peradaban Zaman Perunggu Akhir di Yunani Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas
Peradaban Mikenai (atau Yunani Mikenai) adalah tahap terakhir Zaman Perunggu di Yunani Kuno, yang mencakup masa dari sekitar tahun 1750 hingga 1050 SM.[1] Mikenai diketahui pertama kali mewakili Peradaban Yunani di daratan utama Yunani yang ditandai dengan negara-negara istana, perkotaan, seni, dan aksara yang khas.[2][3] Masyarakat Mikenai merupakan adalah bangsa Indo-Eropa yang menjalin hubungan dengan Peradaban Minoa di Kreta dan kebudayaan pesisir Laut Tengah lainnya untuk mengembangkan jalur perdagangan yang lebih canggih.[4] Tempat peradaban ini yang terkenal terletak di Mikenai, nama yang dipakai untuk peradaban ini di sekitarnya juga. Pusat kekuasaan lain yang muncul termasuk Pylos, Tiryns, Midea di Peloponnesos, Orkhomenos, Thiva, Athena, dan Iolkos. Permukiman yang dipengaruhi Mikenai juga muncul di Epirus,[5][6]Makedonia,[7][8] kepulauan di Laut Aegea,[9] pesisir barat daya Anatolia,[9]Syam,[10]Siprus,[11] dan Semenanjung Italia.[12]
Fakta Singkat Nama lain, Jangkauan geografis ...
Peradaban Mikenai
Peta penyebaran peradaban Mikenai (diarsir berwarna merah)
Masyarakat Mikenai memperkenalkan beberapa penemuan dan reka cipta di bidang teknik, arsitektur, dan peralatan militer, sementara perdagangan di daerah pesisir Laut Tengah yang luas sangat penting bagi perekonomian Mikenai. Aksara silabis Mikenai, yang disebut sebagai Linear B merupakan bukti tertulis bahasa Yunani tertua yang diketahui, dan bukti tertulis bahasa Indo-Eropa tertua kedua setelah aksara paku Het (untuk menulis bahasa Het). Kepercayaan masyarakat Mikenai menunjukkan beberapa dewa yang juga dapat ditemukan dalam kisah Dodekatheon. Yunani Mikenai didominasi oleh masyarakat prajurit kelas atas dan terdiri dari jaringan negara-negara yang berpusat pada istana yang mengembangkan sistem hierarkis, politik, sosial, dan ekonomi yang sangat kaku. Penguasa masyarakat Mikenai dikenal memakai gelar wanaks.
Peradaban Mikenai binasa yang ditandai dengan Keruntuhan Zaman Perunggu Akhir di pesisir Laut Tengah bagian timur, sehingga dimulainya Zaman Kegelapan Yunani, masa peralihan tanpa adanya catatan dan bukti tertulis lainnya yang mengarah ke Yunani Arkais di mana terjadi pergeseran besar-besaran dari bentuk tatanan sosial-ekonomi yang sangat desentralisasi (ditandai dengan penggunaan besi secara umum).[13] Berbagai teori telah diajukan untuk menduga penyebab runtuhnya peradaban ini, di antaranya Invasi Doria atau serangan-serangan oleh "bangsa Laut". Teori tambahan seperti bencana alam dan perubahan iklim juga telah diusulkan. Zaman Mikenai menjadi latar sejarah dari banyak kesusastraan dan mitologi Yunani, termasuk Siklus Epik Troya.[14]
Artikel utama: Periode Heladik
Zaman Perunggu di daerah Yunani umumnya diistilahkan sebagai "Periode Heladik" oleh para arkeolog modern, dinamai dari kata Helas, nama Yunani dalam bahasa Yunani. Periode ini dibagi menjadi tiga sub-periode: Heladik Awal (k. 3200–2000 SM)[15] adalah masa kemakmuran dengan penggunaan logam dan pertumbuhan teknologi, ekonomi, dan perkumpulan masyarakat. Heladik Tengah (k. 2000–1700/1675 BC[1]) menghadapi laju perkembangan yang lebih lambat, serta evolusi tempat tinggal berjenis megaron dan pemakaman kuburan kist.[3] Fase terakhir Heladik Tengah, Heladik Pertengahan III (k. 1750–1675 SM), bersama dengan periode Heladik Akhir (k. 1700/1675–1050 BC) kira-kira bertepatan dengan munculnya Peradaban Mikenai.[1]
Periode Heladik Akhir dibagi lagi menjadi Heladik Akhir I dan Heladik Akhir II, keduanya bertepatan dengan fase pertengahan Peradaban Mikenai (k. 1700/1675–1420 SM), dan Heladik III (k. 1420–1050 SM), periode perluasan, dan kemunduran peradaban Mikenai.[1] Periode peralihan dari Zaman Perunggu ke Zaman Besi di Yunani dikenal sebagai Sub-Mikenai (k. 1050–1000 SM).[3]
Berdasarkan penelitian terbaru, Alex Knodell (2021) mempertimbangkan awal pendudukan masyarakat Mikenai di Peloponnesos pada periode Heladik Pertengahan III (k. 1750–1675 BC), dan membagi seluruh masa Peradaban Mikenai menjadi tiga periode kebudayaan: Mikenai Awal (k. 1750–1400 SM), Perunggu Istana (c. 1400–1200 BC), dan Pasca-Perunggu Istana (k. 1200–1050 BC).[1]
Periode Mikenai Awal (k. 1750-1400 SM):
Informasi lebih lanjut Periode Keramik, Tahun (SM) ...
Periode Keramik
Tahun (SM)
Heladik Pertengahan III
1750/20-1700/1675
Heladik Akhir I
1700/1675-1635/00
Heladik Akhir IIA
1635/00-1480/70
Heladik Akhir IIB
1480/70-1420/10
Tutup
Perunggu Istana (k. 1400-1200 SM):
Informasi lebih lanjut Periode Keramik, Tahun (SM) ...
Periode Keramik
Tahun (SM)
Heladik Akhir IIIA1
1420/10-1390/70
Heladik Akhir IIIA2
1390/70-1330/15
Heladik Akhir IIIB
1330/15-1210/1200
Tutup
Pasca-Perunggu Istana (k. 1200-1050 SM):
Informasi lebih lanjut Periode Keramik, Tahun (SM) ...
Penguraian aksara Linear B Mikenai, sebuah sistem tulisan yang diadaptasi untuk penggunaan bahasa Yunani pada Zaman Perunggu akhir,[16] menunjukkan kesinambungan bahasa Yunani dari milenium kedua SM hingga abad kedelapan SM, ketika alfabet yang diturunkan dari abjad Fenisia baru muncul.[17] Selain itu, terungkap bahwa pembawa budaya Mikenai secara genetika terhubung dengan penduduk yang tinggal di Semenanjung Yunani setelah akhir periode budaya ini.[18] Terakhir, penguraian tersebut menandai munculnya suatu bahasa Indo-Eropa di wilayah Aegean berbeda dengan bahasa sebelumnya yang tidak terkait yang digunakan di wilayah yang berdekatan.[19] Berbagai istilah kolektif untuk penduduk Mikenai digunakan oleh Homeros dalam Ilias mengacu pada Perang Troya.[20]
Homeros secara bergantian menggunakan etnonimAkhaia, Danaya, dan Argive untuk menyebut para pengepung,[20] dan nama-nama ini tampaknya diturunkan sejak digunakan hingga saat Homer menerapkannya sebagai istilah kolektif dalam Ilias.[21] Ada rujukan terisolasi untuk a-ka-wi-ja-de dalam catatan Linear B di Knossos, Kreta yang ditulis sekitar tahun 1400 SM, yang mungkin mengacu pada negara Mikenai (Akhaia) di daratan utama Yunani.[22]
Catatan Mesir Kuno menyebutkan T(D)-n-j atau Danaya (Tanaju) untuk pertama kalinya pada tahun 1437 SM, selama pemerintahan Firaun Thutmosis III (memerintah 1479–1425 SM). Daratan ini secara geografis ditetapkan dalam sebuah prasasti dari masa pemerintahan Amenhotep III (memerintah k. 1390–1352 SM), di mana disebutkan sejumlah kota Danaya, yang meliputi sebagian besar daratan utama Yunani bagian selatan.[23] Di antaranya, kota-kota seperti Mikenai, Nauplion, dan Thebes telah dikenal dengan pasti. Danaya telah disamakan dengan etnonim Danaoi (bahasa Yunani:Δαναοί), nama legenda suatu dinasti yang memerintah di wilayah Argos, juga digunakan sebagai etnonim untuk orang Yunani oleh Homeros.[23][24]
Dalam catatan resmi kerajaan Zaman Perunggu lainnya, yaitu Het di Anatolia, berbagai rujukan dari k. 1400 hingga 1220 SM menyebutkan sebuah negara bernama Ahhiyawa.[25][26] Keilmuan terbaru, berdasarkan bukti tertulis, penafsiran baru dari prasasti Het, dan peninjauan terbaru dari bukti arkeologi tentang kontak Mikenai-Anatolia selama periode tersebut, menyimpulkan bahwa istilah Ahhiyawa pasti telah digunakan untuk mengacu pada dunia Mikenai (tanah Akhaia), atau setidaknya sebagian darinya.[27][28] Istilah tersebut mungkin juga memiliki konotasi yang lebih luas dalam beberapa naskah, mungkin mengacu pada semua wilayah yang dihuni oleh bangsa Mikenai atau wilayah di bawah kendali politik Mikenai secara langsung.[25] Etnonim serupa lainnya, Ekwesh, pada abad ke-12 SM, prasasti-prasasti Mesir umumnya diidentikkan dengan Ahhiyawa. Ekwesh itu disebutkan sebagai salah satu bangsa laut.[29]
Hammond 1976, p. 139: "Moreover, in this area a small tholos-tomb with Mycenaean pottery of III B style and a Mycenaean acropolis have been reported at Kiperi near Parga, and another Mycenaean acropolis lay above the Oracle of the Dead on the hill called Xylokastro."
Tandy 2001, p. xii (Fig. 1); p. 2: "The strongest evidence for Mycenaean presence in Epirus is found in the coastal zone of the lower Acheron River, which in antiquity emptied into a bay on the Ionian coast known from ancient sources as Glykys Limin (Figure 2-A)."
Borza 1992, p. 64: "The existence of a Late Bronze Age Mycenaean settlement in the Petra not only confirms its importance as a route from an early period, but also extends the limits of Mycenaean settlement to the Macedonian frontier."
Billigmeier, Jon-Christian; Turner, Judy A. (1981). "The socio‐economic roles of women in Mycenaean Greece: A brief survey from evidence of the Linear B tablets". Women's Studies. 8 (1–2): 3–20. doi:10.1080/00497878.1981.9978529.
Cline, Eric H. (2007). "Rethinking Mycenaean International Trade with Egypt and the Near East". Dalam Galaty, M.; Parkinson, W. Rethinking Mycenaean Palaces II: Revised and Expanded Edition. Los Angeles, CA: Cotsen Institute of Archaeology. hlm.190–200.
Dickinson, Oliver (1977). The Origins of Mycenaean Civilization. Götenberg: Paul Aströms Förlag.
Dickinson, Oliver (December 1999). "Invasion, Migration and the Shaft Graves". Bulletin of the Institute of Classical Studies. 43 (1): 97–107. doi:10.1111/j.2041-5370.1999.tb00480.x.
Fisher, Elizabeth A. (1998). The Mycenaeans and Apulia. An Examination of Aegean Bronze Age Contacts with Apulia in Eastern Magna Grecia. Jonsered, Sweden: Astrom.
Graziado, Giampaolo (July 1991). "The Process of Social Stratification at Mycenae in the Shaft Grave Period: A Comparative Examination of the Evidence". American Journal of Archaeology. 95 (3): 403–440. doi:10.2307/505489. JSTOR505489. Parameter |s2cid= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
Hägg, Robin; Marinatos, Nannó (1981). Sanctuaries and Cults in the Aegean Bronze Age: Proceedings of the First International Symposium at the Swedish Institute in Athens, 12–13 May, 1980. Stockholm: Svenska Institutet i Athen. ISBN978-9-18-508643-6.
Hammond, Nicholas G.L. (1967). "Tumulus Burial in Albania, the Grave Circles of Mycenae, and the Indo-Europeans". Annual of the British School at Athens. 62: 77–105. doi:10.1017/S006824540001409X. Parameter |s2cid= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
Hughes-Brock, Helen (1999). "Mycenaean Beads: Gender and Social Contexts". Oxford Journal of Archaeology. 18 (3): 277–296. doi:10.1111/1468-0092.00084.
Littauer, M.A.; Crouwel, J.H. (1996). "Robert Drews and the Role of Chariotry in Bronze Age Greece". Oxford Journal of Archaeology. 15 (3): 297–305. doi:10.1111/j.1468-0092.1996.tb00087.x.
Morris, Ian (1996). "Greece: Dark Age Greece". Dalam Fagan, Brian M. The Oxford Companion to Archaeology. Oxford: Oxford University Press. hlm.253–256. ISBN9780195076189.
Nilsson, Martin Persson (1940). Greek Popular Religion. New York: Columbia University Press.
Nilsson, Martin Persson (1967). Geschichte der Griechischen Religion (edisi ke-3rd). Munich: C.H. Beck Verlag.
Olsen, Barbara A. (2015). "The Worlds of Penelope: Women in the Mycenaean and Homeric Economies". Arethusa. 48 (2): 107–138. doi:10.1353/are.2015.0007. Parameter |s2cid= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
Rutter, Jeremy B. (1996). "Prehistoric Archaeology of the Aegean". Trustees of Dartmouth College and the Foundation of the Hellenic World. Diarsipkan dari versi asli tanggal 1 January 2009. Diakses tanggal 15 April 2021. Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
Shear, Ione Mylonas (January 2000). "Excavations on the Acropolis of Midea: Results of the Greek–Swedish Excavations under the Direction of Katie Demakopoulou and Paul Åström". American Journal of Archaeology. 104 (1): 133–134. doi:10.2307/506802. JSTOR506802.
Stocker, Sharon R.; Davis, Jack L. (2017). "The Combat Agate from the Grave of the Griffin Warrior at Pylos". Hesperia: The Journal of the American School of Classical Studies at Athens. 86 (4): 583–605. doi:10.2972/hesperia.86.4.0583. JSTOR10.2972/hesperia.86.4.0583. Parameter |s2cid= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
Taylour, Lord William (1969). "Mycenae, 1968". Antiquity. 43 (170): 91–97. doi:10.1017/S0003598X00040187. Parameter |s2cid= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
Taylour, Lord William (1970). "New Light on Mycenaean Religion". Antiquity. 44 (176): 270–280. doi:10.1017/S0003598X00041740. Parameter |s2cid= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
Wood J. R., Hsu, Y-T and Bell, C. 2021 Sending Laurion Back to the Future: Bronze Age Silver and the Source of Confusion, Internet Archaeology 56. https://doi.org/10.11141/ia.56.9
Güterbock, Hans G. (April 1983). "The Hittites and the Aegean World: Part 1. The Ahhiyawa Problem Reconsidered". American Journal of Archaeology. 87 (2): 133–138. doi:10.2307/504928. JSTOR504928. Parameter |s2cid= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
Güterbock, Hans G. (June 1984). "Hittites and Akhaeans: A New Look". Proceedings of the American Philosophical Society. 128 (2): 114–122.
Hänsel, B. (ed.); Podzuweit, Christian (1982). "Die mykenische Welt und Troja". Südosteuropa zwischen 1600 und 1000 V. Chr (dalam bahasa Jerman). Berlin: Moreland Editions. hlm.65–88.Pemeliharaan CS1: Teks tambahan: authors list (link)
Huxley, G.L. (1960). Achaeans and Greeks. Oxford and New York: Oxford University Press.
Mellink, Machteld J. (April 1983). "The Hittites and the Aegean World: Part 2. Archaeological Comments on Ahhiyawa-Achaians in Western Anatolia". American Journal of Archaeology. 87 (2): 138–141. doi:10.2307/504929. JSTOR504929. Parameter |s2cid= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
Rodríguez, Juan Piquero (2017). "Estudios sobre el léxico micénico: notas sobre la naturaleza y funciones del ra-wa-ke-ta". Dalam de la Villa, Jesús; Rey, Emma Falque; Castro, José Francisco González; Jiménez, María José Muñoz. Conuentus Classicorum: temas y formas del Mundo Clásico (dalam bahasa Spanish). 1. hlm.355–364. ISBN978-84-697-8214-9.Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link)
Skeat, T.C. (1934). The Dorians in Archaeology. London: de la More Press.
Vermeule, Emily Townsend (March 1960). "The Fall of the Mycenaean Empire". Archaeology. 13 (1): 66–76. JSTOR41663738.
Weiss, Barry (June 1982). "The Decline of Late Bronze Age Civilization as a Possible Response to Climatic Change". Climatic Change. 4 (2): 173–198. Bibcode:1982ClCh....4..173W. doi:10.1007/bf00140587. ISSN0165-0009. Parameter |s2cid= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
Wikiwand in your browser!
Seamless Wikipedia browsing. On steroids.
Every time you click a link to Wikipedia, Wiktionary or Wikiquote in your browser's search results, it will show the modern Wikiwand interface.
Wikiwand extension is a five stars, simple, with minimum permission required to keep your browsing private, safe and transparent.