langkah yang relatif mudah. Sesungguhnya, sekalipun putra Isai, Daud, diyakini sebagai penulis dari Kitab Mazmur, diduga bahwa alasan utama timbulnya tradisi menghiasi buku Mazmur dengan gambar Pohon Isai adalah karena Pohon Isai adalah corak memukau yang sangat luwes untuk digunakan mengisi sebuah huruf B berukuran besar.
Salah satu contoh terawal adalah Buku Mazmur Huntingfield dari penghujung abad ke-12, dan ada pula sebuah buku Mazmur istimewa dari permulaan abad ke-14, Buku Mazmur Gorleston, di British Library.[13] Dalam dua contoh ini dan banyak lagi contoh-contoh lain, Isai digambarkan berbaring di bagian bawah huruf B, dan Perawan Maria tidak lagi digambarkan berukuran lebih besar daripada sosok-sosok lain. Dalam Buku Mazmur Macclesfield dari sekitar 1320 yang baru-baru ini telah ditemukan kembali, terdapat gambar sebuah pohon yang sangat rumit[14] tumbuh di luar huruf B, menjulurkan cabang-cabangnya mengelilingi kedua sisi samping dan sisi bawah naskah. Dalam Buku Mazmur dan Ibadat Harian milik John, Adipati Bedford (British Library Ms Add 42131), dari sekitar 1420-23, gambar Pohon Isai membingkai sisi bawah dan kedua sisi samping dari halaman, sementara inisial B di sebelah atas halaman dihiasi dengan gambar riwayat Pengurapan Raja Daud.
Beberapa naskah dari daratan Eropa menampilkan gambar Pohon Isai dalam satu halaman penuh, bukan sebagai hiasan inisial. "Berbagai unsur pilihan" dimunculkan dalam gambar, dan nabi-nabi serta kadang-kadang bahkan sosok Sibylla Cumana (Buku Mazmur Ingeburg ca. 1210) ditampilkan berdiri di sudut-sudut atau di sampingnya. Sebuah leksionari dari masa sebelum 1164 yang berasal dari Cologne di luar kelaziman menampilkan gambar jenazah Isai yang terbujur di dalam sebuah makam atau peti mati, tempat tumbuhnya Pohon Isai.[5] Gambar-gambar Romanesque biasanya menampilkan Isai sedang tertidur di halaman terbuka atau di atas sebuah tilam sederhana - keterangan yang dapat diperoleh dari Alkitab mengenai Isai hanyalah bahwa ia memiliki ternak domba, yang digembalakan oleh Daud. Pada periode Gotik, gambar-gambar Pohon Isai berukuran kecil dijumpai dalam berbagai jenis naskah, dan Isai sering kali ditampilkan berbaring dengan lebih nyaman di atas sebuah ranjang besar.
Kaca patri adalah media yang populer digunakan dari masa ke masa untuk melukiskan keterkaitan antara misteri-misteri suci dari Perjanjian Lama dengan silsilah Yesus dalam Perjanjian Baru.
Abad Pertengahan
Gereja Katedral Chartres:
Jendela Pohon Isai adalah salah satu di antara jendela-jendela kaca patri Gereja Katedral Chartres yang terkenal, berasal dari kurun waktu 1140-50, paling kanan dari tiga jendela di atas Gerbang Kerajaan dan di bawah jendela mawar sebelah barat. Gambar pada jendela ini dibuat berdasarkan gambar Pohon Isai paling rumit dan paling tua yang diketahui (mungkin pula yang paling awal), yakni gambar pohon bertumbuh keluar dari tubuh Isai yang sedang tertidur pada sebuah jendela kaca patri yang dipasang oleh Abas Suger di Basilika Saint-Denis pada sekitar 1140, dan yang kini telah dipugar secara besar-besaran.[5][15]
Jendela di Katedral Chartres terdiri atas delapan panel persegi di bagian tengah, dan tujuh panel persegi panjang pada tiap sisi sampingnya, terpasang pada sebuah rangka besi yang berat, bukan pada rangka dari ukiran batu dan tanpa dibingkai ukiran batu, sebagaimana lazimnya jendela-jendela kaca patri abad ke-12. Pada panel bagian tengah yang paling bawah, tampak gambar Isai berbaring dengan sebatang pohon yang bertumbuh dari pusarnya. Masing-masing dari tujuh panel di kedua sisi samping menampilkan cabang-cabang yang terjulur melingkar dalam suatu pola teratur dari pohon itu, masing-masing cabang berujung pada segerombol daun yang membentuk lambang fleur-de-lis, yang sangat umum dijumpai dalam karya-karya seni kaca patri Prancis. Masing-masing panel persegi di bagian tengah memuat gambar satu sosok:- Daud, Salomo, dua sosok bermahkota, Maria (Ibunda Yesus), dan yang terbesar, Kristus dalam kemuliaannya dikelilingi burung-burung merpati perlambang karunia-karunia Roh Kudus. Panel-panel persegi panjang yang dihiasi gambar pembingkai yang rumit memuat gambar empat belas nabi memegang gulungan kitab.
Di luar dari makna teologisnya, rancangan ini merupakan salah satu dari segelintir subyek yang sangat serasi dipadukan dengan bidang vertikal yang tinggi pada bangunan-bangunan gereja Romanesque dan Gotik; sebagian besar jendela kaca patri yang tinggi dibagi-bagi menjadi beberapa bidang gambar yang memuat adegan-adegan terpisah. Jendela-jendela kaca patri di gedung gereja Saint-Denis dan Chartres dijadikan acuan dalam pembuatan jendela-jendela sejenisnya, teristimewa jendela Pohon Isai Gereja Katedral Canterbury, ca. 1200, yang besar kemungkinan juga dibuat di Prancis, serta jendela Pohon Isai Gereja Santo Kunibertus, Köln pada 1220-35.[16][17]
York Minster, Inggris:
Selembar panel kecil yang sudah sangat retak dari sebuah jendela Pohon Isai, di York Minster diduga sebagai peninggalan kaca patri tertua di Inggris, diperkirakan seawal-awalnya berasal dari tahun 1150.[16]
Gereja Katedral Canterbury, Inggris:
Jendela yang diperkirakan berasal dari ca. 1200 ini memiliki riwayat yang malang. Setelah menyintasi Pembubaran Biara-Biara dan aksi penjarahan kaum Puritan, dan sesudah lekang dimakan waktu, jendela ini dilepas dan dipindahkan, bersama-sama dengan banyak jendela asli lain selama abad ke-19 dan permulaan abad ke-20, kemudian diganti dengan tiruannya. Untung saja dua panel yang selamat kelak dikembalikan dan dipasang di Corona Chapel. Kapel ini dibangun di ujung timur Katedral Canterbury sebagai tempat disemayamkannya relikui tempurung tengkorak Thomas Becket yang ditetak lepas ketika ia dibunuh.
Gereja Katedral Wells:
Gereja katedral Wells memiliki sebuah jendela Pohon Isai yang langka dan masih utuh dari abad ke-14 yang selamat menyintasi ikonoklasme abad ke-17 dan kerusakan yang diakibatkan oleh Perang Dunia II.[18] Jendela ini dipasang pada tempat yang tinggi di ujung timur tempat paduan suara. Warna-warna pada jendela ini adalah merah, kuning, hijau, putih, cokelat, dan sedikit sekali warna biru. Jendela ini seiras panjang dan lebarnya, terbagi menjadi tujuh lubang jendela oleh rangka batu yang dihiasi pahatan pada bagian puncaknya. Karena itu cabang-cabang Pohon Isai terjulur ke samping dan panel tengah hanya memuat tiga gambar tokoh: Isai yang sedang berbaring di dasar panel; Perawan Terberkati menggendong Kanak-Kanak Yesus di tengah panel, dan Yesus tersalib di sebelah atas panel. Ada empat belas gambar tokoh di jendela ini yang dapat dikenali dari atribut-atributnya, misalnya kecapi Daud, dan maket Bait Allah Salomo. Bersama sulur-sulur Pohon Isai, gambar-gambar tokoh dibingkai kanopi dan lapik bertuliskan nama-nama mereka masing-masing. Jendela ini sedang dikonservasi secara besar-besaran.[18]
Jendela-jendela kaca patri buatan Abad Pertengahan yang menampilkan gambar Pohon Isai juga terdapat di Sainte-Chapelle, Paris (1247), dan di Gereja Katedral Le Mans (abad ke-13).
Renaisans
Biara Dorchester, Dorchester, Oxfordshire
Jendela utara di panti imam tampak unik karena memadukan ukiran dan patung dengan kaca patri dalam satu tema tunggal. Pohon Isai berikut lima dahannnya diwujudkan dalam bentuk ukiran sulur-suluran yang tumbuh dari patung Isai dalam posisi berbaring. Banyak bagian dari kaca patri buatan abad ke-14 ini sudah pecah, tetapi masih terpasang pada rangka aslinya. Gambar sosok Kristus, Perawan dan Kanak-Kanak, serta sosok-sosok lainnya masih tampak utuh. Kaca patri memuat sosok-sosok yang ditampilkan pada Pohon Isai, sementara sosok-sosok tambahan diukirkan pada tulang-tulangan tegak jendela yang terbuat dari batu.
Gereja Santo Leonardus, Leverington, Cambridgeshire
Sebuah jendela kaca patri bergambar Pohon Isai buatan abad ke-15 yang sudah direstorasi terdapat pada dinding kapel di ujung timur bangunan gereja ini. Tiga belas gambar tokoh pada jendela kaca patri ini merupakan sisa-sisa dari karya asli, tujuh belas gambar tokoh lain telah mengalami sedikit perbaikan, sementara tiga puluh satu gambar tokoh adalah pengganti yang dibuat pada zaman modern. Raja-raja digambarkan mengenakan jaket pendek (doublet) seperti sosok-sosok dalam gambar naskah daftar kemenangan Raja Edward IV buatan tahun 1640 yang kini tersimpan di khazanah pustaka Harley, British Library, dengan nomor kode MS. 7353.
Gereja Kolam Suci dan Santo Dyfnog, Llanrhaeadr, Denbighshire, Wales
Jendela Pohon Isai di Gereja ini dibuat pada tahun 1533. Sosok Isai digambarkan dalam keadaan tertidur di sebuah taman berpagar tembok, dari badannya tumbuh sebatang pohon bercabang banyak, tempat sosok raja-raja leluhur Kritus ditampilkan. Sosok-sosok ini mirip dengan sosok-sosok pada lembaran-lembaran kartu permainan di istana pada masa jendela dibuat.[19]
Dalam gereja ini terdapat sebuah jendela rangkap tiga hasil karya Engrand Le Prince (1522–1524), yang menampilkan gambar sosok raja-raja leluhur dalam busana yang serba indah dan mewah, muncul dari kelopak-kelopak bunga raksasa. Sosok Isai tampak berbaring di atas sebuah ranjang dengan empat tiang kelambu. Bagian tengah rangka bingkai jendela membentuk Hati Kudus dan memuat gambar sosok Bunda Perawan Maria bersama Kanak-Kanak Yesus yang muncul dari sekuntum bunga bakung serta dikelilingi pancaran cahaya.
Gereja Katedral Notre-Dame, Moulins, Prancis Tengah:
Pada daun jendela Pohon Isai, tampak gambar seorang raja menunggang kuda di atas sosok Isai. Daun jendela kaca patri ini berasal dari abad ke-15 atau ke-16.
Abad ke-19 dan awal abad ke-20
Gereja Santo Bartolomeus, Rogate, West Sussex
Jendela Pohon Isai dari tahun 1892, buatan karya Lavers & Westlake, ini adalah sebuah jendela yang semarak dengan aneka warna. Semua gambar sosok manusia ditampilkan bertengger pada cabang-cabang pohon, kecuali sosok Bunda Maria yang ditampilkan dalam posisi duduk di dalam sekuntum bunga mekar, di luar cabang pohon. Di atas kepala Bunda Maria ditampilkan gambar tujuh ekor burung merpati yang melambangkan ketujuh karunia Roh Kudus. Sosok-sosok yang ditampilkan pada kaca patri adalah Hizkia, Salomo, dan Melkizedek pada lubang pencahayaan pertama, Isai, Daud, dan Bunda Maria memangku Kanak-Kanak Yesus pada lubang pencahayaan tengah, serta Asa, dan Yesaya pada lubang pencahayaan ketiga. Jendela dengan tiga lubang pencahayaan ini didedikasikan bagi Yang Terhormat J J Carnagie, lahir 8 Juli 1807, wafat 18 Januari 1892, dipasang di gereja oleh Henry Allen Rolls (saudara kandung salah seorang pendiri Rolls Royce Limited) pada tahun 1892.[20]
Kapel Wisma Pusey, Oxford, Oxfordshire
Jendela timur kapel Wisma Pusey dipasangi kaca patri bergambar Pohon Isai untuk mengenang Edward Bouverie Pusey, salah seorang pemimpin gerakan Oxford dalam Gereja Inggris pada abad ke-19. Edward Pusey wafat pada tahun 1882, dan Wisma Pusey didirikan untuk mengenang dirinya. Jendela Pohon Isai di ruang kapel Wisma Pusey adalah karya Sir Ninian Comper, dan menampilkan gambar sosok para nabi Perjanjian Lama beserta bapa-bapa Gereja, yakni sebagian dari bidang yang dikaji mendiang semasa hidupnya, ditata mengelilingi gambar Kristus dalam Kemuliaan dan gambar Bunda Maria beserta Kanak-Kanak Yesus. Gambar sosok Edward Pusey ditampilkan dalam posisi berlutut di pinggiran bawah lubang pencahayaan yang kedua dari kanan.
Gereja Santa Maria Asumpta, Froyle, Hampshire
Jendela Pohon Isai dengan 5 lubang pencahayaan di sisi timur gereja ini adalah hasil karya Kempe/Burlison & Grylls tahun 1896. Sembilan belas tokoh yang tergambar mencakup Isai, Raja Daud, Raja Salomo, dan Bunda Maria bersama Kanak-Kanak Yesus.[21]
Gereja Santo Matius, Newcastle, Northumberland
Jendela Pohon Isai di gereja ini dikerjakan pada tahun 1899 oleh Charles Eamer Kempe.[22]
Gereja Santo Petrus, Stonegate, Wadhurst, E.Sussex
Jendela Pohon Isai di gereja ini adalah jendela dengan 5 lubang pencahayaan di sisi barat bangunan yang dikerjakan pada tahun 1910 oleh perusahaan James Powell & Sons, London. Kaca patri pada jendela ini menampilkan 21 gambar tokoh, antara lain Isai, Raja Daud, Raja Salomo, dan Bunda Maria bersama Kanak-Kanak Yesus.[23]
Gereja Semua Orang Kudus, Hove, East Sussex
Jendela Pohon Isai pada ujung barat gedung adalah hasil karya Clement Bell, dipasang oleh perusahaan Clayton & Bell pada tahun 1924. Jendela ini memadukan berbagai macam warna pekat, yakni merah, biru, hijau tua, lembayung, dan keemasan. Jendela ini memiliki empat bagian tegak lurus, dengan bingkai empat lingkaran kembar dempet pada puncaknya yang dipasangi gambar Bunda Maria dan Kanak-Kanak Yesus, diapit Santo Yosef dan Yakub. Di bawahnya berjajar sederet tokoh dalam balutan busana raja-raja, yakni Yosef bersama sejumlah leluhurnya dari wangsa Daud, Sealtiel, Zerubabel, Zadok, Matan, Uzia, Yosafat, Hizkia, Yosia, Rehabeam, Raja Daud, Salomo, dan Asa. Di bawah deretan ini terdapat gambar Nabi Yesaya, Isai dalam posisi berbaring, dan di sudut terbawah tampak Matius tengah memaktubkan penjabaran ini ke dalam injilnya.[24]
Gereja Santo Georgius, Slough, Britwell, Berkshire
Sebuah jendela Pohon Isai dengan lima lubang pencahayaan tercatat dalam daftar inventaris gereja ini. Jendela raksasa dengan kaca setebal 1 inci (25 mm) ini terpasang pada bingkai beton, dikerjakan oleh perusahaan James Powell & Sons bersama John Baker pada tahun 1960, tetapi sudah dimusnahkan pada bulan Oktober 2004.
Gereja Santo Yohanes Pembaptis, Claines, Worcester
Gereja ini memiliki sebuah mosaik lantai buatan abad ke-19 yang menampilkan gambar Pohon Isai. Mosaik lantai ini dirancang dan dikerjakan oleh Aston Webb.[25]
Zaman Modern
Gereja Santo Yakobus, Portsmouth, Milton, Hampshire
Gereja yang diberkati pada tahun 1913 ini dibangun membujur utara-selatan dalam langgam Gothik. Kaca patri bergambar Pohon Isai ditambahkan pada jendela sebelah timur dalam rangka memperingati hari ulang tahun pendirian gereja ini yang ke-21 pada tahun 1954. Jendela kaca patri hasil karya Sir Ninian Comper ini menampilkan lelulur-leluhur Yesus melalui garis nasab Maria, mulai dari Raja Daud, putra bungsu Isai orang Betlehem.
Gereja Santo Andreas, Swavesey, Cambridgeshire
Jendela timur kapel Bunda Maria di gereja ini dipasangi kaca patri bergambar Pohon Isai buatan tahun 1967, hasil karya Francis Skeat.[26] In the letters to the incumbent and the churchwardens Skeat writes:[27]
"Gambar ini saya rancang sedemikian rupa guna memperlihatkan alur silsilah Tuhan kita mulai dari Abraham dan bapa-bapa leluhur Israel sebagaimana yang dijabarkan dalam Injil Matius. Gambar ini bukan sekadar gambar Pohon Isai biasa karena pangkal alur silsilahnya jauh lebih tua daripada Isai..........."
Isai tampak di lubang pencahayaan sebelah kanan dalam posisi berdiri menghadap ke kiri. Tokoh-tokoh yang ditampilkan dalam gambar adalah: Boaz pada lubang pencahayaan pertama; Rut dan Yakub di bawahnya pada lubang pencahayaan kedua; Abraham dan Isak pada lubang pencahayaan tengah; di atasnya terpampang gambar Bunda Maria dan Kanak-Kanak Yesus; paling atas adalah, Asa; Daun dan Salomo di bawahnya pada lubang pencahayaan keempat; Isai pada lubang pencahayaan kelima.
Di dasar kaca patri tertera sebaris tulisan yang berbunyi:
Yang, bagi kita, manusia, dan demi keselamatan kita, turun dari surga, dan menjelma oleh Roh Kudus dari Perawan Maria, dan menjadi manusia.
Gereja Katedral Notre-Dame, Clermont-Ferrand, Prancis
Gereja ini memiliki jendela mawarPohon Isai buatan tahun 1992. Pada bagian tengah kaca jendela mawar tergambar sosok Bunda Maria bermahkota dalam posisi duduk memangku Kanak-Kanak Yesus dengan tangan terentang. Kaca terbawah dari delapan kaca bundar jendela mawar memuat gambar sosok Isai dalam posisi berbaring. Tokoh-tokoh lain yang ditampilkan gambarnya mencakup pula Daud dan Salomo, masing-masing memegang gulungan naskah, dan kaca teratas dari delapan kaca bundar jendela mawar memuat gambar Roh Kudus yang dilambangkan dengan seekor burung merpati.
Biara Santo Lodevikus, Saint Louis, Amerika Serikat
Biara yang baru dibangun ini memiliki jendela Pohon Isai, proyek seni rupa para siswa yang dikerjakan selama 4 tahun enam bulan. Jendela kaca patri berukuran 16 x 5 kaki persegi ini terdiri atas dua puluh satu panel, meniru jendela Pohon Isai buatan abad ke-12 di Gereja Katedral Chartres. Rancangan jendela Pohon Isai ini mengilhami para siswa untuk membuat jendela kaca patri mereka sendiri, yang menampilkan gambar alur asal-usul Sekolah Biara Santo Lodevikus.
Gereja Katedral Llandaff, Cardiff, Wales
Jendela kaca patri begambar Pohon Isai karya Geoffrey Webb adalah salah satu tampilan menarik dari Kapel Bunda Maria di Gereja Katedral Llandaff, sekaligus penanda tahap pertama restorasi Gereja Katedral Llandaff setelah mengalami kerusakan pada Perang Dunia II.
Basilika Virga Iesse, Hasselt
Sesudah bangunannya hancur pada Perang Dunia II.
Collégiale de Romont (Fribourg), Swiss
Serangkaian jendela kaca patri bertema nabi-nabi, hasil karya pelukis peranakan Prancis-Argentina, Sergio de Castro, pada tahun 1980, menampilkan pula gambar Pohon Isai, 1980.
Bidang langit-langit datar dari papan di Gereja Santo Mikhael, Hildesheim (dari ca. 1200) dihiasi ikonografi rumit bertemakan Pohon Isai. Lukisan langit-langit gereja ini menampilkan sosok Adam dan Hawa, para nabi, dan keempat penulis Injil. Lukisan-lukisan Pohon Isai pada panel jarang dijumpai, namun sebuah lukisan panel buatan Jerman dari ca. 1470 (Darmstadt) menampilkan gambar pohon di sisi luar sayap-sayap sebuah triptik.[5] Lukisan cat minyak berlanggam Barok Polandia karya Michael Willmann (1678, Kościół Wniebowzięcia NMP, Krzeszów) menampilkan pemandangan apoteosis yang ramai khas langgam Barok, dengan gambar sulur-suluran halus mengelilingi sosok-sosok manusia, tetapi tidak tampak menopang sosok-sosok itu.
Langit-langit panti umat di Gereja Katedral Ely dihiasi dengan lukisan yang serupa dengan lukisan langit-langit gereja Hildesheim. Lukisan ini adalah karya seniman sekaligus tokoh masyarakat, Henry Styleman Le Strange, yang mulai dikerjakan pada tahun 1858. Setelah ia wafat (tanpa meninggalkan gambar-gambar terperinci untuk bagian-bagian yang belum selesai dilukis) pada tahun 1862, lukisan ini dirampungkan oleh seniman amatir lainnya, Thomas Gambier Parry, dengan menggunakan proses Gambier Parry, khususnya yang memanfaatkan minyak lavender.[28]
Ukiran-ukiran Pohon Isai dalam ukuran yang relatif kecil ditampilkan pada tempat-tempat yang patut di sejumlah gedung gereja buatan Abad Pertengahan. Yang paling terkenal adalah ukiran Pohon Isai di bawah patung Santo Yakobus pada pilar tengah pintu masuk utama (Portico de la Gloria dari 1168-1188) gedung Gereja Katedral Santiago de Compostela. Mahakarya lainnya dalam seni ukir batu Romanik, yakni serambi dalam dari biara Santo Domingo de Silos, memiliki sebuah relief Pohon Isai pada sebidang panel datar. Sejumlah gereja katedral di Prancis yang dibangun pada abad ke-13 memiliki ukiran Pohon Isai pada pelengkung pintunya, antara lain Gereja Katedral Notre-Dame de Laon, Gereja Katedral Amiens, dan Gereja Katedral Chartres (pelengkung pintu tengah, pelengkung pintu masuk utara - demikian pula pelengkung jendelanya). Akan tetapi sebagian besar dari ukiran Pohon Isai semacam ini menampilkan para leluhur Kristus pada arkivolto (garis-garis lengkung tambahan pada pelengkung) pada kedua sisi pelengkung, dan meskipun sosok-sosok para leluhur ini terhubung oleh ukiran sulur-suluran, koherensinya justru hilang. Cara populer lainnya untuk menampilkan para leluhur Kristus adalah dengan menempatkan jajaran atau galeri patung raja-raja Yehuda (bagian dari garis nasab keturunan Isai) pada beranda depan gedung gereja seperti yang dapat dilihat di gedung gereja Notre Dame de Paris, namun cara seperti ini sudah tidak lagi menampakkan penggambaran Pohon Isai.[2] Sebuah ukiran Pohon Isai versi ringkas, yakni ukiran sosok Bunda Maria dan Kanak-Kanak Yesus yang disangga oleh sosok Isai dalam posisi berbaring di atas sebuah dipan (ca. 1300), terdapat di salah satu pintu FreiburgMinster.[5]
Gereja Santo Kutbertus, Wells, Somerset:
Gereja Santo Kutbertus pernah memiliki sebuah ukiran Pohon Isai yang digunakan sebagai retrotabulum di transep selatannya, bagian-bagian ukiran ini ditata di sekitar jendela timur. Kontrak pembuatannya, yang masih ada sampai sekarang, menunjukkan bahwa ukiran ini dikerjakan pada 1470 oleh John Stowell. Retrotabulum berukir Pohon Isai ini dihancurkan pada zaman Reformasi Inggris atau zaman ketiadaan monarki, namun garis-garis dasar dari ukiran Pohon Isai ini masih terlihat jelas, dan banyak kepingan patung yang juga masih ada sampai sekarang.[29]
Gereja Priorat Christchurch, Dorset:
Gereja Priorat Christchurch memiliki sebuah retrotabulum berukir relief tinggi dari era 1350-an dalam bentuk Pohon Isai. Sosok Isai, Raja Daud, dan semua nabi lainnya masih utuh sampai sekarang; dan sosok Kristus ditampilkan sebagai bagian dari relief peristiwa kelahiran Kristus.[30]
Gereja priorat Santa Maria, Abergavenny, Wales:
Gereja ini pernah menyimpan sebuah ukiran kayu buatan abad ke-15, yang digambarkan oleh Thomas Churchyard pada 1587 sebagai "sebuah karya seni terkenal berupa silsilah raja-raja, yang disebut Pangkal Isai".[31] Pada 1587, karya seni yang disebut-sebut oleh Thomas Churchyard ini telah dihancurkan dalam huru-hara reformasi Inggris. Yang tersisa darinya cuma patung Isai sendiri yang sedang berbaring. Ukuran patung ini lebih besar daripada ukuran tubuh manusia asli, dan dipahat dari sebatang kayu ek utuh. Andrew Graham-Dixon menggambarkan patung ini sebagai "pahatan kayu paling memukau yang berhasil lolos dari api unggun reformasi di Wales",[32] sementara Phillip Lindley menggambarkannya sebagai "salah satu karya seni ukir kayu terbaik dari abad ke-15 yang masih ada di Inggris atau Wales".[33] Wujud yang sesungguhnya dari keseluruhan ukiran Pohon Isai ini tidak diketahui secara jelas. Pada 2016, sebuah jendela kaca patri dengan gambar Pohon Isai rancangan Helen Whittaker dipasang di gereja ini. Jendela kaca patri ini tidak memuat gambar sosok Isai, namun patung kayu Isai dipajang tepat di bawahnya.[34][35]
Kapel Wisma Abbotsford, Abbotsford, Nr Melrose, Borders, Skotlandia:
Kapel Wisma Abbotsford yang dibangun pada 1855 oleh cucu Sir Walter Scott, Charlotte, menyimpan sebuah altar kayu buatan Flandria sekitar tahun 1480 dalam langgam seni rupa Gothik. Pada bagian depan dari altar kayu ini terukir sebatang Pohon Isai yang diberi warna. Altar kayu ini dibeli oleh suami Charlotte, James Hope-Scott.[36]
Gereja Santo Fransiskus, Oporto, Portugal:
Gereja ini menyimpan sebuah ukiran kayu buatan abad ke-18 berbentuk Pohon Isai dalam langgam seni rupa Barok. Ukiran Pohon Isai ini adalah sebuah ukiran tiga dimensi yang diwarnai dan dipasangi patung-patung bersepuh emas pada cabang-cabangnya. Di antara tiga belas patung pada Pohon Isai ini, terdapat patung Isai berjanggut dalam posisi berbaring di dasar ukiran. Pada puncak pohon ini terpasang gambar Bunda Maria dan Kanak-Kanak Yesus serta seekor burung merpati di atasnya. Pada bagian lain dari pohon ini terpasang patung-patung lain yang tampak sedang bernyanyi atau sedang membaca buku yang dipegangnya.[37]
Sisir gading Bayern:
Pada punggung sebuah sisir gading berbentuk persegi (kanan) dari Bayern, yang diperkirakan berasal dari tahun 1200, terukir halus sebatang Pohon Isai. Sosok Isai diukir dalam posisi berbaring dengan sebatang pohon yang menjulur keluar dari pusarnya. Dua cabang membentuk sebuah mandorla mengelilingi Perawan Maria Yang Terberkati dengan sebelah tangan terangkat menjunjung kanak-kanak Kristus, dan sebelah tangan lagi memegang sebuah gulungan. Dua orang nabi berdiri mengapit di kiri dan kanan.
San Zeno, Verona:
Salah satu panel pada daun pintu tembaga di pintu barat Basilika Santo Zeno di Verona memuat relief sebatang Pohon Isai yang diperkirakan berasal dari sekitar tahun 1138. Pada relief ini tampak sosok Isai, Kristus, dan empat sosok leluhur Kristus.
Sebuah mosaik pohon besar ditempatkan pada dinding utara dari transep utara pada era 1540-an, oleh Bianchini bersaudara sebagai seniman mosaiknya, disusul sebuah rancangan karya Salviati.
Monstrans Augsburg:
Sebuah monstrans akhir abad ke-17 dari Augsburg memasukkan sebuah versi rancangan tradisional, Isai digambarkan tertidur di kaki monstrans, pohon sebagai batang monstrans, dan Kristus beserta dua belas leluhurnya digambarkan mengelilingi penyangga hosti.[5]
Gereja ini dibangun kembali antara 1905 sampai 1937 di atas fondasi buatan Abad Pertengahan. Lantai marmer di kapel Santa Maria (bahasa Inggris:Lady chapel) memuat gambar Pohon Isai, hasil karya bengkel biara, dalam bentuk mosaik bergaya Bizantium.
Sebuah bas-relief Pohon Isai karya pematung religius Czesław Dźwigaj dijadikan hiasan Gereja Santa Katerina di dalam Gereja Kelahiran di Betlehem pada 2009, sebagai hadiah dari Paus Benediktus XVI dalam kunjungannya ke Tanah Suci. Selief selebar 3,25 dan setinggi 4 meter ini menggambarkan sebatang pohon zaitun melambangkan Pohon Isai, yang memampangkan silsilah Kristus mulai Abraham sampai Santo Yosef dan motif-motif alkitabiah lainnya. Dipasang dekat jalur yang dilalui para peziarah yang akan menuju Groto Kelahiran, bas-relief ini juga memasukkan simbol-simbol dari Perjanjian Lama. Bagian atas didominasi oleh figur Kristus Raja mengenakan mahkota dengan lengan terbuka memberkati Bumi.[39]
Virga Iesse floruit, adalah ungkapan yang mengacu pada Perawan Maria dan kelahiran Kristus,[40] yang dijadikan syair lagu, misalnya,
Selain itu, Pohon Isai juga diungkapkan dalam rangkaian-rangkaian puisi lirik Abad Pertengahan yang dikenal dengan sebutan Cantigas de Santa Maria, digubah pada masa pemerintahan Alfonso X dari Kastilia pada abad ke-13. Cantiga 20, "Virga de Iesse" menggunakan kata-kata Pohon Isai dalam refrainnya, yang semakin menunjukkan pengaruh Pohon Isai terhadap budaya dan pemikiran Abad Pertengahan:
Beberapa tahun terakhir, segelintir Umat Kristen modern telah mengadaptasi Pohon Natal dan Kalender Adven, dan menamakannya "Pohon Isai", sekalipun pohon itu tidak dipasangi gambar Isai ataupun leluhur-leluhur Kristus lainnya, sehingga hanya sedikit atau tidak ada hubungannya dengan Pohon Isai tradisional. Pohon Isai modern ini berwujud sebuah poster atau pohon asli yang dipasang di gereja atau di rumah, dan sepanjang masa Adven dihiasi dengan lambang-lambang tertentu sebagai representasi rangkaian kisah-kisah yang berakhir dengan kisah Kelahiran Yesus, untuk kepentingan pendidikan agama anak-anak. Lambang-lambang itu sederhana bentuknya, misalnya sebuah belukar bernyala-nyala sebagai representasi riwayat Musa dan seekor domba jantan sebagai representasi riwayat Ishak.[46]
Huruf awal dari ayat pembuka Injil Matius dalam Alkitab Fécamp dihiasi gambar Pohon Isai.
Mazmur Scherenberg, ca. 1260. Maria dan kanak-kanak Yesus, Daud dan Salomo di atas, Yesaya dan Yeremia di bawah. Lingkaran-lingkaran kecil berisi gambar burung merpati.
Lukisan dinding ca. 1380-90 dari Toruń di Polandia. Di luar kelaziman, terdapat sebuah salib di tengah-tengah Pohon Isai, dan Kristus dalam kemuliaan di atasnya.
Bagian bawah sebuah relief batu di Gereja Katedral Worms, akhir abad ke-15, sebelumnya berada di reruntuhan sebuah biara.
Lukisan abad ke-16th (?) di Gereja Katedral Limburg
Michael Willmann 1678, Seniman Polandia, cat minyak pada kanvas, "Pohon keluarga Kristus", Gereja Perawan Maria Diangkat Ke Surga, Krzeszów.[47]
Basilique Saint-Quentin, Prancis
Jendela mawar di Basilique Saint-Denis, Paris, menampilkan Isai di tengah-tengah. Jendela ini bukan jendela Isai Saint-Denis yang asli, yakni yang berbentuk vertikal seperti Chartres.
Cetakan plester "Pangkal Isai", semula terpasang di Westminster Abbey, Royal Architectural Museum, Britania Raya. Foto albumen, ca. 1874
Pohon Isai pada jendela kaca patri di Basilika Virga Jesse, Hasselt (Belgia)
Pohon Isai pada jendela kaca patri karya Sergio de Castro untuk Collégiale de Romont (Swis), 1980.
Gereja Santa María del Castillo, Olivenza (Spanyol)
Wikimedia Commons memiliki media mengenai Pohon Isai.
Émile Mâle, The Gothic Image, Religious Art in France of the Thirteenth Century, hlm. 165-8, Terjemahan bahasa Inggris edisi ke-3, 1913, Collins, London (dan banyak edisi lain)
G Schiller, Iconography of Christian Art, Jil. I,1971 (Terjemahan bahasa Inggris dari bahasa Jerman), Lund Humphries, London, hal. 15-22 & gambar 17-42, ISBN 0-85331-270-2
Dijon, Public Library, Ms 12-15, dan BnF, Paris Ms. lat 16746, f 7v, berturut-turut. kedua-duanya diilustrasikan dalam Cahn, Walter, Romanesque Bible Illumination, Cornell UP, 1982, ISBN 0-8014-1446-6
Pierpoint Morgan Library M.43, f33v (Huntingfield Psalter); BL Add. Ms 49622 f8. Keduanya diilustrasikan dalam Otto Pächt, Book Illumination in the Middle Ages (diterjemahkan dari bahasa Jerman), 1986, Harvey Miller Publishers, London, ISBN 0-19-921060-8
Major-General Sir Walter Maxwell-Scott Bart. C.B., D.S.O., Guide to Abotsford, edisi revisi oleh Dr. James Corson, Pustakawan Kehormatan Abbotsford. Whiteholme Ltd, Dundee.
"Płaskorzeźba w darze" (dalam bahasa Polish). Dziennik Polski. 13 Mei 2009. Diakses tanggal 19 November 2013.Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link)
Gallino, Tilde Giani (1996). L'albero di Jesse: l'immaginario collettivo medievale e la sessualità dissimulata (dalam bahasa Italia). Turin: Bollati Boringhieri. ISBN88-339-0979-4.
Kirby, H.T. (1959–63). "The "Jesse" tree motif in stained glass: a comparative study of some English examples". Journal of the British Society of Master Glass-Painters. 13: 313–20, 434–41.
Madranges, Étienne (2007). L'arbre de Jessé, de la racine à l'ésprit (dalam bahasa Prancis). Paris: Bibliothèque des Introuvables. ISBN978-2-84575-294-8.: mainly photographs
Taylor, Michael D. (1980–81). "A historiated Tree of Jesse". Dumbarton Oaks Papers. 34-35: 125–76.
Watson, Arthur (1934). The Early Iconography of the Tree of Jesse. Oxford: Oxford University Press.
Pohon Isai: Mazmur Ingeborg perihal "Segala sesuatu tentang Maria" Perpustakaan Maria di University of Dayton/International Marian Research Institute (IMRI) adalah repositorium buku, karya seni, dan artefak terkait Maria, Ibunda Kristus, yang terbesar di dunia sekaligus merupakan pusat kajian dan ilmu pengetahuan kepausan serta hadir pula di dunia maya.