Loading AI tools
desa di Suriah Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas
Asy-Syekh Saad (bahasa Arab: الشيخ سعد ash-Syekh Saʿad; juga Diromanisasi Sheikh Saad), secara historis juga disebut Karnaim dan Dair Ayyub ("Biara Ayub"), adalah sebuah desa di Suriah selatan, secara administratif bagian dari Kegubernuran Daraa, yang terletak di barat laut Daraa, perbatasan Yordania-Suriah. Daerah terdekat termasuk Nawa, Jasim dan al-Harrah di utara, Izra dan asy-Syekh Maskin di timur, Tafas dan Da'el di tenggara, dan Adwan dan Tasil di barat dan Jalin di barat daya. Menurut Biro Pusat Statistik Suriah, asy-Syekh Saad memiliki populasi 3.373 pada sensus 2004.[1]
Asy-Syekh Saad
الشيخ سعد | |
---|---|
Desa | |
Grid position | 247/249 PAL |
Negara | Suriah |
Kegubernuran | Kegubernuran Daraa |
Distrik | Distrik Izra |
Nahiyah | Nawa |
Populasi (Sensus 2004)[1] | |
• Total | 3.373 |
Zona waktu | UTC+2 (Waktu Eropa Timur) |
• Musim panas (DST) | UTC+3 (Waktu Musim Panas Eropa Timur) |
Sebuah prasasti di Mesir dibuat untuk memperingati kampanye Firaun Ramses II, secara lokal dihormati di sebuah masjid sebagai "Batu Ayub".[2][3][4] Monolit basal berukuran 7 kali 4 kaki (2.1 m × 1.2 m) terbelah oleh retakan horizontal.[5]
Awalnya kota ini dikenal sebagai Karnaim.[6] Selama pemerintahan bangsa Aram dan bangsa Asyur, dan kota Ashteroth yang berdekatan kehilangan keunggulannya, Karnaim menganeksasi namanya menjadi ibu kota tanah Basan dengan nama Ashteroth-Karnaim.[6]
Selama periode Helenistik, kota ini disebut sebagai Karnein,[6] yaitu sebuah tempat yang dianggap suci oleh penduduk setempat. Pada zaman Yudas Makabe (sekitar 165 SM) melakukan ekspedisi militer melawan wilayah tersebut dan daerah suci tersebut dibakar habis.[7]
Periode ini disebutkan oleh beberapa cendekiawan dan peziarah Kristen, termasuk Eusebius, Egeria dan Hieronimus sebagai kota Ayub.[8]
Selama Perang Salib, kota ini adalah bagian dari Kepangeranan Galilea. Pada tahun 1129 kota ini diserahkan oleh William I dari Bures sebagai Pangeran Galilea, ke Makam Bunda Maria dari Lembah Yosafat.[9] Pemindahan ini dicatat dalam dokumen Baudouin II pada tahun 1130 dan Paus Anastasius IV pada tahun 1154. Pada Juni 1187, sebelum Pertempuran Hittin, Salahuddin Ayyubi memilih untuk mengumpulkan pasukan di kota sebelum memulai kampanyenya.
Desa ini dikunjungi oleh ahli geografi Suriah Yaqut al-Hamawi pada awal abad ke-13, selama pemerintahan Ayyubiyah. Pada saat itu, desa ini dinamakan Dair Ayyub ("biara Ayub"). Dia mencatat bahwa desa itu adalah sebuah desa "dari Hauran, di Provinsi Damaskus. Di sinilah Ayub tinggal dan Allah mengujinya. Ternyata di sana ada mata air dikarenakan Ayub memukul dengan kakinya lalu air pun menyembur keluar. Makam Ayub juga berada di sini.[10]
Kota ini kemudian dikenal dengan nama seorang pria Muslim bernama Syekh Saad. Menurut tradisi, Syekh Saad adalah penduduk asli asal Sudan yang membawa banyak budak Afrika untuk bekerja di kota. Syekh Saad kemudian mendirikan "biara" Muslim untuk budak kulit hitam dan kemudian memberi mereka kemerdekaan.[5] Persaingan telah terjadi antara fellahin lokal yang menganggap Ayub sebagai pelindung kota mereka dan keturunan budak Afrika menganggap Syekh Saad adalah penyelamat mereka. Orang Afrika juga menetap di Jalin.
Di bawah Suriah Utsmaniyah, kota ini menjadi ibu kota Hauran Sanjak untuk beberapa waktu dan juga sebagai kediaman gubernur setempat atau biasa disebut Mutasarrıf.[11] Pada tahun 1596 asy-Syekh Saad muncul dalam daftar pajak Utsmaniyah sebagai Sayh Sa'd, berada di nahiya Jawlan Sarqi di Qada Hauran. Tempat tersebut memiliki populasi 3 rumah tangga dan 1 belum menikah dan semuanya Muslim. Penduduk desa membayar tarif pajak tetap sebesar 25% untuk terigu, jali, tanaman musim panas dan beras dengan total 2.100 akçe.[12]
Gottlieb Schumacher mensurvei kota tersebut pada tahun 1884 dan mencatat bahwa kota tersebut adalah "tempat yang tampak menyedihkan, berisi sekitar 60 gubuk yang dibangun dari batu dan lumpur dan banyak dari mereka yang sekarang jatuh ke dalam kehancuran. Kota tersebut memiliki populasi sekitar 220 jiwa secara keseluruhan termasuk orang kulit hitam."[5] Dalam upaya untuk membawa Hauran di bawah sentralisasi lebih lanjut, pada tahun 1892 pemerintah Utsmaniyah Damaskus mendesak penyelesaian pendaftaran tanah di asy-Syekh Sa'ad — yang juga masih ibu kota regional — serta kota-kota besar lainnya di daerah tersebut.[13]
Pada tahun 1918, menjelang akhir Pemberontakan Arab selama Perang Dunia I, Asy-Syekh Saad ditangkap oleh Tentara Sharifian yang dipimpin oleh T. E. Lawrence. Kota tersebut berfungsi sebagai titik peluncuran mereka untuk pertempuran berikutnya di Tafas, di mana orang-orang Arab mengalahkan tentara Utsmaniyah.[14]
Kota ini dikaitkan dengan Ayub setidaknya sejak abad ke-4 M. Karnein disebutkan dalam Onomasticon Eusebius sebagai kota Bashan yang dikatakan sebagai lokasi rumah Ayub. Egeria sang peziarah menceritakan bahwa sebuah gereja dibangun di atas tempat itu pada bulan Maret atau Februari 384 M, dan bahwa tempat itu dikenal sebagai "kota Ayub", atau "civitas Ayub." Menurut catatan Egeria, tubuh Ayub dibaringkan di peti mati batu di bawah altar.[8]
Menurut tradisi, Hammam Ayyub adalah air sebuah mancur di kota tempat Ayub menyucikan dirinya ketika menderita kusta dan konon memiliki kekuatan penyembuhan.[5]
Artefak suci lainnya di kota ini adalah "Batu Ayub," yang dikenal dalam cerita rakyat setempat sebagai tempat ia duduk ketika menderita penyakit dan ditempatkan di dalam masjid yang didedikasikan untuk Nabi Ayub.[5] Batu ini telah diidentifikasi sebagai prasasti Mesir yang didedikasikan untuk Ramses II.
Seamless Wikipedia browsing. On steroids.
Every time you click a link to Wikipedia, Wiktionary or Wikiquote in your browser's search results, it will show the modern Wikiwand interface.
Wikiwand extension is a five stars, simple, with minimum permission required to keep your browsing private, safe and transparent.