Loading AI tools
organisasi kekristenan di Swiss Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas
Dewan Gereja-Gereja Sedunia (bahasa Inggris: World Council of Churches (WCC), bahasa Prancis: Conseil œcuménique des Églises, bahasa Jerman: Ökumenische Rat der Kirchen, bahasa Spanyol: Consejo Mundial de Iglesias) adalah organisasi perhimpunan antar gereja yang didirikan pada tahun 1948, bertujuan untuk membentuk kesatuan di antara umat Kristen. Keanggotaannya termasuk Komuni Anglikan, Gereja Asiria Timur, sebagian besar dari yurisdiksi Gereja Ortodoks Timur, Gereja Katolik Lama, Gereja Ortodoks Oriental, sebagian besar dari gereja-gereja Protestan arus utama (seperti Gereja Lutheran, Gereja Menonit, Gereja Methodist, Gereja Moravia dan Gereja Reformed atau Gereja Calvinist) dan beberapa gereja-gereja Protestan aliran Injili (seperti Gereja Baptis dan Gereja Pentakosta).[1] Secara khusus, Gereja Katolik tidak pernah menjadi anggota Dewan Gereja-Gereja Sedunia, namun secara aktif berpartisipasi dalam gerakan ekumenis dengan cara yang berbeda.[2] Dewan Gereja Dunia muncul dari gerakan ekumenis dan memiliki dasar dengan sebuah pernyataan, yaitu:
Dewan Gereja Dunia adalah sebuah persekutuan gereja-gereja yang mengakui Tuhan Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat sesuai dengan Alkitab, dan berusaha untuk memenuhi panggilan bersama untuk kemuliaan kepada Allah yang satu: Bapa, Anak dan Roh Kudus.[3]
Dewan Gereja Dunia saat ini memiliki anggota berjumlah 348 anggota dari berbagai denominasi di seluruh dunia.[4] Berpusat di Gedung Ecumenical Centre di Jenewa, Swiss.[5]
DGD terbentuk pada Sidang Rayanya yang pertama di Amsterdam, Belanda, pada 23 Agustus 1948. Pembentukan ini terjadi ketika dua kelompok ekumenis, Hidup dan Karya dan Iman dan Tata Gereja bergabung pada sidang yang pertama itu. Kelompok yang ketiga, sebuah gerakan misionaris yang terbentuk pada Sidang Misi Internasional (IMC), bergabung pada Sidang Raya yang ketiga di New Delhi, India pada 1961. Kelompok yang keempat, yaitu Dewan Pendidikan Kristen Sedunia (WCCE), bergabung melalui penyatuan DGD dengan dewan tersebut pada 1971.
Pada 1920, Patriarkhat Ekumenis di Konstantinopel menjadi gereja pertama yang menyerukan dibentuknya badang persekutuan dan kerja sama "semua gereja", sebuah "persekutuan gereja" (koinonia ton ekklesion) yang sebanding dengan Liga Bangsa-bangsa (koinonia ton ethnon) yang terbentuk setelah Perang Dunia I. Seruan yang sama juga muncul dari para pimpinan gereja dunia, seperti Uskup Agung Nathan Söderblom (Swedia), seorang pendiri Hidup dan Karya (1925), dan J.H. Oldham (Britania), seorang pendiri Dewan Misi Internasional (1921).
Pada Juli 1937, menjelang konferensi dunia Hidup dan Karya di Oxford dan Iman dan Tata Gereja di Edinburgh, para wakil dari kedua gerakan ini bertemu di London dan memutuskan untuk mempersatukan kedua gerakan ini serta membentuk sebuah sidang yang sepenuhnya representatif dari Gereja-Gereja yang mau ikut serta.
Organisasi yang baru diusulkan ini ditetapkan "tidak akan mempunyai kuasa untuk membuat peraturan bagi gereja-gereja atau membuat mereka melakukan sesuatu tanpa persetujuan mereka; namun agar organisasi mempunyai peran yang efektif, ia harus memperoleh respek dari Gereja-Gereja dalam begitu rupa sehingga orang-orang yang paling berpengaruh di dalam kehidupan gereja-gereja akan bersedia menyediakan waktu dan menyumbangkan pikirannya untuk karyanya." Organisasi ini juga harus melibatkan orang-orang awam yang memegang "jabatan-jabatan yang bertanggung jawab dan berpengaruh dalam dunia sekuler," serta ditopang oleh "staf yang memiliki kecerdasan terbaik." S. McCrea Cavert (AS) mengusulkan nama "World Council of Churches" (Dewan Gereja-Gereja Sedunia).
Konferensi Oxford dan Edinburgh menerima usul ini dan masing-masing menunjuk tujuh orang anggota untuk membentuk Komisi yang terdiri atas 14 orang, yang kemudian berapat di Utrecht pada Mei 1938. Kelompok ini kemudian menjadi komisi sementara yang bertanggung jawab atas pembentukan DGD.
William Temple (uskup agung York, dan belakangan Canterbury) ditunjuk sebagai ketuanya, sementara W.A. Visser 't Hooft (Belanda) sekretaris jenderalnya. Komisi sementara ini membentuk sebuah dasar yang kuat bagi DGD dengan memecahkan masalah-masalah konstitusional tentang dasar, otoritas dan strukturnya. Pada Oktober-November 1938, Komisi ini mengirim undangan resmi kepada 196 gereja, dan Temple menulis sebuah surat pribadi kepada sekretaris negara Vatikan.
Pada konferensinya di Tambaram, (India) pada 1938 Dewan Misi International (IMC) menyatakan minatnya terhadap rencana pembentukan DGD namun tetap melanjutkan dirinya sebagai organisasi yang terpisah. Sejumlah perhimpunan misi yang menjadi anggota IMC tidak berminat untuk menjadi anggota DGD dan menempatkan dirinya di bawah kontrol gereja-gereja. Ada pula kekhawatiran bahwa gereja-gereja di Amerika Utara dan Eropa tidak akan memberikan gereja-gereja yang lebih muda di tempat lain tempat yang selayaknya mereka dapatkan. Namun IMC menolong masuknya gereja-gereja ini menjadi anggtoa DGD, menjadi mitranya pada 1948, dan akhirnya bergabung pada 1961.
Pada 1939 Komisi Sementara ini merencanakan Sidang Raya DGD yang pertama pada Agustus 1941, namun pecahnya Perang Dunia II menghalangi hal itu. Antara 1940-1946, Komisi Sementara ini tidak dapat berfungsi secara normal, tetapi anggota-anggotanya serta orang-orang lainnya tetap mengadakan pertemuan-pertemuan di Amerika Serikat, Inggris dan Swiss. Di bawah pimpinan Visser ‘t Hooft di Jenewa selama perang berkecamuk, sejumlah aktivitas ikut memberikan kesaksian gereja yang melampaui batas-batas kebangsaan: pelayanan rohani kepada militer, pelayanan kepada para tawanan perang, bantuan kepada orang-orang Yahudi dan para pengungsi lainnya, penyaluran informasi kepada gereja-gereja, dan persiapan melalui kontak dengan para pemimpin Kristen dari semua pihak untuk mengadakan rekonlisiasi dan bantuan antar-gereja setelah perang berakhir.
Setelah perang, Komisi Sementara bertemu kembali di Jenewa (1946) dan di Buck Hills, Pennsylvania (1947). Komisi ini menegaskan bahwa tragedi perang telah mendorong tekad gereja-gereja untuk mewujudkan persekutuan rekonsiliasi mereka. Pada 1948, 90 gereja-gereja telah menyatakan menerima undangan untuk bergabung dengan DGD.
Pertimbangan-pertimbangan yang muncul belakangan tentang representasi dan keanggotaan DGD mengakibatkan pertimbangan ulang tentang jumlah anggota dan perwakilan yang memadai menurut tradisi konfesi dan geografi. Persyaratan utama adalah persetujuan dengan dasar Dewan yang akan dibentuk. Syarat-syarat lainnya adalah: otonomi gereja, kestabiltan dan ukurannya yang layak, serta hubungannya yang baik dengan gereja-gereja lainnya. Meskipun sebagian lebih menyukai agar Dewan terdiri terutama dari dewan gereja-gereja nasional ataupun dewan konfesional gereja sedunia (semisal Lutheran, Ortodoks, Baptis dan lain-lain), akhirnya disepakati bahwa DGD harus berhubungan langsung dengan gereja-gereja nasional dan dengan demikian keanggotaannya akan terdiri dari, misalnya, Gereja Methodis di Britania Raya, Gereja Episkopal Methodis, AS, Gereja Methodis Afrika Selatan, dll. Dewan-dewan konfesional sedunia, dewan gereja-gereja nasional serta dewan ekumenis internasional dapat diundang untuk mengutus wakil-wakil mereka di persidangan yang pertama, namun hanya akan memiliki status pengamat yang tidak mempunyai hak suara.
Ketika Sidang Raya pertama dibuka pada 22 Agustus 1948, 147 gereja yang hadir dari 44 negara mewakili praktis semua keluarga konfesional di lingkungan dunia Kristen, kecuali Gereja Katolik Roma. Pada hari berikutnya Dewan menerima konstitusi DGD, dan organisasi yang baru terbentuk itu mengeluarkan pesannya:
Berikut adalah presiden-presiden sejak Sidang Raya X di Busan, Korea Selatan:
Mantan presiden yang pernah menjabat di Dewan Gereja Dunia, yaitu:
Sejak Dewan Gereja Dunia didirikan pada tahun 1948, berikut adalah Sekretaris Jenderal yang pernah menjabat atau yang sedang menjabat:
Tahun | Nama | Gereja Asal | Negara Asal |
---|---|---|---|
1948–1966 | W. A. Visser 't Hooft | Gereja-Gereja Reformasi di Belanda/Federasi Gereja-Gereja Protestan Swiss, Jenewa | Belanda |
1966–1972 | Eugene Carson Blake | Gereja Persatuan Presbiterian (AS) | Amerika Serikat |
1972–1984 | Philip A. Potter | Gereja Methodist | Dominika |
1985–1992 | Emilio Castro | Gereja Injili Methodist Uruguay | Uruguay |
1993–2003 | Konrad Raiser | Gereja Injili di Jerman (EKD) | Jerman |
2004–2009 | Samuel Kobia | Gereja Methodist di Kenya | Kenya |
2010–sekarang | Olav Fykse Tveit | Gereja Norwegia | Norwegia |
Sidang Raya Dewan Gereja Dunia telah diselenggarakan sepuluh kali, yaitu:
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh gereja-gereja anggota DGD adalah:
DGD mempunyai sejumlah kelompok penasihat dan komisi yang membantunya di dalam melaksanakan tugas-tugasnya. Kelompok-kelompok tersebut adalah:
Gereja-Gereja yang setuju dengan dasar-dasar DGD dapat mengajukan permohonan untuk menjadi anggota Dewan. Gereja calon anggota harus membuktikan dirinya sebagai organisasi yang hidup dan independen serta menjalin hubungan ekumenis yang konstruktif dengan gereja-gereja lain di negaranya. Biasanya gereja anggota harus memiliki sekurang-kurangnya 25.000 anggota gereja. Gereja-Gereja yang memiliki sekurang-kurangnya 10.000 anggota dapat menjadi anggota luar biasa, ikut serta dalam semua kegiatan DGD, namun tidak mempunyai hak suara dalam persidangan.
(*) anggota luar biasa
(**) Dewan Gereja-Gereja Nasional
Seamless Wikipedia browsing. On steroids.
Every time you click a link to Wikipedia, Wiktionary or Wikiquote in your browser's search results, it will show the modern Wikiwand interface.
Wikiwand extension is a five stars, simple, with minimum permission required to keep your browsing private, safe and transparent.