Loading AI tools
Gubernur Sulawesi Selatan ke-6 Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas
Mayor Jenderal TNI (Purn.) H. M. Amin Syam (12 Desember 1945 – 1 September 2023 ) adalah seorang mantan perwira militer dan politikus Indonesia. Ia menjabat Gubernur Sulawesi Selatan sejak tahun 2003 sampai tahun 2008. Pasangannya sebagai wakil gubernur ialah Syahrul Yasin Limpo. Sebelumnya dia pernah menjadi hakim dan guru di militer, bupati Enrekang, dan ketua DPRD Sulsel.[2] Dia menang telak dalam Pemilihan Gubernur pada tahun 2002.[3]
Amin Syam | |
---|---|
Gubernur Sulawesi Selatan ke-6 | |
Masa jabatan 19 Januari 2003 – 19 Januari 2008 | |
Presiden | Megawati Soekarnoputri Susilo Bambang Yudhoyono |
Wakil | Syahrul Yasin Limpo |
Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Sulawesi Selatan | |
Masa jabatan 1 Oktober 1999 – 19 Januari 2003 | |
Presiden | B. J. Habibie Abdurrahman Wahid Megawati Soekarnoputri |
Gubernur | Zainal Basri Palaguna |
Pendahulu Alim Bachri Pengganti Eddy Baramuli | |
Bupati Enrekang ke-10 | |
Masa jabatan 1988–1993 | |
Presiden | Soeharto |
Gubernur | Ahmad Amiruddin |
Pendahulu M. Saleh Nurdin Agung Pengganti Andi Rachman | |
Informasi pribadi | |
Lahir | Enrekang, Sulawesi, Indonesia[1] | 12 Desember 1945
Meninggal | 1 September 2023 77) Makassar, Sulawesi Selatan, Indonesia | (umur
Partai politik | Golongan Karya |
Suami/istri | Prof. Dr. Ir. Hj. Apiaty Kamaluddin, M.S. |
Almamater | Akademi Militer Nasional (1965) |
Profesi | Militer |
Karier militer | |
Pihak | Indonesia |
Dinas/cabang | TNI Angkatan Darat |
Pangkat | Mayor Jenderal TNI |
Satuan | Artileri Medan |
Sunting kotak info • L • B |
Amin mencalonkan diri kembali untuk masa jabatan kedua pada pemilihan umum Gubernur Sulawesi Selatan 2007, tetapi ia dikalahkan oleh pasangan Syahrul Yasin Limpo dan Agus Arifin dengan hanya memperoleh 37% suara saja.
Amin Syam lahir di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, pada 12 Desember 1945[4] sebagai putra dari Andi Syamsuddin Petta Wawo, seorang petugas polisi, dan Andi Bossa Daeng Matajang. Setelah lulus SMA, ia belajar pertanian di Universitas Hasanuddin, tetapi keluar beberapa tahun kemudian dan memilih Akademi Militer Indonesia.[5] Ia lulus dari akademi tersebut pada tahun 1965[6] dan memulai pengabdiannya di Jawa Barat sebagai instruktur di Pusat Pendidikan Artileri Medan di Cimahi, Jawa Barat.[7]
Ia ditugaskan kembali ke Batalyon Artileri Medan 6 di Makassar, Sulawesi Selatan untuk melawan kelompok pemberontak Islam di wilayah tersebut. Setelah pemberontakan diredakan, ia dikirim ke Takalar dan menjadi komandan distrik militer. Ia kemudian dipindahkan ke Komando Daerah Militer Wirabuana—yang mencakup seluruh pulau Sulawesi—dan menduduki beberapa jabatan penting seperti kepala penerangan dan asisten wakil bidang kewilayahan.[7]
Syam memegang berbagai jabatan di militer dan mencapai pangkat kolonel. Ia terpilih menjadi Bupati Enrekang. Selama menjabat sebagai bupati, Syam menjalin hubungan dekat dengan pemuda dan tokoh agama berpengaruh di wilayah tersebut.[5] Ia juga meluncurkan program keluarga berencana untuk rumah tangga di Enrekang.[8]
Masa jabatan Syam sebagai bupati berakhir pada tahun 1993 dan ia terpilih menjadi Ketua Golkar Sulawesi Selatan.[7] Tak lama setelah menjadi ketua, Syam naik pangkat menjadi brigadir jenderal.[9] Di bawah kepemimpinannya, Golkar memperoleh 91,6% suara pada pemilihan umum legislatif Indonesia 1997, jumlah suara tertinggi dibandingkan provinsi lain.[5] Ia kemudian terpilih menjadi Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Sulawesi Selatan dan diangkat menjadi utusan daerah ke Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia.[10] Masa jabatan Syam sebagai ketua dewan diwarnai dengan protes terhadap rezim Suharto, yang sangat ditentangnya. Ia juga harus menghadapi protes terhadap terpilihnya kembali gubernur Zainal Basri Palaguna pada awal tahun 1998.[5]
Syam mencalonkan diri sebagai calon gubernur Sulawesi Selatan pada pemilihan gubernur tidak langsung tahun 2003. Ia memilih Syahrul Yasin Limpo, mantan Bupati Gowa, sebagai calon wakil gubernurnya. Pasangan ini dicalonkan oleh fraksi Golkar di dewan dan mendapat persetujuan dari Departemen Dalam Negeri. Syam dan Limpo memenangkan pemilu dengan 39 dari 75 suara.[11] Kurang lebih setahun masa jabatannya, Syam dituduh terlibat penyalahgunaan APBD Sulawesi Selatan.[12]
Provinsi Sulawesi Barat yang terbentuk dari pemekaran beberapa kabupaten di Sulawesi Selatan terbentuk pada masa pemerintahan Amin Syam. Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan wajib membantu provinsi baru tersebut dengan memberikan dana sebesar delapan triliun rupiah, namun Syam menolak memberikannya. Syam membawa kasus ini ke pengadilan, meminta peninjauan kembali atas legalitas provinsi Sulawesi Barat.[13] Mahkamah Konstitusi menolak uji materi tersebut dan mewajibkan Sulawesi Selatan memberikan bantuan keuangan kepada Sulawesi Barat.[14]
Syam meninggal karena gagal ginjal di Rumah Sakit Siloam Makassar pada 1 September 2023, dalam usia 77 tahun.[15] Keesokan harinya jenazahnya dikebumikan di Taman Makam Pahlawan Panaikang.[16]
Seamless Wikipedia browsing. On steroids.
Every time you click a link to Wikipedia, Wiktionary or Wikiquote in your browser's search results, it will show the modern Wikiwand interface.
Wikiwand extension is a five stars, simple, with minimum permission required to keep your browsing private, safe and transparent.