Konflik Israel–Palestina
konflik militer dan politik yang sedang berlangsung di Timur Tengah / From Wikipedia, the free encyclopedia
Konflik Israel–Palestina adalah konflik militer dan politik yang sedang berlangsung dari abad ke-19 hingga pada abad ke-21. Konflik ini merupakan salah satu konflik terpanjang yang masih berlangsung di dunia.[1] Berbagai upaya telah dilakukan untuk menyelesaikan konflik sebagai bagian dari proses perdamaian Israel–Palestina,[2] di mana upaya perdamaian ini juga merupakan upaya lain untuk menyelesaikan konflik Arab–Israel yang lebih luas.[3]
Penyuntingan Artikel oleh pengguna baru atau anonim untuk saat ini tidak diizinkan. Lihat kebijakan pelindungan dan log pelindungan untuk informasi selengkapnya. Jika Anda tidak dapat menyunting Artikel ini dan Anda ingin melakukannya, Anda dapat memohon permintaan penyuntingan, diskusikan perubahan yang ingin dilakukan di halaman pembicaraan, memohon untuk melepaskan pelindungan, masuk, atau buatlah sebuah akun. |
Konflik Israel dan Palestina | |||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Bagian dari Konflik Arab–Israel | |||||||
Peta pendudukan Israel di Palestina, per Desember 2011 | |||||||
| |||||||
Pihak terlibat | |||||||
Fatah (Tepi Barat) Hamas (Jalur Gaza) | Israel | ||||||
Korban | |||||||
51.000+ tewas (1965–2024) | |||||||
Proses Perdamaian
Konferensi Madrid 1991 • Konferensi Annapolis • Perjanjian Perdamaian Camp David • Perjanjian Oslo I dan Oslo II • Protokol Hebron • Memorandum Sungai Wye • Memorandum Sharm El Sheikh • Pertemuan Camp David 2000 • Pertemuan Taba • Peta jalan damai |
Masalah utama dari konflik ini mencakup status kepemilikan Yerusalem, pemukiman Israel,[4] perbatasan, keamanan dan hak atas air serta kebebasan bergerak Palestina dan hak kembali Palestina.[5] Konflik antara dua pihak ini berdampak besar bagi media internasional, di mana akibat dari konflik ini berbagai media luar negeri banyak membahas hak-hak bersejarah, masalah keamanan, dan hak asasi manusia di Palestina.[6] Selain berdampak bagi media luar, konflik ini juga berdampak pada pariwisata, di mana terhambatnya akses umum ke wilayah-wilayah yang diperebutkan.[7] Beberapa upaya perdamaian menyarankan solusi pembentukan dua negara, yang melibatkan pembentukan negara Palestina merdeka dari Israel di mana solusi ini dulunya banyak didukung oleh bangsa Yahudi.[8] Namun, dukungan publik terhadap solusi dua negara yang sebelumnya mendapat dukungan dari warga Yahudi Israel dan Palestina, telah berkurang dalam beberapa tahun terakhir.[9][10][11]