Loading AI tools
pertemuan setiap setengah tahun yang diselenggarakan oleh negara-negara anggota ASEAN Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas
Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN adalah pertemuan puncak antara pemimpin-pemimpin negara anggota ASEAN dalam hubungannya terhadap pengembangan ekonomi, politik, keamanan, serta sosial dan budaya antar negara-negara Asia Tenggara.[1] Selain itu, setiap KTT berperan sebagai konfensi regional (Asia) dan internasional yang terkemuka, dengan para pemimpin dunia mendiskusikan berbagai masalah dan isu global, memperkuat kerjasama antar-negara, dan menciptakan suatu keputusan.[1][2] Penyelenggaraan KTT ASEAN menunjukan kesuksesan dan kemampuan ASEAN untuk memberikan suatu hasil di tingkat global, sehingga dipuji oleh para pemimpin dunia.[3]
Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN The Association of Southeast Asian Nation - Summit (ASEAN - Summit) | |
---|---|
Semboyan: "One Vision, One Identity, One Community". | |
Anggota ASEAN ditampilkan dalam warna hijau | |
Sekretariat | Indonesia |
Negara anggota | |
Pemimpin | |
• Ketua | Sonexay Siphandone |
Kao Kim Hourn | |
Pendirian | 8 Agustus 1967 |
Situs web resmi Situs Web Resmi | |
Sejak dibentuknya ASEAN telah berlangsung 43 kali KTT resmi,[4] 4 KTT tidak resmi, dan 1 KTT Luar Biasa. ASEAN saat ini berhubungan langsung dengan negara lain yang ikut serta dalam misi dan visi ASEAN. Pertemuan resmi diadakan dengan negara lain dan berbagai organisasi internasional secara kolektif sebagai Mitra Dialog ASEAN atau ASEAN+3. Ketiga negara tersebut adalah Tiongkok, Jepang, dan Korea Selatan.
Pertemuan resmi diadakan selama tiga hari. Rencana perjalanan yang biasa dilakukan adalah sebagai berikut:
KTT ASEAN yang pertama diselenggarakan pada Februari 1976 di Bali, Indonesia.[5] Pada KTT ini, ASEAN menyatakan komitmen untuk "mengembangkan hubungan yang bermanfaat" dan kerja sama yang saling menguntungkan dengan negara-negara lain di kawasan.[6] Para pemimpin ASEAN menandatangani Perjanjian Persahabatan dan Kerja Sama di Asia Tenggara. KTT ASEAN ke-2 yang diselenggarakan di Kuala Lumpur, Malaysia pada Agustus 1977 merupakan kesempatan pertemuan puncak pertama antara Jepang dan ASEAN. Jepang menyatakan niatnya untuk mempromosikan kerja sama dengan ASEAN.[7]
Pada KTT ASEAN ke-9 pada Oktober 2003 di Bali, Indonesia, para pemimpin negara-negara anggota menandatangani deklarasi yang dikenal sebagai Bali Concord II, di mana mereka sepakat untuk mengejar integrasi ekonomi yang lebih erat pada tahun 2020. Menurut deklarasi tersebut, "Masyarakat ASEAN" akan ditetapkan pada tiga pilar, "kerja sama politik dan keamanan, kerja sama ekonomi, dan kerja sama sosial-budaya; untuk mewujudkan tujuan memastikan perdamaian, stabilitas, dan kemakmuran bersama yang tahan lama di kawasan ini." Rencana tersebut membayangkan wilayah dengan populasi 500 juta dan perdagangan tahunan sebesar US$720 miliar. Kawasan perdagangan bebas juga akan didirikan di wilayah tersebut pada tahun 2020. Para pemimpin ASEAN juga membahas pembentukan komunitas keamanan di samping komunitas ekonomi, meskipun tanpa aliansi militer formal.
Pada pertemuan yang sama, Tiongkok dan ASEAN juga sepakat untuk bekerja lebih cepat menuju perjanjian perdagangan timbal balik yang akan menciptakan pasar terpadat di dunia, dengan 1,7 miliar konsumen. Jepang juga menandatangani perjanjian yang berjanji untuk mengurangi hambatan tarif dan non-tarif dengan anggota ASEAN.
KTT ke-15 ASEAN diselenggarakan pada Oktober 2009 di Hua Hin dan Cha-am, Thailand.[8] Pertemuan tersebut melibatkan para pemimpin negara-negara anggota ASEAN bersama dengan mitra dialog mereka dari Tiongkok, Jepang, Korea Selatan, India, Australia, dan Selandia Baru. Kesibukan pertemuan di antara para pemimpin Asia pada hari terakhir meningkatkan kemungkinan untuk menempa pakta perdagangan bebas regional, yang kemungkinan akan diangkat pada KTT APEC 2009.
KTT ke-28 dan ke-29 ASEAN diselenggarakan pada September 2016 di Vientiane, Laos. Tahun 2016 juga menandai dimulainya implementasi Visi Komunitas ASEAN 2025. Selain dua KTT utama, KTT sampingan lainnya di bawah payung ASEAN juga diadakan. Ada sembilan KTT dengan Mitra Dialog ASEAN di bawah kerangka kerja sama ASEAN Plus One, ASEAN Plus Three, dan KTT Asia Timur. Di bawah kerangka kerja sama sub-regional, KTT Mekong-Jepang diadakan. Kesempatan ini juga memberikan platform bagi para pemimpin ASEAN untuk bertemu dengan perwakilan-perwakilan ASEAN Inter-Parliamentary Assembly (AIPA), ASEAN Youth, dan ASEAN Business Advisory Council. Tema utama yang dibahas pada KTT tersebut adalah mengenai komitmen lebih lanjut untuk implementasi Visi Komunitas ASEAN 2025 dan tiga Cetak Biru komunitas. Para Pemimpin ASEAN juga menandatangani Deklarasi ASEAN tentang Satu ASEAN, Satu Respons: ASEAN Menanggapi Bencana sebagai Satu di Kawasan dan Di Luar Kawasan.
Masalah Laut Cina Selatan juga menjadi topik teratas di antara agenda penting di KTT tersebut. Pada kesempatan tersebut, Filipina dan Jepang menyatakan keprihatinan serius atas klaim teritorial maritim Tiongkok dan pembangunan pulau-pulau buatan di Laut Cina Selatan. Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe, menyerukan penyelesaian damai perselisihan antara Tiongkok dan Filipina. Presiden Filipina, Rodrigo Duterte, menegaskan kembali pada pertemuan itu bahwa perselisihan harus diselesaikan "dalam batas-batas hukum, mengacu pada putusan arbitrase di bawah kasus Filipina v. Tiongkok oleh Pengadilan Arbitrase Permanen pada Juli 2016. Rancangan pernyataan pertemuan itu termasuk kritik suam-suam kuku atas tindakan Tiongkok di Laut China Selatan. Namun, tidak ada pernyataan tentang posisi ASEAN terhadap putusan arbitrase.[9] Tidak ada pernyataan multilateral yang dibuat dengan jelas untuk mencerminkan suara komunitas ASEAN secara keseluruhan tentang masalah Laut Cina Selatan. Tiongkok menegaskan kembali bahwa seharusnya tidak ada campur tangan dan masalah harus ditangani secara bilateral.
KTT ASEAN diselenggarakan oleh 10 negara Asia Tenggara setiap tahunnya. Berdasarkan Piagam ASEAN, KTT ASEAN dilakukan dua kali dalam setahun dilaksanakan oleh negara anggota yang memegang Keketuaan ASEAN pada tahun tersebut. KTT Luar Biasa dapat dilaksanakan bila diperlukan dipimpin oleh negara yang memegang Keketuaan saat itu dan dilaksanakan di lokasi yang disepakati seluruh negara anggota.
Ke- | Tanggal | Negara | Tuan rumah | Pemimpin |
---|---|---|---|---|
1 | 23‒25 Februari 1976 | Indonesia | Bali | Soeharto |
2 | 4‒5 Agustus 1977 | Malaysia | Kuala Lumpur | Hussein Onn |
3 | 14‒15 Desember 1987 | Filipina | Manila | Corazon Aquino |
4 | 27‒29 Januari 1992 | Singapura | Singapura | Goh Chok Tong |
5 | 14‒15 Desember 1995 | Thailand | Bangkok | Banharn Silpa-archa |
6 | 15‒16 Desember 1998 | Vietnam | Hanoi | Phan Văn Khải |
7 | 5‒6 November 2001 | Brunei | Bandar Seri Begawan | Hassanah Bolkiah |
8 | 4‒5 November 2002 | Kamboja | Phnom Penh | Hun Sen |
9 | 7‒8 Oktober 2003 | Indonesia | Bali | Megawati Soekarno Putri |
10 | 29‒30 November 2004 | Laos | Vientiane | Bounnhang Vorachith |
11 | 12‒14 Desember 2005 | Malaysia | Kuala Lumpur | Abdullah Ahmad Badawi |
12 | 11‒14 Januari 20071,2 | Filipina | Cebu | Gloria Macapagal Arroyo |
13 | 18‒22 November 2007 | Singapura | Singapura | Lee Hsien Loong |
143 | 27 Februari-1 Maret 2009 | Thailand[10] | Cha Am, Hua Hin | Abhisit Vejjajiva |
10-11 April 2009 | Pattaya | |||
15 | 23–25 Oktober 2009 | Cha Am, Hua Hin | ||
16 | 8-9 April 2010 | Vietnam | Hanoi | Nguyễn Tấn Dũng |
17 | 28-31 Oktober 2010 | |||
18 | 7-8 Mei 2011 | Indonesia4 | Jakarta | Susilo Bambang Yudhoyono |
19 | 14-19 November 2011 | Bali | ||
20 | 3-4 April 2012 | Kamboja | Phnom Penh | Hun Sen |
21 | 17-20 November 2012 | |||
22 | 24-25 April 2013 | Brunei | Bandar Seri Begawan | Hassanal Bolkiah |
23 | 9-10 Oktober 2013 | |||
24 | 10–11 Mei 2014 | Myanmar | Naypyidaw | Thein Sein |
25 | 9–14 November 2014 | |||
26 | 26–27 April 2015 | Malaysia | Kuala Lumpur/Langkawi | Najib Razak |
27 | 18–22 November 2015 | Kuala Lumpur | ||
28 | 6–8 September 2016 | Laos | Vientiane | Thongloun Sisoulith |
29 | ||||
30 | 28–29 April 2017 | Filipina | Pasay | Rodrigo Duterte |
31 | 13–14 November 2017 | |||
32 | 27-28 April 2018 | Singapura | Singapura | Lee Hsien Loong |
33 | 11-15 November 2018 | |||
34 | 20-23 Juni 2019 | Thailand | Bangkok | Prayut Chan-o-cha |
35 | 31 Oktober-4 November 2019 | |||
36 | 26 Juni 2020 | Vietnam | Hanoi5 | Nguyễn Xuân Phúc |
37 | 11-15 November 2020 | |||
386 | 26–28 Oktober 2021 | Brunei | Bandar Seri Begawan5 | Hassanal Bolkiah |
396 | ||||
406 | 10–13 November 2022 | Kamboja | Phnom Penh | Hun Sen |
416 | ||||
426 7 | 9–11 Mei 2023 | Indonesia | Labuan Bajo | Joko Widodo |
436 7 | 5–7 September 2023[11] | Jakarta | ||
446 7 | 6–11 Oktober 2024 | Laos[12] | Vientiane | Sonexay Siphandone |
456 7 | ||||
46 | April/Mei 2025 | Malaysia | TBD | Anwar Ibrahim |
47 | Oktober/November 2025 | TBD | ||
1 Ditunda dari tanggal sebelumnya 10‒14 Desember 2006 akibat Badai Seniang | ||||
2 Menjadi tuan rumah setelah Myanmar mundur karena ditekan AS dan Uni Eropa | ||||
3 KTT Ke-14 dilaksanakan dua bagian. Bagian Pertama ditunda dari tanggal sebelumnya 12‒17 Desember 2008 akibat krisis politik Thailand 2008. Bagian Kedua pada Maret dibatalkan akibat aksi unjuk rasa di lokasi pertemuan. | ||||
4 Indonesia berganti posisi Keketuaan dengan Brunei karena bertindak sebagai tuan rumah untuk KTT APEC 2013, serta kemungkinan menjadi tuan rumah KTT G20 2013 meskipun pada akhirnya diambil oleh Rusia. | ||||
5 KTT dilaksanakan secara daring sebagai akibat pandemi COVID-19, kota tersebut sebagai lokasi kedudukan Ketua ASEAN serta pemimpin KTT.[13] | ||||
6 Myanmar memilih untuk tidak hadir dalam KTT ASEAN ke-38 hingga ke-43, setelah para pemimpin politiknya dilarang menghadiri KTT, sebagai akibat dari kudeta Myanmar 2021 dan gelombang protes yang menentangnya. ASEAN meminta 'perwakilan non-politik' sebagai 'sanksi' atas kudeta tersebut, namun junta militer memilih untuk tidak hadir.[14][15][16] | ||||
7 KTT ke-42 sampai ke-45 mengikutsertakan negara pengamat ASEAN, Timor Leste |
Pada KTT Ke-5 di Bangkok, para kepala pemerintahan melaksanakan 'pertemuan tak resmi' secara terpisah diantara KTT resmi.
Menanggapi hal-hal kritis, para kepala pemerintahan melakukan pertemuan luar biasa atau istimewa yang dilaksanakan di Kantor Sekretariat ASEAN di Jakarta. Menanggapi kondisi pandemi COVID-19, KTT Istimewa dilaksanakan secara daring dibawah kepemimpinan Vietnam sebagai pemegang jabatan Keketuaan ASEAN saat itu.
Konferensi Tingkat Tinggi Luar Biasa ASEAN | |||||
---|---|---|---|---|---|
Nama | Tanggal | Negara | Tuan rumah | Ref | |
1 | Pertemuan Istimewa Pemimpin ASEAN untuk Dampak Gempa dan Tsunami | 6 Januari 2005 | Indonesia | Jakarta (Sekretariat ASEAN) | [17] |
2 | KTT Istimewa untuk Dampak Pandemi COVID-19 | 14 April 2020 | Vietnam | Hanoi (Kedudukan Ketua)1 | [18] |
3 | Pertemuan Pemimpin ASEAN untuk Dampak Pandemi COVID-19, Hubungan Eksternal, dan Kepentingan Bersama2 | 24 April 2021 | Indonesia | Jakarta (Sekretariat ASEAN) | [19] |
1 Pertemuan dilakukan secara daring, Vietnam bertindak selaku Ketua ASEAN saat itu. 2 Termasuk didalamnya Konsensus Lima Poin untuk Myanmar |
KTT ke-1
KTT ke-2
KTT ke-3
KTT ke-4
KTT ke-5
KTT ke-6
KTT ke-7
KTT ke-8
KTT ke-9
KTT ke-10
KTT ke-11
KTT ke-12
KTT ke-13
KTT ke-14
KTT tidak resmi ke-1
KTT tidak resmi ke-2
KTT tidak resmi ke-3
KTT tidak resmi ke-4
KTT Luar Biasa (Jakarta, 6 Januari 2005)
KTT Luar Biasa (Hanoi, 14 April 2020)
KTT Luar Biasa (Jakarta, 24 April 2021)
Seamless Wikipedia browsing. On steroids.
Every time you click a link to Wikipedia, Wiktionary or Wikiquote in your browser's search results, it will show the modern Wikiwand interface.
Wikiwand extension is a five stars, simple, with minimum permission required to keep your browsing private, safe and transparent.