Operasi Madago Raya
Operasi militer untuk menumpas kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas
Operasi Madago Raya,[5] sebelumnya bernama Operasi Tinombala adalah operasi gabungan polisi-militer yang dilakukan oleh Kepolisian Negara Republik Indonesia dan Tentara Nasional Indonesia untuk menangkap dan/atau membunuh anggota Mujahidin Indonesia Timur (MIT), kelompok teroris Indonesia yang mendukung ISIS dan dipimpin oleh Santoso. Pada tahun 2016, TNI dan Polri berhasil membunuh Santoso, tetapi Kapolri saat itu Tito Karnavian melanjutkan operasi untuk memastikan keamanan kawasan dari anggota kelompok yang tersisa.[6] Gubernur Sulawesi Tengah Longki Djanggola memuji operasi tersebut karena metodenya yang relatif manusiawi, karena beberapa pemimpin kelompok berhasil ditangkap hidup-hidup. Namun hanya 19 militan yang ditangkap hidup-hidup, sementara lebih dari 40 tewas.[7]
Operasi Madago Raya | |||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Bagian dari Operasi Anti-Terorisme di Indonesia | |||||||
![]() Korps Brigade Mobil di Kecamatan Poso Pesisir Kabupaten Poso pada 8 April 2016 | |||||||
| |||||||
Pihak terlibat | |||||||
Indonesia
PBB |
Mujahidin Indonesia Timur (2016–22):
| ||||||
Tokoh dan pemimpin | |||||||
Pasukan | |||||||
| Tidak ada unit khusus | ||||||
Kekuatan | |||||||
± 3.000 dari |
41+ 18[3] (Juli 2016) 14[4] (Agustus 2016) 11 (September 2016) 10 (Oktober 2016) 9 (November 2016) 7 (Mei 2017) 10 (Desember 2018) 14 (Januari 2019) 9 (Maret 2019) 10 (November 2019) 15 (April 2020) 11 (November 2020) 9 (Maret 2021) 6 (Juli 2021) 3 (September 2021) 1 (Mei 2022) 0 (September 2022) | ||||||
Korban | |||||||
18 tewas (15 tentara, 3 polisi) 1 Helikopter Jatuh |
51 tewas 19 menyerah dan ditangkap |
Mulai Oktober 2022, operasi diperpanjang hingga Desember 2022,[8] dan operasi saat ini sedang menjalani fase penghentian.[9] Mulai Januari 2023, tujuan operasi diubah untuk memulihkan ketertiban sipil dan merehabilitasi masyarakat dari kerusakan yang disebabkan oleh kelompok dan operasinya.[10]
Latar Belakang
Operasi tersebut diprakarsai oleh pemerintah Indonesia untuk memberantas MIT dan mencegah mereka menyebarkan teror kepada WNI dan WNA di Sulawesi Tengah. Operasi tersebut merupakan kelanjutan dari Operasi Camar Maleo I & II yang dimulai pada awal Maret 2016 dan masih berlangsung hingga saat ini.[11] Pada tahun 2014, MIT berjanji setia kepada ISIS dan menjadi kelompok teroris. Tokoh utama mereka adalah Santoso, meskipun setelah kematiannya dan penangkapan para pemimpin lainnya, sebelas anggota lainnya bersembunyi di hutan sekitar Poso, Sulawesi Tengah. Pada tanggal 17 Februari 2021, operasi tersebut diubah namanya menjadi Operasi Madago Raya.[12]
Garis Waktu
Ringkasan
Perspektif


Pada tanggal 18 Juli 2016, pasukan Indonesia menembak dan membunuh pemimpin MIT Santoso pada Operasi Alfa 29.[13] [14]
Pada tanggal 14 September 2016, Andika Eka Putra, salah satu anggota MIT yang tersisa, terbunuh.[15]
Pada tanggal 19 September 2016, Sobron dibunuh oleh Satgas Operasi Tinombala.[16]
Pada 16 Mei 2017, dua militan MIT tewas dalam baku tembak dengan pasukan Indonesia di Poso. Seorang tentara Indonesia terluka.[17]
Pada tanggal 3 Agustus 2017, seorang petani terbunuh setelah diserang oleh teroris di Kabupaten Parigi Moutong.[18]
Pada 27 Oktober 2020, pejabat Indonesia mengaku Indonesia telah mendeportasi empat warga Uighur yang ditangkap pada tahun 2015, karena diduga bergabung dengan MIT, deportasi tersebut dilakukan pada September 2020 setelah pemerintah Tiongkok bersedia membayar denda kepada para tahanan.[19]
Pada tanggal 1 Maret 2021, terjadi baku tembak antara TNI dan Mujahidin Indonesia Timur di daerah Gunung Andole, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah. Akibatnya, dua militan dan satu tentara tewas[20]
Pada 11 Juli 2021, terjadi baku tembak antara TNI Angkatan Darat dengan Mujahidin Indonesia Timur di kawasan Gunung Batu, Kabupaten Parigi Moutong. Akibatnya, dua militan tewas.[21]
Pada 17 Juli 2021, terjadi baku tembak antara TNI Angkatan Darat dengan Mujahidin Indonesia Timur, Kabupaten Parigi Moutong. Akibatnya, satu militan tewas.[22]
Pada tanggal 18 September 2021, terjadi baku tembak antara TNI Angkatan Darat dengan Mujahidin Indonesia Timur di Distrik Torue, Kabupaten Parigi Moutong. Akibatnya, dua militan tewas termasuk Ali Kalora, pemimpin Mujahidin Indonesia Timur.[23]
Pada tanggal 29 September 2022, terjadi baku tembak antara Densus 88 dan anggota terakhir Mujahidin Indonesia Timur di Kilo, Poso, Sulawesi Tengah. Akibatnya anggota terakhir kelompok militan tersebut tewas. Meski anggota Mujahidin Indonesia Timur yang terakhir telah terbunuh, Operasi Madago Raya tetap berlanjut, Kombes Didik Supranoto mengatakan, operasi tetap dilanjutkan demi menjaga keamanan masyarakat dan menghindari terbentuknya organisasi teroris serupa lagi.[24][25]
Semua korban anggota MIT
Ringkasan
Perspektif
Hingga 19 Mei 2022, jumlah militan yang tewas dalam operasi tersebut berjumlah 49 orang. Empat puluh satu di antara mereka yang terbunuh adalah anggota Mujahidin Indonesia Timur, enam orang adalah anggota Partai Islam Turkistan dan sisanya berasal dari wilayah lain. Indonesia. Setidaknya 19 lainnya ditangkap.[26]
Nae alias Galuh alias Mukhlas (dari Bima) †
Askar alias Jaid alias Pak Guru (dari Bima) †
Ali Ahmad alias Ali Kalora (dari Poso) †
Qatar alias Farel alias Anas (dari Bima) †
Jaka Ramadan alias Ikrima alias Rama (dari Banten) †
Suhardin alias Hasan Pranata (dari Poso) †
Santoso alias Abu Wardah (dari Poso / Jawa) †
Sabar Subagyo alias Daeng Koro †
Basri alias Bagong (dari Poso) - DT
Jumiatun Muslim (Istri Santoso dari Bima) - M
Syarifudin Thalib alias Udin alias Usman (dari Poso) - M
Firmansyah alias Thoriq alias Imam (dari Poso) - M
Nurmi Usman (Istri Basri dari Bima) - DT
Tini Susanti Kaduka (Istri Ali Kalora dari Bima) - DT
Aditya alias Idad alias Kuasa (dari Ambon) - DT
Basir alias Romzi (dari Bima) †
Andi Muhammad alias Abdullah alias Abdurrahman Al Makasari (dari Makassar) †
Alqindi Mutaqien alias Muaz (dari Banten) †
Alhaji Kaliki alias Ibrohim (dari Ambon) †
Firdaus alias Daus alias Barok alias Rangga (dari Bima) †
Kholid (dari Poso) †
Ali alias Darwin Gobel (dari Poso) †
Muis Fahron alias Abdullah (dari Poso) †
Rajif Gandi Sabban alias Rajes (dari Ambon) †
Suharyono Hiban alias Yono Sayur †
Firman alias Ikrima (dari Poso) †
Sucipto alias Cipto Ubaid (dari Poso) †
Adji Pandu Suwotomo alias Sobron (dari Jawa) †
Andika Eka Putra alias Hilal (from Poso) †
Yazid alias Taufik (dari Jawa) †
Mukhtar alias Kahar (dari Palu) †
Abu Urwah alias Bado alias Osama (dari Poso) †
Mamat †
Nanto Bojel †
Can alias Fajar (dari Bima) †
Sogir alias Yanto (dari Bima) †
Herman alias David (dari Bima) †
Busro alias Dan (dari Bima) †
Fonda Amar Shalihin alias Dodo (dari Jawa) †
Hamdra Tamil alias Papa Yusran (dari Poso) †
Udin alias Rambo (dari Malino) †
Germanto alias Rudi †
Anto alias Tiger †
Agus Suryanto Farhan alias Ayun †
Ibrahim (aslinya Uighur) †
Bahtusan Magalazi alias Farouk (aslinya Uighur) †
Nurettin Gundoggdu alias Abd Malik (aslinya Uighur) †
Sadik Torulmaz alias Abdul Aziz (aslinya Uighur) †
Thuram Ismali alias Joko (aslinya Uighur) †
Mustafa Genc alias Mus'ab (aslinya Uighur) †
Ahmet Mahmud (aslinya Uighur) - DT (Dideportasi ke Tiongkok)[27]
Altinci Bayyram (aslinya Uighur) - DT (Dideportasi ke Tiongkok)[28]
Abdul Basit Tusser (aslinya Uighur) - DT (Dideportasi ke Tiongkok)[29]
Ahmet Bozoglan (aslinya Uighur) - DT (Dideportasi ke Tiongkok)[30]
Samil alias Nunung (dari Poso) - DT
Salman alias Opik (dari Bima) - M
Jumri alias Tamar (dari Poso) - M
Ibadurahman (dari Bima) - M
Syamsul (dari Jawa) - M
Mochamad Sonhaji (dari Jawa) - M
Irfan Maulana alias Akil (dari Poso) - M
Taufik Bulaga alias Upik Lawanga (dari Poso) - DT
Azis Arifin alias Azis (dari Poso) †
Wahid alias Aan alias Bojes (dari Poso) †
Muhammad Faisal alias Namnung alias Kobar (dari Poso) †
Alvin alias Adam alias Mus'ab alias Alvin Anshori (dari Banten) †
Khairul alias Irul alias Aslam (dari Poso) †
Rukli (dari Poso) †
Ahmad Gazali alias Ahmad Panjang (dari Poso) †
Abu Alim alias Ambo (dari Bima) †
Referensi
Wikiwand - on
Seamless Wikipedia browsing. On steroids.