Remove ads
Kelompok negara yang tidak beraliansi dengan atau terhadap blok kekuatan besar apapun Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas
Gerakan Nonblok (GNB; bahasa Inggris: Non-Aligned Movement, disingkat "NAM") adalah suatu organisasi internasional yang terdiri lebih dari 100 negara-negara yang menganggap dirinya tidak beraliansi dengan kekuatan besar apapun. Tujuan dari organisasi ini, seperti yang tercantum dalam Deklarasi Havana tahun 1979, adalah untuk menjamin kemerdekaan, kedaulatan, integritas teritorial, dan keamanan dari negara-negara nonblok dalam perjuangan mereka menentang imperialisme, kolonialisme, neo-kolonialisme, apartheid, rasisme dan segala bentuk agresi militer, pendudukan, dominasi, interferensi atau hegemoni dan menentang segala bentuk blok politik.[2] Mereka merepresentasikan 55 persen penduduk dunia dan hampir 2/3 keanggotaan PBB. Negara-negara yang telah menyelenggarakan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Nonblok termasuk Yugoslavia, Mesir, Zambia, Aljazair, Sri Lanka, Kuba, India, Zimbabwe, Indonesia, Kolombia, Afrika Selatan dan Malaysia.
Gerakan Nonblok (GNB) Non-Aligned Movement | |
---|---|
Negara Anggota
Negara Pengamat | |
Biro Koordinasi | Markas Besar Perserikatan Bangsa-Bangsa Kota New York, New York |
Keanggotaan |
|
Pemimpin | |
• Badan pengambil keputusan utama | Konferensi Kepala Negara atau Pemerintahan Negara Nonblok[1] |
• Pimpinan | Suriah |
• Ketua | Ahmed al-Sharaa, Presiden Suriah |
Pendirian | Beograd, Yugoslavia 1 September 1961 sebagai Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Pertama Gerakan Nonblok |
Situs web resmi nam | |
Anggota-anggota penting di antaranya Yugoslavia, India, Mesir, Indonesia, Pakistan, Kuba, Kolombia, Venezuela, Afrika Selatan, Iran, Malaysia, dan untuk suatu masa, Republik Rakyat Tiongkok. Meskipun organisasi ini dimaksudkan untuk menjadi aliansi yang dekat seperti NATO atau Pakta Warsawa, negara-negara anggotanya tidak pernah mempunyai kedekatan yang diinginkan dan banyak anggotanya yang akhirnya diajak beraliansi salah satu negara-negara adidaya tersebut. Misalnya, Kuba mempunyai hubungan yang dekat dengan Uni Soviet pada masa Perang Dingin. Atau India yang bersekutu dengan Uni Soviet untuk melawan Tiongkok selama beberapa tahun. Lebih buruk lagi, beberapa anggota bahkan terlibat konflik dengan anggota lainnya, seperti misalnya konflik antara India dengan Pakistan, Iran dengan Irak. Gerakan ini sempat terpecah pada saat Uni Soviet menginvasi Afganistan pada tahun 1979.[3] Ketika itu, seluruh sekutu Soviet mendukung invasi sementara anggota GNB, terutama negara dengan mayoritas muslim, tidak mungkin melakukan hal yang sama untuk Afghanistan akibat adanya perjanjian nonintervensi.
Kata "Nonblok" diperkenalkan pertama kali[butuh rujukan] oleh Perdana Menteri India Nehru dalam pidatonya tahun 1954 di Colombo, Sri Lanka. Dalam pidato itu, Nehru menjelaskan lima pilar yang dapat digunakan sebagai pedoman untuk membentuk relasi Sino-India yang disebut dengan Panchsheel (lima pengendali).[4] Prinsip ini kemudian digunakan sebagai basis dari Gerakan Nonblok. Lima prinsip tersebut adalah:
Gerakan Nonblok sendiri bermula dari sebuah Konferensi Tingkat Tinggi Asia-Afrika sebuah konferensi yang diadakan di Bandung, Indonesia, pada tahun 1955 yang dihadiri oleh para pemimpin negara dari 29 negara berkembang di Asia dan Afrika.[5][6] Di sana, negara-negara yang tidak berpihak pada blok tertentu mendeklarasikan keinginan mereka untuk tidak terlibat dalam konfrontasi ideologi Barat-Timur. Pendiri dari gerakan ini adalah lima pemimpin dunia: Josip Broz Tito presiden Yugoslavia, Soekarno presiden Indonesia, Gamal Abdul Nasser presiden Mesir, Pandit Jawaharlal Nehru perdana menteri India, dan Kwame Nkrumah dari Ghana.[7]
Gerakan ini sempat kehilangan kredibilitasnya pada akhir tahun 1960-an ketika anggota-anggotanya mulai terpecah dan bergabung bersama Blok lain, terutama Blok Timur. Muncul pertanyaan bagaimana sebuah negara yang bersekutu dengan Uni Soviet seperti Kuba bisa mengklaim dirinya sebagai negara nonblok. Gerakan ini kemudian terpecah sepenuhnya pada masa invasi Soviet terhadap Afghanistan pada Desember 1979.[3]
Tujuan utama dari Gerakan Nonblok adalah mengupayakan hak untuk menentukan nasib sendiri, kemerdekaan nasional, kedaulatan, dan integritas negara anggota. Selain itu Gerakan Nonblok juga menentang apartheid, dan tidak memihak pakta militer manapun. Gerakan ini juga menolak segala macam bentuk imperialisme dan kolonialisme serta mendukung pelucutan senjata dan tidak mencampuri urusan negara lain. Dibidang ekonomi, gerakan ini berkomitmen dalam pembangunan ekonomi-sosial, restrukturisasi perekonomian internasional, serta kerjasama atas dasar persamaan hak.[8]
Normalnya, pertemuan GNB berlangsung setiap tiga tahun sekali. Negara yang pernah menjadi tuan rumah KTT GNB di antaranya Yugoslavia, Mesir, Zambia, Aljazair, Sri Lanka, Kuba, India, Zimbabwe, Indonesia, Kolombia, Afrika Selatan, dan Malaysia. Biasanya setelah mengadakan konferensi, kepala negara atau kepala pemerintahan yang menjadi tuan rumah konferensi itu akan dijadikan ketua gerakan untuk masa jabatan tiga tahun.
Pertemuan berikutnya diadakan di Kairo pada 1964. Pertemuan tersebut dihadiri 56 negara anggota di mana anggota-anggota barunya datang dari negara-negara merdeka baru di Afrika. Kebanyakan dari pertemuan itu digunakan untuk mendiskusikan konflik Arab-Israel dan Perang India-Pakistan.
Pertemuan pertama GNB terjadi di Beograd pada September 1961 dan dihadiri oleh 25 anggota, masing-masing 11 dari Asia dan Afrika bersama dengan Yugoslavia, Kuba dan Siprus. Kelompok ini mendedikasikan dirinya untuk melawan kolonialisme, imperialisme dan neo-kolonialisme.
Pertemuan pada tahun 1969 di Lusaka dihadiri oleh 54 negara dan merupakan salah satu yang paling penting dengan gerakan tersebut membentuk sebuah organisasi permanen untuk menciptakan hubungan ekonomi dan politik. Kenneth Kaunda memainkan peranan yang penting dalam even-even tersebut.
Pertemuan paling baru (ke-13) diadakan di Malaysia dari 20-25 Februari 2003. Namun, GNB kini tampak semakin tidak mempunyai relevansi sejak berakhirnya Perang Dingin.
Nonblok didirikan berdasarkan prinsip-prinsip dasar yang disepakati dalam Konferensi Tingkat Tinggi Asia-Afrika yang dikenal dengan sebutan Dasasila Bandung [9][10][11]
No | Tanggal | Negara tuan rumah | Kota tuan rumah | Slogan |
---|---|---|---|---|
1 | 1–6 September 1961 | Yugoslavia | Beograd | |
2 | 5–10 Oktober 1964 | Republik Arab Bersatu | Kairo | |
3 | 8–10 September 1970 | Zambia | Lusaka | |
4 | 5–9 September 1973 | Aljazair | Algiers | |
5 | 16–19 Agustus 1976 | Sri Lanka | Kolombo | |
6 | 3–9 September 1979 | Kuba | Havana | |
7 | 7–12 Maret 1983 | India | New Delhi | |
8 | 1–6 September 1986 | Zimbabwe | Harare | |
9 | 4–7 September 1989 | Yugoslavia | Beograd | |
10 | 1–6 September 1992 | Indonesia | Jakarta | |
11 | 18–20 Oktober 1995 | Kolombia | Cartagena | |
12 | 2–3 September 1998 | Irak | Baghdad | |
13 | 20–25 Februari 2003 | Malaysia | Kuala Lumpur | |
14 | 15–16 September 2006 | Kuba | Havana | |
15 | 11–16 Juli 2009 | Mesir | Sharm el-Sheikh | International Solidarity for Peace and Development |
16 | 26–31 Agustus 2012 | Iran | Teheran | Lasting peace through joint global governance |
17 | 17–18 September 2016 | Venezuela | Porlamar | Peace, Sovereignty and Solidarity for Development |
18 | 25–26 Oktober 2019 | Azerbaijan | Baku | Upholding the Bandung principles to ensure a concerted and adequate response to the challenges of the contemporary world |
19 | 15–20 Januari 2024 | Suriah | Damaskus | Deepening Cooperation for Shared Global Affluence |
Templat:Nonblok
Seamless Wikipedia browsing. On steroids.
Every time you click a link to Wikipedia, Wiktionary or Wikiquote in your browser's search results, it will show the modern Wikiwand interface.
Wikiwand extension is a five stars, simple, with minimum permission required to keep your browsing private, safe and transparent.