Loading AI tools
Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas
A-4 Skyhawk adalah pesawat tempur ringan buatan dari Amerika Serikat dengan mesin tunggal pancargas yang awalnya dibuat untuk memenuhi kebutuhan dari Angkatan Laut Amerika Serikat. Pesawat ini masih dipergunakan di beberapa negara, namun sudah banyak dipensiunkan oleh banyak penggunanya. Pesawat ini banyak yang di lestarikan baik sebagai monumen maupun sebagai koleksi dari museum-museum di seluruh dunia dan juga di skadron-skadron yang mengoperasikannya.
Tipe | Pesawat serang |
---|---|
Perancang | Ed Heinemann |
Terbang perdana | 22 Juni 1954 |
Diperkenalkan | 1 Oktober 1956 |
Dipensiunkan | 2003, Angkatan Laut AS 1998, Marinir AS 2015, Angkatan Udara Israel 2001, Angkatan Udara New Zealand |
Status | Penggunaan terbatas di kalangan pengguna di luar Amerika Serikat |
Pengguna utama | AL AS (sejarahnya) Marinir AS (sejarahnya) |
Pengguna lain | Indonesia dan banyak negara lainnya |
Jumlah produksi | 2.960 buah |
Harga satuan | US$ 2,8 - 3,8 juta |
Varian | Lockheed Martin A-4AR Fightinghawk McDonnell Douglas A-4G Skyhawk |
Data lengkap dari A-4 Skyhawk yang dimiliki dan dioperasikan oleh Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara adalah sebagai berikut lengkap dengan pelbagai peristiwa mengenai pesawat itu sendiri dan bagaimana kondisinya saat ini:
No | No Seri | Serial Number | Tahun Pengiriman | Keterangan |
---|---|---|---|---|
1. | A-4E | TT-0401 | 1980 | Saat ini pesawatnya dijadikan monumen di Taman Kota Sengkang, Sulawesi Selatan.[1] |
2. | A-4E | TT-0402 | 1980 | Saat ini pesawatnya dijadikan monumen di depan Makopsau II, Makassar, Sulawesi Selatan.[1] |
3. | A-4E | TT-0403 | 1980 | Saat ini pesawatnya dijadikan monumen di taman Bandar Udara Haluoleo, Lepo-Lepo, Kecamatan Baruga, Kota Kendari.[2] |
4. | A-4E | TT-0404 | 1980 | Saat itu pesawatnya sedang diawaki oleh Lettu Pnb Tribudi "Thunder 81 - Wild Eel" Budi Satriyo dan jatuh karena mesinnya mati saat latihan rutin di daerah Banca, Sulawesi Selatan pada tanggal 21 Maret 1989, namun penerbangnya berhasil melontarkan dirinya dengan selamat.[2] |
5. | A-4E | TT-0405 | 1980 | Saat itu pesawatnya diawaki oleh Albert "Thunder 128" L. Mare dan jatuh di Laut Sulawesi, pada 22 Juni 2000, karena stall dan masuk spiral dive dan mengakibatkan penerbangnya gugur.[2] |
6 | A-4E | TT-0406 | 1980 | Saat pesawat sedang terbang formasi ferry, diawaki oleh Lettu Pnb S. Hirsan "Thunder 79 - Wild Crow" Habib, masuk awan CB dan jatuh di Laut Banda tanggal 22 Januari 1988, dan tidak ditemukan jasad penerbangnya.[2] |
7. | A-4E | TT-0407 | 1980 | Jatuh di dekat landasan Lanud Iswahjudi pada 6 Agustus 1987 dimana throttle stuck open, power pada posisi pesawat maksimum dan akhirnya mendarat darurat. Dan penerbangnya Lettu Pnb S. Hirsan "Thunder 79 - Wild Crow" Habib berhasil melontarkan diri dengan selamat.[2] |
8. | A-4E | TT-0408 | 1980 | Pesawat ini pernah melaksanakan pendaratan moda belly landing pada 20 Juli 1987 di Lanud Iswahyudi, dimana penerbangnya Letnan Satu Pnb Agus " Thunder 73 - Dingo" Supriatna selamat.[3]
Saat ini pesawatnya diabadikan sebagai monumen di Museum Lanud Suryadarma, Kalijati, Subang, Jawa Barat.[1] |
9. | A-4E | TT-0409 | 1980 | Pesawat yang waktu itu diawaki oleh Kapten Pnb Suminar "Thunder 37 - Buzzard" Hadi, jatuh di Lanud Baucau, Timor Timur pada saat melaksanakan Latihan Gabungan ABRI, dan penerbangnya berhasil melontarkan diri dengan selamat.[2] |
10. | A-4E | TT-0410 | 1980 | Saat ini pesawatnya dijadikan monumen di depan Makopsau II, Makassar, Sulawesi Selatan.[1] |
11. | A-4E | TT-0411 | 1980 | Tidak ada keterangan yang tercatat.[2] |
12. | A-4E | TT-0412 | 1980 | Tidak ada keterangan yang tercatat.[2] |
13. | A-4E | TT-0413 | 1980 | Pesawat yang saat itu diawaki oleh Letda Pnb Rahmat "Thunder 85 - Cougar" Hidayat mesinnya mati dalam perjalanan pulang ke Lanud Iswahyudi setelah selesai latihan menembak di Pulung AWR Ponorogo, pada 10 November 1986, namun penerbangan berhasil melontarkan dirinya dengan selamat.[2] |
14. | A-4E | TT-0414 | 1980 | Pada 15 Januari 1987, Lettu Pnb Emir "Thunder 80 - Wild Hawk" Panji D, pernah melaksanakan pendaratan dengan moda "belly landing".
Sedangkan pada 15 Desember 1993, dimana saat itu pesawatnya sedang diawaki oleh Letda Pnb Edi "Thunder 97 - Blackbird" Komari pada Latihan Gabungan bersama Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut di Laut Natuna, pesawatnya jatuh karena penerbangan mengalami kejadian lost orientation setelah melakukan misi pengeboman, namun ia berhasil melontarkan dirinya dengan selamat.[2] |
15. | TA-4H | TL-0415[4] | 1980 | Pada 15 April 1993, pesawat dengan tempat duduk ganda ini sedang diawaki oleh Letkol Pnb Junianto "Thunder 53 - Griffin" S. Yogasara dan Lettu Pnb R. Krisna "Thunder 120" Hertat jatuh saat sedang latihan manuver vertikal karena kanopinya terlepas dan mengenai Elevator di Laut Sulawesi, dimana Letkol Pnb Yunianto selamat melontarkan dirinya dan penerbang lainnya gugur dalam tugas.[2] |
16. | TA-4H | TL-0416 | 1980 | Saat melakukan latihan rutin di Lanud Hasanuddin, pesawat sedang diawaki Lettu Pnb. Fadjar "Thunder 107 - Bobcat" Prasetyo dan Lettu Pnb Asril "Thunder 117 - Phoenix" Samani, mengalami kerusakan dan membuat keduanya memilih untuk melontarkan dirinya dan kedua selamat.
Saat ini pesawatnya dijadikan monumen di Lapangan Sekolah Penerbang TNI AU, AAU.[2] |
17. | A-4E | TT-0417 | 1980 | Pesawat ini merupakan pesawat pengganti TT-0409 karena ia jatuh ketika masih dalam masa garansi. Pesawat ini jatuh di Laut Natuna saat terbang formasi bersama TT-0414 dalam Latihan Gabungan bersama Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut pada 15 Desember 1993 dan penerbangnya Lettu Pnb A. Joko "Thunder 102 - Viper" Takariyanto berhasil melontarkan dirinya dengan selamat.[2] |
18. | TA-4J | TT-0418 | 1999 | Tidak ada keterangan yang tercatat.[2] |
19. | TA-4I | TT-0419 | Pesawatnya saat ini diabadikan sebagai monumen di Lanud Pekanbaru (Bandar Udara Internasional Sultan Syarif Kasim II).[2] | |
20. | A-4E | TT-0431 | Saat ini, pesawatnya diabadikan sebagai monumen di pintu masuk Rumah Sakit TNI Angkatan Udara dr. Dody Sarjoto, diresmikan pada 5 Oktober 2014 oleh Danlanud Sultan Hasanuddin masa itu, Marsma TNI Dody Trisunu.[1] | |
21. | A-4E | TT-0432 | Pesawatnya saat ini diabadikan sebagai monumen di Taman Dirgantara Kubu Raya (Dirgaraya) di simpang Bandar Udara Supadio, yang diresmikan pada 27 September 2012 oleh KASAU masa itu, Marsekal TNI Imam Sufaat, S.IP.[1] | |
22. | A-4E | TT-0433 | Saat ini pesawatnya diabadikan di depan pos depan pintu masuk utama Pangkalan Udara Roesmin Nurjadin, diresmikan pada 25 Februari 2012 oleh KASAU masa itu Marsekal TNI Imam Sufaat, S.IP.[1] | |
23. | A-4E | TT-0434 | 1982 | Pada 3 Januari 1992 pesawat sedang diawaki oleh Mayor Pnb Jeffrey "Thunder 18 - Sparrow" Zaenal Abidien, jatuh karena mati mesin, kala melaksanakan latihan rutin di Lanud Pekanbaru (Bandar Udara Internasional Sultan Syarif Kasim II), namun penerbangnya berhasil melontarkan dirinya dengan selamat.[2] |
24. | A-4E | TT-0435 | 1982 | Pesawatnya saat ini diabadikan sebagai monumen di samping ruangan VIP Lanud Sultan Iskandar Muda, diresmikan pada 24 September 2010 oleh Panglima Komando Operasi Angkatan Udara I saat itu Marsekal Muda TNI Eddy Suyanto, S.T..[1] |
25. | A-4E | TT-0436 | 1982 | Pesawatnya saat ini diabadikan sebagai monumen di Depo Pemeliharaan 30, Bandar Udara Abdul Rachman Saleh.[1] |
26. | A-4E | TT-0437 | 1982 | Saat ini pesawatnya diabadikan sebagai monumen di Taman Kota Majalengka di Kawasan Bundaran Munjul Indah, diresmikan pada 24 April 2012 oleh Pangkoopsau I kala itu, Marsda TNI Bagus Puruhito bersama bupati Majalengka H. Sutrisno, M.Si.[1] |
27. | A-4E | TT-0438 | 1982 | Pesawatnya jatuh pada 9 Januari 1989 karena mesinnya mati namun penerbangnya berhasil melontarkan dirinya dengan selamat.
Saat ini pesawatnya diabadikan sebagai koleksi Museum Satria Mandala Pusat Sejarah Tentara Nasional Indonesia yang diresmikan pada 14 Maret 2017 oleh KASAU (waktu itu) Hadi Tjahjanto.[5] |
28. | A-4E | TT-0439 | 1982 | Tidak ada keterangan yang tercatat.[2] |
29. | A-4E | TT-0440 | 1982 | Saat ini pesawatnya dijadikan koleksi Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala.[2] |
30. | A-4E | TT-0441 | 1982 | Saat ini ia diabadikan sebagai monumen di depan Gedung Galaktika, Bandar Udara Hasanuddin.[6] |
31. | A-4E | TT-0442 | 1982 | Saat ini ia diabadikan sebagai monumen di depan Hanggar Skadron Udara 11 Lanud Hasanuddin (Bandar Udara Hasanuddin) dan diresmikan pada 21 September 2013 oleh Danlanud Hasanuddin waktu itu Marsma TNI Barhim.[1] |
32. | A-4E | TT-0443 | 1982 | Pesawatnya jatuh pada 7 September 1988 di rawa-rawa dekat dengan Bandar Udara Pekanbaru. Saat itu pesawatnya sedang terbang malam dan diduga penerbangnya, Bambang "Thunder 68 - Kangaroo" Triyono mengalami lost orientation dan gugur dalam tugas.[2] |
33. | A-4E | TT-0444 | 1982 | Saat pesawatnya diawaki oleh Letda Pnb Johny "Thunder 124 - White Lion" Sumaryana, mengalami kerusakan saat melakukan latihan rutin di Bandar Udara Hasanuddin namun penerbangnya berhasil melontarkan dirinya dengan selamat.
Saat ini ia diabadikan sebagai monumen di Pusdiklat Migas Cepu, Kota Blora, Jawa Tengah.[1] |
34. | A-4E | TT-0445 | 1982 | Pesawatnya jatuh pada 14 Mei 1985, karena stall saat pull up, dimana penerbangnya berhasil melontarkan diri dengan selamat.[2] |
35. | A-43 | TT-0446 | 1982 | Pesawatnya jatuh pada 22 Februari 1983 karena undershoot saat melaksanakan penembakan dari udara-ke-darat dalam Latihan Maleo Jaya I/83 di Gunung Bira, Kota Banjarmasin, dimana penerbangnya Dwie "Thunder 39 - Seagull" Harmono, gugur dalam tugas.[7] |
Seamless Wikipedia browsing. On steroids.
Every time you click a link to Wikipedia, Wiktionary or Wikiquote in your browser's search results, it will show the modern Wikiwand interface.
Wikiwand extension is a five stars, simple, with minimum permission required to keep your browsing private, safe and transparent.