Remove ads
Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas
Delima Gading adalah suatu artefak hiasan semit berukuran jempol yang diperoleh oleh Museum Israel. Hiasan itu tidak benar-benar terbuat dari gading, melainkan dari tulang kuda nil dan memuat tulisan: Kudus (Suci) bagi para Imam di Rumah Tuhan (YHWH).
Pada saat penemuannya, dianggap sebagai hiasan pada tongkat Imam besar dalam Ruang Mahakudus, sehingga berpotensi membuktikan keberadaan Bait Suci Salomo.
Teks | 𐤋𐤁𐤉𐤕𐤉𐤄𐤅𐤄𐤒𐤃𐤔𐤊𐤄𐤍𐤌 |
Transliterasi | lby[t yhw]h qdš khnm |
Romanisasi | l-beyt Yahweh qodesh kohanim |
Terjemahan | "Milik Ru[mah Yahwe]h, kudus bagi imam-imam" |
Delima Gading ini berupa objek hiasan kecil, terbuat dari tulang, diukir dengan tulisan abjad Ibrani kuno. Inskripsi ini tertulis dalam mode melingkar di sepanjang bahu buah delima yang sedang mekar. Bagian penting tubuh buah delima itu rusak, mempunyai dua retakan pada kelopak buah yang panjang.
Ada retakan vertikal pada tubuh buah yang melintasi tulisan, sehingga tiga huruf terfragmentasi sedangkan sembilan huruf lainnya lengkap. Dua daerah retakan ini bernuansa lebih cerah warnanya dan dianggap retakan baru di atas retakan yang lebih kuno.
Meskipun masih merupakan suatu artefak Semit yang tak ternilai harganya dari abad ke-13 SM, kaitan ke Ruang Mahakudus sangat diperdebatkan oleh para arkeolog Israel dan Italia yang mengkhususkan diri dalam bidang artefak Romawi dan Semit dengan adanya tuduhan pemalsuan. Buah delima populer sebagai objek kultus, dan tidak unik dipakai untuk menyembah Yahweh. Arkeolog Aharon Kempinski berpendapat bahwa, bahkan jika tulisannya otentik, kaitan dengan Bait Salomo sangat kecil karena asal-usulnya tidak diketahui dan ada banyak "rumah Yahweh" di luar Yerusalem, banyak di antaranya "belum digali tapi terus dijarah oleh [ilegal] pencari harta karun".
Baruch Halpern telah menyarankan interpretasi lain dari tulisan ini.
Kata "b-y-t" ("bait" atau "rumah") secara harfiah dapat juga berarti "rumah tempat tinggal keluarga". Huruf-huruf yang hilang bisa dibaca (Ahiyah) "[hyja]H", "Ahia". Setidaknya ada tiga tokoh Alkitab bernama "Ahia" yang menjabat sebagai imam dan tulisan ini dapat saja merujuk kepada sebuah keluarga imam bukan untuk Yahweh. Halpern juga mencatat bahwa sintaksis tulisan yang tidak lazim itu membuat penafsiran ini secara filologi dimungkinkan.[1]
Delima gading sebesar ibu jari ini berukuran 44 milimeter (1,7 in) tingginya, memuat tulisan Ibrani kuno melingkar yang tergantung pada titik yang dipilih sebagai awalnya dapat dibaca sebagai "Milik Bait [secara harfiah 'rumah']- - - h, kudus untuk imam-imam" atau "Sumbangan kudus bagi imam-imam pada [atau 'di'] Bait (secara harfiah 'rumah']- - - h". Pernah diyakini oleh beberapa sarjana sebagai hiasan tongkat yang digunakan oleh Imam Besar pada Bait Suci Salomo. Asal-usulnya tidak diketahui karena muncul di pasar barang antik tanpa nama pada tahun 1979 dan diselundupkan keluar dari Israel serta dijual kepada seorang kolektor anonim di Prancis. Berdasarkan otentikasi oleh epigrafer Israel terkemuka saat itu, Profesor Nahman Avigad dari Universitas Ibrani Yerusalem, Museum Israel di Yerusalem membeli dari kolektor itu dengan harga $550,000 pada tahun 1988. Dianggap sebagai benda kuno alkitabiah terpenting dalam koleksi Museum Israel.[2]
Pada tahun 2004, Komite Investigasi Israel menduga benda ini adalah bagian dari penipuan barang antik dan terlibat dengan dugaan pemalsuan arkeologi lainnya seperti Inskripsi Yoas. Ini menyebabkan dilakukannya penyelidikan besar-besaran oleh komite yang menentukan bahwa artefak itu bertarikh abad ke-14 atau abad ke-13 SM dan bahwa tulisannya adalah pemalsuan modern. Profesor Aaron Demsky mengklaim bahwa ada 80 persen kepastian bahwa prasasti tersebut adalah palsu.[3][4][5][6]
Pada tahun 2004, polisi Israel mengajukan dakwaan pidana terhadap Oded Golan, menuduhnya memalsu artefak-artefak alkitabiah. Ini adalah pertama kalinya sebuah pengadilan pidana telah diminta untuk mengadili kasus pemalsuan barang antik.[2] Pada tanggal 14 Maret 2012 Golan dibebaskan dari semua tuduhan pemalsuan setelah hakim menemukan bahwa polisi telah gagal untuk membuktikan dakwaan pemalsuan melampaui semua keraguan. Meskipun dakwaan itu menuduh bahwa tulisan pada delima gading itu palsu, karena tidak termasuk dalam penghitungan tiap benda, hakim tidak mempertimbangkan keasliannya dalam temuannya. Hakim Aharon Farkash menyatakan bahwa putusan bebas tidak berarti bahwa benda-benda tersebut "benar dan otentik".[7][7][8][8]
Pada bulan Mei 2007, tiga anggota komite investigasi yang paling awal memeriksa ulang tulisan itu untuk mengevaluasi kontra-argumen dari André Lemaire, yang diundang untuk bergabung dengan mereka. Shmuel Ahituv, Aaron Demsky dan Yuval Goren, meskipun mengubah pikiran mereka pada beberapa poin, menyatakan bahwa tulisan itu palsu, sedangkan Lemaire menyatakan bahwa tulisan itu otentik.[9]
Pada akhir tahun 2008, Prof. Yitzhak Roman menulis bahwa tulisan itu tidak menunjukkan tanda-tanda yang pemalsuan. Dua poin utamanya adalah bahwa, pertama, huruf-huruf yang ada kenyataannya terpotong oleh retakan kuno (bertentangan dengan analisis tahun 2004), dan kedua, bahwa patina di dalam huruf-huruf itu tidak dilekatkan pada tempatnya, tapi bersifat alami.[10]
Seamless Wikipedia browsing. On steroids.
Every time you click a link to Wikipedia, Wiktionary or Wikiquote in your browser's search results, it will show the modern Wikiwand interface.
Wikiwand extension is a five stars, simple, with minimum permission required to keep your browsing private, safe and transparent.