Loading AI tools
kabupaten di Indonesia, di pulau Madura Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas
Kabupaten Sampang (Hanacaraka: ꦱꦩ꧀ꦥꦁ, Pegon: سامڤاڠ, pelafalan dalam bahasa Indonesia: [sam.paŋ]) adalah sebuah wilayah kabupaten yang ada di Pulau Madura. Kabupaten ini terletak di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Ibu kotanya adalah Kecamatan Sampang. Kabupaten ini berbatasan dengan Laut Jawa di utara, Selat Madura di selatan, Kabupaten Bangkalan di barat, dan Kabupaten Pamekasan di timur.[9][10]
Kabupaten Sampang
| |
---|---|
Transkripsi bahasa daerah | |
• Madura | Sampang (Latèn) سامڤاڠ (Pèghu) ꦯꦩ꧀ꦥꦁ (Carakan) |
• Jawa | Sêmpang (Gêdrig) سۤمڤاڠ (Pégon) ꦱꦼꦩ꧀ꦥꦁ (Hånåcåråkå) |
Julukan:
| |
Motto: | |
Koordinat: 7.05°S 113.25°E | |
Negara | Indonesia |
Provinsi | Jawa Timur |
Tanggal berdiri | 8 Agustus 1950 |
Dasar hukum | UU No. 12/1950 |
Hari jadi | 23 Desember 1624 |
Pendiri | Cakraningrat I |
Dinamai berdasarkan | Sèmpang (Madura) "Terlewati/Terlalui" |
Ibu kota | Sampang |
Jumlah satuan pemerintahan | |
Pemerintahan | |
• Bupati | Rudi Arifiyanto (Pj.) |
• Wakil Bupati | Lowong |
• Sekretaris Daerah | Yuliadi Setiawan |
• Ketua DPRD | Rudi Kurniawan |
Luas | |
• Total | 1.233,08 km2 (476,09 sq mi) |
Ketinggian | 15 m (49 ft) |
Ketinggian tertinggi | 300 m (1,000 ft) |
Ketinggian terendah | 0 m (0 ft) |
Populasi | |
• Total | 988.360 |
• Kepadatan | 805/km2 (2,080/sq mi) |
• Laki-laki | 488.900 |
• Perempuan | 499.460 |
Demonim | Sampangan |
Demografi | |
• Agama | |
• Bahasa | Indonesia (resmi), Madura (dominan), Jawa, Inggris, Arab, Mandarin, dan lainnya |
• IPM | 66,19 (0.661) Sedang (2023)[4] |
Zona waktu | UTC+07:00 (WIB) |
Kode pos | |
Kode BPS | |
Kode area telepon | +62 323 |
Pelat kendaraan | M xxxx O*/P*/Q*/R*/S*/T* |
Kode Kemendagri | 35.27 |
Kode SNI 7657:2023 | SPG |
APBD | Rp 1.987.083.730.327,- (2023)[5] |
PAD | Rp 320.860.119.660,- (2023)[6] |
DAU | Rp 809.592.834.000,- (2023)[7] |
DAK | Rp 85.601.181.000,- (2023)[8] |
Semboyan daerah | Sampang Hebat Bermartabat |
Flora resmi | Jambu camplong |
Fauna resmi | Kera nepa |
Situs web | sampangkab |
Sejarah kuno Sampang hanya dikenal dari beberapa prasasti dengan Sangkala Chandra. Dalam tradisi Jawa, adalah suatu representasi visual yang berbunyi hukum empat kata yang masing-masing menghasilkan angka. Ini memberikan makna tanggal secara penanggalan Saka.[11]
Candra Sangkala pertama ditemukan di situs Sumur Daksan di desa Dalpenang, membaca angka 757 Saka atau 835 Masehi itu menandakan adanya komunitas kaum Budha yang dipimpin oleh Resi (guru spiritual).
Candra Sangkala kedua ditemukan di situs Bujuk Nandi, di desa Kamoning Kabupaten Sampang, yang terbaca sebagai Saka 1301 atau 1379 M. Situs itu menyebutkan adanya sebuah komunitas yang dipimpin oleh seorang Resi bernama Durga Shiva Mahesasura Mardhini. The Nandi banteng adalah vahana atau kendaraan Dewa Shiwa.
Candra Sangkala ketiga ditemukan di situs Pangeran Bangsacara di desa Polagan, menandakan tahun 1383, ketika pembangunan sebuah kuil Buddha dengan ber-relief yang menceritakan kisah seorang pangeran bernama Bangsacara dan berisi pesan moral dan ajaran agama. Kita dapat menyimpulkan keberadaan masyarakat Shaivite dan Buddha di kabupaten Sampang antara tahun 1379 dan 1383.
Candra Sangkala keempat ditemukan di situs Pangeran Santomerto yang menunjukkan tanggal kematian pangeran Santomerto, paman Praseno sesuai dengan tahun 1574.
Candra Sangkala kelima yang terukir di sayap kiri dari portal utama makam ibu Praseno di Madegan. Ini melambangkan naga melalui kepala ke ekor dengan panah. Ini melambangkan tahun 1546 Saka atau 1624 M. Ini adalah tahun dimana Praseno diangkat oleh Sultan Agung dengan gelar Pangeran Cakraningrat I.
Berangkat dari temuan prasasti dan situs itulah, akhirnya Pemkab Sampang menggelar Seminar Penentuan Hari Jadi Kabupaten Sampang. Yang diundang sebagai pembicara antara lain, peneliti sejarah dari Fakultas Sastra Jurusan Arkeologi Universitas Gajah Mada (UGM) Jogjakarta. Kesimpulan seminar, situs Sumur Daksan, Buju’ Nandi, Bangsacara, dan Pangeran Santo Merto dinyatakan tidak bisa dijadikan sebagai referensi. Alasannya, tidak ada bukti atau referensi kepustakaan otentik yang mendukung.
Khusus prasasti Pangeran Santo Merto, sebenarnya disertai bukti tulisan ahli sejarah asal Belanda, H. J. De Graff. Tapi, tulisan tersebut dinyatakan tidak representatif dijadikan dasar penetapan Hari Jadi Kabupaten Sampang. Setelah melalui adu argumentasi dan pengkajian ilmiah secara mendalam, akhirnya situs Makam Rato Ebuh yang ditetapkan sebagai acuan untuk menentukan Hari Jadi Kabupaten Sampang.[12]
Pada masa kerajaan Majapahit di Sampang ditempatkan seorang Kamituwo yang pangkatnya hanya sebagai patih. Pada masa itu, dapat dikatakan sudah terdapat kepatihan yang berdiri sendiri.[13]
Setelah Majapahit mulai mengalami kemunduran, di Sampang berkuasa Ario Lembu Peteng atau terkenal dengan sebutan Bondan Kejawan atau Ki Ageng Tarub II atau Prabu Brawijaya VI, Putera ke-14 dari Raja Majapahit Prabu Bhre Kertabhumi atau Prabu Brawijaya V atau Raden Alit dengan selirnya yaitu Puteri Champa yang bernama Ratu Dworo Wati atau Puteri Wandan Kuning. Lembu Peteng akhirnya pergi memondok di Masjid Ampel dan meninggal di sana. Pengganti Kamituwo di Sampang adalah putera yang tertua yakni Ario Menger yang keratonnya tetap di Madekan. Menger berputera 3 orang laki-laki ialah:
Ario Pratikel mempunyai anak perempuan yang bernama Nyai Ageng Budo yang menikah dengan Ario Pojok yang merupakan putera dari Ario Kudut, Ario Kudut sendiri merupakan putera dari Ario Timbul. Ario Timbul merupakan putera dari hasil pernikahan antara Menak Senojo dengan Nyai Peri Tunjung Biru Bulan atau yang bergelar Puteri Tunjung Biru Sari. Pernikahan antara Nyai Ageng Budo dengan Ario Pojok membuahkan keturunan yang bernama Kyai Demang (Demangan adalah tempat kelahirannya).
Kabupaten Sampang secara administrasi terletak dalam wilayah Provinsi Jawa Timur yang secara geografis terletak di antara 113o 08'–113o39' Bujur Timur dan 6o05'–7o 13' Lintang Selatan. Kabupaten Sampang terletak ± 100 Km dari Surabaya, dapat dengan melalui Jembatan Suramadu kira-kira 1,5 jam atau dengan perjalanan laut kurang lebih 45 menit dilanjutkan dengan perjalanan darat ± 2 jam. Secara keseluruhan Kabupaten Sampang mempunyai luas wilayah sebanyak 1.233,30 km². Proporsi luasan 14 kecamatan terdiri dari 6 kelurahan dan 180 Desa. Kecamatan Banyuates dengan luas 141,03 Km2 atau 11,44 % yang merupakan Kecamatan terluas, sedangkan Kecamatan terkecil adalah Pangarengan dengan luas hanya 42,7 Km2 (3,46 %).[14][15]
Batas-batas wilayah Kabupaten Sampang sebagai berikut:[16]
Utara | Laut Jawa |
Timur | Kabupaten Pamekasan |
Selatan | Selat Madura |
Barat | Kabupaten Bangkalan |
Wilayah Kabupaten Sampang beriklim tropis basah dan kering (Aw) dengan dua musim, yaitu musim kemarau dan musim hujan. Musim kemarau di wilayah Sampang berlangsung pada periode Mei–Oktober dengan bulan terkering adalah Agustus yang curah hujan bulanannya kurang dari 20 mm per bulan. Sementara itu, musim penghujan di wilayah Sampang berlangsung pada periode November–April dengan bulan terbasah adalah Januari yang curah hujan bulanannya lebih dari 240 mm per bulan. Curah hujan tahunan di wilayah Sampang berkisar antara 1.200–1.700 mm per tahun dengan jumlah hari hujan berkisar pada 80–120 hari hujan per tahun. Suhu udara di wilayah ini pun berkisar antara 21°–33 °C dengan tingkat kelembapan relatif sebesar ±77%.
Data iklim Sampang, Jawa Timur, Indonesia | |||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Bulan | Jan | Feb | Mar | Apr | Mei | Jun | Jul | Agt | Sep | Okt | Nov | Des | Tahun |
Rata-rata tertinggi °C (°F) | 31 (88) |
31.1 (88) |
31.3 (88.3) |
31.7 (89.1) |
32 (90) |
31.6 (88.9) |
31.3 (88.3) |
31.8 (89.2) |
32.4 (90.3) |
33.2 (91.8) |
33.1 (91.6) |
31.7 (89.1) |
31.85 (89.38) |
Rata-rata harian °C (°F) | 26.8 (80.2) |
26.9 (80.4) |
27 (81) |
27.2 (81) |
27.2 (81) |
26.2 (79.2) |
26.5 (79.7) |
27.2 (81) |
27.9 (82.2) |
28.2 (82.8) |
28.1 (82.6) |
27.2 (81) |
27.2 (81.01) |
Rata-rata terendah °C (°F) | 22.7 (72.9) |
22.7 (72.9) |
22.7 (72.9) |
22.8 (73) |
22.6 (72.7) |
21.8 (71.2) |
21.1 (70) |
21.2 (70.2) |
21.7 (71.1) |
22.7 (72.9) |
23.2 (73.8) |
22.8 (73) |
22.33 (72.22) |
Presipitasi mm (inci) | 255 (10.04) |
224 (8.82) |
194 (7.64) |
138 (5.43) |
79 (3.11) |
39 (1.54) |
24 (0.94) |
6 (0.24) |
20 (0.79) |
38 (1.5) |
129 (5.08) |
214 (8.43) |
1.360 (53,56) |
Rata-rata hari hujan | 19 | 17 | 14 | 11 | 6 | 4 | 2 | 1 | 2 | 3 | 10 | 16 | 105 |
% kelembapan | 83 | 82 | 80 | 79 | 75 | 74 | 71 | 71 | 74 | 77 | 80 | 84 | 77.5 |
Rata-rata sinar matahari bulanan | 172 | 169 | 198 | 219 | 230 | 249 | 274 | 295 | 292 | 273 | 226 | 185 | 2.782 |
Sumber #1: Climate-Data.org [17] & BMKG [18] | |||||||||||||
Sumber #2: Weatherbase [19] |
Berikut adalah nama-nama Bupati Sampang dari masa ke masa.
No. | Bupati | Mulai Menjabat | Akhir Menjabat | Prd. | Ket. | Wakil Bupati | ||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|
1 | R.T. Ario Sosrowinoto | 1929 | 1948 | 1 | — | |||
2 | R. Panji Muhammad Saleh Kusumowinoto | 1948 | 1950 | 2 | ||||
3 | RT. Moh. Iksan | 1950 | 1952 | 3 | ||||
4 | R. Suharjo | 1953 | 1956 | 4 | ||||
5 | K.H. Achmad Zaini | 1957 | 1959 | 5 | ||||
6 | M. Walihadi | 1960 | 1965 | 6 | ||||
7 | Faudzan Hafidz Suroso, B.A | 1966 | 1971 | 7 | ||||
8 | Joesoef Oenik | 1971 | 1978 | 8 | ||||
9 | Mursim | 1978 | 1985 | 9 | ||||
10 | Makboel | 1985 | 1990 | 10 | ||||
11 | R. Bagus Hinayana | 1990 | 1995 | 11 | ||||
12 | Fadhilah Budiono | 1995 | 2001 | 12 | ||||
2001 | 2006 | 13 | Said Hidayat | |||||
— | Drs. Chusnul Arifin D,MM. MSI. |
2006 | 2007 | — | [Ket. 1] | |||
13 | Noer Tjahja | 2008 | 2013 | 14 | Fannan Hasib | |||
14 | K.H. Fannan Hasib |
26 Februari 2013 | 3 Mei 2017 | 15 | Fadhilah Budiono | |||
(12) | Fadhilah Budiono | 3 Mei 2017 | 26 Februari 2018 | |||||
— | Drs. Ec. H. Jonatan Judianto MMT. |
26 Februari 2018 | 30 Januari 2019 | — | [Ket. 2] | |||
15 | H. Slamet Junaidi |
30 Januari 2019 | 30 Januari 2024 | 16 | H. Abdullah Hidayat | |||
— | Rudi Arifiyanto, S.Sos., M.A., M.SE. |
30 Januari 2024 | Petahana | — | [Ket. 3] | |||
|
Komposisi anggota DPRD Kabupaten Sampang selama tiga periode adalah sebagai berikut:
Kabupaten Sampang terdiri dari 14 kecamatan, 6 kelurahan, dan 180 desa (dari total 666 kecamatan, 777 kelurahan, dan 7.724 desa di Jawa Timur). Pada tahun 2017, jumlah penduduknya mencapai 844.872 jiwa dengan luas wilayah 1.233,08 km² dan sebaran penduduk 685 jiwa/km².[23][24]
Daftar kecamatan dan kelurahan di Kabupaten Sampang, adalah sebagai berikut:
Kode Kemendagri | Kecamatan | Jumlah Kelurahan | Jumlah Desa | Status | Daftar Desa/Kelurahan |
---|---|---|---|---|---|
35.27.09 | Banyuates | 20 | Desa | ||
35.27.04 | Camplong | 14 | Desa | ||
35.27.07 | Jrengik | 14 | Desa | ||
35.27.14 | Karangpenang | 7 | Desa | ||
35.27.06 | Kedungdung | 18 | Desa | ||
35.27.12 | Ketapang | 14 | Desa | ||
35.27.05 | Omben | 20 | Desa | ||
35.27.13 | Pangarengan | 6 | Desa | ||
35.27.10 | Robatal | 9 | Desa | ||
35.27.03 | Sampang | 6 | 12 | Desa | |
Kelurahan | |||||
35.27.11 | Sokobanah | 12 | Desa | ||
35.27.01 | Sreseh | 12 | Desa | ||
35.27.08 | Tambelangan | 10 | Desa | ||
35.27.02 | Torjun | 12 | Desa | ||
TOTAL | 6 | 180 |
Kabupaten Sampang mempunyai 1 buah pulau berpenghuni yang terletak di sebelah selatan Kecamatan Sampang. Nama pulau tersebut adalah Pulau Mandangin, luas Pulau Mandangin sebesar 1,650 km2. Akses transportasi ke Pulau Mandangin adalah dengan menggunakan transportasi air dalam hal ini adalah perahu motor yang berada di Pelabuhan Tanglok. Perjalanan dari Pelabuhan Tanglok menuju Pulau Mandangin ini membutuhkan waktu 30 menit. Masakan khas kota ini adalah kaldu. Selain itu makanan khasnya adalah nasi jagung.
No | Nama Pulau | Luas | Keterangan |
---|---|---|---|
01 | Pulau Mandangin | 1,650 km2 | Berpenghuni |
== tidak ada orang yang mengetahui secara pasti. Konon diyakini oleh masyarakatnya bahwa tradisi ini telah berlangsung ratusan tahun lamanya, bahkan ada yang meyakini telah berlangsung dua abad lamanya. Dua orang tokoh sakti yang namanya selalu disebut-sebut ialah Buju' Toban dan Buju' Bung Kenek. Berasal dari manakah dua orang tokoh yang dimitoskan sakti tersebut, juga tidak di ketahui secara pasti.
Masyarakat mayakini kedua tokoh sakti tersebut berasal dan Banjar (wilayah Kalimantan), yakni tokoh pelarian perang pada tempo dulu yang akhimya menetap di desa tersebut (desa Banjar) Kecamatan Kedungdung. Kedua tokoh tersebut dikenal ahli membuat senjata sakti, dengan bahan baku tanah Iiat (lempung) Karena kesaktiannya, dan mantra-mantra yang dimilikinya maka senjata atau tersebut menjadi amat kuat, dapat digunakan untuk berburu binatang buas dan dapat pula untuk melindungi warga masyarakat bila ada musuh atau gangguan binatang buas.
Bentuk senjata (pusaka) tradisional itu amat beragam, misalnya berbentuk tombak, clurit, pedang, linggis dan pisau bermata dua. Jumlah senjata tradisional itu semula sebanyak 50, tetapi yang tersisa pada tangan anak cucu kedua tokoh tersebut hanya 24 senjata. Ke manakah raibnya yang lain (26 senjata)? Tampaknya warga masyarakat tidak ada yang mengetahuinya. Senjata tersebut merupakan warisan budaya dan warisan keluarga anak cucu kedua tokoh tersebut.
Berdasarkan wasiat lisan leluhurnya, senjata tradisional tersebut tidak diperkenankan untuk dipindah-tangankan (dijual atau dimiliki orang lain yang bukan keturunannya). Sampai sekarang ini, senjata tersebut tetap disimpan di belakang Masjid Banjar. Upacara gumbak dilaksanakan bersamaan dengan upacara bersih desa, setahun sekali.
Pada masa tertentu, misalnya kemarau panjang, upacara ini dapat dilaksanakan sambil melaksanakan Shalat Istisqa'. Tujuan upacara tersebut untuk mengucapkan syukur kepada Allah SWT, dan memohon agar desa tersebut diberi kesuburan tanah, kemakmuran dan ketentraman. Tempat upacara secara rutin telah ditetapkan yaitu di Buju' Tenggina, tanah Galis atau tanah paokalan (tanah tempat pertarungan pendekar). Pendekar yang memenangkan pertarungan di Paokalan dinyatakan sebagai patriot pembela/penjaga keamanan desa di Buju' Toban, Buju' Bundaya dan Buju' Banjar. (Bahasa Madura okol = pertarungan bela diri / semacam olahraga bela diri).
Pelaksanaan upacara di atas dipimpin oleh tokoh masyarakat / pemuka agama. Biasanya sebelum upacara diadakan pembacaan Khatmil Qur'an / Khatam Al Qur'an, dalam rangkaian memohon ampunan dan ridho dari Yang Maha Kuasa Allah SWT.
Sumber: kikanarahman.blogspot.com
Fasilitas | Status | Lokasi |
---|---|---|
Bandara Udara | Ada berupa SLH Heliport | Di Shorebase Camplong |
Terminal Regional | Ada | Jalan Teuku Umar |
Stasiun Kereta Api | Pernah ada sampai th 1983 | |
Pelabuhan | Tidak Ada | |
Rumah Sakit Daerah | Ada | RSUD Sampang Jl Rajawali No 10 Sampang 69214. Telp: 0323 323956 Fax: 0323 324956 |
Tempat Pelelangan Ikan | Ada | Pelabuhan TPI Tanglok |
Pengadilan Negeri | Ada | Jl Jaksa Agung Suprapto No. 74 Sampang |
Lembaga Pemasyarakatan | Ada Diarsipkan 2012-11-12 di Wayback Machine. | Jl Wahid Hasyim No. 151 |
Bank | Mandiri | |
BRI | ||
BCA[pranala nonaktif permanen] | ||
BNI | ||
BANK JATIM Diarsipkan 2012-08-14 di Wayback Machine. | ||
Pasar Kota | ada | Pasar Sri Mangunan, Pasar Dek Gedek |
Pasar Kecamatan | ada | Pasar Sentol–Kedungdung, Pasar Omben, Pasar Tambelangan, Pasar Torjun, |
Seamless Wikipedia browsing. On steroids.
Every time you click a link to Wikipedia, Wiktionary or Wikiquote in your browser's search results, it will show the modern Wikiwand interface.
Wikiwand extension is a five stars, simple, with minimum permission required to keep your browsing private, safe and transparent.