Remove ads
Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas
Peradaban Minoa adalah sebuah peradaban di Kreta, sebuah pulau dekat daratan Yunani. Peradaban ini dimulai pada Zaman Perunggu tahun 3000 dan 2700 SM, dan berlangsung sampai 1450 SM.[1] Peradaban ini ditemukan kembali pada awal abad ke-20 oleh seorang arkeolog Inggris Sir Arthur Evans. Peradaban ini disebut sebagai awal mata rantai peradaban Eropa."[2] Pulau Kreta telah dihuni manusia sejak 7000 SM, pada zaman neolitikum. Akan tetapi baru menjelang 5000 SM bukti awal pertanian mulai muncul, hal ini menandai bermulanya peradaban ini.
Peradaban Minoa terkenal dengan perdagangan lautnya dan kota-kotanya yang teratur. Orang-orang Minoa memiliki sistem pertanian yang mengutamakan zaitun dan anggur. Agama mereka lebih banyak memuja dewi. Peradaban Minoa digantikan oleh Peradaban Mikenai.
Tidak diketahui dengan nama apa bangsa Minoa menyebut diri mereka sendiri. Istilah "Minoa" pertama kali diajukan oleh Arthur Evans berdasarkan tokoh mitos Raja Minos.[3] Minos dikaitkan dengan Mitologi Yunani dengan labirin, yang diidentifikasi oleh Evans dengan suatu situs di Knossos. Seringkali dinyatakan bahwa sebuah nama tempat yang disebut oleh bangsa Mesir kuno dengan "Keftiu" (*Káftiu kftiw) dan oleh bangsa Semit "Kaftor" atau "Caphtor" dan "Kaptara" dalam arsip Mari, merujuk pada pulau Kreta. "Dalam beberapa hal beberapa pengetahuan mengenai Caphtor/Keftiu hanya bisa dikaitkan dengan Kreta," [4] Dalam kisah Odiseus, yang disusun berabad-abad setelah kehancuran peradaban Minoa, Homer menyebut nama suku bangsa penghuni pulau Kreta dengan Eteokreta ("Kreta sejati"); kemungkinan mereka adalah keturunan bangsa Minoa.
Istana Minoa (Anaktora) adalah peninggalan bangunan paling terkenal yang telah digali dan diteliti di pulau Kreta. Bangunan monumental ini berfungsi sebagai pusat administrasi pemerintahan berdasarkan bukti ditemukannya banyak arsip oleh arkeolog. Istana ini bertingkat dengan tangga di luar dan di dalam kompleks bangunan, sumur, tiang, gudang, dan halaman.
Bangsa Minoa bukanlah bangsa Indo-Eropa; mereka berkerabat dengan penduduk Pra-Yunani di daratan Yunani dan Anatolia barat yang disebut bangsa Pelasgia.[5]
Daripada menghubungkan kurun peradaban Minoa dengan menggunakan kalender absolut, para ahli arkeologi menggunakan dua sistem kronologi relatif. Sistem pertama yang diciptakan oleh Evans dan direka oleh arkeolog penerusnya, berdasarkan kepada gaya tembikar. Cara ini membagi periode peradaban Minoa ke dalam tiga kurun utama — Minoa Awal, Minoa Pertengahan, dan Minoa Akhir. Era ini kemudan dibagi lebih lanjut menjadi subbagian Minoa Awal I, II, III. Sistem penanggalan lainnya diajukan oleh Arkeolog Yunani Nicolas Platon, berdasarkan kepada arsitektur perkembangan kompleks bangunan yang disebut sebagai "istana" di Knossos, Phaistos, Malia, dan Kato Zakros. Sistem ini membagi periode Minoa dalam kurun Praistana, Protoistana, Neoistana, dan Pascaistana. Hubungan antar sistem ini dijelaskan melalui tabel berikut, dengan perkiraan penanggalan kalender berdasarkan Warren dan Hankey (1989).
Letusan Thera muncul sekitar tahap kedewasaan peradaban Minoa Akhir. Penanggalan mengenai kapan terjadinya letusan gunung berapi ini sangat kontroversial. Penanggalan radiokarbon mengungkapkan kurun waktu abad ke-17 SM;[6][7] penanggalan radiokarbon itu, tetapi bertentangan dengan perkiraan arkeologi yang menyelaraskan letusan ini dengan kronologi Mesir konvensional, dan mendapatkan penanggalan sekitar 1525-1500 SM.[8][9][10] Letusan gunung berapi Thera ini dianggap sebagai peristiwa bencana alam hebat yang menyebabkan keruntuhan peradaban Minoa.
Kronologi Minoa | |||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
3650-3000 SM | Minoa Awal I | Praistana | |||||||||||
2900-2300 SM | Minoa Awal II | ||||||||||||
2300-2160 SM | Minoa Awal III | ||||||||||||
2160-1900 SM | Minoa Pertengahan IA | ||||||||||||
1900-1800 SM | Minoa Pertengahan IB | Protoistana (Periode Istana Lama) | |||||||||||
1800-1700 SM | Minoa Pertengahan II | ||||||||||||
1700-1640 SM | Minoa Pertengahan IIIA | Neoistana (Periode Istana Baru) | |||||||||||
1640-1600 SM | Minoa Pertengahan IIIB | ||||||||||||
1600-1480 SM | Minoa Akhir IA | ||||||||||||
1480-1425 SM | Minoa Akhir IB | ||||||||||||
1425-1390 SM | Minoa Akhir II | Pascaistana (di Knossos, Periode Istana Akhir) | |||||||||||
1390-1370 SM | Minoa Akhir IIIA1 | ||||||||||||
1370-1340 SM | Minoa Akhir IIIA2 | ||||||||||||
1340-1190 SM | Minoa Akhir IIIB | ||||||||||||
1190-1170 SM | Minoa Akhir IIIC | ||||||||||||
1100 SM | Subminoa |
Bukti paling awal dari adanya permukiman manusia di pulau Kreta adalah masyarakat bertani prakeramik neolitik yang meninggalkan sisa-sia peradaban yang berasal dari kurun 7000 SM.[11] Studi perbandingan antara DNA haplogroup dari penduduk pria Kreta modern menunjukkan bahwa kaum lelakinya berasal dari Anatolia atau dari Levant, yang merupakan leluhur yang sama dengan orang Yunani.[12] Populasi neolitik ini menghuni desa-desa terbuka. Kawasan pesisir tepi pantai dihuni nelayan yang tinggal dalam gubuknya, sementara dataran Mesara yang subur dimanfaatkan untuk pertanian.[5]
Zaman perunggu dimulai di pulau Kreta sekitar tahun 2700 SM.[13] Pada kurun akhir milenium ke-3 SM, beberapa permukiman di pulau tumbuh menjadi pusat perdagangan dan kerajinan tangan. Hal ini memungkinkan kelompok kelas atas untuk terus menerapkan kepemimpinan dan aktivitas untuk melebarkan pengaruh dan kekuasaan mereka. Sangat mungkin sistem hierarki penguasa asli dari elite lokal tergantikan oleh struktur kekuasaan monarki - sebuah prasyarat untuk menciptakan istana agung.[14] FDari zaman perunggu awal (3500 SM sampai 2600 SM), peradaban Minoa di Kreta menunjukkan tanda-tanda akan tumbuh menjadi peradaban yang besar.[15]
Pada akhir kurun Minoa Pertengahan II (1700 SM) terjadi gangguan hebat di Kreta, mungkin disebabkan oleh gempa bumi besar, atau serbuan dari Anatolia.[16] Istana-istana di Knossos, Phaistos, Malia, dan Kato Zakros dihancurkan. Akan tetapi dengan dimulainya periode Neoistana, jumlah penduduk bertumbuh kembali,[17] istana dibangun kembali dengan ukuran yang lebih besar, beberapa permukiman baru dibangun di seluruh pulau. Periode ini (abad ke-17 dan ke-16 SM, Minoa Pertengahan III / Istana Baru) merupakan puncak peradaban Minoa. Akan tetapi terjadi lagi bencana alam lain sekitar tahun 1600 SM, sangat mungkin letusan gunung berapi Thera. Bencana alam ini tidak menyurutkan bangsa Minoa, mereka membangun kembali istana, bahkan lebih besar dari sebelumnya.[14]
Pengaruh peradaban Minoa di luar Kreta tampak jelas dari ditemukannya benda seni kerajinan Minoa yang berharga di daratan Yunani. Tampaknya keluarga penguasa peradaban Mikenai menjalin hubungan perdagangan dengan Minoa. Setelah 1700 SM, kebudayaan material Yunani mulai berkembang dan mencapai tingkatan yang lebih tinggi berkat engaruh Minoa.[14] Hubungan antara Mesir Kuno dan Krea sangat penting. Keramik Minoa ditemukan di kota-kota Mesir kuno, dan orang-orang Minoa mengimpor beberapa komoditas dari Mesir, terutama papirus, selain itu mencontoh gagasan arsitektur dan artistik kesenian Mesir Kuno. Hieroglif Mesir dijadikan sebagai acuan aksara piktograf Minoa, yang darinya berkembang sistem tulisan Linear A dan Linear B yang terkenal.[5]
Sekitar 1450 SM, kebudayaan Minoa mengalami titik balik akibat bencana alam, kemungkinan besar gempa bumi. Letusan Thera terjadi kembali dan rangkaian bencana alam ini dikaitkan dengan keruntuhan peradaban ini, meskipun demikian penentuan tanggal terjadinya masih merupakan bahasan yang kontroversial. Beberapa istana penting di Mallia, Tylissos, Phaistos, Hagia Triade serta permukiman di Knossos musnah. Istana di Knossos tampaknya tetap utuh dan bertahan sehingga mampu melebarkan pengaruhnya ke sebagian besar Kreta, hingga akhirnya ditaklukkan oleh bangsa Mikenai dari daratan Yunani.[14]
Istana Minoa ditempati oleh bangsa Mikenai sekitar 1420 SM[18] (1375 SM menurut sumber lain),[14] mereka kemudian menerapkan sistem penulisan Minoa Linear A yang digunakan untuk bahasa Mikenai, sebuah bentuk dari bahasa Yunani Kuno, yang ditulis dengan sistem Linear B. Arsip pertama tulisan macam ini ditemukan di bangunan periode Minoa Akhir II "Ruangan Tablet Kereta Kuda Perang". Bangsa Mikenai tampaknya lebih tertarik untuk menerapkan budaya, agama, dan ilmu pengetahuan Minoa daripada menghancurkannya,[19] dan mereka meneruskan sistem birokrasi dan ekonomi peninggalan Minoa.[14]
Pada periode Minoa Akhir IIIA:1, Amenhotep III di Kom el-Hatan menuliskan tentang k-f-t-w (Kaftor) sebagai salah satu "Tanah suci di utara Asia". Ia juga menyinggung beberapa nama kota di Kreta seperti Ἀμνισός (Amnisos), Φαιστός (Phaistos), Κυδωνία (Kydonia), dan Kνωσσός (Knossos) serta beberapa toponim yang diduga merujuk kepada Cyclades atau daratan Yunani. Jika nama-nama Mesir ini tepat, maka Firaun ini tidak menganggap Knossos Minoa Akhir III lebih dari kawasan lain disekitarnya.
Setelah sekitar satu abad pemulihan sebagian, kebanyakan kota Kreta mula mundur pada abad ke-13 SM (Minoa Akhir IIIB). Arsip terakhir Linaer A berangka tahun sekitar periode Minoa Akhir IIIA
Knossos tetap menjadi pusat administrasi hingga 1200 SM; dan yang menjadi situs terakhir Minoa[20] adalah situs pertahanan di pegunungan bernama situs Karfi, situs pengungsian yang menujukan sisa peradaban Minoa menjelang Zaman Besi.
Kreta adalah pulau berpegunungan dengan pelabuhan alami. Terdapat tanda-tanda bekas kerusakan akibat gempa bumi di banyak situs Minoa, serta tanda-tanda yang jelas adanya pengangkatan atau amblesnya situs pesisir akibat proses tektonik di pantai-pantainya.[21]
Homer mencatat sebuah kisah tradisional yang menyebutkan bahwa Kreta memiliki 90 kota.[22] Berdasarkan peninggalan kompleks bangunan istana, setidaknya pulau ini terbagi atas sedikitnya delapan satuan politik pada saat puncak kejayaan peradaban Minoa. Bagian utara diperintah oleh Knossos, sedangkan bagian selatan diperintah oleh Phaistos, bagian timur agak ketengah dikuasai Malia, dan ujung timur diperintah oleh Kato Zakros sedangkan bagian barat dikuasai oleh Chania. Istana-istana kecil ditemukan di tempat-tempat lainnya.
Beberapa situs arkeologi utama Minoa, antara lain:
Bangsa Minoa adalah bangsa pedagang, kontak budaya mereka jauh lebih luas dari pulau Kreta — mencapai Kerajaan Lama Mesir, hingga kawasan penghasil tembaga di Siprus, Kanaan, dan pantai Levant, hingga Anatolia. Pada akhir 2009, artifak dan fresko bergaya Minoa ditemukan dalam penggalian arkeologi di Kanaan di situs istana Tel Kabri, Israel, yang mendasari dugaan bahwa Minoa memiliki pengaruh kuat di negara-kota Kanaan. Ini adalah satu-satunya peninggalan Minoa yang ditemukan di Israel.[24]
Teknik dan gaya keramik Minoa juga memberikan model dari pengaruh yang berubah-ubah atas periode Helladik di Yunani. Bersama beberapa contoh koloni-koloni Minoa di Thera, koloni lainnya dapat ditemukan di pulau Kastri dan Cythera, pulau-pulau yang terletak dekat dengan daratan Yunani ada di bawah pengaruh Minoa pada milenium ketiga dan tetap dibawah pengaruh Minoa hingga seribu tahun, hingga penaklukan oleh Mikenai pada abad ke-13 SM. Sebutan "koloni" atau "talasokrasi" dewasa ini dikritik.[25] Strata sosial Minoa telah mengubah budaya benua Zaman Perunggu di permukiman Minoa di luar Kreta.[26] Kota Cyclades berada di dalam orbit budaya Minoa, dan pulau yang lebih dekat pulau Karpathos, Saros dan Kasos, juga terdapat koloni Minoa, atau permukiman pedagang Minoa, yang berasal dari Zaman Perunggu pertengahan (Minoa Pertengahan I - II); kebanyakan ditinggalkan penghuninya pada periode Minoa Akhir I, akan tetapi koloni Minoa di Karpathos pulih dan bertahan dengah budaya Minoanya hingga akhir zaman perunggu.[27] Tempat lain yang diduga sebagai koloni Minoa, seperti yang diajukan oleh Adolf Furtwängler adalah Aegina, akan tetapi gagasan ini kemudian ditolak.[28] Ditemukan juga koloni Minoa di Ialysos di pulau Rhodes.[29]
Pengaruh budaya Minoa menunjukkan orbit yang tidak hanya mencapai Cyclades (proses yang disebut Minoanisasi), tapi juga tempat lain seperti Mesir dan Siprus. Lukisan dari abad ke-15 SM, di Thebes Mesir, menggambarkan figur manusia yang menggambarkan orang Minoa membawa hadiah-hadiah. Tulisan yang terukir menyebutkan mereka datang dari Keftiu, atau "pulau di tengah laut", dan mungkin menggambarkan para pedagang yang membawa hadiah persembahan, atau pejabat dari Kreta.[30]
Beberapa tempat di Kreta menunjukkan "wawasan keluar" bangsa ini. Situs Istana Baru di Kato Zakros, misalnya terletak hanya 100 meter dari tepi pantai, terletak di sebuah teluk. Ditemukannya banyak sanggar kerajinan dan kekayaan matrialnya menunjukkan bahwa kawasan ini potensial sebagai 'entrepôt' untuk perdagangan impor dan ekspor. Aktivitas ini diperjelas dengan gambaran artistik mengenai lautan, termasuk fresko 'Flotilla' dari kamar 5, di rumah barat Akrotiri.
Bangsa Minoa adalah bangsa pedagang yang terlibat perdagangan internasional. Budaya mereka, sejak tahun 1700 SM dan seterusnya, menunjukkan suatu budaya yang terorganisasi dengan baik.
Benda-benda yang dihasilkan bangsa Minoa menunjukkan bahwa telah terjalin hubungan dengan daratan Yunani (terutama Mikenai) serta Siprus, Suriah, Anatolia, Mesir, Mesopotamia, dan jauh ke barat hingga pantai Spanyol.
Lelaki Minoa mengenakan kain cawat dan kilt (semacam rok). Perempuannya mengenakan jubah dengan lengan baju yang pendek serta rok berlapis yang mengembang. Kerah baju mereka sangat rendah sehingga menampilkan payudara yang terbuka. Perempuannya juga ada yang mengenakan baju ketat tanpa tali kutang (strapless). Pola pakaiannya menekankan pada pola geometrik simetris.
Agama bangsa Minoa lebih memuja dewi dengan pendeta perempuan sebagai penghubungnya.[31] Patung pendeta perempuan dalam budaya Minoa dan lukisan dinding menampilkan lelaki dan perempuan berpartisipasi dalam semacam olahraga melompati banteng, membuat para ahli menyimpulkan bahwa lelaki dan perempuan memiliki status sosial yang setara dalam sistem sosial Minoa. Diduga sistem warisnya adalah matrilineal. Fresko (lukisan dinding) banyak menampilkan berbagai macam orang, jender (jenis kelamin) dibedakan berdasarkan warna kulit: laki-laki berwarna kulit coklat kemerahan, sementara perempuan berkulit putih.
Pengetahuan mengenai bahasa lisan dan tulisan bangsa Minoa sangat sedikit, karena terlalu sedikitnya catatan yang ditemukan. Sekitar tahun 3000 SM[32] lempeng tablet tanah liat ditemukan dengan berbagai huruf Kreta. Tablet lempeng tanah liat sepertinya digunakan sejak kurun 3000 SM atau lebih awal. Dua mangkuk tanah liat dari Knossos meninggalkan sisa tinta; wadah tinta yang serupa dengan wadah tinta berbentuk binatang dari Mesopotamia, juga telah ditemukan.[33]
Kadang bahasa Minoa disebut sebagai bahasa Eteokreta, akan tetapi gagasan ini menimbulkan kerancuan antara bahasa tertulis di aksara Linear A andan bahasa yang tertulis di alfabet Euboea pada zaman kegelapan Yunani. Meskipun bahasa Etrokreta dipercaya sebagai turunan dari bahasa Minoa, tidak terdapat cukup bukti untuk mendukung pendapat ini.
Tulisan paling awal yang ditemukan di Kreta adalah sistem hiroglif Kreta. Tidak diketahui apakah bahasanya adalah bahasa Minoa, dan arkeolog masih memperdebatkan asal mulanya. Hiroglif ini sering dikaitkan dengan Mesir, akan tetapi juga berkerabat dengan beberapa tulisan dari kawasan Mesopotamia.[33] Huruf hiroglif ini digunakan pada Minoa Pertengahan I yang digunakan secara paralel dengan aksara Linear A dari abad ke-18 SM (Minoa Pertengahan II) dan hilang pada abad ke-18 (Minoa Pertengahan III).
Pada periode Mikenai, aksara Linear A diganti dengan aksara Linear B, mencatat bentuk paling arkaik dari bahasa Yunani. Aksara Linear B telah berhasil dipecahkan maknanya oleh Michael Ventris pada 1952, akan tetapi hurufnya yang lebih tua tetap menjadi misteri. Kebanyakan tablet tanah liat ini ditulis dengan aksara Linear B, tampaknya berupa catatan pembukuan persediaan dan barang dagangan. beberapa tulisan terkait benda keagamaan yang terkait ritual pemujaan. karena kebanyakan tablet ini merupakan catatan ekonomi yang ringkas dan bukan tulisan yang berkisah, penerjemahan bahasa Minoa tetap merupakan tantangan.
Kecuali jika bahasa Eteokreta adalah benar-benar kelanjutan bahasa Minoa, mungkin pada periode kegelapan Yunani, masa keruntuhan sosial dan ekonomi, bahasa Minoa punah.
Koleksi seni Minoa dipamerkan di museum Heraklion, dekat Knossos di pantai utara pulau Kreta. Karena kayu dan tekstil telah lama musnah, benda peninggalan yang tersisa dari peradaban Minoa adalah tembikar, arsitektur istana dengan dinding yang dilukisi fresko, patung batu, serta batuan Minoa yang diukir halus.
Pada periode awal Minoa, keramik ditandai dengan pola garis linear berpola spiral, segitiga, kurva, silang, tulang ikan, dan lain-lain. Pada periode Minoa pertengahan, desain naturalistik mulai muncul, seperti gambar ikan, cumi-cumi, burung, dan bunga lili. Pada periode akhir Minoa, motif flora dan fauna paling banyak ditemukan dan semakin kaya jenis gambarnya. Gaya kesenian istana Knossos menampilkan karakteristik geometrik yang kuat dan penyederhanaan gaya naturalistik dan bentuk serta lukisan dengan pewarnaan monokrom. Patut dicatat bahwa terdapat kemiripan antara gaya kesenian Minoa akhir dengan seni Mikaneai. Fresko merupakan bentuk kesenian paling lazim pada periode akhir kebudayaan Minoa.
Minoa lebih memuja dewi, yang sering kali digambarkan sebagai "agama matriarki".[34] Meskipun ditemukan dewa pria, penggambaran dewi-dewi Minoa lebih banyak daripada apa yang dianggap sebagai dewa Minoa. Sementara gambaran perempuan diduga menggambarkan pemuja dan pendeta wanita tengah melakukan upacara keagamaan, serta dihadapkan dengan dewi sendiri. Diantaranya Dewi ibu dari ritus kesuburan, puan yang menguasai binatang, pelindung negara-kota, rumah tangga, panen, dunia bawah, dan lain-lain.[35] Beberapa pihak menganggap ini hanyalah berbagai aspek dari seorang Dewi agung. Dewi-dewi ini sering kali dilambangkan dengan simbol ular, burung, kuncup bunga, dan bentuk-bentuk hewan aneh di atas kepala.
Festival perayaan yang penting menampilkan keterampilan atletik tarian Lompat Banteng Minoa, ditampilkan di banyak fresko di Knossos[36] dan juga diukirkan pada segel miniatur.[37]
Altar Minoa yang dimahkotai tanduk, sejak masa Evans disebut sebagai "Tanduk kesucian" digambarkan dalam berbagai perwujudan segel, dan ditemukan hingga Siprus. Lambang-lambang suci Minoa antara lain Banteng dan tanduk suci, labrys (kapak bermata ganda), pilar, ular, cakram matahari, dan pohon. Akan tetapi penafsiran yang berbeda mengajukan bahwa lambang ini bukan menunjukkan lambang keagamaan, tetapi lambang budidaya lebah madu.[38]
Bukti yang menunjukkan bahwa bangsa Minoa melakukan pengorbanan manusia ditemukan di tiga situs: (1) Anemospilia, dalam bangunan Minoa Pertengahan II dekat gunung Juktas, dianggap sebagai bangunan kuil, (2) sebuah kompleks tempat suci Minoa Awal II di Fournou Korifi di selatan Kreta tengah, dan (3) Knossos, di bangunan Minoa Akhir IB yang disebut "Rumah Utara".
Seperti kebanyakan arkeologi zaman perunggu, bekal kubur memberi banyak bukti arkeologi kehidupan pada masa itu. Pada akhir periode Istana Kedua, praktik pemakaman didominasi oleh dua bentuk utama: 'Makam melingkar', atau Tholoi, (terletak di Kreta selatan) dan 'rumah makam', (terletak di Kreta utara dan timur). Tentu saja ada banyak pola dan tren yang berbeda dalam praktik pemakaman Minoa yang tidak dapat dijabarkan melalui klasifikasi sederhana. Secara garis besar, penguburan adalah cara pemakaman yang paling lazim pada zaman perunggu di Kreta.[39] Pada periode ini terdapat tren pemakaman perseorangan, dengan beberapa pengecualian. Termasuk kompleks Chrysolakkos yang banyak diperdebatkan, Mallia, yang terdiri atas sejumlah bangunan yang membentuk sebuah kompleks. Bangunan ini terletak di tengah kawasan pemakaman Mallia, dan mungkin menjadi pusat ritual pemakaman, atau consisting 'crypt' dari keluarga penting.
Letusan gunung berapi di pulau Thera (kini Santorini terletak sekitar 100 km dari Kreta) terjadi pada periode Minoa Akhir IA. Letusan ini merupakan salah satu letusan gunung berapi terbesar dalam sejarah peradaban manusia, melontarkan sekitar 60 km3 material dan terukur skala 6 pada Volcanic Explosivity Index.[40][41][42] Letusan ini meluluh-lantakkan permukiman Minoa didekatnya di Akrotiri di pulau Santorini, yang terkubur batu apung.[43] Diduga letusan hebat yang berdampak kepada runtuhnya peradaban Minoa ini merupakan dasar peristiwa yang mengilhami mitos Atlantis, legenda yang sampai ke Yunani melalui perantara catatan Mesir.
Lebih lanjut dipercaya bahwa letusan ini berdampak parah bagi kebudayaan Minoa, meskipun sejauh mana dampaknya masih diperdebatkan. Teori mengajukan bahwa guguran hujan abu dari Thera telah mematikan tanaman di separuh sebelah timur pulau Kreta, menyebabkan bencana kelaparan yang menimpa penduduk setempat.[44] Akan tetapi setelah penelitian lebih lanjut, teori kurang dapat dipercaya karena lapisan endapan debu vulkanik di Kreata tak lebih dari 5 milimeter (0,20 in).[45] Penelitian mutakhir menunjukan, berdasarkan bukti arkeologi di Kreta, bahwa tsunami besar yang ditimbulkan oleh letusan gunung Thera, menyapu kawasan pesisir Kreta dan menghancurkan permukiman di tepi pantai.[46][47][48][49][50] Periode Minoa Akhir IIIA ditandai dengan kemewahannya (misalnya makam mewah dan keseniannya) serta tersebarluasnya gaya keramik Knossos.[51] Akan tetapi pada periode Minoa Akhir IIIB peran penting Knossos sebagai pusat regional tampaknya mulai merosot.
Temuan Minoa yang signifikan di atas lapisan abu vulkanik Thera di atas Minoa Akhir I, menunjukkan bahwa letusan Thera tidak serta merta meruntuhkan peradaban Minoa. Karena bangsa Minoa adalah bangsa pelaut yang bergantung pada armada kapal dagangnya, letusan Thera menyebabkan kesulitan bagi Minoa. Apakah dampak ini cukup untuk memicu keruntuhan peradaban ini, masih tetap diperdebatkan. Penaklukan bangsa Mikenai atas bangsa Minoa terjadi pada kurun Minoa Akhir II. Bangsa Mikena adalah peradaban berlandaskan militer.[52] Tak lama setelah letusan gunung berapi, arkeolog menduga bahwa letusan ini menimbulkan krisis atas peradaban Minoa yang memungkinkan bangsa Mikenai menaklukkan mereka dengan mudah.[48]
Sinclair Hood menulis bahwa kehancuran minoa sangat mungkin akibat serbuan bangsa asing dari luar. Meskipun perkembangan peradaban ini terhenti akibat bencana alam letusan gunung berapi Thera, pukulan paling berat datang dari penakluk asing. Bukti arkeologi menunjukkan bahwa kerusakan situs si pulau ini paling banyak karena kebakaran. Hood mencatat bahwa istana Knossos paling utuh tersisa dan paling sedikit kerusakannya dibandingkan situs lain di pulau Kreta. Karena bencana alam tidak memilih-nilih sasaran, maka sangat mungkin kehancuran peradaban Minoa adalah akibat serbuan pihak asing, karena penakluk asing ini kemungkinan menggunakan istana Knossos. Sekitar 1420 SM, pulau Thera ditaklukkan oleh Mycenaean. Setelah ini, sebagian besar kota Crete dan kerajaannya mengalami kemunduran. Tapi Knossos tetap berlanjut hingga 1200 SM. Ada bukti bahwa perdagangan runtuh, dan penduduk kota-kota di peradaban kuno Minoan mati karena kelaparan. Pasokan gandum Minoans menipis yang diyakini berasal dari peternakan di tepi Laut Hitam. Banyak sejarawan percaya bahwa pusat perdagangan kuno saat itu berada dalam masa kritis dari perdagangan yang tidak ekonomis, makanan dan kebutuhan pokok yang bernilai tinggi dan dan dianggap barang mewah. Salah satu teori runtuhnya peradaban kuno Minoan menyatakan adanya peningkatan penggunaan alat-alat besi oleh pedagang Minoan [53]
Beberapa penulis lain menyebutkan bahwa peradaban Minoa telah berkembang melebihi batas daya dukung lingkungannya. Misalnya bukti arkeologi di Knossos menunjukkan telah terjadinya penebangan dan kerusakan ekosistem hutan.[54][55]
Seamless Wikipedia browsing. On steroids.
Every time you click a link to Wikipedia, Wiktionary or Wikiquote in your browser's search results, it will show the modern Wikiwand interface.
Wikiwand extension is a five stars, simple, with minimum permission required to keep your browsing private, safe and transparent.