Bahasa Minangkabau
bahasa Melayik yang dituturkan oleh suku Minangkabau terutama di Sumatera Barat dan daerah sekitarnya Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas
Bahasa Minangkabau (Baso Minangkabau; aksara Jawi: باسومينڠكابو) adalah suatu bahasa Austronesia yang dituturkan oleh Suku Minangkabau.[5] Melalui diaspora masyarakat bersuku Minangkabau, bahasa ini juga dituturkan di beberapa wilayah lain di Sumatera Utara,Bengkulu, sebagian Aceh, sebagian Riau, serta di wilayah luar negeri meliputi Negeri Sembilan.
Pemberitahuan | |
---|---|
Templat ini mendeteksi bahwa artikel bahasa ini masih belum dinilai kualitasnya oleh ProyekWiki Bahasa dan ProyekWiki terkait dengan subjek. | |
Perhatian: untuk penilai, halaman pembicaraan artikel ini telah diisi sehingga penilaian akan berkonflik dengan isi sebelumnya. Harap salin kode dibawah ini sebelum menilai.
Terjadi [[false positive]]? Silakan laporkan kesalahan ini. | |
04.02, Rabu, 12 Maret, 2025 (UTC) • Sebanyak 1.567 artikel belum dinilai |
Bahasa Minangkabau merupakan salah satu bahasa yang terdapat dalam rumpun bahasa Malayik yang bercabang dari rumpun Melayu-tua yang diturunkan dari rumpun Melayu-Polinesia yang merupakan cabang dari rumpun bahasa Austronesia.[6][7]
Dialek
Ringkasan
Perspektif
Bahasa Minang memiliki banyak dialek, bahkan antarkampung yang dipisahkan oleh sungai sekali pun dapat mempunyai dialek yang berbeda. Menurut Nadra, di wilayah Sumatera Barat bahasa Minang dapat dibagi dalam 8 dialek, yaitu:[8]
- Dialek Rao Mapat
- Dialek Muara Lolo
- Dialek Lubuak Alai
- Dialek Payakumbuh
- Dialek Agam
- Dialek Pancung Soal
- Dialek Koto Baru
- Dialek Pekal
- Dialek Lintau
Selain itu, masing-masing dialek Payakumbuh, Agam, dan Pancung Soal masih dapat dibagi lagi ke dalam sub-dialek.[9].[10][11]
Dialek bahasa Minangkabau yang dituturkan di Singkil, Simeulue, Aceh Selatan, Aceh Barat Daya, Nagan Raya dan Aceh Barat juga disebut dengan bahasa Aneuk Jamee.[12]
Sedangkan di Tapanuli Tengah, Sibolga, pantai Tapanuli Selatan dan Pantai Mandailing Natal disebut bahasa Pesisir.
Bahasa Minangkabau yang ada di Provinsi Riau terdiri dari 4 dialek,[13] di antaranya:
- Dialek Rokan, dipakai di Kabupaten Rokan Hilir dan Rokan Hulu
- Dialek Kampar juga disebut sebagai bahaso Ocu, dipakai di Kabupaten Rokan Hilir, Rokan Hulu, Kampar, Kota Pekanbaru, Pelalawan, Kuantan Singingi (Kuansing), dan Indragiri Hulu
- Dialek Basilam, dipakai di Kabupaten Rokan Hilir
- Dialek Indragiri, dipakai di Kabupaten Indragiri Hulu dan Indragiri Hilir
Dialek-dialek bahasa Minangkabau yang berada di Provinsi Riau dalam perkembangannya mendapat pengaruh dari bahasa Melayu di sekitarnya. Oleh sebagian masyarakat pengguna dialek tersebut mengganggapnya sebagai bahasa tersendiri.[14][15][16] Bahasa Minangkabau Umum ini juga disebut sebagai dialek Padang yang biasa disebut Bahaso Padang atau Bahaso Urang Awak.[17]
Karya sastra
Karya sastra tradisional berbahasa Minang memiliki persamaan bentuk dengan karya sastra tradisional berbahasa Melayu pada umumnya, yaitu berbentuk prosa, cerita rakyat, dan hikayat. Penyampaiannya biasa dilakukan dalam bentuk cerita (kaba) atau dinyanyikan (dendang). Adapula karya sastra yang digunakan untuk prosesi adat Minang, seperti pepatah-petitih dan persembahan (pasambahan). Pepatah-petitih dan persembahan banyak menggunakan kata-kata kiasan. Agar tidak kehilangan makna, karya sastra jenis ini tidak bisa diterjemahkan ke dalam bahasa lain. Oleh karenanya sangat sedikit sekali orang yang menguasai karya sastra ini, yang hanya terbatas pada ninik mamak dan pemuka adat.[18]
Fonologi
Berikut merupakan kotak fonem suara dari bahasa Minangkabau.[19]
Konsonan
Vokal
Hubungan dengan bahasa lain
Ringkasan
Perspektif
Orang Minangkabau umumnya berpendapat banyak persamaan antara Bahasa Minangkabau dengan Bahasa Melayu dan Bahasa Indonesia. Marah Roesli dalam Peladjaran Bahasa Minangkabau menyebutkan pada umumnya perbedaan antara Bahasa Minangkabau dan Bahasa Indonesia adalah pada perbedaan lafal, selain perbedaan beberapa kata. Namun itu lebih merujuk pada Bahasa Minang pada suatu dialek di wilayah pasisia yang Bahasa Minang-nya tidak semurni yang ada di wilayah darek yang terfokus pada Luhak Nan Tigo yang kosa katanya begitu kompleks, dan itu juga digunakan secara umum sebagai komunikasi yang lebih mudah dipahami pada masyarakat Minangkabau yang dalam bahasanya terdiri dari berbagai dialek yang terkadang juga agak sulit untuk dipahami antara satu dengan yang lainnya. Dan faktanya Bahasa Indonesia juga banyak menyerap kosa kata dari Bahasa Minang, sehingga anggapan bahwa perbedaannya tidak jauh berbeda tentu tidak tepat.
Perbedaan antara Bahasa Minang dengan Bahasa Melayu dan Bahasa Indonesia benar-benar cukup dirasakan perbedaannya bagi masyarakat Minang di wilayah darek, karena wilayah darek sebagai wilayah yang kecil peluangnya mendapatkan pengaruh dari budaya luar yang pada dasarnya akan terjadi suatu akulturasi atau bahkan asimilasi, dan hal itu disebabkan karena wilayah darek merupakan kawasan agraris, sedangkan wilayah pasisia merupakan kawasan maritim yang biasanya terdapat suatu persinggahan dari bangsa luar baik itu pedagang ataupun lainnya, terlebih pada masa dahulunya Bahasa Melayu adalah bahasa lingua franca sehingga bisa saja terdapat pengaruh pergeseran ataupun percampuran terhadap kosa kata Bahasa Minang itu sendiri.
Bahasa Melayu dan Indonesia
Bahasa Minangkabau merupakan salah satu bahasa daerah yang banyak memberikan sumbangan terhadap kosakata Bahasa Indonesia. Hal ini disebabkan karena banyaknya sarjana Minang yang berkontribusi dalam pembentukan Bahasa Melayu baku yang kelak menjadi Bahasa Indonesia.[20] Selain itu, peran para sastrawan Minang yang banyak menulis karya-karya sastra terkemuka pada masa awal kemerdekaan, juga menjadi faktor besarnya interferensi Bahasa Minangkabau terhadap Bahasa Indonesia. Mereka banyak memasukkan kosakata Minang ke dalam Bahasa Indonesia baku, terutama kosakata yang tidak memiliki padanannya di dalam Bahasa Indonesia.[21][22]
Pada tahun 1966, dari semua kosakata non-Melayu dalam Kamus Bahasa Indonesia, Bahasa Minangkabau mencakup 38% dari keseluruhannya. Angka ini merupakan yang tertinggi dibanding bahasa daerah lain, seperti Bahasa Jawa (27,5%) dan Bahasa Sunda (2,5%). Meskipun dalam perkembangannya, jumlah kosakata Minangkabau cenderung menurun dibandingkan interferensi kedua bahasa daerah tersebut.[23]
Abdul Gaffar Ruskhan dalam makalah yang disampaikannya di Sarasehan Bahasa Minangkabau menyampaikan pola perubahan kata dari Bahasa Indonesia ke Bahasa Minangkabau sebagai berikut:
- Bunyi akhir BI -ul > -ua: bandul > bandua
- Bunyi akhir BI -ut > -uik: rumput > rumpuik
- Bunyi akhir BI -us > -uih: putus > putuih
- Bunyi akhir BI -is > -ih: baris > barih
- Bunyi akhir BI -it > -ik: sakit > sakik
- Bunyi akhir BI -as > -eh: batas > bateh
- Bunyi akhir BI -ap > -ok: atap > atok
- Bunyi akhir BI -at > -ek: rapat > rapek
- Bunyi akhir BI -at (dari Arab) > -aik: adat > adaik
- Bunyi akhir BI -al/-ar > -a: jual > jua, kabar > kaba
- Bunyi akhir BI -a > -o: kuda > kudo
- Bunyi -e (pepet) > -a: beban > baban
- Awalan ter-, ber-, per- > ta-, ba-, pa-: berlari, termakan, perdalam > balari, tamakan, padalam[24]
Lafal
Contoh-contoh perbedaan lafal Bahasa Melayu dan Bahasa Indonesia dengan Bahasa Minangkabau (umum) adalah sebagai berikut:
Akhiran | Menjadi | Contoh |
---|---|---|
a | o | nama—namo, kuda—kudo, cara—caro |
al dan ar | a | jual—jua, kabar—kaba, kapal—kapa, tukar—tuka |
ap | ok | lembap—lambok, tiap—tiok, kurap—kurok, atap—atok |
as | eh | batas—bateh, alas—aleh, balas—baleh |
at | ek atau aik (diftong "ai") | dapat—dapek, kawat—kawek, semangat—sumangaik, barat–baraik |
eng | eang (diftong "ea") | kelereng—kalereang, loteng—loteang, beleng—beleang |
ih | iah (diftong "ia") | kasih—kasiah, putih—putiah, pilih—piliah |
ik | iak (diftong "ia") | adik—adiak, balik—baliak, itik—itiak, kubik—kubiak |
il dan ir | diftong "ia" | labil—labia, adil—adia, pasir—pasia, lahir—lahia |
ing | iang (diftong "ia") | kucing—kuciang, sanding—sandiang, gading—gadiang |
is | ih | baris—barih, manis—manih, alis—alih |
it | ik | sakit—sakik, kulit—kulik, jahit—jahik, pelit–pilik |
ong | oang (diftong "oa") | sokong—sokoang, tolong—toloang, lorong—loroang |
uh | uah (diftong "ua") | tujuh—tujuah, patuh—patuah, seluruh—saluruah |
uk | uak (diftong "ua") | untuk—untuak, buruk—buruak, busuk—busuak |
ul dan ur | diftong "ua" | unggul—unggua, bakul—bakua, kasur—kasua, angsur—ansua |
ung | uang (diftong "ua") | langsung—lansuang, hidung—iduang, untung—untuang |
up dan ut | uik (diftong "ui") | tutup–tutuik, letup–latuik, rumput—rumpuik, takut—takuik |
us | uih (diftong "ui") | putus—putuih, halus—aluih, bungkus—bungkuih |
- Selain perbedaan akhiran, imbuhan awalan seperti me-, ber-, ter-, ke-, pe- dan se- dalam bahasa Minang (umum) menjadi ma-, ba-, ta-, ka-, pa-, dan sa-. Contohnya meminum, berlari, terlambat, kesalahan, penakut, dan setiap dalam bahasa Minang menjadi maminum, balari, talambek, kasalahan, panakuik, dan satiok.
- Sementara itu, imbuhan akhiran seperti -kan dan -nya dalam bahasa Minang (umum) menjadi -an dan -nyo. Contohnya memusnahkan dan selamanya dalam bahasa Minang menjadi mamusnahan dan salamonyo.[25]
- Perbedaan lainnya adalah setiap suku kata pertama yang mengandung huruf "e pepet" dalam bahasa Minang (umum) menjadi huruf "a" (terkadang "i" atau "u"). Contohnya selama, percaya dan semangat dalam bahasa Minang menjadi salamo, picayo dan sumangaik.
Kosa kata
Persamaan Bahasa Minangkabau dengan berbagai bahasa lain dari rumpun Melayu dapat dilihat misalnya dalam perbandingan kosakata berikut:
Bahasa Indonesia | apa | laut | lihat | kucing | pergi | ular | keras | manis | lutut |
Bahasa Minangkabau | apo | lauik | liaik/caliak | kuciang | pai | ula | kareh | manih | lutuik |
Bahasa Pekal | apo | lawik | liek | kucing | lalui | ulah | kehas | manis | lutuik |
Bahasa Urak Lawoi' | nama | lawoiʔ | lihaiʔ | mi'aw | pi | ulal | kras | maneh | lutoiʔ |
Frasa
Bahasa Minangkabau: | Sadang kayu di rimbo tak samo tinggi, kok kunun manusia (peribahasa) | |
Bahasa Indonesia: | Sedangkan pohon di hutan tidak sama tinggi, apa lagi manusia | |
Bahasa Minangkabau: | Co a koncek baranang co itu inyo (peribahasa) | |
Bahasa Indonesia: | Bagaimana katak berenang, seperti itulah dia. | |
Bahasa Minangkabau: | Indak buliah mambuang sarok di siko! | |
Bahasa Indonesia: | Tidak boleh membuang sampah di sini! | |
Bahasa Minangkabau: | Bungo indak satangkai, kumbang indak sa ikua (peribahasa) | |
Bahasa Indonesia: | Bunga tidak setangkai, kumbang tidak seekor | |
Bahasa Minangkabau: | A tu nan ang karajoan? | |
Bahasa Indonesia: | Apa yang sedang kamu kerjakan? | |
kata Apa dalam Bahasa Minangkabau yaitu Apo tetapi lebih sering disingkat dengan kata A |
Penamaan dokumen hukum
Sebagai contoh, perbedaan dapat dilihat dalam versi masing-masing dari Pernyataan Umum tentang Hak-Hak Asasi Manusia:
Bahasa Inggris | Bahasa Indonesia | Bahasa Melayu (Baku) | Bahasa Minangkabau |
---|---|---|---|
Universal Declaration of Human Rights | Pernyataan Umum tentang Hak-Hak Asasi Manusia | Perisytiharan Hak Asasi Manusia Sejagat | Deklarasi Sadunia Hak-Hak Asasi Manusia |
Article 1 | Pasal 1 | Perkara 1. | Pasal 1 |
All human beings are born free and equal in dignity and rights. They are endowed with reason and conscience and should act towards one another in a spirit of brotherhood. | Semua orang dilahirkan merdeka dan mempunyai martabat dan hak-hak yang sama. Mereka dikaruniai akal dan hati nurani dan hendaknya bergaul satu sama lain dalam semangat persaudaraan. | Semua manusia dilahirkan bebas dan samarata dari segi kemuliaan dan hak-hak. Mereka mempunyai pemikiran dan perasaan hati dan hendaklah bertindak di antara satu sama lain dengan semangat persaudaraan. | Sadoalah urang dilahiaan mardeka jo punyo martabaik sarato hak-hak nan samo. Inyo dikaruniai aka jo hati nurani, supayo nan ciek jo nan lain bagaua dalam samangaik badunsanak. |
Kalimat positif dan kalimat negatif
Kalimat negatif seperti dibuat bahasa Prancis.
# | Bahasa Indonesia | Bahasa Minang | Bahasa Prancis |
---|---|---|---|
kalimat positif | Subjek + Predikat + Objek | Subjek + Predikat + Objek | Subjek + Kata Kerja + Objek/Pelengkap |
kalimat negatif | Subjek + tidak + Predikat + Objek | Subjek + indak + Predikat + Objek + do | Subjek + ne + Kata Kerja + pas + Objek/Pelengkap |
Contoh:
- Iko lamak (ini enak)
- Iko indak lamak do
- Ba a (bagaimana)
- Ndak ba a do
Kalimat pertanyaan
Bahasa Indonesia | Bahasa Minang |
---|---|
Apa | Apo / A |
Bagaimana | Bagaimano / Ba'a |
Berapa | Barapo / Bara |
Di mana | Di mano / Di ma |
Ke mana | Ka mano / Ka ma |
Dari mana | Dari mano / Dari ma |
Mana | Mano / Ma |
Siapa | Siapo / Sia |
Mengapa | Mangapo / Manga / Dek a |
Kapan | Bilo |
Kalimat petunjuk
Bahasa Indonesia | Bahasa Minang |
---|---|
Ini | Iko/Ko |
Itu | Itu/Tu |
Sini | Siko |
Situ | Situ |
Sana | Sinan |
Kata pengganti
Saya | Ambo, Denai, Awak, Aden |
Kamu | Sanak (Formal), Awak (Formal), Ang (Laki-laki) Kau (Perempuan) |
Dia | Inyo |
Bilangan
Bahasa Indonesia | Bahasa Minang |
---|---|
Satu | Ciek |
Dua | Duo |
Tiga | Tigo |
Empat | Ampek |
Lima | Limo |
Enam | Anam |
Tujuh | Tujuah |
Delapan | Salapan |
Sembilan | Sambilan |
Sepuluh | Sapuluah |
Sebelas | Sabaleh |
Seratus | Saratuih |
Seribu | Saribu |
Silsilah keluarga
Bahasa Indonesia | Bahasa Minang |
---|---|
Kakek | Pak Gaek, Antan, Angku, Inyiak, Anduang, Gayiek, Datuak |
Nenek | Mak Gaek, Enek, Anduang, Inyiak, Niniak, Uwo |
Ayah | Apak, Abak |
Ibu | Amak, Mandeh, Biyai, Bundo |
Paman | Mamak, Mak Dang, Mak Ngah, Mak Uncu, Pak Tuo, Pak Angah, Pak Adang, Pak Etek, Pak Anjang |
Bibi | Etek, Uwo, Ande, Amay, Uncu |
Kakak Laki-laki | Uda, Ajo, Udo, Uwan |
Kakak Perempuan | Uni, Uniang, Akak |
Lihat pula
Referensi
Bacaan lanjutan
Pranala luar
Wikiwand - on
Seamless Wikipedia browsing. On steroids.