Bandar Udara Internasional Hang Nadim
bandar udara di Indonesia Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas
Bandar Udara Internasional Hang Nadim (bahasa Inggris: Hang Nadim International Airport) (IATA: BTH, ICAO: WIDD), adalah sebuah bandar udara internasional yang terletak di kelurahan Batu Besar, kecamatan Nongsa, kota Batam, provinsi Kepulauan Riau. Bandar udara ini mendapatkan nama dari Laksamana Hang Nadim yang termahsyur dari Kesultanan Malaka. Bandara ini memiliki landas pacu sepanjang 4.025 meter yang menjadikan bandara ini sebagai pemilik landas pacu terpanjang di Indonesia dan kedua di Asia Tenggara setelah Bandar Udara Internasional Kuala Lumpur yang terletak di Kuala Lumpur, Malaysia. Dengan kondisinya saat ini, Bandara Hang Nadim dapat menampung 18-pesawat berbadan lebar dengan jenis Boeing 747, Boeing 767, dan Boeing 777.
Bandar Udara Internasional Hang Nadim Hang Nadim International Airport | |||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
![]() | |||||||||||
![]() | |||||||||||
Informasi | |||||||||||
Jenis | Publik | ||||||||||
Pemilik | Konsorsium dari Angkasa Pura I InJourney, Wijaya Karya, BP Batam, dan Incheon International Airport Corporation | ||||||||||
Pengelola | PT Bandara Internasional Batam | ||||||||||
Melayani | Pulau Batam | ||||||||||
Lokasi | Batam, Kepulauan Riau, Indonesia | ||||||||||
Dibuka | 11 Desember 1995 | ||||||||||
Maskapai penghubung | |||||||||||
Zona waktu | WIB (UTC+07:00) | ||||||||||
Ketinggian dpl | 38 mdpl | ||||||||||
Koordinat | 01°07′15″N 104°07′07″E | ||||||||||
Situs web | hangnadim | ||||||||||
Peta | |||||||||||
Lokasi bandara di Kepulauan Riau , Indonesia | |||||||||||
Landasan pacu | |||||||||||
| |||||||||||
Statistik (2018) | |||||||||||
| |||||||||||
Pangkalan Udara TNI AU Hang Nadim | |
---|---|
![]() Lambang Lanud | |
Dibentuk | 4 Juli 2019 |
Negara | Indonesia |
Cabang | TNI Angkatan Udara |
Tipe unit | Pangkalan Udara Militer |
Bagian dari | Komando Operasi Udara I |
Moto | "Prayatna Kerta Gegana" |
Situs web | www.tni-au.mil.id |

Penyebrangan feri telah menjadi metode transportasi utama untuk bepergian ke pulau-pulau seberang, termasuk Singapura. Namun, lama kelamaan, penyeberangan menggunakan feri mulai tidak efektif, sehingga dibangunlah Bandara Hang Nadim. Bandara ini terbukti cukup efektif dan awalnya dikembangkan sebagai alternatif Bandar Udara Internasional Changi Singapura yang diletak dari Singapura karena bandara ini memiliki landas pacu yang cukup panjang untuk menampung pesawat-pesawat jenis Airbus A380, Boeing 747, Boeing 767, dan Boeing 777. Namun, bandara ini juga mendapatkan persaingan yang cukup ketat dari bandara-bandara lain di Wilayah Pertumbuhan Segitiga Sijori seperti: Bandar Udara Internasional Senai yang terletak di Johor Bahru (ibu kota negara bagian Johor) dari negara Malaysia dan Bandar Udara Internasional Changi yang terletak di Singapura.
Bandar Udara Internasional Hang Nadim adalah salah satu badan usaha milik Badan Pengusahaan Batam (BP Batam). Berjarak sekitar 22 kilometer dari pusat Kota Batam, Kepulauan Riau, Bandara Hang Nadim berada di jalur perdagangan segitiga emas antara Indonesia, Malaysia, dan Singapura.
Sebagai pintu gerbang internasional yang menghubungkan kota Batam dengan seluruh dunia, Bandara Hang Nadim beroperasi di area seluas 1.762 ha dengan luas terminal mencapai 30.000 m2. Dengan landasan pacu sepanjang 4.025 m dan lebar 45 m, menjadikan Bandara Hang Nadim sebagai bandara dengan landasan terpanjang di Indonesia dan nomor dua di Asia Tenggara.
Setiap harinya, Bandara Hang Nadim melayani rata-rata enam penerbangan. Kapasitas penumpang Bandara Hang Nadim ± 5 juta/tahun, dengan kapasitas saat jam puncak operasional mencapai ± 1.400 penumpang/hari.[1]
Sejarah
Pembukaan (11 Desember 1995–3 Juli 2019)
Bandar Udara Internasional Hang Nadim dibuka untuk umum dan dibuka penuh secara resmi dengan banyak kemeriahan oleh Presiden Republik Indonesia Soeharto dengan ditandai oleh penandatanganan batu prasasti sebagai tanda resmi dibuka bandar udara internasional ikonik pertama di Kota Batam, dan Pulau Batam sejak pada Senin pagi, 11 Desember 1995.
Pangkalan Udara Hang Nadim (4 Juli 2019–sekarang)
Pada tanggal 4 Juli 2019, Pangkalan Udara Militer tipe C yang dibawah kendali Komando Operasi Udara I didirikan untuk memperkuat dan mengamankan wilayah NKRI. Pangkalan udara ini berbagi landasan pacu untuk penerbangan militer dengan penerbangan sipil di Bandar Udara Internasional Hang Nadim, setelah sebelumnya bandara ini hanya melayani penerbangan militer selama 35 tahun.
Maskapai Penerbangan dan Tujuan
Pesawat Penumpang
Pesawat Kargo
Maskapai | Tujuan |
---|---|
Asialink Cargo Express | Pekanbaru, Singapura |
Republic Express Cargo | Jakarta–Soekarno–Hatta, Pekanbaru |
Komandan
- Letkol Pnb Urip Widodo (2019–2020)
- Letkol Pnb Iwan Setiawan, S.A.P. (2020–2023)
- Letkol Pnb Letkol Pnb Betya Lukman Madyana, S.E., M.Han. (2023—2024)
- Letkol Pnb Sonny Aji Pramono (2024-Sekarang)
Referensi
Pranala luar
Wikiwand - on
Seamless Wikipedia browsing. On steroids.