Yesus sebagai tokoh dalam sejarah
From Wikipedia, the free encyclopedia
Yesus sebagai tokoh dalam sejarah merujuk kepada upaya rekonstruksi kehidupan Yesus dari Nazaret,[1][2][3] berdasarkan metode historis, termasuk analisis kritikal Alkitab terhadap naskah-naskah Injil sebagai sumber utama biografi-Nya, diiringi dengan pertimbangan konteks sejarah dan budaya di tempat Ia pernah hidup.[1][2][4] Dengan menggunakan sumber-sumber non-Alkitab, para sejarawan berusaha merekonstruksi bahwa Yesus adalah: guru/rabi Yahudi yang memiliki sekelompok pengikut dari Galilea, dan setelah beberapa tahun masa pelayanannya, disalibkan oleh pemerintah Romawi di Provinsi Iudaea pada masa Pontius Pilatus menjabat sebagai gubernur.
Rekonstruksi ini dibedakan dari sekadar bertanya "Apakah Yesus pernah ada?", karena sudah diterima kenyataan bahwa Yesus memang pernah ada,[5][6][7][8] meskipun terdapat spektrum pendapat yang luas seberapa dekatnya figur "Yesus" yang diperkenalkan oleh gerakan Kristen mula-mula dengan kenyataan "Yesus sebagai tokoh dalam sejarah".[9]
Upaya rekonstruksi ini dilakukan dengan berbagai agenda, mulai dari mereka yang bermaksud memastikan pandangan Kristen mengenai Yesus, maupun yang berusaha menolak Kekristenan, atau yang berharap untuk mempelajari kehidupan Yesus dengan harapan mengubah sebab musabab sosial.[10][11][12][13][14] Pada abad ke-21, pendekatan "maximalist" dari abad ke-19 yang menerima semua isi Injil, maupun kecenderungan "minimalist" di awal abad ke-20 yang sama sekali menolak Injil, keduanya ditinggalkan dan para ilmuwan mulai berfokus pada apa yang menurut sejarah memungkinkan dan menguatkan mengenai kehidupan Yesus.[15][16][17][18]