Tikal
Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas
Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas
Tikal (Tik’al dalam ejaan Maya modern) adalah reruntuhan kota kuno di hutan hujan Guatemala yang dulu mungkin bernama Yax Mutal. Tikal merupakan salah satu kota terbesar dalam peradaban Maya pada zaman pra-Kolumbus. Kota ini terletak di wilayah Cekungan Petén di Departemen El Petén. Situs ini merupakan bagian dari Taman Nasional Tikal, yang dinyatakan sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO pada tahun 1979.[2]
Nama alternatif | Yax Mutal |
---|---|
Lokasi | Flores, Departemen Petén, Guatemala |
Wilayah | Cekungan Petén |
Koordinat | 17°13′19″N 89°37′25″W |
Sejarah | |
Periode | Klasik Awal hingga Klasik Akhir |
Budaya | Peradaban Maya |
Nama resmi: Taman Nasional Tikal | |
Jenis | Campuran |
Kriteria | i, iii, iv, ix, x |
Ditetapkan | 1979 (sesi ke-3) |
No. Referensi | 64 |
Negara anggota | Guatemala |
Kawasan | Amerika Latin dan Karibia |
Tikal adalah ibu kota sebuah negara yang pernah menjadi salah satu kerajaan terkuat dalam peradaban Maya.[3][4] Walaupun bangunan-bangunan besar di situs tersebut dapat ditilik kembali ke abad ke-4 SM, Tikal mencapai puncak kejayaannya pada zaman Klasik (200-900 M). Pada masa ini, Tikal mendominasi politik, ekonomi, dan militer wilayah Maya, sekaligus berhubungan dengan wilayah-wilayah lain di Mesoamerika seperti kota besar Teotihuacan di Lembah Meksiko. Terdapat bukti yang menunjukkan bahwa Tikal pernah ditaklukan oleh Teotihuacan pada abad ke-4 M.[5] Setelah berakhirnya zaman Klasik Akhir (550–830 M), tidak ada lagi monumen besar yang dibangun di Tikal. Jumlah penduduk Tikal juga menurun secara perlahan hingga akhirnya kota ini ditinggalkan oleh penduduknya pada abad ke-10.
Situs ini sempat terlupakan oleh peradaban modern hingga Modesto Méndez dan Ambrosio Tut mengunjungi reruntuhan ini pada tahun 1848. Setelah majalah Akademi Sains Berlin menerbitkan kembali laporan tersebut pada tahun 1853, para arkeolog dan pemburu harta karun mulai mengunjungi kawasan ini. Kini situs ini menjadi salah satu tujuan wisata di Guatemala.
Nama Tikal mungkin berasal dari kata ti ak'al dalam bahasa Maya Yukatek. Nama ini konon berarti "di lubang air". Para pemburu dan pengelana di wilayah setempat tampaknya telah menggunakan istilah tersebut untuk menyebut salah satu waduk kuno di situs ini.[6] Terdapat pula penafsiran lain yang menyatakan bahwa kata tersebut bermakna "tempat suara-suara" dalam bahasa Maya Itza. Nama Tikal sendiri bukanlah nama asli kota ini, melainkan nama modern yang baru digunakan setelah situs tersebut ditemukan kembali pada dasawarsa 1840-an.[7] Inskripsi-inskripsi hieroglif di reruntuhan situs ini menyebut kota ini dengan nama Yax Mutal atau Yax Mutul, yang berarti "Mutal Pertama".[6] Tikal mungkin mendapatkan julukan seperti itu karena Dos Pilas juga menggunakan glif dengan nama "Mutal", sehingga para penguasa Tikal barangkali hendak menunjukkan bahwa kota mereka adalah kota pertama dengan nama tersebut.[8] Kerajaannya sendiri disebut Mutul,[3] tetapi arti dari kata tersebut masih belum diketahui.[6]
Permukiman modern besar yang terletak paling dekat dengan Tikal adalah Flores dan Santa Elena, kurang lebih sekitar 64 km di sebelah barat daya reruntuhan ini.[9] Tikal terletak sejauh 303 km di sebelah utara Kota Guatemala. Kota ini juga berjarak sejauh 19 km di sebelah selatan kota Maya kuno Uaxactun dan 30 km di sebelah barat laut Yaxha.[6][10] Kota ini terletak sejauh 100 km di sebelah tenggara Calakmul, musuh bebuyutan kota ini pada zaman Klasik, dan 85 km di sebelah barat laut sekutu Calakmul, Caracol (kini terletak di Belize).[11]
Kota ini sudah dipetakan oleh para ahli, dan diperkirakan memiliki luas di atas 16 km2 dan memiliki sekitar 3.000 struktur.[12] Topografi situs ini terdiri dari punggung bukit gamping paralel di atas dataran rendah yang berawa-rawa. Bangunan-bangunan utama di situs ini terletak di dataran-dataran yang lebih tinggi dan dihubungkan dengan jalan-jalan yang terangkat.[13] Daerah di sekitar Tikal telah dinyatakan sebagai Taman Nasional Tikal, dan luas daerah yang dilindungi di taman nasional tersebut mencapai 570 km2.[14] Taman nasional ini didirikan pada tanggal 26 Mei 1955 di bawah naungan Instituto de Antropología e Historia dan merupakan kawasan lindung pertama di Guatemala.[15]
Reruntuhan yang terletak di hutan hujan tropis Guatemala utara ini pernah menjadi tunas peradaban di wilayah dataran rendah Maya. Kota ini sendiri terletak di atas tanah tinggi yang subur, dan kota ini mungkin pernah menguasai jalur dagang alami dari timur ke barat Semenanjung Yukatan.[16] Pohon-pohon yang dapat terlihat di Tikal meliputi pohon kapok raksasa (Ceiba pentandra) yang merupakan pohon keramat di peradaban Maya, pohon aras tropis (Cedrela odorata), serta pohon mahoni Honduras (Swietenia macrophylla). Sementara itu, hewan-hewan yang sering terlihat di daerah Tikal meliputi, agouti, coati, rubah kelabu, monyet geoffroy, monyet Alouatta, elang harpi, falkon, kalkun Meleagris ocellata, burung guan, tukan, dan bayan hijau. Jaguar, ocelot, dan puma juga konon berkeliaran di Taman Nasional Tikal. Selama berabad-abad reruntuhan Tikal terlupakan sejarah dan ditutupi oleh hutan.[17][18]
Rata-rata curah hujan tahunan di Tikal saat ini mencapai 1.945 mm. Walaupun Tikal merupakan daerah yang basah, hujan turun secara tidak menentu, dan kekeringan yang parah bisa terjadi sebelum musim panen.[19] Satu-satunya sumber air Tikal pada zaman dahulu adalah dengan menangkap air hujan dan menyimpannya di sepuluh waduk. Para arkeolog yang bekerja di Tikal pada abad ke-20 memperbaharui salah satu dari waduk kuno tersebut untuk menyimpan air yang dibutuhkan oleh mereka.[20]
Perkiraan jumlah penduduk Tikal berkisar pada angka 10.000 hingga 90.000 jiwa.[12] Jumlah penduduk Tikal mulai bertambah pada zaman Praklasik (sekitar tahun 2000 SM – 200 M) dan mencapai puncaknya pada zaman Klasik Akhir. Jumlah penduduk kota ini mengalami pertumbuhan pesat dari tahun 700 hingga 830 M, dan kemudian terjadi penurunan yang tajam. Jika yang diperhitungkan adalah wilayah yang terletak di dalam garis pertahanan di daerah pedesaan di sekitar kota, maka jumlah penduduk Tikal pada puncaknya mencapai 120.000 jiwa, dengan kepadatan penduduk sekitar 265 orang per km2. Jika seluruh wilayah dalam radius 25 km dari pusat situs Tikal ikut dihitung, jumlah penduduk pada puncaknya mencapai 425.000 jiwa dengan kepadatan 216 orang per km2. Angka ini terbilang luar biasa karena di wilayah tersebut terdapat banyak rawa-rawa yang tidak cocok dijadikan tempat tinggal atau bertani. Namun, beberapa arkeolog (seperti David Webster) merasa bahwa angka ini terlampau tinggi.[21]
Dinasti penguasa di Tikal (yang didirikan paling tidak pada abad ke-1 M) pernah berdiri selama 800 tahun, dan terdapat paling tidak 33 penguasa dalam kurun waktu tersebut.[22]
Peradaban Maya |
---|
|
Sejarah |
Peradaban Maya Praklasik |
Keruntuhan peradaban Klasik |
Penaklukan Maya oleh Spanyol |
Nama (atau julukan)[23][24] | Tahun | Urutan dinasti | Nama lain | ||
---|---|---|---|---|---|
Yax Ehb' Xook | Sekitar tahun 90 | 1 | Yax Moch Xok, Yax Chakte'l Xok, Hiu Perancah Pertama[25] | ||
Jaguar Berdaunan | Sekitar tahun 292 | ? | – | ||
Hiasan-Kepala Hewan | ? | 10? | Kinich Ehb'? | ||
Sihyaj Chan K'awiil I | Sekitar tahun 307 | 11 | – | ||
Unen Bahlam | Sekitar tahun 317 | 12? | – | ||
K'inich Muwaan Jol I | ? –359 | 13 | Tengkorak Burung Mahk'ina, Tengkorak Bulu | ||
Chak Tok Ich'aak I | 360–378 | 14 | Kaki Jaguar, Kaki-Hewan Besar, Kaki Jaguar Besar | ||
Yax Nuun Ayiin I | 379 –404? | 15 | Moncong Melengkung, Hidung Melengkung | ||
Sihyaj Chan K'awiil II | 411–456 | 16 | Langit Badai, Langit Terbelah Manikin | ||
K'an Chitam | 458–sekitar tahun 486 | 17 | Kan Boar, K'an Ak | ||
Chak Tok Ich'aak II | Sekitar tahun 486–508 | 18 | Kaki Jaguar II, Tengkorak Kaki Jaguar | ||
Putri Tikal | Kaloomte' B'alam | Sekitar tahun 511–527+ | 19 | Kepala Melengkung | |
Cakar Burung | ? | 20? | Tengkorak Hewan I | ||
Wak Chan K'awiil | 537?–562 | 21 | Burung Ganda | ||
Tengkorak Hewan | Sekitar tahun 593–628 | 22 | – | ||
K'inich Muwaan Jol II | Sekitar tahun 628–650 | 23 atau 24 | – | ||
Nuun Ujol Chaak | Sekitar tahun 650–679 | 25 | Tengkorak Perisai, Nun Bak Chak | ||
Jasaw Chan K'awiil I | 682–734 | 26 | Penguasa A, Ah Cacao | ||
Yik'in Chan K'awiil | 734–sekitar tahun 766 | 27 | Penguasa B, Yaxkin Caan Chac, Hujan Langit Matahari | ||
Penguasa 28 | Sekitar tahun 766–768 | 28 | – | ||
Yax Nuun Ayiin II | 768–sekitar tahun 794 | 29 | – | ||
Nuun Ujol K'inich | Sekitar tahun 800? | 30? | – | ||
Matahari Gelap | –810+ | 31? | – | ||
Jewel K'awiil | –849+ | ? | – | ||
Jasaw Chan K'awiil II | –869+ | ? | – |
Sisa-sisa pertanian di situs ini dapat ditilik kembali paling tidak hingga tahun 1000 SM pada zaman Praklasik Pertengahan.[26] Persembunyian keramik-keramik Mamon yang berasal dari tahun 700-400 SM juga telah ditemukan di dalam ruangan tersegel yang berbentuk seperti botol (chultun) di bawah tanah.[27]
Pembangunan berskala besar di Tikal sudah dimulai pada zaman Praklasik Akhir dan pertama kali dilaksanakan sekitar tahun 400–300 SM, termasuk pembangunan piramida-piramida dan landasan-landasan besar, walaupun kota ini masih kalah jauh bila dibandingkan dengan situs-situs di utara seperti El Mirador dan Nakbe.[26][28] Pada masa itu, Tikal mengikuti kebudayaan Chikanel yang menyebar luas di kawasan Maya utara dan tengah, yaitu sebuah wilayah yang mencakup seluruh Semenanjung Yukatan, Guatemala utara dan timur, serta seluruh wilayah Belize.[29]
Dua kuil yang berasal dari zaman Chikanel akhir memiliki superstruktur bertembok batu yang mungkin memiliki pelengkung korbel, walaupun hal ini masih belum terbukti. Salah satu dari kuil tersebut memiliki lukisan di dinding luarnya yang menggambarkan figur manusia dengan latar belakang berupa pola-pola pilin, dan lukisan ini menggunakan warna kuning, hitam, merah jambu, dan merah.[30]
Pada abad ke-1 M, makam-makam dengan isi yang kaya muncul untuk pertama kalinya, dan Tikal sendiri berkembang secara politik dan budaya ketika tetangga-tetangganya di utara mengalami kemunduran.[26] Pada zaman Praklasik Akhir, seni dan arsitektur berlanggam Izapa dari wilayah pesisir Samudra Pasifik mulai memengaruhi Tikal, seperti yang dapat dilihat dari pahatan-pahatan yang sudah rusak di akropolis dan lukisan-lukisan dinding awal di kota tersebut.[31]
Menurut catatan-catatan hieroglif, dinasti penguasa Tikal didirikan oleh Yax Ehb Xook, kemungkinan pada abad ke-1 M.[32] Pada permulaan zaman Klasik Awal (250–550 M), kekuasaan di wilayah Maya terpusat di Tikal dan Calakmul.[33]
Tikal mungkin diuntungkan oleh kejatuhan negara-negara kota besar pada zaman Praklasik seperti El Mirador. Pada zaman Klasik Awal, Tikal mengalami perkembangan pesat dan juga mendorong pertumbuhan kota-kota Maya lainnya di daerah sekitar.[34]
Namun, situs ini sering kali terlibat dalam peperangan, dan inskripsi-inskripsi mengisahkan konflik dan persekutuan dengan negara-negara kota Maya lainnya, seperti Uaxactun, Caracol, Naranjo, dan Calakmul. Situs ini dikalahkan oleh Caracol pada akhir zaman Klasik Awal, dan Caracol kemudian merenggut posisi Tikal sebagai kota terkuat di dataran rendah Maya selatan.[35] Pada permulaan zaman Klasik Awal, Tikal juga berseteru dengan tetangganya, Uaxactun, dan catatan sejarah di Uaxactun mencatat penangkapan tahanan dari Tikal.[36]
Pewarisan kekuasaan antar laki-laki tampaknya sempat terputus pada tahun 317 M ketika Putri Unen Bahlam menunaikan upacara akhir k'atun sebagai seorang ratu.[37]
Raja ke-14 Tikal, Chak Tok Ich'aak,[32] membangun sebuah istana yang kemudian dipelihara dan dikembangkan oleh penguasa-penguasa yang berikutnya dan kini dikenal dengan sebutan Akropolis Pusat.[38] Tidak banyak yang diketahui mengenai Chak Tok Ich'aak kecuali temuan bahwa ia dibunuh pada tanggal 14 Januari 378 M. Pada hari yang sama, Siyah K’ak’ tiba dari barat setelah melintasi kota El Peru.[32] Prasasti 31 menyebut Siyah K’ak’ dengan julukan "Penguasa Barat".[39] Siyah K’ak’ kemungkinan adalah seorang panglima asing yang mengabdi untuk seseorang yang dilambangkan dengan hieroglif non-Maya bergambar pelempar lembing yang dipadukan dengan seekor burung hantu; glif ini diketahui berasal dari kota Teotihuacan di Lembah Meksiko. Kemungkinan Burung-Hantu Pelempar-Lembing pernah menjadi penguasa Teotihuacan. Berdasarkan catatan sejarah ini, terdapat kemungkinan bahwa Siyah K’ak’ melancarkan serangan dari Teotihuacan dan kemudian berhasil mengalahkan raja Tikal yang lalu ditangkap dan dihabisi nyawanya.[40] Siyah K'ak' tampaknya dibantu oleh sebuah faksi politik yang kuat di Tikal.[41] Pada masa penaklukan, sejumlah orang Teotihuacan kelihatannya menetap di dekat kompleks Mundo Perdido.[42] Sang panglima juga menguasai kota-kota lain di kawasan sekitar, termasuk Uaxactun.[26][43] Dalam kurun waktu setahun, anak Burung-Hantu Pelempar-Lembing yang bernama Yax Nuun Ayiin I (Buaya Pertama) dijadikan raja ke-15 Tikal walaupun ia masih kecil, dan ia secara resmi naik takhta pada tanggal 13 September 379.[43][44] Ia berkuasa selama 47 tahun di Tikal dan tetap menjadi vasal Siyah K'ak' hingga akhir hayat sang panglima tersebut. Terdapat kemungkinan bahwa Yax Nuun Ayiin I menikahi seorang wanita dari dinasti penguasa Tikal yang telah dikalahkan, dan pernikahan ini melegitimasi kekuasaan anaknya, Siyaj Chan K'awiil II.[43]
Río Azul ditaklukan oleh Tikal pada masa kekuasaan Yax Nuun Ayiin I. Situs ini lalu menjadi pos luar kota Tikal yang melindunginya dari kota-kota musuh di utara, dan situs tersebut juga menjadi penghubung di jalur dagang menuju Laut Karibia.[45]
Walaupun para penguasa baru di Tikal memiliki latar belakang asing, keturunan mereka dengan segera mengalami proses mayanisasi. Tikal menjadi sekutu dan mitra dagang Teotihuacan yang penting di dataran rendah Maya. Setelah ditaklukan oleh Teotihuacan, Tikal mendominasi wilayah Petén utara dan timur. Uaxactun (ditambah dengan beberapa kota kecil di kawasan sekitar) masuk ke dalam wilayah kerajaan Tikal. Situs-situs lain (seperti Bejucal dan Motul de San José) juga menjadi vasal Tikal. Pada pertengahan abad ke-5, wilayah inti Tikal terbentang hingga paling tidak 25 km di segala arah.[42]
Pada kisaran abad ke-5 juga dibangun pertahanan yang terdiri dari sejumlah parit dan tembok dari tanah di pinggiran utara Tikal, ditambah dengan pertahanan-pertahanan alami berupa rawa-rawa di sebelah timur dan barat kota. Pertahanan tambahan juga dibangun di sebelah selatan. Sistem pertahanan ini melindungi warga Tikal dan sumber daya pertanian mereka dan melingkari wilayah dengan luas sekitar 120 km2.[26] Namun, hasil penelitian dari tahun 2009 menunjukkan bahwa tembok dari tanah berfungsi untuk menyimpan air dan bukan untuk pertahanan.[46]
Pada abad ke-5, kekuasaan kota ini menjangkau kota Copán di ujung selatan. Pendiri kota tersebut, yaitu K'inich Yax K'uk' Mo', memiliki ikatan dengan Tikal.[38] Copán sendiri bukanlah wilayah yang dihuni oleh etnis Maya, dan pendirian dinasti penguasa di Copán kemungkinan merupakan hasil campur tangan Tikal secara langsung.[47] K'inich Yax K'uk' Mo' tiba di Copán pada Desember 426, dan hasil analisis terhadap sisa-sisa tulangnya menunjukkan bahwa ia melewati masa kecilnya di Tikal.[48] Seseorang yang bernama Ajaw K'uk' Mo' (tuan K'uk' Mo') disebutkan di dalam sebuah teks di Tikal, dan mungkin keduanya adalah orang yang sama.[49] Makamnya memiliki ciri khas Teotihuacan dan ia digambarkan mengenakan pakaian prajurit Teotihuacan. Teks-teks hieroglif menyebutnya sebagai "Penguasa Barat" seperti Siyah K’ak’.[48] Pada saat yang sama, pada akhir tahun 426, Copán mendirikan situs Quiriguá yang terletak tidak jauh dari kota tersebut, dan kemungkinan pendirian ini didukung oleh Tikal.[47] Pendirian kedua kota tersebut mungkin merupakan bagian dari upaya Tikal untuk memperluas wilayah ke daerah Maya tenggara.[50] Tikal sering berhubungan dengan kedua situs ini dalam rentang waktu tiga abad berikutnya.[51]
Persaingan antara Tikal dengan Calakmul dimulai pada abad ke-6. Masing-masing dari kedua kota tersebut membentuk jaringan persekutuan, dan perseteruan di antara mereka telah digambarkan sebagai perang panjang antara dua adidaya Maya. Raja di kedua kota tersebut menggunakan gelar kaloomte', sebuah istilah yang masih belum diterjemahkan secara spesifik, tetapi kurang lebih bermakna "raja agung".[52]
Pada awal abad ke-6, juga terdapat seorang ratu yang menguasai kota Tikal. Ia hanya dikenal dengan nama "Putri Tikal", dan kemungkinan besar ia adalah anak kandung Chak Tok Ich'aak II. Ia tampaknya tidak pernah berkuasa sendiri dan selalu memimpin didampingi penguasa lelaki. Penguasa lelaki pertama yang memimpin bersama dengan sang ratu adalah Kaloomte' B'alam, yang mungkin pernah berkiprah sebagai seorang panglima di Tikal sebelum akhirnya menjadi penguasa ke-19. Putri Tikal sendiri tidak dihitung dalam urutan penguasa Tikal. Kemudian sang ratu berkuasa bersama dengan "Cakar Burung", yang diduga merupakan penguasa ke-20.[52]
Pada akhir abad ke-6, Tikal tampaknya mengalami krisis yang besar, karena tidak ada lagi prasasti baru yang didirikan dan banyak sekali pahatan-pahatan yang dirusak secara sengaja.[53] Kemudian kota ini memasuki masa "rumpang" dari akhir abad ke-6 hingga akhir abad ke-7, yaitu ketika inskripsi-inskripsi tidak lagi dibuat dan pembangunan-pembangunan berskala besar tidak lagi dilancarkan di Tikal. Periode rumpang di Tikal sebelumnya tidak dapat dijelaskan, hingga akhirnya hasil penguraian epigraf menunjukkan bahwa periode ini dimulai setelah kekalahan Tikal dalam perang melawan persekutuan antara Calakmul dan Caracol[54] pada tahun 562, yang mengakibatkan penangkapan raja Tikal yang kemudian dikorbankan.[26] Altar 21 yang sudah lapuk di Caracol juga menggambarkan kekalahan besar Tikal pada April 562.[38] Kota Tikal sendiri tidak dijarah, tetapi kota ini menjadi kota yang lemah.[55] Setelah berhasil memperoleh kemenangan yang gemilang ini, Caracol mengalami pertumbuhan pesat, dan beberapa penduduk Tikal dipindahkan secara paksa ke sana. Selama masa rumpang ini, paling tidak terdapat satu penguasa Tikal yang mengungsi ke tempat Janaab' Pakal di Palenque, yang merupakan salah satu korban Calakmul lainnya.[56] Calakmul juga berjaya pada saat Tikal sedang merosot.[57]
Para arkeolog telah menjadikan permulaan masa rumpang Tikal sebagai momen yang memisahkan zaman Klasik menjadi Klasik Awal dan Akhir.[58]
Pada tahun 629, Tikal mendirikan sebuah pos militer yang terletak sekitar 110 km di sebelah barat daya; pos militer tersebut kelak akan menjadi kota Dos Pilas. Tujuannya adalah untuk mengendalikan perdagangan di aliran Sungai Pasión.[59] B'alaj Chan K'awiil dijadikan penguasa pos baru tersebut saat ia masih berumur empat tahun, dan selama bertahun-tahun ia menjadi bawahan yang setia kepada saudaranya sang raja Tikal.[60] Sekitar dua puluh tahun kemudian, Dos Pilas diserang oleh Calakmul dan mengalami kekalahan. B'alaj Chan K'awiil ditangkap oleh raja Calakmul, tetapi ia tidak dikorbankan. Ia malah diperbolehkan berkuasa sebagai vasal Calakmul.[61] Kemudian ia menyerang Tikal pada tahun 657 dan memaksa penguasanya, Nuun Ujol Chaak, untuk melarikan diri. Dua penguasa pertama Dos Pilas terus menggunakan glif Mutal yang merupakan lambang Tikal, dan mereka mungkin merasa bahwa mereka memiliki klaim yang sah terhadap takhta di Tikal. Namun, entah kenapa B'alaj Chan K'awiil tidak menjadi penguasa baru di Tikal dan tetap berada di Dos Pilas. Tikal melancarkan serangan balasan ke Dos Pilas pada tahun 672, sehingga B'alaj Chan K'awiil lari ke pengasingan selama lima tahun.[62] Calakmul sendiri mencoba mengepung Tikal dengan wilayah-wilayah sekutu Calakmul, seperti El Peru, Dos Pilas, dan Caracol.[63]
Pada tahun 682, Jasaw Chan K'awiil I mendirikan monumen bertanggal pertama di Tikal dalam 120 tahun terakhir, dan ia menggunakan gelar kaloomte', menandai berakhirnya masa rumpang. Ia lalu memulai program pembangunan di kotanya dan juga membalas Calakmul pada tahun 695 dengan menangkap bangsawan mereka. Calakmul lalu mengalami kemunduran dan tidak akan pernah bangkit lagi, dan mereka juga tidak lagi mendirikan tugu-tugu yang memperingati kemenangan.[56]
Pada abad ke-7, tidak ada lagi tanda-tanda keberadaan Teotihuacan di situs-situs Maya, dan pusat kota Teotihuacan sendiri sudah dihancurkan pada tahun 700. Walaupun begitu, pakaian perang yang digambarkan di monumen-monumen Tikal masih bergaya Teotihuacan.[64] Jasaw Chan K'awiil I dan penerusnya, Yik'in Chan K'awiil, melanjutkan perang melawan Calakmul dan sekutunya, dan juga memperkuat kendali di wilayah sekitar Tikal. Wilayah kerajaan Tikal bahkan meluas hingga mencapai daerah Danau Petén Itzá. Kedua penguasa ini sangat berjasa dalam mendirikan banyak bangunan besar yang masih berdiri hingga kini.[65]
Pada tahun 738, Quiriguá (vasal Copán dan sekutu Tikal di selatan) membelot ke pihak Calakmul. Quiriguá lalu berhasil mengalahkan Copán dan meraih kemerdekaannya.[47] Kemungkinan peristiwa ini didalangi oleh Calakmul untuk menjatuhkan sekutu-sekutu Tikal di selatan.[66] Peristiwa ini merusak keseimbangan kekuatan di wilayah Maya selatan dan juga mengakibatkan kemunduran Copán.[67]
Pada abad ke-8, penguasa-penguasa Tikal mengumpulkan tugu-tugu yang tersebar di kota Tikal dan lalu mendirikannya di hadapan Akropolis Utara.[68] Pada akhir abad ke-8 dan awal abad ke-9, kegiatan pembangunan di Tikal mulai melambat. Bangunan besar masih didirikan, tetapi hanya sedikit inskripsi hieroglif yang dibuat untuk para penguasa.[65]
Pada abad ke-9, peristiwa keruntuhan Maya Klasik melanda wilayah dataran rendah Maya selatan. Jumlah penduduk di daerah tersebut merosot dan satu per satu kota tiba-tiba menjadi bisu dalam catatan sejarah.[69] Peperangan yang terus menerus berkecamuk di wilayah Maya mengakibatkan penumpukan populasi Tikal di wilayah yang dekat dengan perkotaan, sehingga pertanian intensif pun semakin digalakkan dan memicu degradasi lingkungan.[70] Pembangunan sendiri masih berlanjut pada permulaan abad tersebut, seperti Kuil III yang merupakan piramida besar terakhir yang dibangun di kota tersebut, serta monumen-monumen yang didirikan untuk menandai k'atun ke-19 pada tahun 810.[71] Permulaan bak'tun ke-10 pada tahun 830 sama sekali tidak dirayakan dan menandai permulaan rumpang selama 60 tahun, kemungkinan akibat bubarnya pemerintahan pusat di Tikal.[72] Pada masa rumpang ini, situs-situs di sekeliling Tikal yang sebelumnya berada di bawah kendali mereka mulai mendirikan monumen-monumen mereka sendiri yang menggambarkan penguasa-penguasa mereka dengan glif lambang Mutal, dan pemerintah di Tikal tampaknya tidak mampu menghentikan mereka.[65] Pada tahun 849, Jewel K'awiil disebutkan dalam sebuah prasasti di Seibal sebagai seorang penguasa ilahi dari Tikal yang sedang berkunjung, tetapi keberadaannya sama sekali tidak tercatat di tempat lain, dan hal ini menunjukkan bahwa kejayaan Tikal pada masa itu sudah sirna. Glif lambang Mutal juga telah diwarisi oleh situs Ixlu dan Jimbal.[72]
Akibat membludaknya penduduk di Tikal dan daerah sekitarnya, wilayah tersebut mengalami penggundulan, erosi, dan kehilangan nutrien tanah, yang kemudian diikuti dengan penurunan jumlah penduduk secara tajam dari tahun 830 hingga 950. Pemerintahan pusat di Tikal tampaknya juga telah bubar.[21] Sejauh ini tidak terdapat cukup bukti yang menunjukkan bahwa kota ini terkena dampak langsung peperangan yang melanda wilayah Maya lainnya pada zaman Klasik Terminal, tetapi gelombang pengungsi dari wilayah Petexbatún mungkin semakin memperparah keadaan yang sudah sangat genting akibat terbatasnya sumber daya alam.[73]
Pada pertengahan akhir abad ke-9, terdapat upaya untuk mendirikan kembali kerajaan di Tikal, seperti yang dapat dilihat dari keberadaan sebuah prasasti yang didirikan di Alun-Alun Besar oleh Jasaw Chan K'awiil II pada tahun 869. Monumen ini merupakan monumen terakhir yang didirikan di Tikal sebelum kota tersebut akhirnya membisu. Situs-situs yang sebelumnya tunduk kepada Tikal (seperti Jimbal dan Uaxactun) juga tidak bertahan lama dan mereka mendirikan monumen terakhir mereka pada tahun 889. Pada akhir abad ke-9, kota Tikal sudah ditinggalkan oleh sebagian besar penduduknya, istananya diduduki oleh penghuni liar, dan rumah-rumah jerami sederhana didirikan di alun-alun upacara kota tersebut. Para penghuni liar juga menutup beberapa pintu masuk di ruangan yang mereka huni dan meninggalkan sampah-sampah yang meliputi limbah rumah tangga dan barang-barang yang bukan kebutuhan pokok seperti alat musik. Mereka menggunakan monumen-monumen yang sudah ada untuk melakukan kegiatan ritual mereka sendiri yang sangat berbeda dari ritual yang ditunaikan oleh para penguasa Tikal. Beberapa monumennya dirusak dan ada yang dipindahkan ke tempat baru. Sebelum kota Tikal benar-benar ditinggalkan, para penguasa lama sudah tidak lagi dihormati. Bahkan ada yang menjelajahi makam-makam di Akropolis Utara untuk mencari batu giok, sementara makam yang lebih mudah ditemukan menjadi korban penjarahan. Setelah tahun 950, Tikal sudah tidak ada lagi penghuninya, walaupun mungkin masih ada yang bertahan di gubuk-gubuk yang tersebar di reruntuhan-reruntuhannya. Mereka pun akhirnya juga meninggalkan kota ini pada abad ke-10 atau ke-11 dan reruntuhannya lalu ditutupi oleh hutan hujan. Beberapa penduduk Tikal mungkin pindah ke kawasan Danau Petén yang masih padat penduduknya walaupun jumlah penduduknya sempat menurun pada paruh pertama abad ke-9.[21][72][73]
Kemungkinan besar penyebab keruntuhan Tikal adalah jumlah penduduk yang berlebihan dan kegagalan panen. Kejatuhan Tikal menjadi tamparan besar bagi peradaban Maya Klasik.[74]
Pada tahun 1525, conquistador Spanyol Hernán Cortés pernah melewati daerah yang hanya terletak beberapa kilometer dari Tikal, tetapi ia tidak menyebutkan keberadaan reruntuhan ini di dalam surat-suratnya.[75] Setelah frater Spanyol Andrés de Avendaño tersesat di hutan Petén pada awal tahun 1696, ia mendeskripsikan sebuah reruntuhan yang mungkin adalah peninggalan kota Tikal.[76][77]
Seperti halnya reruntuhan-reruntuhan kuno besar lainnya, bukan berarti reruntuhan ini benar-benar telah dilupakan oleh para penduduk setempat. Tampaknya mereka tahu mengenai keberadaan Tikal, dan mereka memandu ekspedisi-ekspedisi Guatemala ke reruntuhan ini pada dasawarsa 1850-an.[16] Catatan sekunder atau tersier mengenai Tikal sendiri mulai dicetak pada abad ke-17, dan catatan-catatan semacam itu kemudian terus bermunculan, termasuk catatan John Lloyd Stephens pada permulaan abad ke-19 (Stephens dan ilustratornya, Frederick Catherwood, mendengar desas desus mengenai sebuah kota yang telah hilang di hutan saat mereka sedang berkelana di wilayah tersebut pada tahun 1839-40). Namun, situs ini terisolasi dari kota-kota modern, sehingga belum ada penjelajah yang mengunjungi Tikal hingga komisioner Petén Modesto Méndez dan gubernur Petén Ambrosio Tut mendatangi situs tersebut pada tahun 1848. Seniman Eusebio Lara menemani mereka, dan catatan perjalanan mereka pun diterbitkan di Jerman pada tahun 1853.[78] Ekspedisi-ekspedisi lain kemudian mulai berdatangan untuk menyelidiki, memetakan, dan mengambil foto di Tikal pada abad ke-19 (termasuk Alfred P. Maudslay pada tahun 1881-82) dan awal abad ke-20.[16]
Pada tahun 1951, landasan udara yang kecil dibangun di reruntuhan ini.[14] Sebelumnya reruntuhan tersebut hanya dapat dijangkau dengan melakukan perjalanan selama beberapa hari melintasi hutan lebat dengan berjalan kaki atau menunggangi bagal. Dari tahun 1956 hingga 1970, Proyek Tikal dari Universitas Pennsylvania melakukan penggalian di situs ini.[79] Mereka berhasil memetakan sebagian besar dari situs ini dan memugar banyak bangunan.[16] Penggalian ini mula-mula dipimpin oleh Edwin M. Shook, dan lalu dikepalai oleh William Coe. Mereka menyelidiki Akropolis Utara dan Alun-Alun Pusat dari tahun 1957 hingga 1969.[80] Proyek Tikal mencatat keberadaan lebih dari 200 monumen di situs ini.[16] Pada tahun 1979, pemerintah Tikal memulai proyek arkeologi di Tikal yang berlangsung hingga tahun 1984.[79]
Sutradara George Lucas menjadikan Tikal sebagai tempat pengambilan gambar untuk bulan rekaan Yavin IV dalam film Star Wars yang pertama kali tayang pada tahun 1977.[81][82] Kuil I di Tikal juga muncul di bagian belakang uang kertas 50 centavo (sen Guatemala).[83]
Tikal kini merupakan tujuan wisata yang dikelilingi oleh taman nasional.[16] Sebuah museum juga dibangun di Tikal pada tahun 1964.[84]
Sebagian reruntuhan di Tikal sudah direstorasi (dipulihkan) oleh Universitas Pennsylvania dan pemerintah Guatemala.[85] Tikal merupakan salah satu kota terbesar di peradaban Maya pada zaman Klasik dan juga salah satu kota terbesar di benua Amerika pada zaman pra-Kolumbus.[86] Bangunan-bangunan di kota ini terbuat dari gamping (batu kapur), dan beberapa contohnya adalah peninggalan kuil yang menjulang hingga 70 m, istana kerajaan yang besar, piramida, tempat tinggal, bangunan administratif, landasan batu, serta tugu-tugu batu yang dilengkapi dengan ukiran tulisan.[3][87]
Batu gamping yang menjadi bahan baku bangunan ditambang di wilayah setempat. Cekungan yang dihasilkan oleh proses penambangan batu diberi plaster agar kedap air dan kemudian dijadikan waduk, walaupun ada juga cekungan alami yang sudah kedap air. Alun-alun utamanya dilapisi dengan stuko dan dibangun dengan gradien yang telah diperhitungkan sedemikian rupa, sehingga air hujan akan masuk ke terusan yang mengisi waduk.[88]
Daerah permukiman di Tikal mencakup wilayah seluas 60 km2, tetapi masih banyak dari antara daerah ini yang masih belum dipetakan atau digali, sementara wilayah seluas 16 km2 di sekeliling pusat situs Tikal sudah banyak dipetakan.[65] Pada dasawarsa 1960-an, Dennis E. Puleston dan Donald Callender menemukan kubu pertahanan yang mengelilingi kota Tikal yang dilengkapi parit selebar 6 m di belakang temboknya yang terbuat dari tanah.[89] Kemudian proyek yang menyelidiki hasil pengerjaan tanah tersebut menunjukkan bahwa skalanya bermacam-macam, dan di beberapa bagian struktur tersebut tidak memiliki fungsi pertahanan berarti. Selain itu, beberapa bagian dari hasil pengerjaan tanah ini berpadu dengan sistem terusan. Hasil pengerjaan tanah di Tikal tampaknya jauh lebih rumit daripada yang sebelumnya dikira.[90]
Pada zaman Klasik Akhir, terdapat jaringan sacbeob (jalan raya) yang menghubungkan berbagai bagian di kota. Panjangnya dapat mencapai beberapa kilometer dan jalannya melintasi daerah pusat kota. Jaringan jalan ini menghubungkan Alun-Alun Besar dengan Kuil 4 (terletak sekitar 750 m di sebelah barat) dan Kuil Inskripsi (sekitar 1 km di tenggara).[91] Jalan-jalannya lebar dan dibangun dari batu gamping yang diplaster. Para ahli menamai jalan-jalan ini dengan nama penjelajah-penjelajah dan arkeolog-arkeolog modern, seperti jalan Maler, Maudslay, Tozzer, dan Méndez. Pada saat kota ini masih dihuni, jalan-jalan ini mempermudah lalu lintas sehari-hari pada musim penghujan dan juga berfungsi sebagai bendungan.[13]
Jalan Maler terbentang dari balik Kuil I di utara hingga Gugus H. Relief rendah terukir di batuan dasar gampingnya di bagian yang terletak tepat di sebelah selatan Gugus H. Relief ini menggambarkan dua tawanan yang terikat dan berasal dari zaman Klasik Akhir.[92]
Jalan Maudsley terhampar 0,8 km ke arah timur laut dari Kuil IV hingga Gugus H.[92]
Jalan Méndez terbentang ke arah tenggara dari Alun-Alun Timur hingga Kuil VI dengan jarak 1,3 km.[78][93]
Jalan Tozzer terhampar ke arah barat dari Alun-Alun Besar hingga Kuil IV.[94]
Alun-Alun Besar terletak di pusat situs ini; alun-alun ini diapit oleh dua piramida besar di barat dan timur. Di sisi utara, alun-alun ini berbatasan dengan Akropolis Utara, sementara di sebelah selatan terdapat Akropolis Pusat.[86]
Akropolis Pusat adalah kompleks istana yang terletak di sebelah selatan Alun-Alun Besar.[86]
Akropolis Utara (bersama dengan tetangga selatannya, yaitu Alun-Alun Besar) adalah salah satu gugus bangunan yang paling sering diteliti di wilayah Maya. Proyek Tikal berhasil menggali parit raksasa di kompleks ini dan menyelidiki secara mendalam sejarah pembangunannya. Kompleks arsitektur ini dibangun pada zaman Praklasik sekitar tahun 350 SM. Kompleks ini lalu berkembang menjadi kompleks pemakaman untuk dinasti penguasa pada zaman Klasik, dan setiap kali diadakan pemakaman penguasa, kuil baru ditambahkan di atas struktur lama. Setelah tahun 400 M, barisan piramida-piramida yang menjulang tinggi didirikan di Landasan Utara (dengan ukuran 100 x 80 m), sehingga landasan ini secara perlahan mulai tersembunyi. Delapan kuil-piramida dibangun pada abad ke-6 M, masing-masing memiliki struktur puncak yang disebut crestería dan anak tangga yang diapit oleh topeng-topeng dewa-dewa. Pada abad ke-9 M, 43 prasasti dan 30 altar telah didirikan di Akropolis Utara; 18 dari antara monumen-monumen ini diukir dengan teks-teks hieroglif dan gambar-gambar raja. Pemakaman masih terus dilakukan di Akropolis Utara hingga zaman Pascaklasik.[80][88]
Akropolis Selatan terletak di sebelah Kuil V. Struktur ini dibangun di atas landasan besar dengan luas yang melebihi 20.000 km2.[13]
Alun-Alun Tujuh Kuil terletak di sebelah barat Akropolis Selatan. Alun-alun ini berbatasan dengan barisan kuil yang hampir identik di sebelah timur, dengan istana-istana di sebelah selatan dan barat, dan dengan tiga lapangan bola yang tidak biasa di sebelah utara.[13][95]
Mundo Perdido terletak di sebelah barat Alun-Alun Tujuh Kuil.[96] Kompleks ini merupakan kompleks upacara terbesar yang berasal dari zaman Praklasik di Tikal.[97] Kompleks ini memiliki konfigurasi "Gugus E", yaitu susunan khas Maya berisi sebuah piramida yang disejajarkan dengan sebuah landasan di timur yang menopang tiga kuil.[97] Kompleks Mundo Perdido pernah dibangun ulang beberapa kali dalam sejarahnya. Pada tahun 250–300 M, langgam arsitekturnya dipengaruhi oleh kota Teotihuacan di Lembah Meksiko, termasuk penggunaan unsur talud-tablero.[98][99] Pada zaman Klasik Awal (sekitar tahun 250–600), Mundo Perdido merupakan salah satu dari dua kompleks yang menjadi pusat kota; kompleks lainnya adalah Akropolis Utara.[98] Dari tahun 250 hingga 378 M, kompleks ini mungkin berfungsi sebagai nekropolis keluarga kerajaan.[98] Nama Mundo Perdido ("Dunia Yang Hilang") sendiri disematkan oleh para arkeolog dari Universitas Pennsylvania.[96]
Gugus G terletak di sebelah selatan Jalan Méndez. Kompleks ini berasal dari zaman Klasik Akhir dan terdiri dari struktur-struktur istana, dan kompleks ini juga merupakan salah satu kompleks terbesar di Tikal. Kompleks ini memiliki dua lantai, tetapi sebagian besar ruangannya terletak di lantai bawah dengan total 29 ruangan berlengkung. Dua ruangan lainnya terletak di lantai atas. Salah satu pintu masuk ke kompleks ini dikelilingi oleh topeng-topeng raksasa.[78]
Gugus H berpusat di sebuah alun-alun di sebelah utara Alun-Alun Besar. Kompleks ini berbatasan dengan kuil-kuil yang berasal dari zaman Klasik Akhir.[92]
Terdapat sembilan kompleks piramida kembar di Tikal, salah satunya sudah dibongkar seluruhnya pada zaman kuno dan yang lainnya sudah hancur sebagian. Besar kompleks tersebut bermacam-macam, tetapi semuanya memiliki dua piramida yang menghadap satu sama lain di barat dan timur.[92] Puncak piramida-piramida ini datar dan terdapat tangga di keempat sisinya. Deretan prasasti polos ditempatkan tepat di sebelah barat piramida timur dan di sebelah utara kedua piramida tersebut. Biasanya juga terdapat sepasang prasasti dan altar yang dihiasi dengan ukiran di tengah-tengah kedua piramida ini. Di sisi selatan kompleks ini, terdapat bangunan berlengkung panjang yang berisi satu ruangan dengan sembilan pintu. Kompleks piramida kembar dibangun secara serentak setiap 20 tahun (atau k'atun) sekali pada zaman Klasik Akhir. Kegunaannya sendiri masih belum diketahui.[78] Kompleks piramida kembar pertama dibangun pada awal abad ke-6 di Alun-Alun Timur. Sebelumnya kompleks ini dianggap sebagai kenampakan yang menjadi ciri khas Tikal, tetapi kemudian telah ditemukan satu atau dua kompleks semacam ini di kota lain seperti Yaxha dan Ixlu, dan mungkin hal ini menunjukkan besarnya pengaruh politik Tikal pada zaman Klasik Akhir.[100]
Gugus Q adalah salah satu kompleks piramida kembar terbesar di Tikal. Kompleks ini didirikan oleh Yax Nuun Ayiin II pada tahun 771 untuk menandai akhir K'atun ke-17.[100] Sebagian besar dari kompleks ini sudah dipugar dan monumen-monumennya telah didirikan kembali.[78]
Gugus R adalah satu kompleks piramida kembar lainnya yang berasal dari tahun 790. Kompleks ini terletak di dekat Jalan Maler.[78]
Terdapat ribuan struktur kuno di Tikal, dan hanya sebagian yang telah digali meskipun kegiatan arkeologi telah dilakukan selama beberapa dasawarsa. Beberapa bangunan terpenting yang masih bertahan hingga kini meliputi enam piramida besar yang disebut Kuil I – VI, karena di puncak piramida-piramida tersebut terdapat sebuah kuil. Beberapa dari antara piramida ini memiliki ketinggian yang melebihi 60 m. Piramida-piramida ini diberi nama secara berurutan pada saat situs Tikal sedang disurvei. Masing-masing dari kuil tersebut diperkirakan dapat dibangun dalam waktu paling tidak dua tahun.[101]
Kuil I (juga disebut Kuil Ah Cacao atau Kuil Jaguar Besar) adalah piramida pemakaman yang dipersembahkan untuk Jasaw Chan K'awil, dan jenazah sang ajaw juga disemayamkan di kuil ini pada tahun 734,[80][86] Pembangunan piramida ini dituntaskan sekitar tahun 740–750.[102] Ketinggian kuil ini mencapai 47 m.[1] Crestería raksasa yang berada di puncak kuil ini awalnya dihiasi dengan sebuah patung raksasa yang menggambarkan raja yang bertakhta, tetapi hiasan ini kini sudah tidak terlalu bersisa.[103] Makam raja di kuil ini ditemukan oleh Aubrey Trik dari Universitas Pennsylvania pada tahun 1962.[20] Salah satu benda yang ditemukan di makam dari zaman Klasik Akhir ini adalah koleksi tulang hewan dan manusia dengan gambar dewa-dewa dan orang-orang yang diukir dan digosok dengan vermilion, serta ornamen giok dan cangkang yang berisi persembahan makanan dan minuman.[20][104] Tempat pemujaan di puncak piramida ini memiliki tiga ruangan yang berderet, dengan pintu masuk yang memiliki ambang kayu. Ambang di bagian paling luar tetap polos, tetapi dua ambang pintu yang terletak di bagian dalam dihiasi dengan ukiran. Beberapa baloknya diambil pada abad ke-19 dan kini sudah tidak diketahui lokasinya, tetapi ada pula yang kini disimpan di museum-museum di Eropa.[101]
Kuil II (juga dikenal dengan nama Kuil Topeng) dibangun sekitar tahun 700 M dan memiliki ketinggian 38 m. Seperti kuil-kuil besar lainnya di Tikal, tempat pemujaan di puncak kuil ini memiliki tiga ruangan dan pintu-pintunya memiliki ambang kayu, walaupun hanya ambang di tengah yang dipenuhi ukiran. Kuil ini dipersembahkan untuk istri Jasaw Chan K'awil, tetapi sejauh ini belum ada makam yang ditemukan. Gambar sang ratu diukir di ambang pintu ke tempat pemujaan di puncak. Salah satu balok kayu dari ambang ini kini disimpan di Museum Sejarah Alam Amerika di New York City.[68][105]
Kuil III (juga disebut Kuil Imam Jaguar) adalah piramida besar terakhir yang dibangun di Tikal. Piramida ini memiliki ketinggian 55 m dan memiliki ambang yang dihiasi dengan ukiran, tetapi sudah rusak. Ukirannya mungkin menggambarkan ajaw Matahari Gelap sedang melakukan tarian ritual sekitar tahun 810 M.[71] Di tempat pemujaan kuil ini terdapat dua ruangan.[106]
Kuil IV adalah kuil piramida tertinggi di Tikal. Ketinggiannya tercatat sebesar 70 m dari dasar alun-alun hingga puncak cresteríanya.[86] Kuil IV dibangun untuk menandai masa kekuasaan Yik’in Chan Kawil (dikenal juga sebagai Penguasa B, anak Penguasa A atau Jasaw Chan K'awiil I), dan dua ambang kayu di atas pintu masuk ke kuil di puncak piramida mengandung tanggal hitung panjang (9.15.10.0.0) yang merujuk pada tahun 741 M.[107] Kuil yang didirikan pada abad ke-8 M ini merupakan piramida terbesar yang pernah dibangun di kawasan Maya,[108] dan saat ini juga merupakan struktur pra-Kolumbus tertinggi di benua Amerika walaupun terdapat kemungkinan bahwa Piramida Matahari di Teotihuacan pernah memiliki ketinggian yang lebih besar, dan begitu pula salah satu struktur di El Mirador.[109]
Kuil V berdiri di selatan Akropolis Pusat dan merupakan piramida pemakaman untuk seorang penguasa yang belum diketahui jati dirinya. Kuil ini memiliki tinggi 57 m, sehingga bangunan ini merupakan bangunan tertinggi kedua di Tikal.[110] Kuil ini berasal dari sekitar tahun 700 M pada zaman Klasik berdasarkan hasil penanggalan radiokarbon, sementara penanggalan pada keramik yang terkait dengan struktur ini menunjukkan bahwa Kuil V dibangun pada masa pemerintahan Nun Bak Chak pada paruh kedua abad ke-7.[111][112]
Kuil VI juga disebut Kuil Inskripsi-Inskripsi berasal dari sekitar tahun 766 M. Kuil ini dikenal karena memiliki crestería setinggi 12 m. Panel yang mengandung hieroglif menutupi bagian belakang dan samping crestería. Kuil ini menghadap ke arah sebuah alun-alun di barat, dan tampak depannya masih belum dipugar.[78]
Kuil 33 adalah piramida pemakaman yang didirikan di atas makam Siyaj Chan K'awiil I (dikenal dengan sebutan Makam 48) di Akropolis Utara. Struktur ini bermula sebagai landasan besar dari zaman Klasik yang dihiasi dengan patung-patung stuko besar di tepi tangganya. Pada akhir zaman Klasik Awal, struktur baru ditambahkan di atasnya dengan topeng-topeng dan dekorasi panelnya tersendiri. Pada masa "Rumpang", tingkat ketiga ditambahkan di atas bangunan yang sudah ada, tangganya dihancurkan, dan makam raja lain yang tidak diketahui jati dirinya disertakan ke dalam strukturnya (Makam 23). Saat piramida baru sedang dibangun, makam elite lainnya (Makam 24) dimasukkan ke dalam bangunan. Piramida ini lalu dituntaskan pembangunannya dengan tinggi 33 m.[113] Versi akhir Kuil 33 dibongkar oleh para arkeolog pada tahun 1965 agar tahap-tahap konstruksi awal dapat terlihat.[114][115]
Struktur 34 adalah sebuah piramida di Akropolis Utara yang dibangun oleh Siyaj Chan K'awiil II di atas makam ayahnya, Yax Nuun Ayiin I. Di puncak piramida ini terdapat tempat pemujaan dengan tiga ruangan yang berderet.[108]
Struktur 5D-43 adalah sebuah kuil yang berbentuk tidak lazim di Alun-Alun Timur. Kuil ini didirikan di atas kompleks piramida kembar yang sudah ada sebelumnya. Struktur ini terletak di ujung lapangan bola Alun-Alun Timur dan memiliki empat pintu masuk dan tiga tangga, sementara sisi keempatnya (di selatan) terlalu berdekatan dengan Akropolis Pusat sehingga tangga tidak terdapat ruang untuk tangga.[117] Bangunan ini memiliki landasan berlanggam talud-tablero yang telah dimodifikasi dari gaya yang aslinya berasal dari Teotihuacan. Bahkan muncul dugaan bahwa langgam bangunan ini lebih mirip dengan El Tajin dan Xochicalco alih-alih Teotihuacan. Panel tablero vertikal berada di antara panel-panel talud yang condong ke arah dalam, dan panel tablero juga dihiasi dengan lambang-lambang berbentuk piringan yang berpasangan. Sementara itu, lambang bunga besar ditempatkan di panel-panel talud yang terkait dengan simbol Venus dan bintang yang digunakan di Teotihuacan. Atap struktur ini sendiri dihiasi dengan frieze, walaupun tidak banyak yang tersisa saat ini; frieze-frieze tersebut menunjukkan wajah yang mengerikan (mungkin wajah jaguar) dengan kepala lain yang keluar dari mulutnya.[116] Kepala kedua memiliki lidah yang bercabang dua, tetapi mungkin ini bukan kepala ular.[118] Kuil ini dan lapangan bola yang terkait dengannya mungkin dapat ditilik kembali ke masa pemerintahan Nuun Ujol Chaak atau anaknya, Jasaw Chan K'awiil I, pada akhir abad ke-7.[119]
Struktur 5C-49 memiliki langgam arsitektur yang jelas-jelas terkait dengan Teotihuacan. Struktur ini memiliki langkan (kenampakan arsitektur yang sangat jarang ditemui di kawasan Maya) dan tampak depan talud-tablero. Struktur ini berasal dari abad ke-4 M.[120] Struktur 5C-49 terletak di dekat piramida Mundo Perdido.[121]
Struktur 5C-53 adalah landasan kecil berlanggam Teotihuacan yang berasal dari sekitar tahun 600 M. Landasan ini memiliki tangga di keempat sisinya dan tidak menopang struktur lain di atasnya.[106]
Piramida Mundo Perdido (Struktur 5C-54) adalah struktur terbesar di kompleks Mundo Perdido.[122] Piramida ini terletak di bagian barat daya pusat kota Tikal, di sebelah selatan Kuil III, dan di sebelah barat Kuil V.[91][93][123] Piramida ini dihiasi dengan patung stuko yang menggambarkan dewa matahari, dan piramida ini sendiri berasal dari zaman Praklasik Akhir;[13] piramida ini merupakan bagian dari struktur tertutup yang masih utuh dan tidak terpengaruh oleh kegiatan pembangunan pada masa-masa berikutnya di Tikal. Pada penghujung zaman Praklasik Akhir, piramida ini merupakan salah satu struktur terbesar di kawasan Maya.[91] Bentuk akhir piramida ini diselesaikan pembangunannya pada masa pemerintahan Chak Tok Ich'aak pada abad ke-4 M pada zaman Klasik Awal dengan tinggi 30 m, tangga di keempat sisinya, serta puncak datar yang mungkin menopang struktur lain yang terbuat dari bahan yang tidak tahan lama.[120][124] Walaupun alun-alunnya kemudian mengalami perubahan yang cukup besar, susunan kuil-kuil di sisi timur kompleks ini pada dasarnya sesuai dengan tata letak Gugus E dan mungkin bangunan-bangunan tersebut berfungsi sebagai observatorium matahari.[125]
Struktur 5D-96 adalah kuil utama di sisi timur Alun-Alun Tujuh Kuil. Kuil ini sudah dipugar dan tembok luar di bagian belakangnya dihiasi dengan motif-motif tengkorak dan tulang.[126]
Gugus 6C-16 adalah kompleks hunian kaum elite yang sudah digali seutuhnya. Bangunan-bangunan ini terletak beberapa ratus meter di sebelah selatan Kompleks Mundo Perdido, dan hasil penggalian di daerah ini telah menemukan patung-patung stuko, lukisan-lukisan dinding yang menggambarkan pemain bola, relief-relief, dan bangunan-bangunan dengan ciri khas Teotihuacan.[120]
Lapangan Bola Alun-Alun Besar adalah lapangan bola kecil yang terletak di antara Kuil I dan Akropolis Pusat.[105]
Istana Kelelawar juga dikenal dengan sebutan Istana Jendela-Jendela dan terletak di sebelah barat Kuil III.[127] Istana ini memiliki dua lantai. Lantai bawahnya memiliki dua deretan ruangan, sementara di lantai atas hanya ada satu deretan. Istana ini juga memiliki grafiti kuno dan jendela yang rendah.[106]
Kompleks N terletak di sebelah barat Istana Kelelawar dan Kuil III. Kompleks ini berasal dari tahun 711 M.[128]
Altar 5 dihiasi dengan ukiran dua bangsawan, salah satunya mungkin adalah Jasaw Chan K'awiil I. Mereka digambarkan sedang melakukan ritual dengan menggunakan tulang belulang seorang perempuan yang berkedudukan penting.[129] Altar 5 ditemukan di Kompleks N, yang terletak di sebelah barat Kuil III.[109]
Altar 8 berisi ukiran seorang tawanan yang terikat.[130] Altar ini ditemukan di dalam Kompleks P di Gugus H dan kini disimpan di Museo Nacional de Arqueología y Etnología, Kota Guatemala.[92]
Altar 9 terkait dengan Prasasti 21 dan memiliki pahatan seorang tawanan yang terikat. Altar ini terletak di hadapan Kuil VI.[78]
Altar 10 diukir dengan seorang tawanan yang sedang diikat di sebuah rangka.[130] Altar ini terletak di pagar utara Gugus Q, yakni sebuah kompleks piramida kembar, dan altar ini kondisinya sudah lapuk.[78]
Altar 35 adalah monumen polos yang terkait dengan Prasasti 43. Pasangan prasasti-altar ini terletak di dasar tangga Kuil IV.[131]
Di Tikal, balok-balok kayu sawo manila dijadikan ambang yang melintang di atas pintu-pintu bagian dalam kuil. Balok-balok ini dihiasi dengan ukiran yang paling rumit di wilayah Maya.[133]
Ambang 3 di Kuil IV dibawa ke Basel, Swiss, pada abad ke-19. Kondisinya masih sangat terjaga, dan ambang ini menggambarkan Yik'in Chan K'awiil yang sedang duduk di atas tandu.[132]
Prasasti 1 berasal dari abad ke-5 dan menggambarkan raja Siyaj Chan K'awiil II yang sedang berdiri.[134]
Prasasti 4 dapat ditilik kembali ke tahun 396 pada masa kekuasaan Yax Nuun Ayiin setelah berlangsungnya campur tangan Teotihuacan di wilayah Maya.[135] Prasasti ini menunjukkan perpaduan unsur Maya dan Teotihuacan serta dewa-dewa dari kedua kebudayaan tersebut. Di prasasti ini terdapat gambar raja dengan Dewa Jaguar Bawah Tanah di bawah satu tangan dan dewa Tlaloc dari Meksiko di bawah tangan yang lainnya. Penutup kepalanya merupakan Ular Perang Teotihuacan dengan penggambaran yang lebih sederhana. Tidak seperti ukiran-ukiran Maya lainnya (tetapi merupakan ciri khas Teotihuacan), Yax Nuun Ayiin digambarkan dengan wajah yang menghadap ke depan dan bukan dari samping.[136]
Prasasti 5 dipersembahkan oleh Yik'in Chan K'awiil pada tahun 744.[137]
Prasasti 6 sudah rusak berat. Prasasti ini berasal dari tahun 514 dan berisi nama "Putri Tikal" yang merayakan akhir k'atun ke-4 pada tahun tersebut.[138]
Prasasti 10 berkaitan dengan Prasasti 12, tetapi sudah rusak berat. Prasasti ini mendeskripsikan kenaikan takhta Kaloomte' B'alam pada permulaan abad ke-6 dan peristiwa-peristiwa yang berlangsung pada awal masa kekuasaannya, termasuk penangkapan tawanan.[139]
Prasasti 11 adalah monumen terakhir yang didirikan di Tikal; prasasti ini dipersembahkan oleh Jasaw Chan K'awiil II pada tahun 869.[72]
Prasasti 12 dikaitkan dengan seorang ratu yang bernama "Putri Tikal" dan raja Kaloomte' B'alam. Prasasti ini mendeskripsikan sang ratu sedang menunaikan ritual akhir tahun, tetapi monumen ini dipersembahkan untuk kehormatan sang raja.[140]
Prasasti 16 dipersembahkan pada masa kekuasaan Jasaw Chan K'awiil I pada tahun 711. Ukiran di prasasti ini (termasuk gambar sang raja dan teks-teks hieroglif) hanya ada di bagian depan prasasti.[137] Prasasti ini dapat ditemui di Kompleks N, di sebelah barat Kuil III.[109]
Prasasti 18 adalah salah satu dari dua prasasti yang didirikan oleh Yax Nuun Ayiin I untuk merayakan k'atun yang berakhir pada tahun 396 M. Prasasti ini didirikan kembali di dasar Kuil 34 yang merupakan kuil pemakamannya.[141]
Prasasti 19 dipersembahkan oleh Yax Nuun Ayiin II pada tahun 790.[137]
Prasasti 20 didirikan di Kompleks P, di Gugus H, dan kemudian dipindahkan ke Museo Nacional de Arqueología y Etnología di Kota Guatemala.[92]
Prasasti 21 dipersembahkan oleh Yik'in Chan K'awiil pada tahun 736.[137] Hanya bagian bawah prasasti ini yang masih utuh, sisanya sudah rusak pada zaman dahulu kala. Ukiran yang tersisa memiliki mutu yang tinggi, yang meliputi ukiran kaki seseorang dan teks hieroglif yang menyertainya. Prasasti ini dikaitkan dengan Altar 9 dan terletak di depan Kuil VI.[78]
Prasasti 22 dipersembahkan oleh Yax Nuun Ayiin II pada tahun 771 di pagar utara Gugus Q, sebuah kompleks piramida kembar.[137] Wajah tokoh di prasasti ini sudah rusak.[78]
Prasasti 23 mengalami kerusakan pada zaman kuno dan didirikan kembali di kompleks tempat tinggal. Gambar yang sudah rusak di prasasti ini merupakan gambar "Putri Tikal", putri Chak Tok Ich'aak II yang menjadi ratu pada saat masih berumur enam tahun, tetapi tidak pernah berkuasa sendiri dan selalu berkuasa bersama dengan seorang penguasa laki-laki. Prasasti ini berasal dari permulaan abad ke-6.[138]
Prasasti 24 didirikan di kaki Kuil 3 pada tahun 810. Prasasti ini berdiri bersamaan dengan Altar 7. Keduanya terpecah berkeping-keping pada zaman kuno, tetapi nama Matahari Gelap masih dapat dilihat di tiga kepingan.[71]
Prasasti 26 dapat ditemui di tempat pemujaan di puncak Kuil 34 di bawah sebuah altar batu yang sudah rusak. Prasasti ini awalnya didirikan di dasar kuil pada zaman Klasik Awal dan kemudian mengalami kerusakan kemungkinan pada permulaan zaman Klasik Akhir. Kuil ini lalu tetap tersembunyi di bawah tempat pemujaan kuil.[142]
Prasasti 29 memiliki tanggal Hitung Panjang (8.12.14.8.15) yang sama dengan tahun 292 M, sehingga tanggal di prasasti ini merupakan tanggal Hitung Panjang pertama yang tercatat di dataran rendah Maya.[37] Prasasti ini juga merupakan salah satu monumen pertama yang mengandung glif lambang Tikal. Di prasasti ini terdapat ukiran raja yang menghadap ke kanan, memegang kepala seorang dewa jaguar bawah tanah (salah satu dewa pelindung kota). Prasasti ini dihancurkan dengan sengaja pada abad ke-6 atau sesudahnya, bagian atasnya diambil dan dibuang ke tumpukan sampah di dekat Kuil III, dan kemudian ditemukan oleh para arkeolog pada tahun 1959.[143][144]
Prasasti 30 adalah monumen pertama yang didirikan setelah masa Rumpang. Gaya dan ikonografinya mirip dengan Caracol, salah satu musuh besar Tikal.[137]
Prasasti 31 adalah monumen yang dibangun untuk merayakan kenaikan takhta Siyaj Chan K'awiil II. Di prasasti ini juga terdapat dua gambar ayahnya, Yax Nuun Ayiin, sebagai seorang pemuda yang memakai pakaian prajurit Teotihuacan. Ia membawa sebuah pelempar lembing dan juga sebuah perisai yang dihiasi dengan gambar Tlaloc.[146] Pada zaman kuno, prasasti ini dipecah dan bagian atasnya dipindahkan ke puncak Kuil 33 dan dimakamkan dalam ritual.[147] Prasasti 31 telah disebut-sebut sebagai ukiran terbaik dari zaman Klasik Awal yang masih bertahan di Tikal. Teks hieroglif yang panjang diukir di bagian belakang monumen, dan merupakan teks terpanjang yang masih bertahan dari zaman Klasik Awal.[145] Teks ini menjelaskan peristiwa kedatangan Siyah K'ak' di El Peru dan Tikal pada Januari 378.[39] Prasasti ini juga merupakan prasasti pertama di Tikal yang diukir di keempat sisinya.[148]
Prasasti 32 adalah monumen yang sudah terbelah dengan ukiran berlanggam Teotihuacan yang menggambarkan penguasa kota tersebut dengan atribut-atribut dewa Tlaloc.[149]
Prasasti 39 adalah monumen yang sudah terbelah dan didirikan di kompleks Mundo Perdido. Bagian atas prasastinya sudah hilang, tetapi bagian bawahnya menunjukkan tubuh bagian bawah Chak Tok Ich'aak yang memegang sebuah kapak dari batu rijang di tangan kirinya. Ia sedang menginjak seorang tawanan yang terikat dan berpakaian mewah. Monumen ini berasal dari tahun 376 M. Teks di bagian belakangnya mendeskripsikan ritual pengeluaran darah untuk merayakan akhir ka'tun.[124] Prasasti ini juga menyebut nama ayah Chak Tok Ich'aak I, K'inich Muwaan Jol.[37]
Prasasti 40 berisi gambar Kan Chitam dan berasal dari tahun 468 M.[150]
Prasasti 43 berpasangan dengan Altar 35. Monumen ini merupakan monumen polos yang terletak di dasar tangga Kuil IV.[131]
Makam 1 adalah sebuah makam yang terletak di kompleks Mundo Perdido. Sebuah mangkuk keramik telah ditemukan di makam ini dengan gagang yang berbentuk kepala dan leher tiga dimensi seekor burung yang muncul dari tubuh dua dimensi yang dilukis di tutupnya.[152]
Makam 10 adalah makam Yax Nuun Ayiin.[32] Makam ini terletak di bawah Struktur 34 di Akropolis Utara. Makam ini berisi banyak persembahan, termasuk bejana keramik dan makanan, dan sembilan pemuda dikorbankan untuk menemani mendiang raja.[108] Seekor anjing juga dimakamkan bersama dengan jenazah raja. Guci-guci di dalam makam diberi stuko dan dilukis, dan menunjukkan perpaduan gaya Maya dan Teotihuacan.[147] Salah satu persembahan di makam tersebut adalah pedupaan dengan bentuk dewa bawah tanah yang sudah tua yang duduk di atas kursi yang terbuat dari tulang manusia dan memegang kepala yang terputus.[153] Makam ini ditutup dengan pelengkung korbel, dan lalu piramida dibangun di atasnya.[108]
Makam 48 umumnya dianggap sebagai makam Siyaj Chan K'awil. Makam ini terletak di bawah Kuil 33 di Akropolis Utara.[113][154] Ruangan di makam berisi jenazah raja bersama dengan dua remaja yang dikorbankan untuk menemaninya.[154] Tembok makam dilapisi dengan stuko putih yang dilukis dengan hieroglif yang juga mengandung tanggal Hitung Panjang yang sama dengan 20 Maret 457; kemungkinan ini adalah tanggal kematian atau pemakaman sang raja.[53] Tulang belulang sang raja tidak ditemukan tengkoraknya, tulang pahanya, dan salah satu tangannya, sementara tulang-tulang para tumbal masih utuh.[104]
Makam 85 berasal dari zaman Praklasik Akhir dan berada di bawah sebuah landasan dengan pelengkung korbel primitif. Di makam ini terdapat kerangka seorang laki-laki yang tidak memiliki tengkorak dan tulang paha.[25][30] Pendiri dinasti penguasa Tikal, Yax Ehb' Xook, telah dikaitkan dengan makam yang terletak di bawah pusat Akropolis Utara ini.[25] Orang yang disemayamkan di makam ini kemungkinan tewas dalam pertempuran dan tubuhnya dipotong-potong oleh musuhnya, dan lalu mayatnya dipungut dan dimakamkan oleh pengikutnya. Tulang-tulangnya dibungkus dengan kain untuk membentuk buntalan tegak.[155] Kepala yang hilang digantikan oleh sebuah topeng batu hijau kecil dengan mata dan gigi yang terbuat dari cangkang.[25][156] Topeng ini memiliki lambang penguasa di dahinya.[54] Di dalam makam tersebut juga terdapat duri ikan pari, cangkang Spondylus, dan dua puluh enam bejana keramik.
Makam 116 adalah makam Jasaw Chan K'awiil I. Makam ini merupakan ruangan berlengkung yang besar di dalam piramida di bawah Alun-Alun Besar. Di dalam makamnya terdapat persembahan jadeit, keramik, cangkang, dan karya seni. Jenazah sang raja ditutupi dengan ornamen-ornamen giok, termasuk kalung dengan manik-manik yang besar, seperti yang dapat dilihat dalam ukiran-ukiran gambar raja. Salah satu benda paling luar biasa yang ditemukan di dalam makam ini adalah bejana mosaik giok dengan tutup yang dihiasi dengan ukiran gambar sang raja.[157]
Makam 195 dibanjiri lumpur pada zaman kuno. Banjir ini telah menutupi benda-benda kayu yang akhirnya ditemukan dalam keadaan lapuk saat makamnya digali, sehingga terdapat lubang-lubang di lumpur yang telah mengering. Para arkeolog mengisi lubang-lubang ini dengan stuko dan lalu berhasil memperoleh empat objek yang menggambarkan dewa K'awiil, sementara benda-benda kayu aslinya sudah musnah.[158][159]
Makam 196 adalah sebuah makam kerajaan dari zaman Klasik Akhir yang berisi bejana mosaik giok dengan kepala Dewa Jagung di atasnya.[12]
Seamless Wikipedia browsing. On steroids.
Every time you click a link to Wikipedia, Wiktionary or Wikiquote in your browser's search results, it will show the modern Wikiwand interface.
Wikiwand extension is a five stars, simple, with minimum permission required to keep your browsing private, safe and transparent.