Loading AI tools
perusahaan asal Indonesia Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas
Indika Group merupakan sebuah perusahaan swasta yang bergerak dalam bidang media, peralatan, properti, pertambangan, dan infrastruktur yang berpusat di Setiabudi, Jakarta Selatan, Indonesia yang didirikan pada tahun 1996.
Swasta | |
Industri | Konglomerat |
Didirikan | 1 Maret 1996 |
Pendiri | Agus Lasmono Sudwikatmono |
Kantor pusat | Gedung Graha Mitra, Jl. Jendral Gatot Subroto Kav. 21, Setiabudi, Jakarta Selatan 12930, Indonesia |
Tokoh kunci | Agus Lasmono Sudwikatmono Arsjad Rasjid |
Produk | |
Anak usaha | Indika Multimedia Indika Energy |
Situs web | www |
Indika awalnya merupakan singkatan dari Industri Multimedia dan Informatika. Sesuai namanya, Indika yang dirintis oleh salah satu putra konglomerat terbesar pada era Orde Baru, Sudwikatmono yaitu Agus Lasmono Sudwikatmono ini awalnya hanya berbisnis di bidang hiburan dan media massa, seperti rumah produksi sinetron dan film dengan nama Indika Entertainment, radio dengan nama Indika FM dan beberapa perusahaan lainnya sejak 1996.[1] Bisnis Agus ini berada dalam manajemen yang terpisah dengan perusahaan ayahnya.
Bisnis Indika Group mulai membesar pasca Sudwikatmono (Dwi), ayah Agus, mengalami masalah akibat efek krisis ekonomi 1997-1998 di Indonesia. Perusahaan Dwi, yang awalnya ada di bawah bendera Subentra dan Dwi Golden Graha kemudian mengalami restrukturisasi. Salah satu bentuk restrukturisasi adalah dengan menghilangnya dua perusahaan induk tersebut. Kemudian, perusahaan-perusahaan Dwi (dan putri-putrinya), diserahkan sebagai anak usaha Indika, menjadikannya induk baru dari kerajaan bisnis Dwi.[2] Misalnya, sebelum akhirnya dilepas pada 2005 ke keluarga Sariaatmadja, saham Dwi di induk stasiun televisi SCTV, PT Surya Citra Media Tbk sudah berada di tangan anak perusahaan Indika bernama PT Indika Multimedia.[3] Begitu juga misalnya PT Cikarang Listrindo yang dulu dimiliki Dwi sejak 1990, bisnis adik-adik Agus, Martina (Planet Hollywood, World Music, Fabrice, Alesandro Nannini, Lawry's), Miani (Toy's R Us, Tony Roma's, Bali Marine) dan Tri Hanurita (Indo Entertainment Productions) juga kemudian dialihkan ke Indika.[4]
Pada 2004, perusahaan ini masuk ke industri batubara dengan mengakuisisi PT Kideco Jaya Agung dengan harga senilai US$ 150 juta.[5] Ditambah dengan pengembangan usaha, lewat anak usahanya PT Indika Inti Energi, pada 2007 Indika tercatat merupakan salah satu perusahaan batubara terbesar dalam negeri.[6] Selain itu, Indika sempat terjun ke bisnis petrokimia dengan membeli Petrokimia Nusantara Interindo, namun dijual kembali setelah dimiliki secara singkat. Lalu, bisnis Indika terus berkembang misalnya dengan mengakuisisi Petrosea pada 2009,[7] dan dengan bisnis batubara dan pertambangannya, perusahaan ini telah menjadi perusahaan yang cukup besar di Indonesia.
Walaupun saat ini sudah memiliki bisnis raksasa di bidang pertambangan dan sumber daya alam, Agus tidak melupakan bisnis media yang dahulu pernah dijalaninya. Setelah melepaskan saham minoritas (14,2%) di SCTV pada 2005, Indika kemudian masuk kembali ke dunia penyiaran pada 2013 dengan menggandeng Wishnutama di bawah bendera PT Net Mediatama Televisi.[1] Misalnya, sebelum akhirnya dilepas pada 2024 ke Manoj Punjabi, saham Agus di induk stasiun televisi NET., PT MD Entertainment Tbk sudah berada di tangan anak perusahaan Indika.
Seamless Wikipedia browsing. On steroids.
Every time you click a link to Wikipedia, Wiktionary or Wikiquote in your browser's search results, it will show the modern Wikiwand interface.
Wikiwand extension is a five stars, simple, with minimum permission required to keep your browsing private, safe and transparent.