Remove ads
politikus Indonesia Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas
Muhammad Hatta Rajasa (ejaan Soewandi: Hatta Radjasa, lahir 18 Desember 1953 ) adalah Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Indonesia yang menjabat dari 22 Oktober 2009 hingga 13 Mei 2014.[2] Sebelumnya ia pernah menjabat sebagai Menteri Sekretaris Negara (2007-2009), Menteri Perhubungan (2004-2007), dan Menteri Negara Riset dan Teknologi (2001-2004).
Artikel biografi ini ditulis menyerupai resume atau daftar riwayat hidup (Curriculum Vitae). |
Muhammad Hatta Rajasa | |
---|---|
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Indonesia ke-13 | |
Masa jabatan 22 Oktober 2009 – 14 Mei 2014 | |
Presiden | Susilo Bambang Yudhoyono |
Wakil Presiden | Boediono |
Menteri Keuangan Indonesia Pelaksana Tugas | |
Masa jabatan 19 April 2013 – 21 Mei 2013 | |
Presiden | Susilo Bambang Yudhoyono |
Wakil Presiden | Boediono |
Menteri Sekretaris Negara Indonesia ke-14 | |
Masa jabatan 9 Mei 2007 – 20 Oktober 2009 | |
Presiden | Susilo Bambang Yudhoyono |
Wakil Presiden | Muhammad Jusuf Kalla |
Menteri Perhubungan Indonesia ke-27 | |
Masa jabatan 20 Oktober 2004 – 9 Mei 2007 | |
Presiden | Susilo Bambang Yudhoyono |
Wakil Presiden | Muhammad Jusuf Kalla |
Menteri Negara Riset dan Teknologi Indonesia ke-8 | |
Masa jabatan 10 Agustus 2001 – 29 September 2004 | |
Presiden | Megawati Soekarnoputri |
Wakil Presiden | Hamzah Haz |
Ketua Umum Partai Amanat Nasional ke-3 | |
Masa jabatan 9 Januari 2010 – 1 Maret 2015 | |
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia | |
Masa jabatan 1 Oktober 2004 – 20 Oktober 2004 | |
Daerah pemilihan | Jawa Barat I |
Pengganti Cecep Rukmana | |
Masa jabatan 1 Oktober 1999 – 10 Agustus 2001 | |
Pengganti Cecep Rukmana | |
Daerah pemilihan | Kodya Bandung |
Informasi pribadi | |
Lahir | Muhammad Hatta Rajasa 18 Desember 1953 Palembang, Sumatera Selatan, Indonesia |
Partai politik | Partai Amanat Nasional |
Suami/istri | Oktiniwati Ulfa Dariah Rajasa |
Hubungan | Susilo Bambang Yudhoyono (besan) Edhie Baskoro Yudhoyono (menantu) Hanna Gayatri (kakak) Iskandar (adik) Achmad Hafisz Tohir (adik) |
Anak | Siti Ruby Aliya Rajasa |
Almamater | Institut Teknologi Bandung |
Pekerjaan | Politikus |
Tanda tangan | |
Sunting kotak info • L • B |
Masa jabatannya sebagai Menteri Perhubungan ditandai dengan beberapa kecelakaan transportasi yang menonjol, di antaranya musibah Lion Air Penerbangan 538, Kecelakaan Kereta Api Fajar Utama Ekspres Lampung, Mandala Airlines Penerbangan 91, Kecelakaan KM Digoel, Musibah KM Senopati Nusantara, Adam Air Penerbangan 574, Kebakaran KM Levina I dan Garuda Indonesia Penerbangan 200.
Pria ramah yang pernah aktif di organisasi PII (Pelajar Islam Indonesia) sewaktu mudanya dulu, Pada 9 Januari 2010, secara aklamasi, Hatta Rajasa terpilih sebagai Ketua Umum DPP PAN periode 2010-2015 menggantikan Soetrisno Bachir.
Pada 19 Mei 2014, Hatta mendeklarasikan diri sebagai calon wakil presiden berpasangan dengan calon presiden Prabowo Subianto yang akan maju dalam Pemilu 2014. Pasangan ini didukung oleh 6 partai politik yakni Partai Gerindra, PAN, PKS, PPP, PBB dan Partai Golkar.[3] Mendekati masa akhir kampanye Pilpres, Partai Demokrat juga menyatakan dukungannya pada pasangan ini yang membuat dukungan menjadi 7 partai.
Ir. Muhammad Hatta Rajasa lahir di Palembang, Sumatera Selatan pada 18 Desember 1953. Ayahnya bernama H. Muhammad Tohir, berasal dari Desa Jejawi, Ogan Komering Ilir Sumsel dan ibunya bernama Hj. Aisyah dari Desa Adumanis OKU Timur Sumsel.[4] Dia di lahirkan dari keluarga sederhana. Dia adalah anak kedua dari 13 bersaudara. Dia pun semasa kecil tidak pernah bercita-cita menjadi seorang menteri.[5] Ayahnya seorang tentara yang kemudian berhenti dan memilih menjadi PNS sedangkan ibunya adalah ibu rumah tangga. Sejak kecil Hatta sudah diajarkan hidup disiplin dan mandiri. Saat di SMP dan SMA dia sudah berpisah dengan orang tuanya. Dia tinggal dan sekolah di Palembang sedangkan orang tuanya di Ogan Komering Ilir. Jarak yang cukup jauh sekitar 100 km antara Ogan Komering Ilir dan palembang. Lulus SMA, Hatta kembali hidup jauh dari orang tuanya. Ia kuliah di Institut Teknologi Bandung (ITB). Sewaktu kuliah, Hatta terbilang aktif di organisasi dan dia menjabat wakil ketua Himpunan Mahasiswa Teknik Perminyakan ITB (HMTM) dan Senator Mahasiswa ITB. Selain itu, ia juga aktivis Masjid Salman Bandung, bahkan jauh sebelum itu aktif di Pelajar Islam Indonesia (PII). Lulus kuliah, Hatta sebetulnya ingin menjadi dosen, tapi kandas karena lebih memilih membantu orang tua dan saudara-saudaranya, dia memilih menjadi pengusaha. Hatta lalu memulai kariernya pada usia 24 tahun sebagai teknisi lapangan di PT Bina Patra Jaya pada 1977-1978. Pada tahun 1980, ia dipercaya menjadi wakil manajer teknis di sebuah perusahaan pengeboran minyak, PT Meta Epsi. Kariernya terus melesat pada usia 29 tahun, dia sudah menjadi presiden direktur PT Arthindo. Dia menduduki posisi ini dari tahun 1982 hingga 2000. Sukses di dunia perminyakan, dia mulai tertarik ke dunia politik. Naluri aktivisnya saat mahasiswa mendorongnya terjun di dunia kepartaian.
Bersamaan lahirnya Era Reformasi, dan berdirinya Partai Amanat Nasional (PAN), Hatta bergabung ke PAN dengan menjadi Ketua Departemen Sumber Daya Alam dan Energi. Ia pun kemudian mencalonkan diri sebagai anggota legislatif pada Pemilu 1999 dari daerah pemilihan (Dapil) Bandung, Jawa Barat. Karier politiknya mulai meroket, di lembaga legislatif itu, ia terpilih menjadi ketua Fraksi Reformasi DPR RI. Pada saat kongres I PAN pada tahun 2000, Hatta kemudian didaulat menjadi Sekretaris Jenderal mendampingi Ketua Umum Soetrisno Bachir periode 2000-2005. Dari dunia legislatif, dia beralih ke eksekutif dengan menjadi beberapa kali menteri di kebinet yang berbeda. Menteri Negara Riset dan Teknologi, Menteri Perhubungan, Menteri Sekretaris Negara, hingga Menteri Koordinator Bidang Perekonomian. Sukses Hatta ini dinilai banyak orang karena keahlian komunikasi atau lobinya sehingga diterima oleh presiden yang sedang berkuasa. Seriring dengan cemerlang kariernya di eksekutif, Hatta juga naik kelas di kepengurusan partai. Dari sekjen dia menjadi Ketua Umum DPP PAN 2010-2015. Dengan berbagai pengalaman politik yang dia miliki, dia dicalonkan menjadi wakil presiden berpasangan dengan calon presiden Prabowo Subianto pada Pilpres 2014. Namun, belum berhasil, Hatta tetap menjadi sosok penting saat pasca Pilpres, saat itu ia menjadi penengah kekuatan politik Koalisi Indonesia Hebat (KIH) pendukung Jokowi dan Koalisi Merah Putih (KMP) pendukung Prabowo Subianto.[6]
Seamless Wikipedia browsing. On steroids.
Every time you click a link to Wikipedia, Wiktionary or Wikiquote in your browser's search results, it will show the modern Wikiwand interface.
Wikiwand extension is a five stars, simple, with minimum permission required to keep your browsing private, safe and transparent.