Loading AI tools
Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas
Abdurrahman III (Arab: عبد الرحمن الثالث) An-Nasir (sang pemenang)[1] adalah seorang Emir (912-929) dan Khalifah Kordoba (929-961), serta bangsawan dari Bani Umayyah di Al-Andalus (Iberia yang dikuasai Muslim). Ia merupakan salah satu penguasa terbesar dan paling sukses di Al-Andalus.[2] Awalnya ia berkuasa sebagai Amir Kordoba, tetapi pada 929 ia memproklamasikan dirinya sebagai khalifah, atau pemimpin umat Islam yang sah.[3]
Abdurrahman III An-Nasir | |
---|---|
Amir Kordoba, Khalifah Kordoba | |
Berkuasa | 912 - 929 (amir) 929 - 961 (khalifah) |
Penobatan | 16 Januari 929 (sebagai Khalifah Kordoba) |
Pendahulu | Abdullah (Amir Kordoba) |
Penerus | Al-Hakam (Khalifah Kordoba) |
Pemakaman | Alcazar Kordoba |
Keturunan | Abdul Malik, Ubaidillah, Al-Hakam, Al-Mughirah, Sulaiman,Abdul Jabbar |
Dinasti | Bani Umayyah |
Ayah | Muhammad bin Abdullah |
Abdurrahman III lahir pada tanggal 22 Ramadhan tahun 277 H yang merupakan cucu dari Amir Kordoba sebelumnya, Abdullah bin Muhammad, yang merupakan salah satu penguasa Al-Andalus yang terlemah. Pada masa kekuasaan Abdullah, Al-Andalus mengalami kemunduran dan daerah Islam di Iberia tak lebih dari kota Kordoba dan sekitarnya. Abdurrahman III menggantikan kakeknya pada tahun 912 ketika berumur 22 tahun,[2] dan dengan cepat ia berhasil mengembalikan kekuasaan Islam di Iberia, bahkan memperluas wilayahnya hingga Afrika Utara. Pada 16 Januari 929, ia menyatakan dirinya sebagai khalifah (pemimpin yang sah dari umat Islam), menyetarakan dirinya dengan dua pemimpin lain yang juga menyatakan dirinya sebagai khalifah, yaitu pemimpin Bani Fatimiyah di Tunis dan Bani Abbasiyah di Baghdad. Dasar dari pernyataan ini adalah karena Abdurrahman merupakan keturunan Bani Umayyah, yang dulunya memegang gelar khalifah di Damaskus, tetapi digulingkan oleh Bani Abbasiyah. Ia lalu membangun Madinah Az-Zahra, sebuah kota dengan kompleks istana sekitar 5 km dari Kordoba, pada tahun 936 hingga 940. Ia lalu memindahkan seluruh dewan pemerintahannya ke Madinah Az-Zahra pada 947-948. Namun pada abad ke-11 kompleks istana ini ditinggalkan dan mulai tertimbun, dan reruntuhannya baru mulai digali lagi pada 1911.
Pada masa pemerintahannya, ia membuka jalur diplomasi dengan Otto I dari Kekaisaran Romawi Suci dan dengan Kekaisaran Romawi Timur (Bizantium).[1]
"Sekarang aku telah berkuasa lebih dari lima puluh tahun dalam kemenangan maupun perdamaian; dicintai oleh rakyatku, ditakuti oleh musuh-musuhku, dan dihormati oleh sekutu-sekutuku. Kekayaan dan kehormatan, kekuasaan dan kesenangan, telah menungguku, dan tidaklah keberkahan duniawi tampak menginginkan kebahagiaanku. Dalam keadaan ini, aku telah menghitung hari-hari kebahagiaan asli dan sejati yang telah dianugrahkan pada diriku, jumlahnya Empatbelas: - Wahai manusia! janganlah kau berikan kepercayaanmu di dunia ini!"[butuh rujukan]
Seamless Wikipedia browsing. On steroids.
Every time you click a link to Wikipedia, Wiktionary or Wikiquote in your browser's search results, it will show the modern Wikiwand interface.
Wikiwand extension is a five stars, simple, with minimum permission required to keep your browsing private, safe and transparent.