Parasetamol
obat umum pereda nyeri dan demam Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas
Parasetamol atau asetaminofen adalah obat analgesik dan antipiretik yang banyak dipakai untuk meredakan sakit kepala ringan akut, nyeri ringan hingga sedang,[8] serta demam. Manfaatnya dalam penanganan demam kurang tepercaya. Berbeda dengan obat analgesik yang lain seperti aspirin dan ibuprofen, parasetamol memiliki sifat antiinflamasi (antiradang) yang sangat lemah sehingga tidak dapat menggantikan obat-obat tersebut pada penanganan sejumlah penyakit.[9] Obat ini cukup aman pada dosis standar tetapi overdosis mudah terjadi karena ia muncul pada banyak sediaan obat. Obat ini termasuk obat bebas di Indonesia.
![]() | |
---|---|
![]() | |
Nama sistematis (IUPAC) | |
N-(4-hidroksifenil)etanamida N-(4-hidroksifenil)asetamida | |
Data klinis | |
Nama dagang | Sanmol, Tempra, Pamol, Tylenol, lain-lain[1] |
AHFS/Drugs.com | monograph |
MedlinePlus | a681004 |
Data lisensi | US FDA:link |
Kat. kehamilan | A(AU) C(US) Tidak dites namun umumnya aman |
Status hukum | Unscheduled (AU) GSL (UK) OTC (US) |
Rute | Oral, rektal, Intravena (IV) |
Data farmakokinetik | |
Bioavailabilitas | 63–89%[2] |
Ikatan protein | 10–25%[3] |
Metabolisme | Utama di hati[4] |
Waktu paruh | 1–4 jam[4] |
Ekskresi | Urin (85–90%)[4] |
Pengenal | |
Nomor CAS | 103-90-2 |
Kode ATC | N02BE01 |
PubChem | CID 1983 |
Ligan IUPHAR | 5239 |
DrugBank | DB00316 |
ChemSpider | 1906 |
UNII | 362O9ITL9D |
KEGG | D00217 |
ChEBI | CHEBI:46195 |
ChEMBL | CHEMBL112 |
Data kimia | |
Rumus | C8H9NO2 |
Massa mol. | 151.163 g/mol |
SMILES | eMolecules & PubChem |
| |
Data fisik | |
Kepadatan | 1.263 g/cm³ |
Titik lebur | 169 °C (336 °F) [5][6] |
Titik didih | 420 °C (788 °F) |
Kelarutan dalam air | 7.21 g/kg (0 °C)[7] 8.21 g/kg (5 °C)[7] |
Pada jangka waktu yang pendek, efek samping umum paracetamol mencakup mual dan nyeri perut.[10][11] Penggunaan jangka panjang dapat mengakibatkan berkurangnya kadar hemoglobin, salah satu ciri pendarahan saluran cerna,[12] dan hasil uji fungsi hati yang abnormal.[13] Terdapat hubungan antara dosis tinggi parasetamol dan peningkatan kematian serta efek samping pada sistem peredaran darah (strok, serangan jantung), saluran pencernaan (ulkus, pendarahan),[11][12][14] dan ginjal. Obat ini juga dapat meningkatkan risiko munculnya hipertensi.[15] Peningkatan kejadian serangan asma dan gangguan perkembangan serta reproduktif tampak pada keturunan perempuan dengan penggunaan jangka panjang paracetamol selama kehamilan. Kebenaran akan paracetamol sebagai penyebab utamanya masih belum jelas.[15] Bukti hubungan antara penggunaan paracetamol selama kehamilan dan gangguan spektrum autisme serta gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas ditemukan memiliki kekuatan sedang.[16][17] Oleh karena itu, penggunaan paracetamol pada masa kehamilan dianjurkan dilakukan pada dosis efektif yang paling rendah dalam waktu yang sesingkat mungkin.[15][18][19]
Dosis harian maksimum bagi orang dewasa adalah 3 - 4 gram.[20][21][22] Dosis yang lebih tinggi dapat mengakibatkan efek racun, antara lain kegagalan fungsi hati.[23] Keracunan paracetamol adalah penyebab utama kegagalan hati akut di Barat dan merupakan penyebab overdosis obat paling banyak di Amerika Serikat, Australia, dan Selandia Baru.[24][25][26]
Paracetamol pertama kali dibuat pada tahun 1877 atau 1852.[27] Ia merupakan obat paling umum untuk penanganan nyeri dan demam baik di Amerika Serikat dan Eropa.[28] Ia termasuk dalam Daftar Obat Esensial Organisasi Kesehatan Dunia.[29] Paracetamol tersedia sebagai obat generik dengan berbagai bentuk obat dagang seperti Tylenol dan Panadol.[30] Pada tahun 2018, obat ini adalah obat ke-20 yang paling banyak diresepkan di Amerka Serikat, dengan lebih dari 27 juta resep.[31][32]
Asal kata
Kata asetaminofen dan parasetamol berasal dari singkatan nama kimia bahan tersebut:
- Versi Amerika N-asetil-para-aminofenol asetominofen
- Versi Inggris Para-asetil-amino-fenol parasetamol
Sejarah
Ringkasan
Perspektif
Sebelum penemuan asetaminofen, kulit sinkona digunakan sebagai agen antipiretik, selain digunakan untuk menghasilkan obat antimalaria, kina.
Karena pohon sinkona semakin berkurang pada 1880-an, sumber alternatif mulai dicari. Terdapat dua agen antipiretik yang dibuat pada 1880-an; asetanilida pada 1886 dan fenasetin pada 1887. Pada masa ini, parasetamol telah disintesis oleh Harmon Northrop Morse melalui pengurangan p-nitrofenol bersama timah dalam asam asetat gletser. Biarpun proses ini telah dijumpai pada tahun 1873, parasetamol tidak digunakan dalam bidang pengobatan hingga dua dekade setelahnya. Pada 1893, parasetamol telah ditemui di dalam air kencing seseorang yang mengambil fenasetin, yang memekat kepada hablur campuran berwarna putih dan berasa pahit. Pada tahun 1899, parasetamol dijumpai sebagai metabolit asetanilida. Namun penemuan ini tidak dipedulikan pada saat itu.
Pada 1946, Lembaga Studi Analgesik dan Obat-obatan Sedatif telah memberi bantuan kepada Departemen Kesehatan New York untuk mengkaji masalah yang berkaitan dengan agen analgesik. Bernard Brodie dan Julius Axelrod telah ditugaskan untuk mengkaji mengapa agen bukan aspirin dikaitkan dengan adanya methemoglobinemia, sejenis keadaan darah tidak berbahaya. Di dalam tulisan mereka pada 1948, Brodie dan Axelrod mengaitkan penggunaan asetanilida dengan methemoglobinemia dan mendapati pengaruh analgesik asetanilida adalah disebabkan metabolit parasetamol aktif. Mereka membela penggunaan parasetamol karena memandang bahan kimia ini tidak menghasilkan racun asetanilida.
Penggunaan
Ringkasan
Perspektif
KEMASAN
Paracetamol tablet 500 mg. Paracetamol sirup 125 mg/5 ml. Paracetamol sirup 160 mg/5 ml. Paracetamol sirup 250 mg/5 ml. Paracetamol suppositoria.
DOSIS DAN ATURAN PAKAI Paracetamol Tablet
Dewasa dan anak di atas 12 tahun: 1 tablet, 3 – 4 kali sehari. Anak-anak 6 – 12 tahun: ½ – 1, tablet 3 – 4 kali sehari.
Paracetamol Sirup 125 mg/5 ml
Anak usia 0 – 1 tahun: ½ sendok takar (5 mL), 3 – 4 kali sehari. Anak usia 1 – 2 tahun: 1 sendok takar (5 mL), 3 – 4 kali sehari. Anak usia 2 – 6 tahun: 1 – 2 sendok takar (5 mL), 3 – 4 kali sehari. Anak usia 6 – 9 tahun: 2 – 3 sendok takar (5 mL), 3 – 4 kali sehari. Anak usia 9 – 12 tahun: 3 – 4 sendok takar (5 mL), 3 – 4 kali sehari.
Demam
Parasetamol telah disetujui sebagai obat penurun demam untuk segala usia. WHO hanya merekomendasikan penggunaan parasetamol sebagai penurun panas untuk anak-anak jika suhunya melebihi 38.5 C. Namun efektivitas parasetamol sendiri untuk demam anak masih dipertanyakan, jika dibandingkan dengan efektivitas ibuprofen.
Nyeri
Parasetamol digunakan untuk meredakan nyeri. Obat ini mempunyai aktivitas sebagai analgesik, tetapi aktivitas antiinflamasinya sangat lemah. Parasetamol lebih dapat ditoleransi oleh pasien yang mempunyai riwayat gangguan pencernaan, seperti pengeluaran asam lambung berlebih dan pendarahan lambung, dibandingkan dengan aspirin.
Efek Samping
Pada dosis yang direkomendasikan, parasetamol tidak mengiritasi lambung, memengaruhi koagulasi darah, atau memengaruhi fungsi ginjal. Namun, pada dosis besar (lebih dari 2000 mg per hari) dapat meningkatkan risiko gangguan pencernaan bagian atas. Hingga tahun 2010, parasetamol dipercaya aman untuk digunakan selama masa kehamilan.
Kelebihan Dosis
Penggunaan parasetamol di atas rentang dosis terapi dapat menyebabkan gangguan hati. Pengobatan toksisitas parasetamol dapat dilakukan dengan cara pemberian asetilsistein (N-asetil sistein) yang merupakan prekusor glutation, membantu tubuh untuk mencegah kerusakan hati lebih lanjut.
Mekanisme Aksi
Mekanisme aksi utama dari parasetamol adalah hambatan terhadap enzim siklooksigenase (COX, cyclooxygenase), dan penelitian terbaru menunjukkan bahwa obat ini lebih selektif menghambat COX-2. Meskipun mempunyai aktivitas antipiretik dan analgesik, tetapi aktivitas antiinflamasinya sangat lemah karena dibatasi beberapa faktor, salah satunya adalah tingginya kadar peroksida dapat lokasi inflamasi. Hal lain, karena selektivitas hambatannya pada COX-2, sehingga obat ini tidak menghambat aktivitas tromboksan yang merupakan zat pembekuan darah.
Referensi
Wikiwand - on
Seamless Wikipedia browsing. On steroids.