Bahasa Melayu Klasik
bagian dari rumpun bahasa Austronesia / From Wikipedia, the free encyclopedia
Bahasa Melayu Klasik adalah tahapnya bahasa Melayu yang mulai dituturkan pada abad ke-14 hingga abad ke-19, oleh Kesultanan Melaka, Kesultanan Aceh, dan sejumlah entitas politik lainnya yang ada di Nusantara. Bahasa ini ditulis dengan abjad Jawi, yaitu sistem penulisan yang berasal dari abjad Arab. Ia merupakan perkembangan lanjutan dari salah satu dialek bahasa Melayu Kuno.
Bahasa Melayu Klasik
بهاس ملايو کلاسيک | |||||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Wilayah | Melaka, Aceh, Ternate | ||||||||||||||
Era | Abad ke-14 sampai ke-19 M | ||||||||||||||
| |||||||||||||||
Dialek | |||||||||||||||
Abjad Jawi | |||||||||||||||
Kode bahasa | |||||||||||||||
ISO 639-3 | – | ||||||||||||||
| |||||||||||||||
| |||||||||||||||
Portal Bahasa | |||||||||||||||
L • B • PW | |||||||||||||||
Bahasa Melayu Klasik mulai berkembang secara meluas menjadi bahasa Melayu Klasik dengan adanya pengaruh kosakata bahasa Arab dan bahasa Persia. Perkembangan ini berkaitan dengan menguatnya pengaruh agama Islam di Asia Tenggara sejak abad ke-13. Pada mulanya, bahasa Melayu Klasik adalah kelompok dialek yang beragam, yang mencerminkan asal-usul beragam kerajaan Melayu di Asia Tenggara. Salah satu dialek yang berkembang dalam tradisi kesusastraan Melaka pada abad ke-15 ini akhirnya menjadi pradominan. Pengaruh kuat Melaka dalam perdagangan antarbangsa di wilayah ini menjadikan bahasa Melayu sebagai bahasa perantara dalam perdagangan dan diplomasi, kedudukan yang dipertahankan sepanjang zaman kesultanan Melayu berikutnya, zaman penjajah Eropa, dan zaman modern. Bahasa Melayu Klasik tercatat pada berbagai naskah-naskah hikayat dan bentuk susastra lain, peraturan perundang-undangan, serta surat-surat komunikasi antara penguasa-penguasa Nusantara bagian barat. Terdapat pula beberapa prasasti dari periode awalnya.