Loading AI tools
perusahaan asal Indonesia Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas
PT Visi Media Asia Tbk (berbisnis dengan nama VIVA) adalah sebuah perusahaan induk media massa yang berkantor pusat di Jakarta. Untuk mendukung kegiatan bisnisnya, hingga akhir tahun 2021, perusahaan ini memiliki 83 stasiun transmisi yang tersebar di seluruh Indonesia.[3][4] Perusahaan ini adalah bagian dari Bakrie Group.
VIVA | |
Sebelumnya | PT Semesta Kolina (2004 - 2006) |
Perusahaan publik | |
Kode emiten | IDX: VIVA |
Industri | Penyiaran |
Didirikan | 8 November 2004 |
Kantor pusat | Jakarta, Indonesia |
Wilayah operasi | Indonesia |
Tokoh kunci | Anindya Novyan Bakrie[1] (Direktur Utama) Ilham Akbar Habibie[2] (Komisaris Utama) |
Produk | Stasiun televisi dan portal berita |
Merek | |
Pendapatan | Rp 1,831 triliun (2020)[3] |
Rp -889,7 milyar (2020)[3] | |
Total aset | Rp 8,584 triliun (2020)[3] |
Total ekuitas | Rp 214,4 milyar (2020)[3] |
Pemilik | PT Bakrie Global Ventura (56,85%) Publik (43,16%) |
Karyawan | 2.630 (2020)[3] |
Anak usaha | Lihat daftar |
Situs web | www |
PT Visi Media Asia awalnya didirikan dengan nama PT Semesta Kolina, dengan dimiliki oleh Raden Deny Yulianto dan Andi Pravidia Saliman. Pada 21 Juli 2006, pemilik saham lama mengalihkan kepemilikannya kepada PT Capital Managers Asia/CMA (yang terafiliasi dengan Bakrie Group) sebesar 99%, dan sejak itu juga namanya berubah menjadi PT Visi Media Asia. Pada tahun 2007-2008, sempat masuk pemegang saham lain yaitu PT Recapital Advisors (milik Sandiaga Uno dan Rosan Roeslani)[5] sebesar 10% dan Erick Thohir sebesar 1,3%, namun kemudian kembali dijual kepada PT CMA pada pertengahan 2008.[6]
Bisnis perusahaan ini secara efektif dimulai pada tahun 2007, ketika keluarga Bakrie melakukan akuisisi terhadap Lativi yang dimiliki oleh Abdul Latief. Dalam akuisisi jaringan televisi yang kemudian berganti nama menjadi tvOne ini, 49% dikuasai langsung VIVA, 31% oleh anak usahanya yaitu PT Redal Semesta dan sisanya oleh pihak lain. Komposisi kepemilikan saham oleh beberapa pihak ini berlangsung hingga tahun 2010, ketika akhirnya 99% saham tvOne menjadi milik VIVA sepenuhnya, sampai saat ini.[7][8] Pada tahun 2008, bisnis VIVA diperkuat dengan pengambilalihan PT Intermedia Capital yang pada tahun selanjutnya (2009) menjadi pemilik 99% saham antv, dan di akhir tahun tersebut juga diluncurkan situs berita vivanews.com. Sampai saat ini, kedua jaringan televisi dan portal berita masih menjadi penopang utama bisnis VIVA, walaupun sempat juga berupaya masuk ke industri televisi berlangganan dengan merek viva+ (dahulu direncanakan dengan nama B-TV) pada 2014,[9] dan juga pernah berupaya membangun jaringan televisi olahraga bernama sportOne.[10][11]
Sejak tanggal 21 November 2011, Visi Media Asia resmi mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia. IPO dilakukan dengan harga penawaran Rp 280/saham, dan melepas 14,2% kepemilikannya ke publik.[12][13]
Pada tahun 2019, tvOne mendapat hak siar eksklusif atas ajang balap motor Oneprix. Perusahaan ini kemudian juga meluncurkan merek VIVA Networks untuk mewadahi sejumlah aset digitalnya.[3][4]
Sesuai laporan keuangannya, berikut ini anak usaha dari PT Visi Media Asia Tbk:[14]
Lainnya (tidak tercatat sebagai anak perusahaan)
Seamless Wikipedia browsing. On steroids.
Every time you click a link to Wikipedia, Wiktionary or Wikiquote in your browser's search results, it will show the modern Wikiwand interface.
Wikiwand extension is a five stars, simple, with minimum permission required to keep your browsing private, safe and transparent.