Loading AI tools
Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas
I Gusti Ngurah Putu Wijaya (lahir 11 April 1944 ) adalah seorang sastrawan yang dikenal serba bisa. Ia adalah seorang penulis drama, cerpen, esai, novel, skenario film dan sinetron,[1] tokoh teater, dan pelukis
Putu Wijaya | |
---|---|
Lahir | I Gusti Ngurah Putu Wijaya 11 April 1944 Tabanan, Bali |
Pekerjaan | Penulis, tokoh teater, pelukis |
Bahasa | Indonesia |
Kebangsaan | Indonesia |
Pendidikan | Sarjana Hukum (Universitas Gadjah Mada) |
Periode | 1960-an – sekarang |
Genre | drama, novel, cerpen, esai |
Aliran sastra | Realisme magis |
Karya terkenal | Telegram, Pabrik, dll |
Penghargaan | Sayembara Novel Dewan Kesenian Jakarta1979 dan 1980 Penulis skenario terbaik dari Festival Film Indonesia 1980, 1985, dan 1992 |
Putu Wijaya adalah bungsu dari lima bersaudara seayah maupun dari tiga bersaudara seibu. Ia tinggal di kompleks perumahan besar, yang dihuni sekitar 200 orang, baik anggota keluarga dekat dan jauh. Putu mempunyai kebiasaan membaca sejak kecil. Ayahnya, I Gusti Ngurah Raka, seorang pensiunan punggawa yang keras dalam mendidik anak dan ibunya yang bernama Mekel Ermawati. Semula, ayahnya mengharapkan Putu jadi dokter. Namun, Putu lemah dalam ilmu pasti. Ia akrab dengan sejarah, bahasa, dan ilmu bumi.
Putu menulis sejak SMP. Tulisan pertamanya sebuah cerita pendek berjudul "Etsa" dimuat di harian Suluh Indonesia, Bali. Pertama kali main drama ketika di SMA, memainkan drama sendiri dan menyutradarai dengan kelompok yang didirikannya sendiri di Yogyakarta. Putu bergabung dengan Bengkel Teater pada 1967-1969. Kemudian ia bergabung dengan Teater Kecil di Jakarta. Sempat main satu kali dalam pementasan Teater Populer. Selanjutnya bergabung dengan Teater Mandiri yang didirikan pada tahun 1971, dengan konsep "Bertolak dari Yang Ada".[2]
Putu Wijaya sudah menulis kurang lebih 30 novel, 40 naskah drama, sekitar seribu cerpen, ratusan esei, artikel lepas, dan kritik drama. Ia juga telah menulis skenario film dan sinetron. Sebagai seorang dramawan, ia memimpin Teater Mandiri sejak 1971, dan telah mementaskan puluhan lakon di dalam maupun di luar negeri. Di antaranya yaitu mementaskan naskah Gerr (Geez), dan Aum (Roar) di Madison, Connecticut dan di LaMaMa, New York City, dan pada tahun 1991 membawa Teater Mandiri dengan pertunjukkan Yel keliling Amerika.[3] Puluhan penghargaan ia raih atas karya sastra dan skenario sinetron.
Cerita pendek karangannya kerap mengisi kolom pada Harian Kompas dan Sinar Harapan. Novel-novel karyanya sering muncul di majalah Kartini, Femina, dan Horison. Sebagai penulis skenario, ia telah dua kali meraih Piala Citra di Festival Film Indonesia (FFI), untuk Perawan Desa (1980), dan Kembang Kertas (1985). Sebagai seorang penulis fiksi yang produktif, sudah banyak buku yang dihasilkannya. Di antaranya, yang banyak diperbincangkan adalah Bila Malam Bertambah Malam, Telegram, Pabrik, Keok, Tiba-Tiba Malam, Sobat, dan Nyali. Sejumlah karyanya sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Belanda, Inggris, Rusia, Perancis, Jepang, Arab, dan Thailand.[4]
Komponis Ananda Sukarlan telah membuat dua "opera komedi" dari cerpen Putu Wijaya, yaitu Laki-Laki Sejati (pada pertunjukan perdananya dinyanyikan oleh dua soprano, Evelyn Merrelita dan Eriyani Tenga Lunga) dan Mendadak Kaya (dari cerpen "Kaya". Pertunjukan perdananya dinyanyikan oleh dua tenor Adi "Didut" Nugroho dan Pharel Jonathan Silaban). Dua opera ini sering dimainkan oleh penyanyi lain, antara lain oleh soprano terkemuka Mariska Setiawan .
Tahun | Judul | Peran | Catatan |
---|---|---|---|
1971 | Malin Kundang (Anak Durhaka) | Malin dewasa | Karya debut |
1972 | Kabut di Kintamani | ||
1973 | The Virgin of Bali | ||
1989 | Nyoman Cinta Merah Putih | ||
2011 | Serdadu Kumbang | Haji Mesa |
Tahun | Judul | Dikreditkan sebagai | Catatan | |
---|---|---|---|---|
Penulis | Sutradara | |||
1978 | Perawan Desa | Skenario | Tidak | |
1979 | Dr. Siti Pertiwi Kembali ke Desa | Skenario | Tidak | |
Bayang-Bayang Kelabu | Skenario | Tidak | ||
Sepasang Merpati | Skenario | Tidak | ||
1981 | dr. Karmila | Skenario | Tidak | |
1982 | Bunga Bangsa | Cerita dan skenario | Tidak | |
Tapak-Tapak Kaki Wolter Monginsidi | Skenario | Tidak | ||
1984 | Kembang Kertas | Skenario | Tidak | |
1989 | Joe Turun ke Desa | Cerita dan skenario | Tidak | |
Bercinta dalam Mimpi | Cerita dan skenario | Tidak | ||
Cas Cis Cus (Sonata di Tengah Kota) | Cerita dan skenario | Ya | Debut penyutradaraan | |
1990 | Perasaan Perempuan | Skenario | Tidak | |
Boss Carmad | Skenario | Tidak | ||
1991 | Zig Zag (Anak Jalanan) | Cerita dan skenario | Ya | |
Plong (Naik Daun) | Cerita dan skenario | Ya | ||
1992 | Ramadhan dan Ramona | Cerita dan skenario | Tidak | |
1997 | Blanco, The Colour of Love | Cerita dan skenario | Tidak | |
Telegram | Cerita | Tidak | ||
2000 | Sebuah Pertanyaan untuk Cinta | Cerita | Tidak | |
2007 | Bali Forever | Skenario | Tidak |
Antara lain :
Karya Novelet:
Karya esainya terdapat dalam kumpulan esai Beban, Kentut, Samar, Pembabatan, Klise, Tradisi Baru, Terror Mental, dan Bertolak dari yang Ada.
Rachmat Djoko Pradopo mengatakan bahwa Putu Wijaya berani mengungkapkan kenyataan hidup karena dorongan naluri yang terpendam dalam bawah sadar. Efek yang dirasa pembaca atau penonton dalam karya-karya Putu Wijaya adalah keterkejutan atau teror terhadap diri manusia sendiri. Ada yang kadang-kadang tidak dapat diduga dalam diri manusia, walaupun sebenarnya teror itu ada dalam diri manusia itu, dalam alam bawah sadarnya.[6]
Penghargaan | Tahun | Kategori | Karya yang dinominasikan | Hasil |
---|---|---|---|---|
Festival Film Indonesia | 1980 | Penulis Skenario Terbaik | Perawan Desa | Menang |
1983 | Bunga Bangsa | Nominasi | ||
Penulis Cerita Asli Terbaik | Nominasi | |||
1985 | Penulis Skenario Terbaik | Kembang Kertas | Menang | |
1990 | Sutradara Terbaik | Cas Cis Cus (Sonata di Tengah Kota) | Nominasi | |
Penulis Skenario Terbaik | Nominasi | |||
1992 | Sutradara Terbaik | Plong (Naik Daun) | Nominasi | |
Penulis Skenario Terbaik | Nominasi | |||
Ramadhan dan Ramona | Menang | |||
Penulis Cerita Asli Terbaik | Nominasi | |||
Festival Film Bandung | 2014 | Penerima | ||
Seamless Wikipedia browsing. On steroids.
Every time you click a link to Wikipedia, Wiktionary or Wikiquote in your browser's search results, it will show the modern Wikiwand interface.
Wikiwand extension is a five stars, simple, with minimum permission required to keep your browsing private, safe and transparent.