Penyakit paru restriktif
From Wikipedia, the free encyclopedia
Penyakit paru restriktif (PPR) adalah kondisi patologis yang ditandai dengan penurunan kemampuan paru-paru untuk mengembang sehingga udara tidak bisa mengisi paru-paru dengan maksimal.[1][2][3][4][5]
Penyakit Paru Restriktif | |
---|---|
Informasi umum | |
Nama lain | Defek ventilasi restriktif |
Spesialisasi | Pulmonologi |
Tipe | Tipe intrinsik dan ekstrinsik |
Penyebab | Multifaktor |
Aspek klinis | |
Gejala dan tanda | Napas pendek, sesak napas, batuk |
Awal muncul | Usia 20-40 tahun |
Durasi | Akut, subakut, kronis |
Diagnosis | Foto toraks, tes fungsi paru, HRCT, lavase bronkoalveolar |
Perawatan | Medikamentosa, terapi oksigen, terapi ventilator, fisioterapi, transplantasi paru |
Pengobatan | Kortikosteroid, azotioprin, kolkisin, nintedanib, pirfenidon. |
Prevalensi | 27-29 kasus per 100.000 (Amerika), 10-40 kasus per 100.000 (Amerika Utara) |
Penyakit ini memberikan keluhan napas pendek, sesak, batuk dan mudah lelah saat beraktivitas. Berdasarkan penyebabnya, penyakit paru restriktif terbagi atas dua kategori, yaitu yang disebabkan oleh faktor intrinsik (dari dalam) dan yang disebabkan oleh faktor ekstrinsik (dari luar).[2][6][7]
Diagnosis penyakit ini ditegakkan dengan pemeriksaan tes fungsi paru, foto toraks, komputasi tomografi beresolusi tinggi dan bronkoskopi (lavase bronkoalveolar).[1][5][8][9]
Pengobatan untuk penyakit ini tergantung kepada penyakit yang mendasarinya, tipe dan stadium penyakit saat pertama kali diagnosis ditegakkan, riwayat keluarga, riwayat pekerjaan serta usia pasien. Pengobatan yang diberikan adalah perubahan terapi medikamentosa, terapi oksigen, ventilator, fisioterapi hingga transplantasi paru.[1][5][10]