Gempa bumi Pidie Jaya 2016
gempa bumi di Pidie Jaya, Aceh, Indonesia, tahun 2016 Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas
gempa bumi di Pidie Jaya, Aceh, Indonesia, tahun 2016 Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas
Pada tanggal 7 Desember 2016, sebuah gempa bumi berkekuatan 6,5 Mw mengguncang Kabupaten Pidie Jaya, Aceh, Indonesia, pada pukul 05.03.36 Waktu Indonesia Barat.[1] Pusat gempa berada di koordinat 5,25 LU dan 96,24 BT, tepatnya di darat pada jarak 18 kilometer tenggara Sigli, Pidie dan 2 kilometer utara Meureudu, Pidie Jaya pada kedalaman 15 km.[1] Pusat gempa yang berada di daratan menyebabkan gempa bumi ini tidak menimbulkan tsunami.[6] Gempa juga terasa di kabupaten tetangga seperti Pidie, Bireuen, hingga sampai ke Banda Aceh, Langsa, dan Pulau Simeulue.[7] Gempa ini merupakan peristiwa paling mematikan yang pernah melanda Aceh sejak Gempa bumi Sumatra 2005.
Waktu UTC | 2016-12-06 22:03:33 |
---|---|
ISC | 609828738 |
USGS-ANSS | ComCat |
Tanggal setempat | 7 Desember 2016 |
Waktu setempat | 05:03:33 WIB |
Lama | 10–15 detik |
Kekuatan | 6.5 Mw[1] |
Kedalaman | 15 km (9,3 mi) |
Episentrum | 5.25°N 96.24°E |
Sesar | Sesar Samalanga |
Wilayah bencana | Aceh, Indonesia |
Intensitas maks. | VIII (Parah) |
Tsunami | tidak[1] |
Gempa susulan | 100+[2] |
Korban | 104 meninggal dunia[3] 857 luka-luka 45.000+ mengungsi[4][5] |
Menurut laporan Badan Nasional Penanggulangan Bencana, sedikitnya 104 orang meninggal dunia akibat gempa ini.[3] Sementara, Pelaksana Tugas Gubernur Aceh menyatakan keadaan tanggap darurat provinsi untuk penanganan pascagempa di tiga kabupaten, yaitu Pidie, Pidie Jaya, dan Bireuen.[8]
Gempa terjadi pada pukul 5.03 WIB saat masyarakat setempat bersiap untuk melaksanakan salat Subuh.[9] Guncangan gempa yang terasa kuat di daerah Pidie Jaya membuat puluhan ribu warga panik dan menyelamatkan diri. Beberapa di antaranya bahkan segera lari ke tempat yang lebih tinggi karena takut akan terjadinya tsunami seperti yang terjadi pada tahun 2004 lalu.[10]
Guncangan gempa terasa di Kabupaten Pidie dan Kabupaten Pidie Jaya sekitar 10–15 detik. Guncangan gempa juga terasa hingga seantero Aceh.[11] Karena pusat gempa yang berada di daratan, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika menyatakan gempa ini tidak memicu tsunami.[12]
Menurut Deputi Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana Wisnu Widjaja, energi guncangan gempa ini setara dengan energi yang dilepaskan bom atom Hiroshima di Jepang pada tahun 1945.[13] Sementara, Kepala Badan Geologi dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Ego Syahrial menyatakan bahwa wilayah Pidie Jaya dan sekitarnya masuk ke dalam zona merah yang rawan terjadi gempa.[14]
Beberapa jam setelah gempa, laporan kerusakan bangunan mulai tersebar, termasuk melalui media sosial. Laporan terdiri dari runtuhnya sebuah masjid di Samalanga, Bireuen; bangunan minimarket dan stasiun pengisian bahan bakar di Pidie Jaya yang roboh; serta terbelahnya badan jalan di daerah setempat. Wilayah Pidie Jaya dan Pidie juga sempat mengalami pemadaman listrik, telepon, dan sinyal komunikasi setelah gempa.[15][16] Hingga 9 Desember 2016, BNPB mencatat 11.730 rumah rusak akibat gempa.[17] Selain itu, tercatat 105 unit ruko roboh, 14 masjid rusak berat, satu rumah sakit rusak berat, dan satu unit sekolah roboh.[18]
Lebih dari 100 kali gempa susulan terjadi pascagempa, dengan kekuatan terbesar mencapai 5.0 Mw pada 7 Desember 2016.[2] BMKG sendiri sempat meralat kekuatan gempa yang sebelumnya 6.4 Mw menjadi 6.5 Mw.[19]
Bupati Pidie Jaya Aiyub Abbas menyatakan bahwa sekitar 30% wilayah Pidie Jaya terdampak kerusakan gempa ini. Aiyub yang pada saat gempa berada di Istana Negara di Jakarta untuk melakukan kunjungan kerja segera kembali ke Pidie Jaya untuk melakukan pemantauan pascagempa.[20]
Kabupaten | Meninggal[3] |
---|---|
Pidie Jaya | 97 |
Pidie | 5 |
Bireuen | 2 |
Total | 104 |
Sedikitnya 104 orang meninggal dunia akibat gempa ini. Data dari BNPB menunjukkan jumlah korban meninggal terbanyak berasal dari Kabupaten Pidie Jaya dengan 97 korban.[3] Selain itu, terdapat 139 orang luka berat, 718 orang luka ringan, serta 43.529 orang yang mengungsi.[3] Korban yang mengalami luka-luka dirawat di empat rumah sakit, dua di antaranya berada di Bireuen dan Sigli, Pidie.[21] Sementara, Tentara Nasional Indonesia mendirikan rumah sakit sementara di Pidie Jaya untuk mengoptimalkan penanganan korban luka.[22]
Presiden Joko Widodo yang saat terjadinya gempa sedang berada di Bali dalam sosialisasi pengampunan pajak mengutus Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki untuk memantau penanganan pascagempa.[23][24] Ia juga memerintahkan seluruh jajaran untuk membantu penanggulangan.[25][26] Dua hari kemudian, Jokowi beserta jajarannya terbang ke Aceh untuk memantau penanganan korban gempa.[27][28] Pada 15 Desember 2016, Jokowi kembali mengunjungi Pidie Jaya untuk melihat perkembangan penanganan korban gempa dalam perjalanan pulang ke tanah air dari kunjungan resmi di India dan Iran.[29]
Serangkaian pernyataan belasungkawa dinyatakan beragam tokoh, mulai dari pasangan calon pada pilkada DKI Jakarta 2017,[30][31] politisi seperti Ketua MPR Zulkifli Hasan[32] dan presiden keenam Susilo Bambang Yudhoyono,[33] seniman seperti Tompi[34] dan Raisa,[35] serta tokoh luar negeri seperti Presiden Singapura Tony Tan Keng Yam beserta Perdana Menteri Lee Hsien Loong.[36] Negara tetangga Malaysia juga siap mengirimkan bantuan ke Pidie Jaya jika dibutuhkan.[37][38]
Seamless Wikipedia browsing. On steroids.
Every time you click a link to Wikipedia, Wiktionary or Wikiquote in your browser's search results, it will show the modern Wikiwand interface.
Wikiwand extension is a five stars, simple, with minimum permission required to keep your browsing private, safe and transparent.