artikel daftar Wikimedia Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas
Geografi Indonesia didominasi oleh gunung api yang terbentuk akibat zona subduksi antara lempeng Eurasia dan lempeng Indo-Australia. Beberapa gunung api terkenal karena letusannya, misalnya Krakatau yang letusannya berdampak secara global pada tahun 1883,[1] letusan supervulkan Gunung Toba yang diperkirakan terjadi 74.000 tahun yang menyebabkan terjadinya musim dingin vulkanik selama enam tahun,[2] dan Gunung Tambora dengan letusan paling hebat yang pernah tercatat dalam sejarah pada tahun 1815.[3] Gunung berapi di Indonesia merupakan bagian dari Sabuk Alpida dan Cincin Api Pasifik. 150 entri dalam daftar di bawah ini dikelompokkan menjadi enam wilayah geografis, empat di antaranya memiliki gunung berapi dalam barisan Busur Sunda. Dua wilayah lainnya mencakup gunung berapi di Halmahera, termasuk pulau-pulau vulkanik di sekitarnya, serta gunung berapi di Sulawesi dan Kepulauan Sangihe. Wilayah terakhir berada dalam satu busur vulkan dengan gunung berapi Filipina.
Gunung berapi yang paling aktif adalah Kelud dan Merapi di Pulau Jawa, yang bertanggung jawab atas ribuan kematian akibat letusannya di wilayah tersebut. Sejak tahun 1000 masehi, Kelud telah meletus lebih dari 30 kali, dengan letusan terbesar berkekuatan 5 VEI (Volcanic Explosivity Index),[4] sedangkan Merapi telah meletus lebih dari 100 kali.[5] Asosiasi Internasional Vulkanologi dan Kimia Interior Bumi, menobatkan Merapi sebagai Gunung Api Dekade Ini sejak tahun 1995 karena aktivitas vulkaniknya yang sangat tinggi.
Hingga tahun 2012, Indonesia memiliki 127 gunung berapi aktif dengan kurang lebih 5 juta penduduk yang berdiam di sekitarnya. Sejak 26 Desember 2004, setelah gempa besar dan tsunami terjadi, semua pola letusan gunung berapi berubah, misalnya Gunung Sinabung, yang terakhir kali meletus pada 1600-an, tetapi tiba-tiba aktif kembali pada tahun 2010 dan meletus pada 2013.[6]
Sumber utama dari daftar di bawah ini diambil dari buku "Volcanoes of the World" yang disusun oleh dua vulkanolog, yakni Tom Simkin dan Lee Siebert,[a] yang memuat daftar gunung berapi yang aktif dalam 10.000 tahun terakhir (Holosen).[7] Khusus Indonesia, Simkin dan Siebert menggunakan katalog gunung berapi aktif dari Asosiasi Internasional Vulkanologi dan Kimia Interior Bumi.[b] Buku Simkin dan Siebert adalah buku yang memuat daftar paling lengkap mengenai gunung berapi di Indonesia, meskipun akurasi catatan letusan dan korban jiwa yang ditimbulkan bervariasi di berbagai wilayah. Sumber pelengkap mengenai data vulkanik terbaru diperoleh dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), lembaga pemerintah di bawah Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia yang bertanggung jawab untuk memantau dan mencatat aktivitas vulkanik dan mitigasi bencana geologi di Indonesia. Di dunia internasional, lembaga ini dikenal dengan nama Volcanology Survey Indonesia.[8]
Geografi Sumatra didominasi oleh Pegunungan Bukit Barisan. Jajaran pegunungan ini membentang sepanjang hampir 1,700 km (1,056 mi) dari utara ke selatan pulau, dan terbentuk oleh pergerakan Lempeng Indo-Australia.[9] Lempeng ini bergerak dengan laju konvergensi 5,5 cm/tahun, yang menyebabkan terjadinya gempa bumi besar di sisi barat Sumatra, termasuk gempa bumi Samudera Hindia 2004.[10][11] Pergerakan tektonik ini tak hanya menyebabkan gempa bumi, tetapi juga perumusan ruang magma di bawah pulau.[9]
Satu dari 35 gunung berapi aktif, yakni Pulau Weh, terpisah dari daratan utama Sumatra. Pemisahan ini disebabkan oleh letusan besar yang menyebabkan daratan antara Weh dan Sumatra digenangi oleh air laut pada zaman Pleistosen. Gunung berapi terbesar di Sumatra adalah supervulkan Gunung Toba, 100 km (62 mi) × 30 km (19 mi) di kedalaman Danau Toba, yang terbentuk setelah keruntuhan kaldera (sekitar 74.000 BP).[2] Letusan ini diperkirakan mencapai skala 8 VEI, letusan gunung berapi terbesar yang diketahui 27 juta tahun terakhir.[12] Puncak tertinggi di jajaran pegunungan Bukit Barisan adalah Gunung Kerinci, dengan ketinggian 3.805 m[13] (12,467 ft) dari permukaan laut.
Nama | Bentuk | Tinggi | Letusan terakhir (VEI) | Geolokasi |
---|---|---|---|---|
Weh | stratovulkan | 617 meter (2.024 ft) | Pleistosen | 5.82°N 95.28°E |
Seulawah Agam | stratovulkan | 1,810 meter (5,94 ft) | 1839 (2) | 5.448°N 95.658°E |
Peuet Sagoe | kompleks | 2,801 meter (9,19 ft) | 25 Desember 2000 (2) | 4.914°N 96.329°E |
Geureudong | stratovulkan | 2,885 meter (9,47 ft) | 1937 | 4.813°N 96.82°E |
Kembar | perisai | 2,245 meter (7,37 ft) | Pleistosen | 3.850°N 97.664°E |
Sibayak | stratovulkan | 2,212 meter (7,26 ft) | 1881 | 3.23°N 98.52°E |
Sinabung | stratovulkan | 2,460 meter (8,07 ft) | 2 Maret 2021 | 3.17°N 98.392°E |
Gunung Toba | supervulkan | 2,157 meter (7,08 ft) | 72000 SM | 2.58°N 98.83°E |
Helatoba-Tarutung | Fumarol | 1,100 meter (3,61 ft) | Pleistosen | 2.03°N 98.93°E |
Imun | Tidak diketahui | 1,505 meter (4,94 ft) | Tidak diketahui | 2.158°N 98.93°E |
Sibualbuali | stratovulkan | 1,819 meter (5,97 ft) | Tidak diketahui | 1.556°N 99.255°E |
Lubukraya | stratovulkan | 1,862 meter (6,11 ft) | Tidak diketahui | 1.478°N 99.209°E |
Sorik Marapi | stratovulkan | 2,145 meter (7,04 ft) | 1986 (1) | 0.686°N 99.539°E |
Talamau | kompleks | 2,919 meter (9,58 ft) | Tidak diketahui | 0.079°N 99.98°E |
Sarik Gajah | Kerucut piroklastik | Tidak diketahui | Tidak diketahui | 0.008°N 100.20°E |
Marapi | kompleks | 2,891 meter (9,48 ft) | 2025 | 0.381°S 100.473°E |
Singgalang | Stratovulkan | 2,877 meter (9,44 ft) | Tidak diketahui | 0.420°S 100.317°E |
Tandikat | stratovulkan | 2,438 meter (8,00 ft) | 1924 (1) | 0.433°S 100.317°E |
Sago | Stratovulkan | 2,271 meter (7,45 ft) | Tidak diketahui | 0.354°S 100.378°E |
Talang | stratovulkan | 2,597 meter (8,52 ft) | 12 April 2005 (2) | 0.978°S 100.679°E |
Kerinci | stratovulkan | 3,800 meter (12,47 ft) | 2023 | 1.697°S 101.264°E |
Hutapanjang | stratovulkan | 2,021 meter (6,63 ft) | Tidak diketahui | 2.33°S 101.60°E |
Sumbing | stratovulkan | 2,507 meter (8,23 ft) | 23 Mei 1921 (2) | 2.414°S 101.728°E |
Kunyit | stratovulkan | 2,151 meter (7,06 ft) | Tidak diketahui | 2.592°S 101.63°E |
Pendan | Tidak diketahui | Tidak diketahui | Tidak diketahui | 2.82°S 102.02°E |
Belirang-Beriti | Kompleks | 1,958 meter (6,42 ft) | Tidak diketahui | 2.82°S 102.18°E |
Bukit Daun | stratovulkan | 2,467 meter (8,09 ft) | Tidak diketahui | 3.38°S 102.37°E |
Kaba | stratovulkan | 1,952 meter (6,40 ft) | 22 Agustus 2000 (1) | 3.52°S 102.62°E |
Dempo | stratovulkan | 3,173 meter (10,41 ft) | Januari 2025 | 4.03°S 103.13°E |
Patah | Tidak diketahui | 2,852 meter (9,36 ft) | Tidak diketahui | 4.27°S 103.30°E |
Bukit Lumut Balai | stratovulkan | 2,055 meter (6,74 ft) | Tidak diketahui | 4.23°S 103.62°E |
Besar | stratovulkan | 1,899 meter (6,23 ft) | April 1940 (1) | 4.43°S 103.67°E |
Ranau | kaldera | 1,881 meter (6,17 ft) | Tidak diketahui | 4.83°S 103.92°E |
Sekincau | kaldera | 1,719 meter (5,64 ft) | Tidak diketahui | 5.12°S 104.32°E |
Suoh | kaldera | 1,000 meter (3,281 ft) | 24 Mei 2024 | 5.25°S 104.27°E |
Hulubelu | kaldera | 1,040 meter (3,41 ft) | 1836 | 5.35°S 104.60°E |
Rajabasa | stratovulkan | 1,281 meter (4,20 ft) | 1798 | 5.78°S 105.625°E |
Selat Sunda memisahkan Pulau Sumatra dan Jawa, dengan pulau vulkanik Krakatau berdiri di antara keduanya. Krakatau meletus hebat pada tahun 1883 (skala 6 VEI), memusnahkan dua pertiga pulau dan menyisakan kaldera besar di bawah laut. Ledakan dahsyat ini terdengar hingga ke pulau Rodrigues di dekat Mauritius (berjarak sekitar 4.800 kilometer (3.000 mi)).[1] Kerucut parasit baru, yang disebut Anak Krakatau, muncul dari lautan di tengah-tengah kaldera pada tahun 1930.[14] Pulau Krakatau lainnya yang terbentuk akibat letusan 1883 adalah Sertung, Panjang, dan Rakata.
Dari segi ukuran, Jawa memang relatif kecil jika dibandingkan dengan Sumatra, tetapi pulau ini memiliki konsentrasi gunung berapi aktif yang lebih tinggi. Ada 45 gunung berapi aktif di pulau Jawa, tidak termasuk 20 kawah dan kerucut kecil di kompleks vulkanik Dieng dan kerucut muda di kompleks kaldera Tengger. Beberapa gunung berapi dikelompokkan menjadi satu dalam daftar di bawah ini karena lokasinya yang berdekatan. Semeru, Bromo, Merapi, dan Kelud adalah tiga gunung berapi yang paling aktif di Pulau Jawa. Gunung Semeru terus mengeluarkan letusan sejak 1967.[15] Gunung Merapi dinobatkan sebagai Gunung Api Dekade Ini sejak 1995.[16] Ijen memiliki danau kaldera warna-warni yang unik berupa reservoir alami dengan tingkat keasaman yang tinggi (pH<0.3).[17] Terdapat aktivitas penambangan belerang di Ijen, tempat para penambang mengumpulkan belerang terkonsentrasi tinggi hanya dengan menggunakan tangan.
Catatan: Puncak Krakatau adalah Rakata, bukan Anak Krakatau
Nama | Bentuk | Tinggi | Letusan terakhir (VEI) | Geolokasi |
---|---|---|---|---|
Krakatau | kaldera | 813 meter (2.667 ft) | Desember 2023 | 6.102°S 105.423°E |
Pulosari | stratovulkan | 1,346 meter (4,42 ft) | Tidak diketahui | 6.342°S 105.975°E |
Karang | stratovulkan | 1,778 meter (5,83 ft) | Tidak diketahui | 6.27°S 106.042°E |
Kiaraberes-Gagak | stratovulkan | 1,511 meter (4,96 ft) | 6 April 1939 (1) | 6.73°S 106.65°E |
Perbakti | stratovulkan | 1,699 meter (5,57 ft) | Tidak diketahui | 6.75°S 106.68°E |
Salak | stratovulkan | 2,211 meter (7,25 ft) | 31 Januari 1938 (2) | 6.72°S 106.73°E |
Gede | stratovulkan | 2,958 meter (9,70 ft) | 13 Maret 1957 (2) | 6.78°S 106.98°E |
Patuha | stratovulkan | 2,434 meter (7,99 ft) | Tidak diketahui | 7.160°S 107.40°E |
Wayang-Windu | kubah lava | 2,182 meter (7,16 ft) | Tidak diketahui | 7.208°S 107.63°E |
Malabar | stratovulkan | 2,343 meter (7,69 ft) | Tidak diketahui | 7.13°S 107.65°E |
Tangkuban Perahu | stratovulkan | 2,084 meter (6,84 ft) | 2 Agustus 2019 (4) | 6.77°S 107.60°E |
Papandayan | stratovulkan | 2,665 meter (8,74 ft) | 11 November 2002 (2) | 7.32°S 107.73°E |
Kendang | stratovulkan | 2,608 meter (8,56 ft) | Tidak diketahui | 7.23°S 107.72°E |
Kamojang | stratovulkan | 1,730 meter (5,68 ft) | Pleistosen | 7.125°S 107.80°E |
Guntur | kompleks | 2,249 meter (7,38 ft) | 16 Oktober 1847 (2) | 7.143°S 107.840°E |
Tampomas | stratovulkan | 1,684 meter (5,52 ft) | Tidak diketahui | 6.77°S 107.95°E |
Galunggung | stratovulkan | 2,168 meter (7,11 ft) | 9 Januari 1984 (1) | 7.25°S 108.058°E |
Talagabodas | stratovulkan | 2,201 meter (7,22 ft) | Tidak diketahui | 7.208°S 108.07°E |
Karaha Bodas | fumarol | 1,155 meter (3,79 ft) | Tidak diketahui | 7.12°S 108.08°E |
Ciremai | stratovulkan | 3,078 meter (10,10 ft) | 1938 | 6.892°S 108.40°E |
Slamet | stratovulkan | 3,432 meter (11,26 ft) | 14 Maret 2014 | 7.242°S 109.208°E |
Dieng | kompleks | 2,565 meter (8,42 ft) | 2025 | 7.20°S 109.92°E |
Sindoro | stratovulkan | 3,136 meter (10,29 ft) | 29 Oktober 2011 (2) | 7.30°S 109.992°E |
Sumbing | stratovulkan | 3,371 meter (11,06 ft) | 1730 (1) | 7.384°S 110.070°E |
Ungaran | stratovulkan | 2,050 meter (6,73 ft) | Tidak diketahui | 7.18°S 110.33°E |
Telomoyo | stratovulkan | 1,894 meter (6,21 ft) | Tidak diketahui | 7.37°S 110.40°E |
Merbabu | stratovulkan | 3,145 meter (10,32 ft) | 1797 (2) | 7.45°S 110.43°E |
Merapi | stratovulkan | 2,968 meter (9,74 ft) | 2021 berkelanjutan [18] | 7.542°S 110.442°E |
Muria | stratovulkan | 1,625 meter (5,33 ft) | 160 SM ± 30 tahun | 6.62°S 110.88°E |
Lawu | stratovulkan | 3,265 meter (10,71 ft) | 28 November 1885 (1) | 7.625°S 111.192°E |
Wilis | stratovulkan | 2,563 meter (8,41 ft) | Tidak diketahui | 7.808°S 111.758°E |
Kelud | stratovulkan | 1,731 meter (5,68 ft) | 13 Februari 2014 (4) | 7.93°S 112.308°E |
Kawi-Butak | stratovulkan | 2,651 meter (8,70 ft) | Tidak diketahui | 7.92°S 112.45°E |
Arjuno-Welirang | stratovulkan | 3,339 meter (10,95 ft) | 15 Agustus 1952 (0) | 7.725°S 112.58°E |
Penanggungan | stratovulkan | 1,653 meter (5,42 ft) | Tidak diketahui | 7.62°S 112.63°E |
Malang | maar | 680 meter (2.230 ft) | Tidak diketahui | 8.02°S 112.68°E |
Semeru | stratovulkan | 3,676 meter (12,06 ft) | 1967–2025 berkelanjutan (3) | 8.108°S 112.92°E |
Bromo | kerucut bara | 2,329 meter (7,64 ft) | Desember 2023 (0) | 7.942°S 112.95°E |
Lamongan | stratovulkan | 1,651 meter (5,42 ft) | 5 Februari 1898 (2) | 7.979°S 113.342°E |
Lurus | kompleks | 539 meter (1.768 ft) | Tidak diketahui | 7.73°S 113.58°E |
Argapura | kompleks | 3,088 meter (10,13 ft) | Tidak diketahui | 7.97°S 113.57°E |
Raung | stratovulkan | 3,332 meter (10,93 ft) | 24 Desember 2024 | 8.125°S 114.042°E |
Ijen | stratovulkan | 2,799 meter (9,18 ft) | 28 Juni 1999 (1) | 8.058°S 114.242°E |
Baluran | stratovulkan | 1,247 meter (4,09 ft) | Tidak diketahui | 7.85°S 114.37°E |
Kepulauan Sunda Kecil adalah kepulauan kecil yang membentang dari barat ke timur, terdiri dari Pulau Bali, Lombok, Sumbawa, Flores, Sumba, dan Timor; kesemuanya berlokasi di pinggiran landas benua Australia. Gunung berapi di wilayah ini terbentuk karena kerak samudera dan pergerakan landas benua.[20] Beberapa gunung berapi membentuk sebuah pulau sepenuhnya, misalnya Pulau Sangeang Api. Gunung Tambora di Pulau Sumbawa meletus pada 5 April 1815, dengan skala 7 VEI dan dianggap sebagai letusan terhebat dalam catatan sejarah modern.[3]
Nama | Bentuk | Tinggi | Letusan terakhir (VEI) | Geolokasi |
---|---|---|---|---|
Merbuk | tidak diketahui | 1,386 meter (4,55 ft) | Tidak diketahui | - |
Bratan | kaldera | 2,276 meter (7,47 ft) | Tidak diketahui | 8.28°S 115.13°E |
Batur | kaldera | 1,717 meter (5,63 ft) | 15 Maret 1999 (1) | 8.242°S 115.375°E |
Agung | stratovulkan | 3,142 meter (10,31 ft) | 2019 (3) | 8.342°S 115.508°E |
Punikan | tidak diketahui | 1,418 meter (4,65 ft) | Tidak diketahui | |
Rinjani | stratovulkan | 3,726 meter (12,22 ft) | 27 September 2016 | 8.42°S 116.47°E |
Tambora | stratovulkan | 2,722 meter (8,93 ft) | 1967 ± 20 tahun (0) | 8.25°S 118.00°E |
Sangeang Api | kompleks | 1,949 meter (6,39 ft) | 30 Juli 1985 (3) | 8.20°S 119.07°E |
Wai Sano | kaldera | 903 meter (2.963 ft) | Tidak diketahui | 8.72°S 120.02°E |
Poco Leok | Tidak diketahui | 1,675 meter (5,50 ft) | Tidak diketahui | 8.68°S 120.48°E |
Ranakah | kubah lava | 2,100 meter (6,89 ft) | Maret 1991 (1) | 8.62°S 120.52°E |
Inierie | stratovulkan | 2,245 meter (7,37 ft) | 8050 SM | 8.875°S 120.95°E |
Inielika | kompleks | 1,559 meter (5,11 ft) | 11 Januari 2001 (2) | 8.73°S 120.98°E |
Ebulobo | stratovulkan | 2,124 meter (6,97 ft) | 27 Februari 1969 (2) | 8.82°S 121.18°E |
Iya | stratovulkan | 637 meter (2.090 ft) | 27 Januari 1969 (3) | 8.897°S 121.645°E |
Sukaria | kaldera | 1,500 meter (4,92 ft) | Tidak diketahui | 8.792°S 121.77°E |
Ndete Napu | fumarol | 750 meter (2.460 ft) | Tidak diketahui | 8.72°S 121.78°E |
Kelimutu | kompleks | 1,639 meter (5,38 ft) | 3 Juni 1968 (1) | 8.77°S 121.82°E |
Rokatenda | stratovulkan | 875 meter (2.871 ft) | 3 Februari 1985 (1) | 8.32°S 121.708°E |
Egon | stratovulkan | 1,703 meter (5,59 ft) | 6 Februari 2005 (1) | 8.67°S 122.45°E |
Ilimuda | stratovulkan | 1,100 meter (3,61 ft) | Tidak diketahui | 8.478°S 122.671°E |
Lewotobi | stratovulkan | 1,703 meter (5,59 ft) | Januari 2025 (2) | 8.542°S 122.775°E |
Leroboleng | kompleks | 1,117 meter (3,66 ft) | 26 Juni 2003 (3) | 8.358°S 122.842°E |
Riang Kotang | fumarol | 200 meter (660 ft) | Tidak diketahui | 8.30°S 122.892°E |
Iliboleng | stratovulkan | 1,659 meter (5,44 ft) | Juni 1993 (1) | 8.342°S 123.258°E |
Lewotolo | stratovulkan | 1,423 meter (4,67 ft) | 15 Desember 1951 (2) | 8.272°S 123.505°E |
Ililabalekan | stratovulkan | 1,018 meter (3,34 ft) | Tidak diketahui | 8.55°S 123.38°E |
Iliwerung | kompleks | 1,018 meter (3,34 ft) | 22 Mei 1999 (0) | 8.53°S 123.57°E |
Batu Tara | stratovulkan | 748 meter (2.454 ft) | 1847 (2) | 7.792°S 123.579°E |
Sirung | kompleks | 862 meter (2.828 ft) | 2021 | 8.508°S 124.13°E |
Yersey | Bawah laut | −3,800 meter (−12,47 ft) | Tidak diketahui | 7.53°S 123.95°E |
Laut Banda di sebelah selatan Kepulauan Maluku terdiri dari sekelompok pulau-pulau kecil. Tiga lempeng tektonik bawah laut utama; Eurasia, Pasifik, dan Indo-Australia, telah bertemu di sana sejak zaman Mesozoikum.[22] Gunung api di Laut Banda umumnya berupa pulau-pulau, tetapi ada juga beberapa gunung api bawah laut.
Nama | Bentuk | Ketinggian | Letusan terakhir (VEI) | Geolokasi |
---|---|---|---|---|
Emperor of China | bawah laut | −2,850 meter (−9,35 ft) | tidak diketahui | 6.62°S 124.22°E |
Nieuwerkerk | bawah laut | −2,285 meter (−7,50 ft) | tidak diketahui | 6.60°S 124.675°E |
Gunungapi Wetar | stratovulkan | 282 meter (925 ft) | 1699 (3) | 6.642°S 126.65°E |
Wurlali | stratovulkan | 868 meter (2.848 ft) | 3 Juni 1892 (2) | 7.125°S 128.675°E |
Teon | stratovulkan | 655 meter (2.149 ft) | 3 Juni 1904 (2) | 6.92°S 129.125°E |
Nila | stratovulkan | 781 meter (2.562 ft) | 7 Mei 1968 (1) | 6.73°S 129.50°E |
Serua | stratovulkan | 641 meter (2.103 ft) | 18 September 1921 (2) | 6.30°S 130.00°E |
Manuk | stratovulkan | 282 meter (925 ft) | tidak diketahui | 5.53°S 130.292°E |
Gunung Api Banda | kaldera | 640 meter (2.100 ft) | 9 Mei 1988 (3) | 4.525°S 129.871°E |
Empat semenanjung mendominasi bentuk Sulawesi. Bagian tengah terdiri dari kawasan pegunungan tinggi, namun sebagian besar gunung di sana bukanlah gunung api. Gunung api aktif terdapat di semenanjung utara hingga Kepulauan Sangihe. Kepulauan Sangihe menandai perbatasan dengan Filipina.
Nama | Bentuk | Ketinggian | Letusan terakhir (VEI) | Geolokasi |
---|---|---|---|---|
Colo | stratovulkan | 507 meter (1.663 ft) | 18 Juli 1983 (4) | 0.17°S 121.608°E |
Ambang | kompleks | 1,795 meter (5,89 ft) | 1845 ± 5 years | 0.75°N 124.42°E |
Soputan | stratovulkan | 1,784 meter (5,85 ft) | 2018 | 1.108°N 124.73°E |
Sempu | kaldera | 1,549 meter (5,08 ft) | tidak diketahui | 1.13°N 124.758°E |
Tondano | kaldera | 1,202 meter (3,94 ft) | tidak diketahui | 1.23°N 124.83°E |
Lokon-Empung | stratovulkan | 1,580 meter (5,18 ft) | Mei 2015 | 1.358°N 124.792°E |
Mahawu | stratovulkan | 1,324 meter (4,34 ft) | 16 November 1977 (0) | 1.358°N 124.858°E |
Klabat | stratovulkan | 1,995 meter (6,55 ft) | tidak diketahui | 1.47°N 125.03°E |
Gunung Tangkoko | stratovulkan | 1,149 meter (3,77 ft) | 1880 (1) | 1.52°N 125.20°E |
Ruang | stratovulkan | 725 meter (2.379 ft) | 18 April 2024 (4) | 2.30°N 125.37°E |
Karangetang | stratovulkan | 1,784 meter (5,85 ft) | Agustus 2007 | 2.78°N 125.40°E |
Banua Wuhu | bawah laut | −5 meter (−16 ft) | 18 Juli 1919 (3) | 3.138°N 125.491°E |
Awu | stratovulkan | 1,320 meter (4,33 ft) | 2 Juni 2004 (2) | 3.67°N 125.50°E |
Submarine 1922 | bawah laut | −5,000 meter (−16,404 ft) | tidak diketahui | 3.97°N 125.17°E |
Pulau Halmahera di sebelah utara Kepulauan Maluku terbentuk oleh pergerakan tiga lempeng tektonik yang menghasilkan dua pegunungan yang saling berpotongan. Sebuah busur vulkanik membentang dari utara ke selatan di Halmahera bagian barat, beberapa di antaranya adalah pulau-pulau vulkanik, misalnya Gamalama dan Tidore. Pulau tempat Gamalama berada adalah Ternate, yang telah menjadi pusat perdagangan rempah-rempah sejak Portugis tiba di pulau tersebut pada tahun 1512. Karena posisinya sebagai pusat perdagangan sejak Zaman Penjelajahan, catatan sejarah letusan gunung api di Halmahera telah ada sejak abad ke-16.
Nama | Bentuk | Ketinggian | Letusan terakhir (VEI) | Geolokasi |
---|---|---|---|---|
Tarakan | kerucut piroklastik | 318 meter (1.043 ft) | tidak diketahui | 1.83°N 127.83°E |
Dukono | kompleks | 1,335 meter (4,38 ft) | 13 Agustus 1933 (3) | 1.68°N 127.88°E |
Tobaru | tidak diketahui | 1,035 meter (3,40 ft) | tidak diketahui | 1.63°N 127.67°E |
Ibu | stratovulkan | 1,325 meter (4,35 ft) | 2025 (1) | 1.488°N 127.63°E |
Gamkonora | stratovulkan | 1,635 meter (5,36 ft) | 9 Juli 2007 (?) | 1.38°N 127.53°E |
Todoko-Ranu | kaldera | 979 meter (3.212 ft) | tidak diketahui | 1.25°N 127.47°E |
Jailolo | stratovulkan | 1,130 meter (3,71 ft) | tidak diketahui | 1.08°N 127.42°E |
Hiri | stratovulkan | 630 meter (2.070 ft) | tidak diketahui | 0.90°N 127.32°E |
Gamalama | stratovulkan | 1,715 meter (5,63 ft) | 2018 (2) | 0.80°N 127.33°E |
Kie Matubu | stratovulkan | 1,730 meter (5,68 ft) | tidak diketahui | 0.658°N 127.40°E |
Mare | stratovulkan | 308 meter (1.010 ft) | tidak diketahui | 0.57°N 127.40°E |
Moti | stratovulkan | 950 meter (3.120 ft) | tidak diketahui | 0.45°N 127.40°E |
Kie Besi | stratovulkan | 1,357 meter (4,45 ft) | 29 Juli 1988 (3) | 0.32°N 127.40°E |
Tigalalu | stratovulkan | 422 meter (1.385 ft) | tidak diketahui | 0.07°N 127.42°E |
Amasing | stratovulkan | 1,030 meter (3,38 ft) | tidak diketahui | 0.53°S 127.48°E |
Bibinoi | stratovulkan | 900 meter (3.000 ft) | tidak diketahui | 0.77°S 127.72°E |
Berikut adalah daftar beberapa letusan besar gunung api di Indonesia, diurutkan secara kronologis menurut tanggal dimulainya letusan, Hanya letusan dengan skala 3 VEI atau lebih tinggi, letusan yang mengakibatkan kerusakan dan korban jiwa juga disertakan dalam daftar.
Tanggal letusan | Gunung api | Tanggal berhenti | VEI | Lokasi | Tsunami | Volume tefrit | Korban jiwa | Sumber |
---|---|---|---|---|---|---|---|---|
3 November 2024 | Lewotobi | Sedang berlangsung | N/A | Flores | tidak | N/A | 10 | |
16 April 2024 | Ruang | 15 Mei 2024 | 4 | Sulawesi Utara | tidak | N/A | 0 | |
3 Desember 2023 | Marapi | 8 Desember 2023 | 2 | Sumatera Barat | tidak | N/A | 24 | [23] |
4 Desember 2021 | Semeru | 5 Desember 2021 | 4 | Jawa Timur | tidak | N/A | 51 | [24] |
18 Desember 2018 | Anak Krakatau | 10 Januari 2019 | 3 | Selat Sunda | 3 M | N/A | 437 | |
13 Agustus 2017 | Gunung Agung | 12 Juni 2019 | 3 | Bali | tidak | N/A | 0 | |
13 Februari 2014 | Kelud | 15 Februari 2014 | 4 | Jawa Timur | tidak | N/A | 4 | |
3 November 2010 | Merapi | 8 November 2010 | 4 | Jawa Tengah, DI Yogyakarta | tidak | N/A | 353 | [5] |
10 Februari 1990 | Kelud | Maret 1990 | 4 | Jawa Timur | tidak | 0.13 km³ | 35 | [25] |
18 Juli 1983 | Colo | Desember 1983 | 4 | Sulawesi Tengah | tidak | N/A | 0 | [25] |
5 April 1982 | Galunggung | 8 Januari 1983 | 4 | Jawa Barat | tidak | 0.37 km³ + | 68 | [26][27] |
30 April 1979 | Marapi | 5 Mei 1979 | 3 | Sumatera Barat | tidak | N/A | 80 | [28] |
26 April 1966 | Kelud | 27 April 1966 | 4 | Jawa Timur | tidak | 0.089 km³ | 212 | [25] |
17 Maret 1963 | Agung | 27 Januari 1964 | 5 | Bali | tidak | 1 km³ | 1,148 | [29] |
31 Agustus 1951 | Kelud | 31 Agustus 1951 | 4 | Jawa Timur | tidak | 0.2 km³ | 7 | [25] |
25 November 1930 | Merapi | September 1931 | 3 | Jawa Tengah, DI Yogyakarta | tidak | 0.0017 km³ | 1,369 | [5] |
19 Mei 1919 | Kelud | 20 Mei 1919 | 4 | Jawa Timur | tidak | 0.19 km³ | 5,110 | [25] |
7 Juni 1892 | Awu | 12 Juni 1892 | 3 | Sulawesi Utara | ya | N/A | 1,532 | [30] |
26 Agustus 1883 | Krakatau | Februari 1884 | 6 | Selat Sunda | 15–42 m | 5–8.5 km³ | 36,600 | [1][29][31] |
15 April 1872 | Merapi | 21 April 1872 | 4 | Jawa Tengah, DI Yogyakarta | tidak | 0.33 km³ | 200 | [5] |
2 Maret 1856 | Awu | 17 Maret 1856 | 3 | Sulawesi Utara | ya | 0.51±0.50 km³ | 2,806 | [30] |
8 Oktober 1822 | Galunggung | Desember 1822 | 5 | Jawa Barat | tidak | 1 km³ + | 4,011 | [25] |
10 April 1815 | Tambora | 15 Juli 1815 | 7 | Nusa Tenggara Barat, Sumbawa | 1–2 m | 160–180 km³ | 71,000+ | [3][32] |
6 Agustus 1812 | Awu | 8 Agustus 1812 | 4 | Sulawesi Utara | tidak | 0.55±0.50 km³ | 963 | [30] |
12 Agustus 1772 | Papandayan | 12 Agustus 1772 | 3 | Jawa Barat | tidak | N/A | 2,957 | [33] |
4 Agustus 1672 | Merapi | tidak diketahui | 3 | Jawa Tengah, DI Yogyakarta | tidak | N/A | 3,000 | [5] |
1586 | Kelud | tidak diketahui | 5 | Jawa Timur | tidak | 1 km³ + | 10,000 | [25] |
1257 | Samalas | tidak diketahui | 7 | Lombok | tidak | N/A | tidak diketahui | [34] |
SM | ≈ 74,000Gunung Toba | tidak diketahui | 8 | Sumatera Utara | mungkin | 2,800 km³ | hampir memusnahkan populasi manusia |
[2] |
Jumlah korban jiwa bersumber dari Survei Vulkanologi Indonesia,[35] dan Tanguy et al. (1998).[36]
Catatan: cv= letusan ventilasi sentral, pf=aliran piroklastik, lf=aliran lava, lm=lumpur lahar, cl=letusan danau kawah, ph=letusan freatik, ld=ekstrusi kubah lava, cc=keruntuhan kaldera, se=letusan bawah laut, fa=aktivitas fumarol, rf=letusan celah radial.
Seamless Wikipedia browsing. On steroids.