Loading AI tools
perusahaan asal Indonesia Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas
Sebelumnya | NV Kantor Berita Antara (1937 - 1962) Lembaga Kantor Berita Nasional Antara (1962 - 2007) |
---|---|
Badan usaha milik negara | |
Industri | Media massa |
Didirikan | 13 Desember 1937 |
Pendiri | Albert Manumpak Sipahutar Soemanang Adam Malik Pandu Kartawiguna |
Kantor pusat | Jakarta Pusat, DKI Jakarta |
Wilayah operasi | Indonesia |
Tokoh kunci | Akhmad Munir[1] (Direktur Utama) Kemal Effendi Gani[2] (Ketua Dewan Pengawas) |
Produk | Platform perdagangan elektronik |
Merek |
|
Jasa |
|
Pendapatan | Rp 399,187 miliar (2022)[3] |
Rp 139,862 miliar (2022)[3] | |
Rp 128,665 miliar (2022)[3] | |
Total aset | Rp 393,831 miliar (2022)[3] |
Total ekuitas | Rp 223,747 miliar (2022)[3] |
Pemilik | Pemerintah Indonesia |
Karyawan | 895 (2022)[3] |
Anak usaha | PT Antara Elektronik Transaksi Pratama |
Situs web | www |
Perum Lembaga Kantor Berita Nasional Antara (biasa disingkat menjadi LKBN Antara), atau lebih dikenal sebagai ANTARA (digayakan dengan huruf kapital semua), adalah sebuah badan usaha milik negara Indonesia yang berperan sebagai kantor berita. Untuk mendukung kegiatan bisnisnya, hingga akhir tahun 2022, perusahaan ini memiliki 34 kantor perwakilan di seantero Indonesia, serta kantor perwakilan luar negeri di Malaysia dan Tiongkok.[3][4]
Perusahaan ini didirikan pada tanggal 13 Desember 1937 dengan nama NV Kantor Berita Antara antara lain oleh Abdul Hakim, Djohan Sjahroezah, Albert Manumpak Sipahutar, Soemanang, Adam Malik, dan Pandoe Kartawigoena, karena mereka merasa tidak puas dengan pemberitaan peristiwa-peristiwa di Hindia Belanda yang dibuat oleh kantor berita Aneta, terutama mengenai kehidupan sosial politik masyarakat. Aneta bahkan sering tidak memberitakan peristiwa-peristiwa politik yang terjadi di kalangan masyarakat Indonesia, sehingga Aneta dianggap berat sebelah.
Perusahaan ini awalnya menerbitkan sebuah buletin dengan nama 'Buletin Antara'[5] dengan kantor di Jl. Pos No. 57. Redaktur pertama perusahaan ini adalah Abdul Hakim dengan dibantu oleh Sanoesi Pane, Soemanang, Mr. Alwi, Djohan Sjahroezah, dan Sugondo Djojopuspito.[5][6][7] Pada tahun 1941, Soemanang menyerahkan jabatan direktur perusahaan ini kepada Sugondo Djojopuspito, sementara redaktur tetap dijabat oleh Adam Malik yang merangkap sebagai wakil direktur.
Pada tahun 1942, saat Jepang mulai menduduki Indonesia, perusahaan ini memindahkan kantornya ke bekas kantor Aneta di Noord Postweg 53, Paser Baroe (sekarang Jl. Antara No. 53, Pasar Baru) bersama dengan Kantor Berita Domei. Perusahaan ini menempati lantai bawah dari gedung tersebut, sementara lantai atas ditempati oleh Domei. Jepang awalnya memperbolehkan perusahaan ini untuk beroperasi dengan nama Antara, tetapi sejak tanggal 29 Mei 1942, perusahaan ini harus mengubah namanya menjadi Yashima (八島), yang berarti semesta. Soegondo Djojopuspito juga pindah bekerja ke Shihabu (dinas kepenjaraan), sementara Adam Malik dan Albert Sipahutar tetap bekerja di perusahaan ini.
Ketika ibu kota Republik Indonesia dipindah ke Yogyakarta pada tanggal 4 Januari 1946, perusahaan ini juga memutuskan untuk memindahkan kantornya ke Yogyakarta. Kantor di Jakarta tetap dipertahankan, tetapi hanya sebagai kantor cabang. Pada saat itu, direktur perusahaan ini adalah Adam Malik, dengan pimpinan sehari-hari adalah Pangulu Lubis dan Rachmat Nasution, ayah dari Adnan Buyung Nasution.[8]
Kantor cabang di Jakarta juga pernah dipindah ke Gedung Proklamasi di Jl. Pegangsaan Timur No. 56 saat terjadi Agresi Militer Belanda I pada tanggal 21 Juli 1947, karena kantor di Jl. Pos No. 57 disegel oleh Belanda, sementara kantor di Jl. Antara No. 53 kembali ditempati oleh Aneta.
Saat terjadi Agresi Militer Belanda II pada tanggal 19 Desember 1948, sejumlah staf perusahaan ini di berbagai daerah ikut bergerilya atau mempertahankan kelangsungan hidup dengan caranya masing-masing. Wartawan perusahaan ini di Bandung, Sjarief Soelaiman dan Dajat Hardjakusumah, mendirikan kantor berita lokal Pewarta Nasional (Pena) untuk menampung pemberitaan dari kalangan republik. Sementara staf perusahaan ini di Solo menerbitkan buletin Antara Dharurat Mobil di daerah gerilya, sebagai informasi bagi para gerilyawan dan untuk mengimbangi pemberitaan yang merugikan kedudukan Republik Indonesia.
Keadaan tersebut berlangsung hingga Belanda menarik kembali pasukannya dari Yogyakarta pada bulan Juli 1949. Perusahaan ini pun memindahkan kantornya kembali ke Jakarta sebulan kemudian. Pada tahun 1962, pemerintah mengambil alih NV Kantor Berita Antara dan mengubahnya menjadi sebuah lembaga pemerintah dengan nama Lembaga Kantor Berita Nasional Antara (LKBN Antara). Pada tahun 2007, pemerintah mengubah status LKBN Antara menjadi perusahaan umum (Perum) agar LKBN Antara dapat lebih leluasa dalam menjalankan bisnisnya.[9] Pada awal tahun 2023, perusahaan ini bekerja sama dengan Bloomberg untuk mendirikan sebuah perusahaan patungan yang diberi nama PT Antara Elektronik Transaksi Pratama (Antara ETP) untuk berbisnis bidang penyediaan platform perdagangan elektronik untuk valuta asing di Indonesia.[10]
Bila sebelumnya Antara melakukan pengiriman berita dengan menggunakan pemancar dan buletin cetak, pada tahun 1976 diganti dengan menggunakan sistem teleteks dan kemudian menggunakan sistem komputerisasi. Mulai akhir tahun 90-an, pengiriman berita kepada 300 pelanggan menggunakan satelit/VSAT dan sejak tahun 2001 berita Antara dapat diakses melalui internet. Di luar negeri, sejak tahun 2007 LKBN Antara mempunyai kantor biro di Kuala Lumpur, Beijing, dan London. Karena alasan beban operasional tinggi, jumlahnya menciut dibanding sebelum tahun 2007 yang pernah memiliki 14 kantor perwakilan di luar negeri.
Kerja sama internasionalnya pun kian meluas. Antara bekerja sama dengan Reuters, Bloomberg, AFP dan Xinhua dalam skema komersial. Antara juga mengadakan kerjasama dengan Bernama (Malaysia) dan Thai News Agency (TNA) melalui jaringan AMEX (ASEAN New Exchange). Kerja sama regional dilakukan melalui Organization of Asia Pacific News Agencies (OANA), International Islamic News Agency (IINA) di Jeddah, dan Non Aligned News Agency Pool (NANAP). Pada tahun 2007-2010, Antara dipercaya sebagai Presiden OANA.
Selain itu, Antara juga mengadakan pertukaran berita secara bilateral dengan Xinhua (China), IRNA dan MNA (Iran), MENA (Mesir), Yonhap (Korea Selatan), TAP (Tunisia), Anadolu (Turki), WAM (Uni Emirat Arab), VNA (Vietnam), Azertac (Ajerbaizan), BTI (Bulgaria), EFE (Spanyol), CNA (Taiwan) dan sebagainya.
Pasar utama produk layanan Antara adalah media (business to business). Kini Antara sedang melakukan diversifikasi produk untuk publik, baik melalui portal berita http://www.antaranews.com maupun portal berita daerah. Layanan Antara meliputi produksi berita teks, foto dan multimedia sebagai bisnis inti. Beberapa bisnis bukan inti adalah layanan teknis dan pemasaran bekerja sama dengan Reuters, Bloomberg, AFP, Xinhua, dan DPA, selain jasa penerbitan, pelatihan jurnalistik, komunikasi pemasaran, PR Wire, dan penyelenggaraan kegiatan di Auditorium Adhiyana.
Selain menyasar pelanggan media, konten untuk masyarakat bisnis juga dikembangkan melalui Antara ETP. Layanan utama Antara ETP berupa layanan data seketika mengenai harga valuta asing, emas dan komoditas lainnya di bursa-bursa nasional dan internasional, serta informasi dari pusat-pusat bisnis di seluruh dunia.
Seamless Wikipedia browsing. On steroids.
Every time you click a link to Wikipedia, Wiktionary or Wikiquote in your browser's search results, it will show the modern Wikiwand interface.
Wikiwand extension is a five stars, simple, with minimum permission required to keep your browsing private, safe and transparent.