Loading AI tools
ibu kota Kabupaten Klaten, Indonesia Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas
Kota Klaten adalah sebuah kawasan yang menjadi pusat pemerintahan dan ibu kota dari Kabupaten Klaten, yang berada di provinsi Jawa Tengah, Indonesia. Kota ini terdiri atas tiga kecamatan yaitu Klaten Utara, Klaten Tengah dan Klaten Selatan. Kota Klaten dihapus dari predikat kota administratif pada tahun 2003 karena tidak memenuhi kelayakan menjadi kota otonom.[2]
Artikel ini membutuhkan rujukan tambahan agar kualitasnya dapat dipastikan. |
Kota Klaten | |
---|---|
Negara | Indonesia |
Provinsi | Jawa Tengah |
Kecamatan | 3 kecamatan |
Luas | |
• Total | 36,78 km2 (14,20 sq mi) |
Populasi | |
• Total | 133.078 |
• Kepadatan | 3.618/km2 (9,370/sq mi) |
Zona waktu | WIB |
Kota Klaten terletak di tenggara Gunung Merapi, gunung berapi yang teraktif di pulau Jawa. Secara geografis, Kota Klaten terletak di koordinat 7°42′14″S 110°36′6″E berketinggian 150 mdpl. Keadaan iklim Kota Klaten termasuk iklim tropis dengan musim hujan dan kemarau silih berganti sepanjang tahun, temperatur udara rata-rata 28°-30° Celsius dengan kecepatan angin rata-rata sekitar 153 mm setiap bulannya, dengan curah hujan tertinggi bulan Januari (350 mm) dan curah hujan terrendah bulan Juli (8 mm).
Kota Klaten terdiri atas 3 kecamatan, yang dibagi lagi atas 29 desa dan kelurahan. Jika wacana pemekaran Kota Klaten terealisasi, maka wilayah ini akan menjadi wilayah pemerintahan kota. Kecamatan di Kota Klaten yakni Klaten Utara, Klaten Tengah, dan Klaten Selatan. Kantor wali kota berada di Jalan Mawar, Klaten Tengah.
Kota Klaten dibentuk berdasarkan PP 41/1986[3] dan PP 33/2003. Cikal bakal kota ini adalah dari Kecamatan Klaten yang kemudian dimekarkan sebagai kota administratif dengan menggandeng beberapa kecamatan di sekelilingnya. Pada tanggal 17 September 1986, Presiden Soeharto mengumumkan dibentuknya Kota Administratif Klaten yang juga sebagai bagian dari Kabupaten Klaten. Dalam statusnya menjadi kotif, Kota Klaten berkembang cukup pesat. Beberapa perumahan dibangun di area pinggir kota, sementara di pusat kota dibangun Plasa Klaten, renovasi Pasar Kota Klaten, dan penataan wajah kota. Namun setelah masuk era reformasi, status kota administratif dihilangkan, dan Kota Klaten tetap sebagai ibu kota Kabupaten Klaten dengan hanya menghilangkan status kota administratifnya berdasarkan PP 33/2003.
Wacana pemekaran wilayah Kota Klaten menjadi sebuah pemerintahan kota sendiri terlepas dari kabupaten induknya sudah mulai bermunculan walau belum begitu menjamur, mengingat bekas kotif lain seperti Jember dan Purwokerto juga bergerak menuju terbentuknya daerah otonom baru. Sayangnya, pembangunan di Kota Klaten sejak era reformasi tidak begitu tampak. Perlu adanya pembangunan bersifat perkotaan untuk dapat mewujudkan Kota Klaten sebagai kota yang mandiri.
Kota Klaten juga menjadi salah satu penyumbang cikal bakal berdirinya Universitas Gadjah Mada, karena beberapa fakultas di UGM seperti Fakultas Kedokteran dan Fakultas Farmasi merupakan hasil leburan dari beberapa sekolah tinggi kesehatan di Kota Klaten, dengan laboratorium di RSUP Soeradji Tirtonegoro (dahulu RS Tegalyoso).[4]
Saat zaman Hindia Belanda, Kota Klaten juga merupakan kota penting bagi pertahanan tentara Belanda. Benteng pertahanan dibangun di tengah kota, yang bernama Fort Engelenburg. Namun sekitar tahun 1920-an, benteng tersebut dihancurkan. Letak bekas benteng tersebut di Masjid Raya Klaten serta sebagian alun-alun Kota Klaten dan Plasa Klaten.
Secara garis besar, Kota Klaten bukan merupakan kota industri maupun perdagangan. Sampai saat ini, aktivitas industri hanya terpusat di Jalan Diponegoro (Jalan Lingkar Selatan). Kota Klaten sempat booming dengan perdagangan tanaman hiasnya, terutama Anthurium, yang juga merebak di Kabupaten Karanganyar. Kota yang terletak di antara Yogyakarta dan Solo ini sebagai kota transit antara dua kota besar terebut. Pusat keramaian ekonomi tersebar di beberapa pasar-pasar tradisional dan pasar modern.
Bahasa masyarakat Klaten Kota yang digunakan umumnya adalah bahasa Jawa, karena letaknya yang diapit oleh 2 kota besar bekas ibu kota kerajaan berbudaya Jawa. Pada umumnya penduduk Klaten merupakan suku Jawa, dan beberapa suku lain dari Indonesia. Tahun 2021, jumlah penduduk Klaten Kota sebanyak 133.078 jiwa, dengan kepadatan 3.618 jiwa/km². Kemudian, persentasi penduduk Klaten Kota berdasarkan agama yang dianut yakni Islam 77,90% kemudian Kekristenan 21,47% dimana Protestan 11,72% dan Katolik 9,75%. Selebihnya beragama Hindu 0,39%, kemudian Budha 0,14% dan aliran kepercayaan 0,09%.[1][2]
Berkat kemajuan Kota Klaten yang cukup pesat dan berciri perkotaan, pembangunan permukiman kini telah bersifat vertikal. Rumah susun sewa sederhana (rusunawa) atau apartemen telah dibangun di Jalan Ki Ageng Pemanahan, Ngingas, Barenglor, Klaten Utara. Bangunan terdiri dari 2 blok dengan total 194 rumah, masing-masing 5 lantai.
Kini di sepanjang Jalan Pemuda, Klaten Tengah, tiap Minggu pagi mulai pukul 05.00–09.00 digunakan untuk Hari Bebas Kendaraan (Car Free Day). Ini merupakan aplikasi survei dari Kota Solo yang berhasil mengadakan CFD di sana. Para warga beramai-ramai berolah raga di sepanjang jalan. Berbagai jajanan khas Kota Klaten dijajakan. Ada pula pedagang pakaian, mainan, pernak-pernik, hingga tanaman. Pameran otomotif pun juga tersedia. Di sebelah selatan Jalan Pemuda terdapat blok pendidikan bagi satuan pendidikan yang ingin mempromosikan institusinya di CFD. Senam pagi juga dihelat di simpang tiga BRI Klaten.
Latar belakang Kota Klaten yang dulunya merupakan kota pelajar, walaupun kini bukan merupakan kota pelajar, tetapi prestasinya tetap dapat dibanggakan. Sekolah-sekolah di Kota Klaten merupakan salah satu sekolah favorit di Jawa Tengah. Perguruan tinggi yang ada di Kota Klaten antara lain Universitas Widya Dharma, STIKES Muhammadiyah Klaten, Akademi Akuntansi Muhammadiyah Klaten, STAIM Klaten, dll.
Sekolah menengah atas yang ada di Kota Klaten:
Sekolah menengah pertama yang ada di Kota Klaten:
Kota Klaten juga menyumbang berbagai prestasi di kancah nasional maupun internasional, seperti paduan suara Vocalista Angel yang bermarkas di kota ini kerap menjuarai lomba paduan suara tingkat internasional.
Untuk masyarakat yang membutuhkan bantuan medis maupun kontrol kesehatan, di Kota Klaten cukup memiliki fasilitas yang memadai. Bahkan terdapat rumah sakit yang dikelola langsung oleh pemerintah pusat dan pemerintah provinsi.
Terdapat 1 stadion dan 2 GOR. Stadion Trikoyo terletak di Jalan Merbabu, Klaten Selatan. GOR Gelarsena dan GOR SMAN 3 (bekas GOR SPG) berada di Jalan Mayor Sunaryo, Klaten Utara. Aktivitas olahraga di kota ini utamanya adalah sepak bola, futsal, dan badminton. Namun di Kota Klaten juga terdapat Lapangan Panahan Krido Busoro di Jalan Manahan, Klaten Utara. Dari lapangan panahan ini beberapa kali tercetak atlet panahan Jawa Tengah, yang juga beberapa kali sebagai tempat latihan atlet panahan nasional.
Makanan khas dari kota ini adalah ayam panggang & ayam bakar yang sudah terkenal. Banyak warung-warung makan yang menyediakan menu ini. Selain itu, sop ayam juga menjadi ikon Kota Klaten. Hampir di tiap sudut jalan dapat dijumpai penjaja sop ayam. Yang terkenal adalah sop ayam Pak Min Klaten.
Untuk Oleh-oleh khas klaten biasanya mulai dari jenis berbagai keripik diantaranya keripik belut, keripik cakar, keripik paru, kerupuk kulit sapi, dan yang agak baru berkembang keripik daun herbal dan keripik sayuran
Terdapat angkutan kota (angkot) dengan beberapa jalur trayek yang melayani wilayah Kota Klaten dan sebagian di kecamatan sekelilingnya. Angkot terpusat di Terminal Angkutan Kota di Jalan Rajawali, Klaten Tengah.
Bus-bus baik yang melayani dalam provinsi (AKDP) maupun antarprovinsi (AKAP) terpusat di Terminal Buntalan, Klaten Tengah. Sementara di sisi selatan kota terdapat sub-Terminal Bendogantungan, Klaten Selatan. Banyak bus-bus yang berbandar di Terminal Buntalan, karena Terminal Buntalan merupakan terminal tipe A yang melayani transportasi antarkota, antarprovinsi, dan antarpulau. Beberapa travel minibus juga berpusat di sini.
Stasiun Klaten dan Stasiun Ketandan merupakan 2 stasiun yang ada di Kota Klaten. Kapasitas Stasiun Klaten bukan sebagai stasiun besar, tetapi sering kali terjadi membludaknya penumpang akibat animo masyarakat yang besar terhadap moda transportasi ini. Banyak pelajar yang memanfaatkan bus sekolah yang beroperasi setiap pagi sebelum jam masuk sekolah. Selain itu, juga ada mobil antar-jemput bagi warga yang biasanya tinggal di perumahan. Becak dan andong tetap terjaga kelestariannya. Becak masih dengan mudah dapat ditemukan di persimpangan jalan. Andong kini hanya terdapat di Terminal Angkutan Kota.
Jarak dari pusat kota (titik nol kilometer):
Kota Klaten yang merupakan salah satu kota transit menyediakan banyak pilihan tempat menginap, seperti Hotel Bima, Hotel Arjuna, dan Hotel Perdana Raya.
Adapun hotel berbintang 3 di Klaten adalah Grand Tjokro Hotel yang terletak di Jalan Pemuda Selatan 42, Klaten Tengah. Hotel ini berdiri pada bangunan 6 lantai yang terdiri dari 54 kamar, ruang pertemuan, dan tempat karaoke keluarga, serta memiliki fasilitas yang memadai untuk sebuah hotel berbintang.
SPBU di Kota Klaten:
Surat kabar yang beredar di Kota Klaten antara lain:
Stasiun Radio yang ada di Kota Klaten diantaranya adalah RSPD, RWK FM, Candisewu FM, Salma FM, IC FM, Arjuna FM, X-Radio FM, S-MUT FM, dan lain-lain.
Seamless Wikipedia browsing. On steroids.
Every time you click a link to Wikipedia, Wiktionary or Wikiquote in your browser's search results, it will show the modern Wikiwand interface.
Wikiwand extension is a five stars, simple, with minimum permission required to keep your browsing private, safe and transparent.