Raja babilonia Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas
Nebukadnezar II (Aksara Paku Babilonia:
Nebukadnezar II (Ibrani: נְבוּכַדְנֶצַּר Nəḇūḵaḏneṣṣar; bahasa Yunani: Ναβουχοδονόσωρ, Naboukhodonósôr, bahasa Inggris: Nebuchadnezzar; Arab:بختنصر Bikhatunshar atau Bukhtanasar) (~ 642-562 SM), adalah penguasa Kekaisaran Babilonia Baru dalam Dinasti Kasdim yang berkuasa ~605 SM-562 SM selama 43 tahun. Ia naik tahta menggantikan ayahnya, Nabopolassar, yang meninggal pada tahun 605 SM.
Nebukadnezar II | |
---|---|
| |
![]() Sebagian dari apa yang disebut sebagai "prasasti Menara Babel", menggambarkan Nebukadnezar II di kanan dan menunjukkan gambaran ziggurat agung Babilon (Etemenanki) di kirinya[a] | |
Raja Kekaisaran Babilonia Baru | |
Berkuasa | August 605 BC – 7 October 562 BC |
Pendahulu | Nabopolassar |
Penerus | Amel-Marduk |
Kelahiran | ca 642 BC[b] Uruk (?) |
Kematian | 7 October 562 BC (berusia ca 80) Babilon |
Pasangan | Amytis dari Media (?) |
Keturunan Diantara yang lain |
|
Akkadia | Nabû-kudurri-uṣur |
Dinasti | Dinasti Kasdim |
Ayah | Nabopolassar |
Sebagian riwayatnya disebutkan dan dicatat dalam Alkitab Ibrani dan Perjanjian Lama di Alkitab Kristen, antara lain dalam Kitab Raja-raja, Kitab Tawarikh, Kitab Yeremia, dan Kitab Daniel. Dalam sejarah umum, ia dikenal membangun Taman Gantung Babilonia. Dia menaklukkan Yehuda dan Yerusalem dan mengirim orang-orang Yahudi ke pembuangan. Dia biasa dijuluki "Nebukadnezar Agung" (Daniel 1:1; Yeremia 25:11).
Namanya dalam bahasa Akkadia, Nabû-kudurri-uṣur, bermakna "(Dewa) Nabu, memelihara/membela putra sulungku". "Nabu" adalah dewa Babel untuk kebijaksanaan, dan putra dari dewa utama Marduk. Dalam sebuah inskripsi/prasasti, Nebukadnezar melihat dirinya sebagai orang yang dicintai atau favorit dewa Nabu.[6][7] Sebelumnya nama itu disalahartikan sebagai "O Nabu, belalah kudurru-ku",[8] di mana "kudurru" merupakan daftar harta milik yang ditulis di batu. Namun, jika dipakai dalam gelar pemimpin, "kudurru" bermakna "putra sulung" atau "putra tertua".[9] Variasi namanya dalam bahasa Ibrani adalah נְבוּכַדְנֶאצַּר dan נְבוּכַדְרֶאצַּר (Nəḇuḵaḏreṣṣar). Ia juga dikenal sebagai Bakhat Nasar, yang artinya "pemenang nasib".
Menurut Tawarikh tahun-tahun pertama pemerintahan Nebukadnezar (Tawarikh Yerusalem) yang merupakan bagian dari Tawarikh Babilonia, yaitu catatan sejarah Kerajaan Babel dalam tahun-tahun ~ 747–247 SM, ayah Nebukadnezar, Nabopolassar, meninggal di ibu kota Babilon pada tanggal 8 Abu (bulan ke-5 Ab; = 15 Agustus 605 SM) dalam tahun ke-21 pemerintahannya. Saat itu putra mahkota, Nebukadnezar sedang memimpin tentara Babel berperang melawan pasukan koalisi yang dipimpin oleh firaun Mesir kuno, Nekho II, di dekat kota Karkemis. Dalam peperangan itu, tentara Babel berhasil mengalahkan dan membasmi pasukan Mesir, sehingga memudahkan Nebukadnezar di kemudian hari untuk menguasai daerah Siria dan Kanaan, tanpa perlawanan dari Mesir.[10] Kemenangan ini merupakan penggenapan nubuat nabi Yeremia.[11]
Nebukadnezar II kembali ke ibu kotanya dan dinobatkan menjadi raja pada tanggal 1 Ululu (bulan Elul; = 7 September 605 SM). Kemudian ia pergi lagi berperang untuk menjajah tanah Hatti (Siria dan Kanaan) yang ditinggalkan oleh kerajaan Mesir. Seperti Asyur, Babilonia berperang setiap tahun untuk menguasai jajahannya dan membawa banyak jarahan pulang ke Babilon. Ia membangun semua kota-kota besar Babilonia dengan mewahnya. Ibu kotanya, Babilon, meliputi wilayah seluas 3 mil persegi, dikelilingi oleh rawa-rawa dan dua lapis dinding tebal. Sungai Eufrat mengalir di tengah kota, dihubungkan dengan jembatan batu yang indah. Di tengah kota ada ziggurat raksasa yang disebut Etemenanki, "Rumah perbatasan langit dan bumi," di sebelah kuil dewa Marduk.
Nebukadnezar berhasil menaklukkan Siria dan Fenisia, memaksa upeti dari Damaskus, Tirus dan Sidon. Ia juga menyerang Asia Kecil, di tanah "Hatti". Pada tahun 572 SM Nebukadnezar menguasai penuh Babilonia, Asyur, Fenisia, Israel, Filistin, Arabia utara dan sebagian Asia Kecil. Nebukadnezar terus berperang dengan Firaun Psamtik II dan Hofra (Hofra) selama pemerintahannya, dan pada zaman Firaun Amasis II tahun 568 SM, ia diduga pernah menginjakkan kaki di tanah Mesir.
Dalam masa pemerintahannya, Nebukadnezar sempat mengalami kegilaan dan hidup seperti hewan selama 7 tahun, seperti dicatat dalam Daniel 4:28-37. Tidak ada catatan di luar Alkitab yang mengkonfirmasi hal ini, dan penentuan tanggalnya sulit diperkirakan.
Pada tahun 562 SM, Nebukadnezar meninggal di Babilon pada tahun ke-43 pemerintahannya. Setelah terserang wabah nyamuk akhirnya Nebukadnezar meninggal, tahtanya diteruskan oleh putranya, Ewil-Merodakh. Dua tahun kemudian, Ewil-Merodakh dibunuh oleh iparnya, Nergal-sarezer, suami dari saudara perempuan Ewil-Merodakh.
Tahun-tahun pemerintahan Nebukadnezar dicatat cukup jelas dalam sejumlah catatan sejarah, baik dari sumber Babel sendiri (Tawarikh Babilonia), sumber Ibrani (Alkitab Ibrani dan Perjanjian Lama di Alkitab Kristen), dan sumber-sumber negara-negara lain, termasuk Yunani. Perbandingan dengan Kalender Gregorian masih diperdebatkan, meskipun tahun-tahun di bawah ini diterima sebagian besar pakar sejarah Timur Tengah.
Tahun ini disebut sebagai tahun naik tahta (ascension year) Nebukadnezar dan menurut perhitungan Tawarikh Yerusalem belum disebut tahun pertama, karena masih dihitung tahun ke-21 pemerintahan Nabopolassar, ayahnya. Baru setelah tahun baru Babel dirayakan (bulan Nisan), dimulai tahun pertama Nebukadnezar.[16]
Nebukadnezar menguasai penuh Babilonia, Asyur, Fenisia, Israel, Filistin, Arabia utara dan sebagian Asia Kecil.
Nebukadnezar menginjakkan kaki di tanah Mesir setelah mengalahkan firaun Amasis II. Ia mendirikan tahta kebesaran di Tahpanhes.
Nebukadnezar mangkat di Babel. Putranya, Ewil-Merodakh, menjadi raja menggantikannya.
Seamless Wikipedia browsing. On steroids.