Kabupaten Natuna

kabupaten di Provinsi Kepulauan Riau, Indonesia Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas

Kabupaten Natuna

Kabupaten Natuna adalah salah satu kabupaten di Provinsi Kepulauan Riau, Indonesia. Ibu kota Natuna berada di Ranai. Natuna merupakan kepulauan paling utara di selat Karimata. Jumlah penduduk Natuna pada 2020 berjumlah 81.952 jiwa, dan pada pertengahan 2024 sebanyak 84.017 jiwa.[1][5]

Fakta Singkat Transkripsi bahasa daerah, • Abjad Jawi ...
Kabupaten Natuna
Transkripsi bahasa daerah
  Abjad Jawiناتونا
Thumb
Thumb
Motto: 
Thumb
Peta
Thumb
Kabupaten Natuna
Peta
Thumb
Kabupaten Natuna
Kabupaten Natuna (Indonesia)
Koordinat: 4°N 108.25°E / 4; 108.25
Negara Indonesia
ProvinsiKepulauan Riau
Dasar hukumUndang-Undang No. 53 Tahun 1999
Ibu kotaRanai
Jumlah satuan pemerintahan
Daftar
  • Kecamatan: 15
  • Kelurahan: 6
  • Desa: 71
Pemerintahan
  BupatiWan Siswandi
  Wakil BupatiRodhial Huda
  Sekretaris DaerahBoy Wijanarko Varianto
Luas
  Total2.009,04 km2 (775,69 sq mi)
Populasi
 (30 Juni 2024)[1]
  Total84.017
  Kepadatan42/km2 (110/sq mi)
Demografi
  Agama
  • 96,88% Islam
  • 1,21% Buddha
  • 0,15% Konghucu[2]
  BahasaIndonesia (resmi)
Melayu (dialek Natuna)
  IPM 78,23 (2023)
tinggi[3]
Zona waktuUTC+07:00 (WIB)
Kode BPS
2103
Kode area telepon+62 773
Pelat kendaraanBP xxxx N*
Kode Kemendagri21.03
DAURp. 177.949.262.000.- (2013)[4]
Situs webwww.natunakab.go.id
Tutup

Di sebelah utara, Natuna berbatasan dengan Vietnam dan Kamboja, di selatan berbatasan dengan Kabupaten Bintan, di bagian barat dengan Kabupaten Kepulauan Anambas dan di bagian timur dengan Kalimantan Barat dan Sarawak, Malaysia Timur.[butuh rujukan]

Natuna berada pada jalur pelayaran internasional Asia Timur. [butuh rujukan] Kabupaten ini terkenal dengan penghasil minyak dan gas. Cadangan minyak bumi Natuna diperkirakan mencapai 1.400.386.470 barel, sedangkan gas bumi 112.356.680.000 barel.[butuh rujukan] Hewan khas Natuna adalah kekah natuna.[butuh rujukan]

Sejarah

Ringkasan
Perspektif

Kabupaten Natuna dibentuk sebagai salah satu dari tiga kabupaten hasil pemekaran Kabupaten Kepulauan Riau.[6] Setelah dibentuk, status Kabupaten Natuna adalah daerah otonomi. Kabupaten Natuna dibentuk berdasarkan Undang-Undang No. 53 Tahun 1999 yang disahkan pada 12 Oktober 1999, dengan dilantiknya Bupati Natuna, Drs. H. Andi Rivai Siregar oleh Menteri Dalam Negeri ad interm Jenderal TNI (Purn.) Feisal Tanjung di Jakarta.[butuh rujukan]

Berdasarkan Surat Keputusan Delegasi Republik Indonesia, Provinsi Sumatra Tengah, pada tanggal 18 Mei 1956, menggabungkan diri ke dalam Wilayah Republik Indonesia.[7] Kepulauan Riau diberi status Daerah Otonomi Tingkat II yang dikepalai Bupati sebagai kepala daerah yang membawahi 4 kewedanaan sebagai berikut:[butuh rujukan]

Kewedanaan Pulau Tujuh yang membawahi Kecamatan Jemaja, Siantan, Midai, Serasan, Tambelan, Bunguran Barat dan Bunguran Timur beserta kewedanaan laiannya dihapus berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Riau tanggal 9 Agustus 1964 No. UP/247/5/1965.[sumber mendukung?] Berdasarkan ketetapan tersebut, terhitung 1 Januari 1966 semua daerah administratif kewedanaan dalam Kabupaten Kepulauan Riau dihapus.[8]

Kabupaten Natuna dibentuk berdasarkan Undang-Undang No. 53 Tahun 1999 dari hasil pemekaran Kabupaten Kepulauan Riau yang terdiri dari 6 Kecamatan yaitu Kecamatan Bunguran Timur, Bunguran Barat, Jemaja, Siantan, Midai dan Serasan dan satu Kecamatan Pembantu Tebang Ladan.[butuh rujukan]

Seiring dengan kewenangan otonomi daerah, Kabupaten Natuna kemudian melakukan pemekaran daerah kecamatan yang hingga pada 2004 menjadi 10 kecamatan dengan penambahan, Kecamatan Pal Matak, Subi, Bunguran Utara dan Pulau Laut dengan jumlah kelurahan/desa sebanyak 53.[butuh rujukan]

Hingga 2007, Kabupaten Natuna telah memiliki 16 Kecamatan. 6 Kecamatan pemekaran baru itu diantaranya adalah Kecamatan Pulau Tiga, Bunguran Timur Laut, Bunguran Tengah, Siantan Selatan, Siantan Timur dan Jemaja Timur dengan total jumlah kelurahan/desa sebanyak 75.[butuh rujukan]

Pada 2008 kabupaten Natuna melakukan pemekaran dengan dibentuk Kabupaten Kepulauan Anambas, sehingga kecamatan menjadi 12 Kecamatan.[butuh rujukan] Lalu hingga 2015 menjadi 70 Desa dan 6 Kelurahan dan ada 3 Kecamatan pemekaran sehingga menjadi 16 Kecamatan.[butuh rujukan]

Geografis

Topografi

Berdasarkan kondisi fisiknya, Kabupaten Natuna merupakan tanah berbukit dan bergunung batu. Dataran rendah dan landai banyak ditemukan di pinggir pantai. Ketinggian wilayah antara kecamatan cukup beragam, yaitu berkisar antara 3 sampai dengan 959 meter dari permukaan laut dengan kemiringan antara 2 sampai 5 meter. Pada umumnya, struktur tanah terdiri dari tanah podsolik merah kuning dari batuan yang tanah dasarnya mempunyai bahan granit, dan aluvial serta tanah organosol dan humus liat.[butuh rujukan]

Iklim dan Cuaca

Thumb
Peta Natuna

Iklim di Kabupaten Natuna adalah tropis basah dengan suhu rata-rata 26 °C dan sangat dipengaruhi oleh perubahan arah angin. Kelembaban udaranya berkisar antara 60% dan 85%. Sedangkan, curah hujannya rata-rata 2.530 mm dengan jumlah hari hujan 110 pertahun. Bulan-bulan yang basah terjadi pada bulan Oktober-Desember dengan kecepatan angin rata-rata 276 km perhari [sic]. Sedangkan, penyinaran mataharinya rata-rata 53%. Cuacanya juga sering tidak menentu berupa hujan disertai angin kencang, badai yang bergemuruh, dan gelombang yang mencapai ketinggian lebih dari tiga meter acapkali terjadi secara tiba-tiba.[butuh rujukan]

Berdasarkan arah angin, masyarakat setempat mengenal adanya 4 musim, yakni: Utara, Timur, Selatan, dan Barat. Musim Utara ditandai oleh angin yang berhembus dari arah timur. Musim ini berjalan selama 4 bulan (November—Februari). Pada musim ini angin berhembus sangat kencang (kecepatannya mencapai 15–30 knots), sehingga laut bergelombang sepanjang siang dan malam dengan ketinggian 1--3 meter.[butuh rujukan]

Masyarakat setempat menggambarkan laut yang penuh dengan gelombang itu bagaikan “wajah limau purut busuk”. Angin yang bertiup pada musim ini tampaknya tidak hanya membuat laut menjadi ganas, tetapi juga membuat rusaknya pepohonan. Batang pohon kelapa menjadi condong ke arah selatan. Kemudian, dedaunan menjadi berbelah-belah. Malahan, daun pohon karet berguguran, sehingga tampaknya menjadi gersang. Musim yang cukup menakutkan ini oleh mereka disebut juga sebagai “Musim kelambu sebelah tersingkap”, karena musim tersebut disertai dengan hujan sepanjang siang dan malam, sehingga mereka lebih memilih berbaring dengan kelambu yang tersingkap sebelah.[butuh rujukan] Oleh karena itu, Ibrahim (1997) mengatakan bahwa pada musim utara masyarakat Natuna mengalami kesulitan untuk melakukan pekerjaannya. Untuk itu, jauh hari mereka sudah mempersiapkan segala sesuatu untuk menghadapinya, seperti: kayu bakar, beras, lauk-pauk (ikan asin), dan keperluan dapur lainnya.[butuh rujukan]

Musim Timur ditandai oleh angin yang berhembus dari arah timur. Musim ini juga berjalan selama 4 bulan (Maret—Juni). Kecepatan anginnya rata-rata hanya 12 knots. Hujan yang lebat jarang terjadi. Adakalanya hujan disertai dengan panas. Matahari agak bebas menyinari laut dan daratan, sehingga panasnya cukup menyengat. Panas yang demikian oleh masyarakat setempat disebut sebagai ngek-ngek atau lak-lak (rasanya tidak menentu). Namun demikian, laut masih tampak bergelombang sehingga agak sulit untuk mendapatkan ikan.[butuh rujukan]

Musim Selatan ditandai oleh angin yang berhembus dari arah selatan. Musim yang berlangsung selama 2 bulan (Juli—Agustus) ini kecepatan anginnya rata-rata 8--20 knots. Pada musim ini matahari dapat bersinar bebas sehingga panasnya sangat menyengat. Keadaan yang demikian oleh masyarakat setempat diibaratkan sebagai “uap neraka”. Keadaan laut masih tetap bergelombang, bahkan adakalanya dapat mencapai lebih dari 3 meter.[butuh rujukan]

Musim Barat yang ditandai oleh angin yang berhembus dari arah barat juga berlangsung selama 2 bulan (September—Oktober). Ciri dari musim ini adalah antara panas dan hujan saling berganti. Oleh karena itu, permukaan laut adakalanya bagaikan “air dalam talam” (tenang dan teduh), tetapi adakalanya menakutkan karena gelombangnya dapat mencapai 3 meter lebih. Celakanya, gelombang tersebut sering terjadi secara tiba-tiba sehingga tidak memberi kesempatan bagi para nelayan untuk menepikan perahunya.[butuh rujukan]

Pemerintahan

Daftar Bupati

Berikut merupakan daftar Bupati Natuna.

Informasi lebih lanjut No., Potret ...
No. Potret Bupati Mulai menjabat Akhir menjabat Partai Wakil Bupati Periode Referensi
1
Thumb
Abdul Hamid Rizal 19 April 2001 19 April 2006 Non-partisan 1
(2001)
[9]
2
Thumb
Daeng Rusnadi 19 April 2006 21 Desember 2009 Partai Golongan Karya 2
(2005)
[10]
3
Thumb
Raja Amirullah 11 Juni 2010 4 Mei 2011 Partai Golongan Karya   N/A [11]
4
Thumb
Ilyas Sabli 4 Mei 2011 4 Mei 2016 Partai Nasional Demokrat   3
(2010)
[12][13]
5
Thumb
Abdul Hamid Rizal 4 Mei 2016 4 Mei 2021 Partai Amanat Nasional   1
(2015)
[14][15][16]
6 Thumb Wan Siswandi 24 Mei 2021 Petahana Non Partai   Rodhial Huda 5
(2020)
[17]
Tutup
Legenda

Berikut daftar Pelaksana Tugas Bupati yang menggantikan Bupati petahana yang sedang cuti kampanye atau dalam masa transisi.

Potret Pelaksana tugas Bupati Mulai jabatan Akhir jabatan Masa Ket. Bupati Definitif
Andi Rivai Siregar
(Penjabat)
12 Oktober 1999 19 April 2001 [18] Transisi
Thumb
Raja Amirullah
(Pelaksana Tugas)
21 Desember 2009 11 Juni 2010 2
(2005)
[18] Daeng Rusnadi
Hendra Kusuma
(Pelaksana Harian)
4 Mei 2021 24 Mei 2021 [19] Transisi

Dewan Perwakilan

Berikut ini adalah komposisi anggota DPRD Kabupaten Natuna dalam tiga periode terakhir.

Informasi lebih lanjut Partai Politik, Jumlah Kursi dalam Periode ...
Partai Politik Jumlah Kursi dalam Periode
2014–2019[20][21] 2019–2024[22] 2024–2029
Gerindra 2 Kenaikan 3 Penurunan 2
PDI-P 2 Steady 2 Kenaikan 4
Golkar 3 Steady 3 Steady 3
NasDem 1 Kenaikan 2 Kenaikan 3
PKS 0 Steady 0 Kenaikan 2
Hanura 2 Steady 2 Penurunan 1
PAN 3 Steady 3 Penurunan 2
Demokrat 4 Penurunan 2 Steady 2
Perindo (baru) 1 Penurunan 0
PPP 3 Penurunan 2 Penurunan 1
Jumlah Anggota 20 Steady 20 Steady 20
Jumlah Partai 8 Kenaikan 9 Steady 9
Tutup

Kecamatan

Kabupaten Natuna memiliki 17 kecamatan, 7 kelurahan dan 70 desa (dari total 75 kecamatan, 142 kelurahan dan 275 desa di seluruh Kepulauan Riau). Pada tahun 2017, jumlah penduduknya sebesar 81.542 jiwa dengan luas wilayahnya 2.009,04 km² dan sebaran penduduk 40 jiwa/km².[23][24]

Daftar kecamatan dan kelurahan di Kabupaten Natuna, adalah sebagai berikut:

Informasi lebih lanjut Kode Kemendagri, Kecamatan ...
Kode
Kemendagri
KecamatanJumlah
Kelurahan
Jumlah
Desa
StatusDaftar
Desa/Kelurahan
21.03.05 Bunguran Barat 14Desa
Kelurahan
21.03.20 Bunguran Batubi 5Desa
21.03.18 Bunguran Selatan 4Desa
21.03.16 Bunguran Tengah 3Desa
21.03.07 Bunguran Timur 43Desa
Kelurahan
21.03.15 Bunguran Timur Laut 7Desa
21.03.08 Bunguran Utara 6Desa
21.03.04 Midai 12Desa
Kelurahan
21.03.10 Pulau Laut 3Desa
21.03.23 Pulau Panjang 2Desa
21.03.24 Pulau Seluan 2Desa
21.03.11 Pulau Tiga 6Desa
21.03.21 Pulau Tiga Barat 4Desa
21.03.06 Serasan 16Desa
Kelurahan
21.03.19 Serasan Timur 4Desa
21.03.22 Suak Midai 3Desa
21.03.09 Subi 6Desa
TOTAL17 Kecamatan, 7 Kelurahan dan 70 Desa
Tutup

Demografi

Ringkasan
Perspektif

Suku

Informasi lebih lanjut Etnis, Jumlah (%) ...
Komposisi etnis Kabupaten Natuna pada tahun 2000
Etnis Jumlah (%)
Melayu85,27
Jawa6,34
Tionghoa2,52
Minangkabau0,70
Batak0,50
Bugis0,38
Banjar0,14
Lain-lain4,15
Sumber: Sensus Penduduk Tahun 2000[25]
Tutup

Penduduk

Penduduk Kabupaten Natuna pada 2017 berjumlah 76.192 jiwa, yang terdiri dari 39.180 jiwa penduduk laki-laki dan 37.012 jiwa penduduk perempuan. Kepadatan penduduk di 2017 adalah 38,08 jiwa/km². Bunguran Timur adalah kecamatan terbanyak penduduknya, sedangkan yang paling sedikit adalah Suak Midai. Kecamatan terpadat penduduknya adalah Midai dan yang paling jarang penduduknya adalah Bunguran Utara.[5]

Agama

Pada 2018, penduduk Kabupaten Natuna berdasarkan agamanya terdiri dari Islam 96,88%, Kristen Protestan 1,41%, Buddha 1,21%, Katolik 0,35%, Konghucu 0,15% dan Hindu kurang dari 0,01%. Terdapat 148 masjid, 133 mushola, 10 gereja protestan, 2 gereja katolik, dan 4 vihara di Natuna.[2]

Informasi lebih lanjut Agama di Kabupaten Natuna ...
Agama di Kabupaten Natuna
Agama Persen
Islam
 
96,88%
Protestan
 
1,41%
Buddha
 
1,21%
Katolik
 
0,35%
Konghucu
 
0,15%
Hindu
 
0,01%
Tutup

Pendidikan

Berikut adalah jumlah institusi pendidikan yang ada di Kabupaten Natuna:[5]

Informasi lebih lanjut Jenis Institusi, Jumlah ...
Jenis InstitusiJumlah
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
Taman Kanak-kanak79
Pendidikan Dasar (Dikdas)
Sekolah Dasar (SD)80
Madrasah Ibtidaiyah (MI)2
Sekolah Menengah Pertama (SMP)21
Madrasah Tsanawiyah (MTs)14
Pendidikan Menengah (Dikmen)
Sekolah Menengah Atas/Sekolah Menengah Kejuruan (SMA/K)21
Madrasah Aliyah5
Pendidikan Tinggi (Dikti)
Sekolah Tinggi1
Tutup

Kesehatan

Kabupaten Natuna memiliki 2 Rumah Sakit, 1 Rumah Bersalin, 14 Puskesmas, 118 posyandu, 4 klinik/balai kesehatan, dan 13 polindes. Kecamatan Bunguran Timur sebagai kecamatan di mana ibu kota kabupaten berada menjadi kecamatan dengan fasilitas kesehatan terbanyak dan terlengkap.[5]

Ekonomi

Ringkasan
Perspektif

Selain letaknya yang strategis kawasan Pulau Natuna dan sekitarnya pada hakikatnya dikaruniai potensi sumber daya alam yang belum dikelola secara memadai atau ada yang belum sama sekali, yaitu:[butuh rujukan]

  • Sumber daya perikanan laut yang mencapai lebih dari 1 juta ton per tahun dengan total pemanfaatan hanya 36%, yang hanya sekitar 4,3% oleh Kabupaten Natuna.[butuh rujukan]
  • Pertanian & perkebunan seperti ubi-ubian, kelapa, karet, sawit dan cengkih.[butuh rujukan]
  • Objek wisata: bahari (pantai, pulau selam), gunung, air terjun, gua dan budidaya.[butuh rujukan]
  • Ladang gas D-Alpha yang terletak 225 km di sebelah utara Pulau Natuna (di ZEEI) dengan total cadangan 222 trillion cubic feet (TCT) dan gas hidrokarbon yang bisa didapat sebesar 46 TCT merupakan salah satu sumber terbesar di Asia.[butuh rujukan]

Pertanian

Persawahan

Luas sawah di Kabupaten Natuna adalah 144,75 Ha yang terdiri dari 10 Ha sawah irigasi dan 134,75 Ha sawah nonirigasi. Sawah irigasi hanya terletak di Kecamatan Bunguran Tengah. Sawah non irigasi terletak di Kecamatan Bunguran Batubi, Bunguran Tengah, dan Serasan Timur.[butuh rujukan]

Perkebunan

Selain sawah, lahan di Kabupaten Natuna digunakan untuk kebun 2.460 Ha dan ladang 4.140 Ha. Terdapat seluas 14.374 Ha lahan yang belum difungsikan di Kabupaten Natuna. Kecamatan Bunguran Utara memiliki lahan kebun terluas mencakup 57,97% lahan yang ada dan begitu pula dengan lahan yang belum digunakan mencakup 69,57% lahan yang ada. Ladang terluas terletak di Kecamatan Bunguran Batubi mencakup 57,70% lahan yang ada.[5]

Komoditas

Berikut adalah statistik lahan panen dan produksi komoditas di Kabupaten Natuna pada 2017:[5]

Informasi lebih lanjut Nama Komoditas, Luas Lahan Panen (Hektare) ...
Nama KomoditasLuas Lahan Panen
(Hektare)
Jumlah Produksi
(ton)
Komoditas Pertanian
Padi134,75123,00
Jagung65,7560,50
Kedelai3,100,10
Ubi Kayu106,901.502,00
Ubi Jalar51,05415,68
Kacang Tanah2,269,40
Komoditas Sayur-Mayur dan Buah-buahan
Kangkung59,57648,80
Cabai Rawit47,97724,90
Ketimun37,66701,80
Kacang Panjang41,35558,00
Bayam40,74647,00
Semangka39,601.395,50
Terong26,29321,52
Komoditas Perkebunan
Karet4.258,001.381,00
Kelapa11.644,007.154,00
Cengkeh12.103,001.510,00
Sagu272,0014,00
Tutup

Peternakan

Pada 2017, terdapat 9.815 ekor sapi potong, 1.470 ekor kambing, 72.050 ekor ayam kampung, 581.695 ekor ayam pedaging, dan 2.975 itik. Kecamatan Bunguran Timur menjadi kecamatan dengan populasi sapi, ayam pedaging dan itik terbanyak di mana produksi daging sapinya mencakup 70,79% dari seluruhnya di Kabupaten Natuna. Pada 2017, produksi daging sapi sebesar 76.896 kg, daging kambing sebesar 90 kg, dan telur ayam sebesar 7.741 kg.[5]

Perikanan

Sektor perikanan Kabupaten Natuna tercatat memiliki produksi sebesar 88.888,27 ton pada 2017. Sumbangan terbesar dari sektor perikanan laut yang mencakup 96,91% dari keseluruhan produksi. Pada 2017, produksi perikanan laut sebesar 86.141,74 ton, budidaya laut sebesar 719,27 ton, budidaya air tawar sebesar 165,79 ton, dan budidaya rumput laut sebesar 1.861,47 ton. Kecamatan Bunguran Barat adalah penyumbang produksi perikanan laut dan budidaya laut terbesar. Sekitar 32,93% perikanan laut berasal dari Kecamatan Bunguran Barat. Sementara itu, 45% budidaya air tawar dihasilkan oleh Kecamatan Bunguran Timur, dan 42,17% budidaya rumput laut dihasilkan oleh Kecamatan Pulau Tiga.[5]

Perdagangan

Pada 2017, terdapat 1.994 UKM di Kabupaten Natuna. Jumlah tersebut sebagian besar bergerak dibidang perdagangan (1.383 unit), industri rumah tangga (274 unit), dan jasa (171 unit). Hanya 27 unit yang bergerak dibidang perikanan dan 44 unit bergerak dibidang pertanian. Jumlah pedagang di Kabupaten Natuna sebanyak 707 orang di mana 66 diantaranya merupakan pedagang besar. Kabupaten Natuna memiliki 59 koperasi dengan total anggota 4.124 orang pada 2017.[5]

Pariwisata

Sebagai kabupaten kepulauan, Natuna memiliki sekitar 130 objek wisata. Sebagian besar merupakan objek wisata bahari dan situs bersejarah. Natuna memiliki 44 hotel/penginapan dengan total 514 kamar. Selain itu, terdapat 31 kedai kopi dan 34 rumah makan. Berikut adalah statistik objek wisata dan kunjungan wisatawan selama di 2017 di Kabupaten Natuna:[5]

Informasi lebih lanjut Jenis Objek Wisata, Jumlah Objek Wisata ...
Jenis Objek WisataJumlah Objek WisataJumlah Kunjungan
Wisata Bahari6547.736
Air Terjun49.828
Wisata Gunung2211.088
Situs Bersejarah39545
Tutup

Referensi

Pranala luar

Loading related searches...

Wikiwand - on

Seamless Wikipedia browsing. On steroids.