![cover image](https://wikiwandv2-19431.kxcdn.com/_next/image?url=https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/f/f9/COLLECTIE_TROPENMUSEUM_Pas_gereedgekomen_spoorweg_met_viaduct_TMnr_60052206.jpg/640px-COLLECTIE_TROPENMUSEUM_Pas_gereedgekomen_spoorweg_met_viaduct_TMnr_60052206.jpg&w=640&q=50)
Jalur kereta api Rancaekek–Tanjungsari
jalur kereta api di Indonesia / From Wikipedia, the free encyclopedia
Jalur kereta api Rancaekek–Tanjungsari adalah salah satu jalur kereta api nonaktif di Jawa Barat dengan panjang lintas kurang lebih 11,2 km (7,0 mi). Jalur ini secara de facto termasuk dalam Wilayah Aset II Bandung.[1][2]
Jalur kereta api Rancaekek–Tanjungsari | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
![]() Viaduk Jatinangor | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Ikhtisar | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Jenis | Jalur lintas cabang | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Sistem | Jalur kereta api rel ringan | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Status | Tidak beroperasi | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Terminus | Rancaekek Tanjungsari | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Stasiun | 5 | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Operasi | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Dibangun oleh | Staatsspoorwegen | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Legalitas pembangunan | Wet 4 Januari 1916 Staatblad No. 36 | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Dibuka | 13 Februari 1921; 103 tahun lalu (1921-02-13) | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Ditutup | 1942; 82 tahun lalu (1942) | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Pemilik | PT Kereta Api Indonesia (pemilik aset jalur dan stasiun) | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Operator | Wilayah Aset II Bandung (de facto) | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Data teknis | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Panjang lintas | 11,2 km (7,0 mi)
| |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Lebar sepur | 1.067 mm (3 ft 6 in) | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Kecepatan operasi | 20–40 km/h (5,6–11,1 m/s) |
![](http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/5/58/Cikuda_Railway_Bridge.jpg/640px-Cikuda_Railway_Bridge.jpg)
Dalam sejarahnya, direncanankan pembangunan jalur kereta api dari Rancaekek–Tanjungsari–Sumedang yang bertujuan untuk menjangkau perkebunan di daerah Jatinangor, serta mendukung pertahanan militer di wilayah Sumedang. Dimulailah pengerjakan segmen Rancaekek–Tanjungsari pada tahun 1917 yang diresmikan pada tanggal 13 Februari 1921.[3] Akan tetapi jalur kereta api segmen Tanjungsari–Sumedang gagal dibangun sebagai akibat dari Depresi Besar dan kondisi kas negara Hindia-Belanda yang terpuruk dalam Perang Dunia I.[4]
Jalurnya sendiri dinonaktifkan pada tahun 1942 karena dibongkar oleh pekerja romusa Jepang.[5] Walaupun demikian sebagian dari jejak-jejak jalur tersebut masih ada, seperti Jembatan Cincin Cikuda, Viaduk Jatinangor, dan Stasiun Tanjungsari. Stasiun yang tersisa hanyalah Stasiun Tanjungsari yang kini diubah menjadi kantor sekretariat Persatuan Purnawirawan ABRI Tanjungsari.[6]
Jembatan Cikuda merupakan salah satu tengaran peninggalan sejarah yang terkenal di Jatinangor. Saat ini, masyarakat memakai jembatan kereta api berusia seabad lebih ini sebagai alat penyeberangan dan menyebutnya dengan nama Jembatan Cincin. Persoalan biaya membuat SS meminimalkan anggaran saat itu, termasuk membuat keputusan untuk menggunakan beton dalam pembangunan jembatan-jembatan. Penggunaan beton dalam membangun jembatan relatif lebih murah dibanding penggunaan bahan besi baja yang harganya cukup tinggi karena peperangan.[7]
Pada 13 September 2018 Pemerintah Provinsi Jawa Barat melalui Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, mengumumkan akan melakukan reaktivasi jalur ini beserta dua jalur lainnya, yaitu Cikudapateuh–Ciwidey dan Banjar–Cijulang.[8] Akan tetapi, tanah tempat jalur ini sangat sukar direaktivasi mengingat jalur ini sudah padat permukiman penduduk.[2] Saat ini, proses reaktivasi sudah mencapai tahap pemetaan jalur dan penertiban lahan.[9]
Dari sisi reaktivasi, jalur ini sebenarnya sangat strategis karena berdekatan dengan Universitas Padjadjaran (Unpad) dan jalan akses menuju Bandar Udara Internasional Kertajati.[10]