Daftar keturunan Nuh (bahasa Inggris:Generations of Noah) juga disebut Tabel Bangsa-bangsa (bahasa Inggris:Table of Nations) Kejadian 10 (Kejadian 10:1–32) dengan salinan dalam 1 Tawarikh 1 (1 Tawarikh 1:1–27) pada Alkitab Ibrani atau Perjanjian Lama di AlkitabKristen) merupakan suatu silsilah keturunan putra-putra Nuh serta penyebarannya ke berbagai tanah dan negeri setelah Air Bah,[1] berfokus pada kelompok masyarakat utama pada zaman penulisan catatan tersebut. Istilah "bangsa-bangsa" merupakan terjemahan kata Ibrani "goy", yang kemudian pada tahun 400 M pada terjemahan Alkitab bahasa Latin, Vulgata ditulis sebagai "nationes"/"nationibus", selanjutnya menjadi "nations" dalam bahasa Inggris, tetapi tidak mempunyai konotasi politik yang sama dengan arti kata saat ini.[2]
Daftar yang terdiri dari 70 nama untuk pertama kalinya memperkenalkan sejumlah etonim dan toponim yang penting dalam geografi alkitabiah[3] seperti ketiga putra Nuh: Sem, Ham dan Yafet, yang menurunkan rumpun bangsa Semit, Hamit dan Yafetit, juga cucu-cucu Nuh tertentu yaitu Elam, Ashur, Aram, Kush, dan Kanaan, menurunkan bangsa Elam, Asyur, Aram, Kush dan Kanaan, juga keturunan berikutnya termasuk Eber (yang menurunkan "Ibrani"), raja-pemburu Nimrod, bangsa Filistin dan putra-putra Kanaan termasuk Het, Yebus dan Amorus, yang menurunkan bangsa Het, Yebus dan Amori.
Ketika Kekristenan mengambil alih dunia Romawi, berkembanglah ide bahwa semua penduduk dunia diturunkan dari Nuh. Namun identifikasi tradisi Yahudi Helenistik mengenai leluhur berbagai bangsa, yang sebenarnya lebih terkonsentrasi pada dunia Laut Tengah dan Timur Dekat, menjadi terentang meluas. Bangsa-bangsa di utara yang berperan penting pada zaman Romawi Akhir dan dunia abad pertengahan, seperti orang Kelt, Slavia, Jerman dan Nors tidak tercakup, demikian pula bangsa-bangsa lainnya. Berbagai pengaturan telah diusulkan oleh para sarjana, misalnya bangsa Skithia, yang termasuk ke dalam tradisi, dianggap sebagai leluhur sebagian besar Eropa Utara.[4]
Menurut Joseph Blenkinsopp, adanya 70 nama pada daftar ini secara simbolis menunjukkan kesatuan ras manusia, terkoresponden dengan 70 keturunan Israel yang pindah ke Mesir bersama Yakub pada Kejadian 46 (Kejadian 46:27) dan 70 tua-tua Israel yang bertemu dengan Allah bersama-sama Musa dalam upacara perjanjian pada Keluaran 24 (Keluaran 24:1–9).[5]
Kitab Kejadian
Kejadian 1–11 disusun dari lima pernyataan toledot atau "silsilah" (" Inilah keturunan..."), di mana "keturunan Sem, Ham dan Yafet, anak-anak Nuh" adalah yang keempat. Peristiwa-peristiwa sebelum kisah "Air Bah", "toledot" utama, berhubungan dengan kisah sesudahnya: dunia setelah Air Bah merupakan suatu penciptaan baru yang berkaitan dengan kisah penciptaan mula-mula, karena sebagaimana Adam, Nuh mempunyai tiga putra yang akan memenuhi dunia. Keterkaitan itu berlanjut lebih jauh: ada 70 nama dalam daftar, terkait dengan 70 orang keturunan Israel yang pindah ke Mesir di akhir Kitab Kejadian dan 70 tua-tua Israel yang naik ke atas gunung Sinai untuk bertemu dengan Allah dalam Kitab Keluaran. Kekuatan simbolis angka-angka ini mendasari cara pengaturan nama-nama dalam kelompok tujuh, menunjukkan bahwa daftar itu mengandung makna simbolik obligasi moral universal.[6]
Keseluruhan prinsip yang mengatur berbagai bangsa dalam daftar ini sukar dicerna: dimaksudkan untuk menggambarkan seluruh umat manusia, tetapi terbatas pada wilayah di selatan tanah Mesir, negeri-negeri Mesopotamia, Anatolia dan Yunani Ionia, lagi pula "Putra-putra Nuh" tidak diorganisir secara geografis, bahasa maupun kelompok etnis di dalam daerah-daerah ini.[8] Daftar ini nyatanya memuat sejumlah kesulitan: misalnya nama Syeba dan Hawilah dicatat dua kali, pertama sebagai keturunan Kush bin Ham (ayat 7), dan kemudian sebagai putra-putra Yoktan, cicit Sem, dan bilamana keturunan Kush adalah penduduk Afrika pada ayat 6–7, keturunan Yoktan adalah penduduk Mesopotamia pada ayat 10–14.[9]
Penyusunan Kejadian 1–11 tidak dapat ditetapkan secara tepat, meskipun tampaknya pada mulanya ada inti kisah yang pendek yang kembudian dikembangkan dengan data tambahan.[10] Sebagian daftar mungkin diturunkan pada abad ke-10 SM, sementara bagian lain rupanya dari abad ke-7 dan revisi para imam pada abad ke-5.[1] Kombinasi dari pandangan dunia, mitos dan silsilah tersebut dianggap berkaitan dengan tulisan sejarawan Yunani Hekataios dari Miletos, yang aktif sekitar tahun 520 SM.[11]
Daerah kediaman mereka terbentang dari Mesa ke arah Sefar, yaitu pegunungan di sebelah timur.
Kitab Tawarikh
Pasal 1 Tawarikh 1 memasukkan suatu versi Tabel Bangsa-bangsa dari Kitab Kejadian, tetapi disunting untuk memperjelas bahwa tujuannya adalah mencatat sejarah bangsa Israel. Hal ini dilakukan dengan berfokus pada cabang keturunan Abraham, dan tidak memuat ulang Kejadian 10:9–14, yaitu bagian mengenai Nimrod bin Kush, yang terkait dengan sejumlah kota di Mesopotamia, sehingga tidak memperlihatkan kaitan Kush dengan Mesopotamia.[12]
Kitab Yobel
Tabel Bangsa-bangsa dikembangkan lebih detail pada pasal 8–9 Kitab Yobel, yang kadang-kadang dikenal sebagai "Kitab Kejadian yang lebih kecil" ("Lesser Genesis"), suatu karya dari zaman awal periode Bait Kedua.[13] Kitab Yobel dianggap sebagai Pseudepigrapha oleh sebagian besar orang Kristen dan sekte-sekte Yahudi tetapi dipandang berguna oleh sejumlah Bapa Gereja.[14] Pembagian keturunan-keturunan di seluruh dunia dianggap dipengaruhi kuat oleh "Peta dunia Ionian" ("Ionian world map") yang digambarkan dalam Histories karya Herodotus,[15] dan perlakuan yang aneh terhadap Kanaan dan Madai dianggap sebagai "propaganda untuk ekspansi teritorial negara Hasmonean".[16]
Septuaginta
Alkitab Ibrani diterjemahkan ke dalam bahasa Yunani di Alexandria atas permintaan Ptolemaios II, yang memerintah Mesir pada tahun 285–246 SM.[17] Versi Tabel Bangsa-bangsa serupa dengan teks Ibrani, tetapi dengan perbedaan berikut:
Elisa dicatat sebagai tambahan putra Yafet, sehingga Yafet mempunyai 8 putra, bukannya 7, sementara juga tetap memasukkannya dalam daftar putra Yawan, sebagaimana pada Teks Masoret.
Jika teks Ibrani mencatat Shelah sebagai putra Arpachshad pada garis keturunan Sem, Septuagints mencatat seorang Kainan sebagai putra Arpakhsad dan ayah Shelah – Kitab Yobel menulis lebih banyak mengenai tokoh ini. Kainan muncul lagi pada akhir daftar keturunan Sem.
Obal, putra ke-8 Yoktan pada Teks Masoret, tidak dicatat.[18]
Kisah Air Bah memuat bagaimana Nuh dan ketiga putranya Sem, Ham, dan Yafet, bersama-sama dengan istri-istri mereka, diselamatkan dari air bah untuk kembali menghuni dan memenuhi dunia.
Kata "Sem" berarti "nama" atau "ketenaran". Melalui Eber ia menjadi leluhur Abraham dan kemudian orang-orang Israel.[19] Dalam pandangan sejumlah sarjana Eropa pada abad ke-17 (misalnya John Webb), orang-orang Tionghoa, Persia timur, dan "India" diturunkan dari Sem.[20] Baik Webb dan para penganut Yesuit Prancis yang tergolong sekolah Figuris (akhir abad ke-17/awal abad ke-18) menafsirkan lebih jauh, mengidentifikasikan Kaisar Yao dalam legenda sejarah Tiongkok sebagai Nuh sendiri.[20]
Ham adalah leluhur Kush, Mesir, dan Put, serta Kanaan, yang negerinya meliputi bagian-bagian Afrika, Arabia, Siria-Palestina dan Mesopotamia. Etimologi namanya tidak jelas; sejumlah sarjana mengkaitkannya dengan istilah-istilah yang berhubungan dengan divinitas (divinity), tetapi status dewa atau setengah dewa bagi Ham tidaklah dimungkinkan.[21]
Yafet tampaknya adalah putra termuda, meskipun garis keturunannya dicatat terlebih dahulu.[22] Namanya dihubungkan dengan tokoh mitologi Yunani, TitanIapetos, dan putra-putranya, termasuk Yawan (Javan), kota-kota berbahasa Yunani di Ionia.[23] Pada Kejadian 9:27 terbentuk suatu permainan kata dengan akar kata Ibrani "yf" (atau "yph"): "Kiranya Allah memberikan ruang [bentuk hiphil dari akar kata "yf"] bagi Yafet, sehingga ia dapat tinggal dalam kemah-kemah Sem, dan Kanaan akan menjadi hambanya."[24]
Catatan Flavius Yosefus
Sejarawan Yahudi-Romawi abad ke-1 Masehi, Flavius Yosefus, dalam tulisannya Antiquitates Iudaicae Buku 1, pasal 6, termasuk salah satu orang pertama di antara banyak orang yang mencoba mencocokkan kelompok etnis yang dikenal pada zaman itu dengan nama-nama yang terdaftar pada Kejadian 10. Pencocokan yang dibuatnya menjadi dasar bagi banyak pengarang di kemudian hari, yaitu:[26]
Gomer: "mereka yang oleh orang Yunani sekarang disebut sebagai orang Galatia, [Galls], tetapi dulunya disebut orang Gomer (Gomerit)".
Aschanax (Ashkenaz): "Aschanaxians, yang oleh orang Yunani sekarang disebut Rheginians".
Riphath: "Ripheans, sekarang disebut orang Paflagonia".
Thrugramma (Togarma): "orang Thrugrammea, yang oleh orang Yunani dinamai orang Frigia".
Elisa: "Eliseans... mereka sekarang adalah orang Aeolia".
Tharsus (Tarsis): "Tharsians, karena demikianlah Kilikia disebut pada zaman kuno". Ia juga menurunkan nama kota mereka Tarsus dari Tharsus.
Cethimus (Kitim): "Pulau Cethima: sekarang disebut Siprus". Juga menurunkan nama Yunani kota mereka yang dieja Citius, dari Cethimus.
Thobel (Tubal): "Thobelites (= bangsa Tubal), yang sekarang disebut bangsa Iberes".
Mosoch (Mesekh): "Mosocheni... sekarang mereka adalah orang Kapadokia." Juga menurunkan nama ibu kota mereka Mazaca dari Mosoch.
Thiras (Tiras): "Thirasians; tetapi orang Yunani mengubah nama mereka menjadi orang Trakia".
Chus (Kush): "Orang Etiopia... bahkan sampai hari ini, baik oleh mereka dan semua orang di Asia, disebut Chusites".
Sabas (Seba): orang Sabea
Evilas (Hawila): "Evileans, yang disebut Getuli".
Sabathes (Sabta): "Sabathens, mereka sekarang oleh orang Yunani disebut orang Astabora".
Sabactas (Sabteca): Sabactens
Ragmus (Raamah): Ragmeans
Judadas (Dedan): "Judadeans, suatu bangsa yang tinggal di sebelah barat negeri Ethiopia".
Sabas (Sheba): Sabeans
Mesraim (Misraim): Mesir, yang disebut Mestre di negerinya.
"Sekarang anak-anak Mesraim, delapan jumlahnya, menguasai negeri dari Gaza sampai Mesir, meskipun hanya mempertahankan satu nama saja, Philistim (orang Filistin); karena orang Yunani menyebut bagian negeri itu Palestina. Sisanya, Ludieim, dan Enemim, dan Labim, yang sendirian menghuni Libya, dan menyebut negeri itu dengan namanya sendiri, Nedim, dan Phethrosim, dan Chesloim, dan Cephthorim, kami tidak tahu apa-apa mengenai mereka selain nama-namanya; karena Perang Ethiopia yang akan kami jelaskan kemudian, merupakan alasan kota-kota itu dihancurkan."
Phut: Libya. Ia menyatakan bahwa suatu sungai dan region "dalam negeri Moors" masih disebut Phut oleh orang Yunani, tetapi kemudian diganti namanya dengan nama "dari salah satu putra-putra Mesraim, yang disebut Lybyos".
Kanaan: Yudea, yang dikatakannya "dari namanya sendiri Kanaan".
Sidonius (Sidon): Kota Sidonius, "oleh orang Yunani disebut Sidon".
Amathus (Hamathite): "Amathine, yang sampai sekarang disebut Amathe oleh penduduknya, meskipun orang Makedonia menamakannya Epiphania, dari salah satu keturunannya."
Arudeus (Arvadite): "pulau Aradus".
Arucas (Arkite): "Arce, yang berada di Libanus".
"Tetapi tujuh [putra-putra Kanaan] lainnya, Chetteus, Jebuseus, Amorreus, Gergesus, Eudeus, Sineus, Samareus, kami tidak mendapati apapun dalam kitab-kitab suci selain nama-nama mereka, tetapi orang Ibrani telah merebut kota-kota itu".
Elam: "orang Elam (Elamites), leluhur orang Persia".
Ashur (Asyur): "orang Asyur, dan kota mereka Niniwe dibangun oleh Ashur".
Arphaxad (Arpakhsad): "Arphaxadites, yang sekarang disebut orang Kasdim (Chaldea)".
Sala
Heber (Eber): "dari mana asal penyebutan orang Ibrani (Hebrews) bagi orang Yahudi (Jews)".
Phaleg (Peleg): Ia mencatat bahwa dinamakan demikian "karena ia dilahirkan pada waktu penyebaran bangsa-bangsa ke negeri-negeri mereka; karena Phaleg bagi orang Ibrani bermakna pembagian".
"Elmodad, Saleph, Asermoth, Jera, Adoram, Aizel, Decla, Ebal, Abimael, Sabeus, Ophir, Euilat, dan Yobab. Mereka menghuni dari Cophen, sebuah sungai India, sampai bagian Asia yang terhubung dengannya."
Aram: "orang Aram (Aramites), yang oleh orang Yunani disebut orang Siria".
Uz: "Uz mendirikan Trachonitis dan Damaskus: negeri ini terletak antara Palestina dan Celesyria".
Mesa (Mesh): "Mesaneans; sekarang disebut Charax Spasinu".
Laud (Lud): "Laudites, yang sekarang disebut orang Lydia".
Catatan Hippolitus
Hippolitus dari Roma, dalam karyanya Diamerismos (~234, terlestarikan dalam berbagai salinan bahasa Latin dan Yunani),[27] membuat upaya lain untuk mencocokkan kelompok etnis dengan nama-nama pada Kejadian 10. Ada dugaan bahwa ada pengaruh dari Kitab Yobel.[28]
Chronography of 354, Panarion karya Epiphanius of Salamis (~375), Chronicon Paschale (~627), History of Albania karya sejarawan Georgia, Movses Kaghankatvatsi (abad ke-7), dan Synopsis of Histories karya John Skylitzes (~1057) mengikuti identifikasi Hippolitus.
Catatan Hieronimus
Hieronimus (Jerome), menulis pada ~tahun 390, memberikan perbaikan identifikasi versi Yosefus dalam karyanya Hebrew Questions on Genesis. Daftarnya hampir serupa dengan susunan Yosefus, dengan sejumlah perbedaan berikut:
Thubal, putra Yafet: "orang Iberia, yang juga orang Spanyol dari mana diturunkan orang Kelt-iberia, meskipun orang-orang tertentu menganggap mereka orang Italia."
Isidorus dari Sevilla dan pengarang-pengarang kemudian
Sarjana Isidorus dari Sevilla, dalam karyanya Etymologiae (~600), mengulangi semua identifikasi Jerome, tetapi dengan perubahan-perubahan kecil berikut:[29]
Ashkenaz, putra Gomer: "orang Sarmatia, yang oleh orang Yunani disebut Rheginians".
Identifikasi Isidorus untuk putra-putra Yafet diulangi dalam Historia Brittonum yang dianggap ditulis oleh Nennius dan juga menjadi dasar bagi berbagai tulisan sarjana abad pertengahan, tetap demikian sampai Zaman Penemuan memunculkan teori-teori baru, seperti yang diutarakan oleh Benito Arias Montano (1571), yang mengusulkan pengkaitan Meshech dengan Moskow, dan Ofir dengan Peru.
Tafsiran lain: Keturunan Yafet
Artikel utama: Yafetit
Pada terjemahan Alkitab bahasa Yunani, Septuaginta (LXX), teks Kitab Kejadian memuat satu tambahan putra Yafet, "Elisa", di antara Yawan dan Tubal; tetapi, karena nama ini tidak dijumpai pada sumber kuno lainnya, mauapun dalam Kitab 1 Tawarikh, hampir secara universal dianggap duplikat Elisa, putra Yawan. Kehadiran Elisa dan Kainan putra Arpakhsad (lihat di bawah) dalam Alkitab bahasa Yunani merujuk pada penomoran tradisional di kalangan orang Kristen mula-mula yang menghitung 72 nama, bukannya 70 nama yang didapati pada sumber-sumber Yahudi dan Kristen Barat.
Gomer: orang Cimmerians, suatu bangsa dari sebelah utara Laut Hitam, pindah masuk ke Anatolia pada abad ke-8 atau awal abad ke-7 SM sebelum menetap di Kapadokia.[30]
Ashkenaz: suatu bangsa di area Laut Hitam dan Laut Kaspia, kemudian dikaitkan dengan orang Jerman dan orang Yahudi di Eropa Timur.[31] Orang Ashkuza, yang tinggal di hulu sungat Efrat di Armenia mengusir orang Cimmeria dari teritori mereka, dan pada Yeremia 51:27 dikatakan telah berperang melawan Babel bersama-sama dua kerajaan utara lainnya.[32]
Riphath (Diphath pada kita Tawarikh): Yosefus mengidentifikasi Riphath dengan orang Paphlagonia pada zaman kuno, tetapi ini tampaknya hanyalah suatu dugaan; Kitab Yobel mengidentifikasi nama itu dnegan "Pengunungan Riphea", yang disamakan dengan Kaukasus pada sumber-sumber Klasik, dan dalam pengertian umum tampaknya merupakan penyerang-penyerang dari Kaukasus yang kemudian menetap di Armenia atau Kapadokia.[33]
Togarmah: dikaitkan dengan Anatolia dalam kitab Yehezkiel.[31] Sejawaran Armenia kemudian menganggap Togarmah sebagai leluhur Armenia.[33]
Magog: dikaitkan dengan Gog, raja Lydia, dalam kitab Yehezkiel, dan dengan demikian dengan Anatolia.[31] Sejarawan Yahudi-Romawi dari abad ke-1 M, Flavius Yosefus menyatakan bahwa Magog identik dengan bangsa Skithia, tetapi para sarjana modern merasa skeptis dan menempatkan Magog di dalam wilayah Anatolia.[34]
Madai: Orang Medes, dari area yang sekarang di barat daya Iran.[31]
Yawan: Nama ini secara umum disetujui merujuk kepada orang Yunani (Ionia) yang bermukim di pantai barat dan selatan Anatolia.[35]
Elishah: Kemungkinan Elaioussa, sebuah pulau di lepas laut pantai Kilikia, atau nama kuno untuk pulau Siprus.[35]
Tarsis (Tarshishah pada Kitab Tawarikh): Kandidat-kandidat termasuk Tartessos di Spanyol dan Tharros in Sardinia, keduanya sukar dibuktikan, dan Tarsus in Kilikia, yang lebih mungkin tetapi terdapat kesulitan linguistik untuk membuktikannya.[36]
Kitim: Asalnya penduduk kota Kition di Siprus, kemudian seluruh pulau; dan pada Naskah Laut Mati istilah "Kitim" tampaknya merujuk kepada orang Romawi.[31]
Dodanim (Rodanim pada kitab Tawarikh): Penduduk kepulauan Rodos.[31]
Tubal: Tubal dan Mesekh selalu muncul berpasangan dalam Perjanjian Lama.[37] Nama Tubal dikaitkan dengan Tabal dan Yunani Tipaprivoi, orang Kapadokia, di timur laut Anatolia.[38]
Mesekh: Mushki/Muski memiliki ibu kota di Gordium dan melebur dengan kerajaan Frigia pada abad ke-8.[39]
Tiras: Yosefus dan penulis Rabbinik akhir mengkaitkan Tiras dengan Thrace, bagian Eropa yang berseberangan dengan Anatolia, tetapi semua putra Yafet berlokasi di Anatolia dan kemungkinannya Tiras merujuk kepada orang-orang Thrace yang menghuni bagian paling barat Anatolia; juga dikaitkan dengan sejumlah "Bangsa Laut" seperti Tursha dan Tyrrhenians, tetapi sekarang dianggap tidak mungkin.[40]
Tafsiran lain: Keturunan Ham
Artikel utama: Hamitik
Kush: transliterasi nama Mesir untuk Nubia atau Ethiopia; "keturunan Kush" yang berikutnya merupakan nama berbagai lokasi di Arabia dan kemungkinan pantai Afrika pada Laut Tengah.[41]
Seba, putra Kush. Pernah dikaitkan dengan Yaman maupun Ethiopia, yang dirancukan dengan Sheba di bawah.
Sheba, putra Raamah. Dikaitkan dengan orang Sabea dan bangsa-bangsa di kedua sisi bagian sempit Laut Merah.
Dedan, putra Raamah.
Sabtechah, putra Kush.
Nimrod: Kemungkinan dikaitkan dengan Naram-Sin, raja Akkad pada milenium ke-3 SM; pada Kejadian 10:10–12 dicatat bahwa ia merupakan pendiri sejumlah kota di Mesopotamia, dan tradisi alkitabiah lain mengidentifikasikannya dengan Mesopotamia utara atau Asyur.[42] Lokasinya di Mesopotamia adalah suatu anomali, karena putra-putra Kush lain dikaitkan dengan Afrika atau Laut Merah, dan kemungkinan namanya dimasukkan di waktu kemudian menyebabkan kebingungan antara Kush di Afrika dan Kush lain, eponim (leluhur) orang Kass.[43]
Caphtorim: Kemungkinan pulau Kreta. Menurut Ulangan 2:23, Kaftorim tinggal di Gaza, sebuah kota Filistin yang penting.[42]
Phut: Septuaginta menerjemahkannya sebagai orang Libya, yang cocok dengan progresi utara-ke-selatan dari daftar keturunan Ham, tetapi sejumlah sarjana mengusulkan Punt, nama bahasa Mesir untuk Somalia.[45]
Kanaan: Suatu tanah memanjang di sebelah barat Sungai Yordan yang meliputi Lebanon modern dan bagian yang termasuk Suriah, serta berbagai bangsa yang hidup di sana.[46]
Sidon: Kota Fenisia utama, sering dianggap sinonim dengan Fenisia.[47]
Het: Kemungkinan adalah leluhur bangsa Het, meskipun orang Het di Anatolia tidak mempunyai kaitan etnis maupun linguistis (bahasa) dengan orang Kanaan.[48]
Pada awal abad ke-9 ahli gramatika Yahudi, Judah ibn Quraysh, melihat hubungan antara bahasa Semitik dan Kushit; ahli linguistik modern menggolongkannya ke dalam dua keluarga (family), bersama dengan kelompok bahasa Mesir, Berber, Chadic, dan Omotic ke dalam keluarga bahasa Afro-Asiatik yang lebih besar. Lagi pula, bahasa-bahasa di selatan setengah Afrika sekarang dipandang termasuk beberapa keluarga tersendiri yang independen dari kelompok Afro-Asiatik. Sejumlah teori Hamitik yang sekarang sudah ditinggalkan telah dianggap sebagai rasis; terutama teori yang diusulkan pada abad ke-19 oleh Speke, bahwa orang Tutsi dianggap keturunan Ham dan karenanya "superioer secara inheren" (inherently superior).[49]
Seorang imam Yesuit dari abad ke-17, Athanasius Kircher, mengira bahwa orang Tionghoa diturunkan dari Ham melalui orang Mesir.
Elam: Kerajaan di sebelah timur Babel, di pesisir Teluk Persia.[50]Bangsa Elam menyebut negerinya Haltamti, pernah menjadi kerajaan dengan ibu kota Susa, yang sekatarang adalah Khuzistan di Iran modern. Bahasa Elam bukan tergolong bahasa Semitik.
Arpakhsad: Nama yang tidak diketahui jelas maknanya, meskipun tampaknya terkait dengan bagian utara Mesopotamia.[51]
Kainan dicatat sebagai putra Arpakhsad dan ayah Shelah pada Septuaginta, terjemahan Alkitab Ibrani ke dalam bahasa Yunani yang dibuat pada abad ke-3 SM. Nama ini tidak dimuat pada Alkitab Ibrani versi Teks Masoret. Silsilah Yesus Kristus dalam Injil Lukas (Lukas 3:36, memuat nama ini, dan dianggap mengutip dari Septuaginta, bukan teks Ibrani.
Salah (juga ditulis Shelah) putra Arpakhsad (atau Kainan).
Eber putra Shelah: Leluhur Abraham dan orang Ibrani, mempunyai posisi signifikan ke-14 dari Adam.[52]
Peleg: berarti "pembagian," dan dapat merujuk kepada pembagian bangsa-bangsa setelah peristiwa Menara Babel, atau bahwa Peleg dan keturuannya "dibagi khusus" ("divided out") sebagai umat pilihan Allah.[53]
Yoktan: Nama ini bercorak bahasa Arab, dan ke-13 putranya diidentifikasi dengan tempat-tempat di bagian barat dan barat daya semenanjung Arab.[54]
Lud: Kerajaan Lydia di bagian timur Anatolia.[50] Namun, Lydia bukan Semitik dan secara geografis tidak dekat dengan "keturunan Sem" yang lain, sehingga kehadirannya dalam daftar sukar dijelaskan.[51]
Putra-putra Nuh tidak disebutkan nama-namanya dalam Qur'an, melainkan hanya dicatat bahwa salah satu putranya termasuk orang-orang yang tidak mengikuti Nuh, bukan tergolong orang percaya, sehingga tenggelam dalam air bah. Juga Qur'an mengindikasikan bencana besar, cukup untuk menghancurkan orang-orang pada zaman Nuh, tetapi menyelamatkan Nuh dan keturunannya.[55]
Guido Zernatto and Alfonso G. Mistretta (July 1944). "Nation: The History of a Word". The Review of Politics. Cambridge University Press. 6 (3): 351–366. doi:10.1017/s0034670500021331. JSTOR1404386.Pemeliharaan CS1: Menggunakan parameter penulis (link)
"Biblical Geography," Catholic Encyclopedia: "The ethnographical list in Genesis 10 is a valuable contribution to the knowledge of the old general geography of the East, and its importance can scarcely be overestimated."
Johnson, James William, "The Scythian: His Rise and Fall", Journal of the History of Ideas, Vol. 20, No. 2 (Apr., 1959), pp. 250-257, University of Pennsylvania Press, JSTOR
David Moshman (2005). "Theories of Self and Theories as Selves". Dalam Cynthia Lightfoot, Michael Chandler and Chris Lalonde. Changing Conceptions of Psychological Life. Psychology Press. hlm.186. ISBN978-0805843361.