Aman Resorts
Perusahaan hotel mewah Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas
Aman Resorts adalah merek dagang dari Aman Group Sarl, sebuah perusahaan penyantunan multinasional yang berkantor pusat di Swiss. Didirikan oleh Adrian Zecha pada tahun 1988, perusahaan ini mengoperasikan 35 properti di 20 negara. Vladislav Doronin adalah CEO, chairman, dan pemilik dari Aman Group.[1]
![]() | |
Industri | Penyantunan, hotel |
---|---|
Didirikan | 1988 |
Pendiri | Adrian Zecha |
Kantor pusat | Baar, Swiss |
Cabang | 36 (2025) |
Wilayah operasi | Seluruh dunia |
Tokoh kunci | |
Produk | Hotel, spa, pakaian |
Induk | Aman Group Sarl |
Situs web | aman |
Sejarah
Ringkasan
Perspektif
Pendirian
Didirikan pada tahun 1988, properti pertama Aman Resorts adalah hasil dari keinginan Adrian Zecha untuk membangun rumah liburan di Phuket.[2][3] Keinginannya kemudian berkembang menjadi ide untuk membangun sebuah sanggraloka butik kecil bersama Anil Thadani dan dua orang temannya yang lain. Mereka berinvestasi dengan uang mereka sendiri, karena tidak ada bank yang berminat untuk mendanai proyek pembangunan sanggraloka kecil tersebut. Sanggraloka tersebut dibuka pada tahun 1988 dengan nama Amanpuri, gabungan dari kata "aman" dalam bahasa Indonesia dan "puri" yang berarti suaka dalam bahasa Sanskerta. Saat pertama kali dibuka, tarif menginap per malam di Amanpuri dilansir mencapai lima kali lipat lebih mahal daripada hotel-hotel lain di sekitarnya.[4]
Pada tahun 1992, menyusul kesuksesan hotel pertama, Aman Group telah memiliki sejumlah sanggraloka di Indonesia, sebuah sanggraloka di Bora Bora, dan sebuah sanggraloka di Alpen Prancis. Clement Vaturi kemudian mengakusisi mayoritas saham perusahaan ini.[5]
Perselisihan kepemilikan pertama (1998)
Pada tahun 1998, saham Vaturi di Aman Group diakuisisi oleh Colony Capital, sebuah perusahaan investasi lahan yasan asal Los Angeles. Sebuah tuntutan hukum antara Vaturi dan Colony Capital kemudian muncul. Pada saat itu, Zecha telah mengundurkan diri dari Aman.[6]
Pada tahun 2000, Colony Capital dan Vaturi sepakat untuk berdamai, dan Vaturi menjual saham Aman ke Lee Hing Development, sebuah perusahaan investasi asal Hong Kong. Zecha kemudian kembali menjadi chairman dan CEO. Dalam waktu tujuh tahun berikutnya, Aman meluncurkan properti di Kamboja, India, Bhutan, Sri Lanka, dan Kepulauan Turks dan Caicos. Pada tanggal 27 November 2007, DLF, perusahaan lahan yasan terbesar di India, mengakuisisi saham Lee Hing di Aman Resorts dengan harga $400 juta, termasuk utang sebesar $150 juta.[7]
Perselisihan kepemilikan kedua (2014)
Pada awal bulan Februari 2014, DLF menjual Aman Resorts dengan harga $358 juta ke Aman Resorts Group, sebuah perusahaan investasi yang dipimpin oleh Vladislav Doronin asal Rusia, yang juga meliputi Omar Amanat.[8] Penjualan tersebut meliputi semua properti Aman, kecuali Aman New Delhi (sekarang The Lodhi Hotel). DLF menjual Aman Resorts untuk mengurangi utang dan agar dapat lebih fokus pada lahan yasan, setelah sebelumnya berekspansi ke hotel, ladang angin, dan kawasan pemrosesan ekspor.[9] Pada bulan April 2014, Zecha mengundurkan diri dari jabatan chairman, dan Aman Group memindahkan kantor pusatnya dari Singapura ke London pada bulan Juni 2014.[10] Kantor pusat Aman Group lalu kembali dipindah ke Baar, Swiss. Doronin menjadi chairman, sementara Olivier Jolivet asal Prancis ditunjuk menjadi CEO pada tahun 2014.[11]
Pada bulan November 2014, Aman Tokyo dibuka sebagai properti Aman pertama yang berkonsep hotel kota (city hotel), alih-alih sanggraloka.[12]
Kepemilikan Doronin (2015–sekarang)
Pada bulan Agustus 2015, Doronin resmi menjadi pemilik tunggal Aman, setelah Pontwelly Holding Company mengakuisisi Silverlink Resorts. Pasca restrukturisasi, Doronin dan Alan Djanogly menjadi direktur.[13][14] Pada bulan Februari 2017, Roland Fasel ditunjuk menjadi COO.[15][16] Olivier Jolivet lalu keluar dari perusahaan ini dan Doronin menggantikannya sebagai CEO.
Pada tahun 2020, Aman meluncurkan sempalan merek bernama Janu, yang berarti "jiwa" dalam bahasa Hindi. Janu mematok harga lebih rendah dan memiliki jumlah kamar yang lebih banyak ketimbang Aman. Properti Janu pertama, Janu Tokyo, dibuka pada tahun 2024.[17] Pada tahun 2021, Aman Group juga meluncurkan merek pakaian, sehingga menandai pergeseran Aman Group ke bisnis gaya hidup.[18]
Pada bulan Agustus 2022, Aman membuka properti hotel kota kedua mereka, Aman New York, di bekas Crown Building yang terletak di perempatan Fifth Avenue dan 57th Street. Hotel ini sempat menarik perhatian di media Amerika Serikat karena menetapkan tarif menginap yang sangat tinggi bahkan menurut standar kota yang terkenal karena banyaknya hotel mewah dengan tarif tinggi; saat pertama kali dibuka, hotel tersebut mematok harga $4.000 untuk tipe kamar terendah, hampir empat kali lipat dari mayoritas saingan-saingannya di New York.[19][20][21][22]
Hotel
Ringkasan
Perspektif

Tiap properti Aman Group hanya memiliki sedikit kamar, biasanya tidak lebih dari 55 unit kamar. Aman Group kerap disebut menawarkan pelayanan yang luar biasa oleh pers, dengan sejumlah propertinya diberitakan menyediakan hingga enam staf untuk melayani tiap tamu yang menginap.[3][23][24]
Aman Group biasanya menyediakan akomodasi dalam bentuk vila, paviliun, atau tenda pribadi (seperti pada Aman-i-Khas di India, Amanwana di Indonesia, dan Amanpulo di Filipina), serta kerap meliputi lounge dan tempat makan pribadi di luar ruangan.[25]
Aman sangat peduli dengan pelestarian budaya, dan sejumlah propertinya juga dikatakan memiliki latar belakang sejarah.[3] Contohnya, untuk pembangunan Amansara, Aman mengakuisisi sebuah vila rusak yang dibangun pada awal dekade 1960-an oleh Norodom Sihanouk. Semua catatan arsitektural dari vila tersebut telah rusak, tetapi penemuan sebuah buku wisata tua yang dilengkapi dengan foto vila tersebut memungkinkan Aman untuk mereplikasi vila tersebut.[26]
Aman memiliki sekelompok pelanggan tetap dengan julukan "Amanjunkie". Menurut majalah Town & Country, tinggi loyalitas Amanjunkie terhadap Aman dapat dibandingkan dengan kelompok penggemar (fan club) atau bahkan sekte agama; majalah tersebut melansir bahwa 50 persen tamu Aman terdiri atas Amanjunkie. Aman juga memiliki reputasi sebagai jaringan hotel yang diminati oleh pemimpin perusahaan dan selebriti; Bill Gates, Mark Zuckerberg, dan Tom Hanks adalah contoh orang-orang yang termasuk dalam Amanjunkie.[27] Aman mengandalkan reputasi dari mulut ke mulut ini untuk menarik perhatian tamu baru, karena mereka tidak memiliki program loyalitas dan umumnya tidak mengiklankan properti mereka; ketika mereka hendak meresmikan sebuah properti baru, Aman hanya mengirimkan sebuah kartu pos kepada 120.000 penerima sebagai penggoda, tanpa adanya konferensi pers apapun.[28] Alih-alih merugi, reputasi Aman sebagai "suaka ketenangan" menarik jenis tamu yang, menurut majalah The Agenda, tidak datang ke suatu tempat yang kebetulan ada Aman, melainkan mereka datang ke suatu tempat karena di sana ada Aman.[29]
Sejak didirikan, Aman telah dinilai sangat baik oleh Condé Nast Traveler,[30] Zagat Survey, Gallivanter's Guide, Harper's Hideaway"[31] dan Travel & Leisure. Sebanyak 34% patron Aman diberitakan berasal dari Eropa, 34% lainnya berasal dari Asia-Pasifik, 28% berasal dari Amerika, dan 4% sisanya berasal dari wilayah lain di seluruh dunia.[32]
Arsitek
Arsitek yang pernah merancang properti Aman antara lain Emine Ögün, Mehmet Ögün, dan Turgut Cansever asal Turki,[33] Ed Tuttle, Marwan Al-Sayed, dan Rick Joy asal Amerika Serikat,[34][35] Jaya Ibrahim asal Indonesia,[36] Jean-Michel Gathy (Denniston) asal Belgia,[34] dan Kerry Hill dan Peter Muller asal Australia.[34][37]
Lokasi
Ringkasan
Perspektif
Hingga tahun 2025, Aman mengoperasikan 36 properti di 20 negara.
Aman
No. | Nama | Lokasi | Negara | Buka | Perancang |
---|---|---|---|---|---|
1 | Aman Kyoto | Kyoto | Jepang | 2019 | Kerry Hill[38] |
2 | Aman Le Mélézin | Alpen Prancis | Prancis | 1992 | Ed Tuttle[39] |
3 | Aman Nai Lert Bangkok | Bangkok | Thailand | 2025 | Jean-Michel Gathy[40] |
4 | Aman New York | Kota New York | Amerika Serikat | 2022 | Jean-Michel Gathy[41] |
5 | Aman Summer Palace | Beijing | Tiongkok | 2008 | Jean-Michel Gathy dan Jaya Ibrahim[36] |
6 | Aman Sveti Stefan | Sveti Stefan | Montenegro | 2008 | Jean-Michel Gathy[42] |
7 | Aman Tokyo | Tokyo | Jepang | 2014 | Kerry Hill[43] |
8 | Aman Venice | Venesia | Italia | 2013 | Jean-Michel Gathy[44] dan Elastic Architects |
9 | Aman Villas at Nusa Dua | Bali | Indonesia | 1992[a] | Kerry Hill, Danilo Capellini, dan Dale Keller[45] |
10 | Aman-i-Khas | Rajasthan | India | 2003 | Jean-Michel Gathy[46] |
11 | Amanbagh | Rajasthan | India | 2005 | Ed Tuttle[47] |
12 | Amandari | Bali | Indonesia | 1989 | Peter Muller[48] |
13 | Amandayan | Lijiang | Tiongkok | 2015 | Jaya Ibrahim[49] |
14 | Amanemu | Shima | Jepang | 2016 | Kerry Hill[50] |
15 | Amanera | María Trinidad Sánchez | Republik Dominika | 2015 | John Heah[51] |
16 | Amanfayun | Hangzhou | Tiongkok | 2010 | Jaya Ibrahim[52] |
17 | Amangalla | Galle | Sri Lanka | 2005 | Kerry Hill[53] |
18 | Amangani | Teton | Amerika Serikat | 1998 | Ed Tuttle[54] |
19 | Amangiri | Utah | Amerika Serikat | 2009 | Marwan Al-Sayed, Rick Joy, dan Wendell Burnett |
20 | Amanjena | Marrakesh | Maroko | 2000 | Ed Tuttle[55] |
21 | Amanjiwo | Magelang | Indonesia | 1997 | Ed Tuttle[56] |
22 | Amankila | Bali | Indonesia | 1992 | Ed Tuttle dan Danilo Capellini[57] |
23 | Amankora | Thimphu | Bhutan | 2004 | Kerry Hill[58] |
24 | Amanoi | Ninh Thuan | Vietnam | 2013 | Jean-Michel Gathy[59] |
25 | Amanpulo | Palawan | Filipina | 1993 | Bobby Manosa[60] |
26 | Amanpuri | Phuket | Thailand | 1988 | Ed Tuttle[61] |
27 | Amanruya | Muğla | Turki | 2011 | Turgut Cansever, Emine Ögün, dan Mehmet Ögün[33] |
28 | Amansara | Siem Reap | Kamboja | 2002 | Kerry Hill[62] |
29 | Amantaka | Luang Prabang | Laos | 2009 | Jean-Michel Gathy[63] |
30 | Amanwana | Moyo | Indonesia | 1993 | Jean-Michel Gathy[64] |
31 | Amanwella | Hambantota | Sri Lanka | 2005 | Kerry Hill[65] |
32 | Amanyangyun | Shanghai | Tiongkok | 2017 | Kerry Hill[66] |
33 | Amanyara | Kepulauan Turks dan Caicos | Britania Raya | 2006 | Jean-Michel Gathy[67] |
34 | Amanzoe | Peloponnesos | Yunani | 2012 | Ed Tuttle[68] |
35 | Rosa Alpina | Tirol Selatan | Italia | 2020[b] | Jean-Michel Gathy[69] |
Janu
Usaha lain
Ringkasan
Perspektif
Aman mengelola sebuah spa di lantai bawah hotel The Connaught di London. Dibuka pada tahun 2009, Aman Spa at The Connaught dirancang oleh Jaya Ibrahim dan memiliki lima ruang perawatan. Spa ini menawarkan perawatan-perawatan tubuh yang berasal dari Asia.[71]
Aman memiliki sebuah kapal pelesir bernama Amandira yang diluncurkan pada tahun 2015. Kapal yang dirancang menyerupai pinisi ini mengarungi laut Indonesia Timur dan memiliki kapasitas kabin sebanyak 5 unit yang mampu menampung 10 orang. Tamu harus memesan reservasi minimal 5 malam sebelum perjalanan dapat dilakukan.[72]
Sejak tahun 2018, Aman mulai menjabar ke usaha non-penyantunan dengan diluncurkannya Aman Essentials, sebuah lini produk yang mencakup produk perawatan kulit, parfum, suplemen makanan, dan pakaian. Selain dapat dipesan melalui situs resmi Aman, produk Aman Essentials juga dijual di toko yang terletak di sanggraloka-sanggraloka Aman.[73] Pada tahun 2023, Aman mulai menjual koleksi perabotan yang dijuluki Aman Interiors melalui kolaborasi dengan arsitek Kengo Kuma asal Jepang.[74]
Pada tahun 2023, Aman membuka Aman Residences Tokyo, properti apartemen yang berdiri sendiri pertama mereka. Dirancang oleh Pelli Clarke Pelli Architects dan Yabu Pushelberg, properti ini berlantai 11 dan memiliki jumlah unit sebanyak 91.[75]
Galeri
- Kolam di Amandari
- Kamar di Amankila
- Kolam di Amankila
- Aman Sveti Stefan
- Amangalla
- Amangiri
- Restoran di Amanjiwo
Catatan kaki
Referensi
Pranala luar
Wikiwand - on
Seamless Wikipedia browsing. On steroids.