Loading AI tools
Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas
Yaksa (Dewanagari: यक्ष; IAST: Yakṣa ; Pali: yakha) adalah roh-roh alam yang biasanya baik hati tetapi kadang-kadang usilan atau angin-anginan, dan dikait-kaitkan dengan air, kesuburan, pohon, hutan, harta benda, serta alam liar.[4][5] Yaksa disebut-sebut di dalam kesusastraan agama Hindu, Jaina, dan Buddha, serta dicitrakan di kuil-kuil Asia Selatan dan Asia Tenggara dari abad kuno maupun abad madya sebagai dewa pelindung.[5][6] Bentuk feminin dari yaksa adalah "yaksi"[7] atau yaksini (Sanskerta: यक्षिणी , yakṣiṇī; Pali: yakhini).[8]
Penggambarannya di dalam kesusastraan agama Hindu, Jaina, dan Buddha membuat yakṣa terkesan berkepribadian ganda. Yakṣa dapat disifatkan sebagai peri penunggu hutan atau gunung, tetapi dapat pula disifatkan sebagai butakala, dedemit alam liar yang suka menghadang dan memangsa manusia yang kebetulan lewat, mirip dengan rakṣasa.
Yaksa disebut-sebut di dalam kesusastraan agama Hindu, Jaina, Buddha.[5][9] Beberapa arca yaksa dari zaman Kemaharajaan Maurya telah ditemukan, dan diperkirakan berasal dari rentang waktu antara abad ke-3 sampai abad pertama Pramasehi. Arca-arca tersebut berukuran lumayan besar (biasanya setinggi kira-kira 2 meter), sering kali dipahati tulisan yang berkaitan dengan identifikasinya sebagai yaksa, dan dianggap sebagai arca-arca batu berukuran besar pertama yang diketahui di India. Di antaranya terdapat dua arca yaksa dari Patna, satu arca yaksa dari Widisa, satu arca yaksa dari Parkham, dan satu arca yaksini dari Widisa. Mungkin saja pada mulanya yakṣa adalah dewa penunggu kota, daerah, danau, atau sumur. Pemujaan yaksa maupun keyakinan populer akan kewujudan nāga-naga (dewa-dewa ular), dewa-dewa kesuburan perempuan, dan dewi-dewi ibu mungkin bersumber dari keyakinan bangsa-bangsa pribumi India terdahulu. Pemujaan yaksa diamalkan berdampingan dengan upacara-upacara kurban para pedanda pada zaman Weda.[10] Kemudian hari, yaksa dipandang sebagai dewa-dewa pamong bumi berikut harta kekayaan yang terpendam di dalamnya.[11]
Di ranah seni rupa India terdahulu, yakṣa ditampilkan laksana pejuang-pejuang yang menciutkan nyali atau serupa manusia kerdil berbadan tambun dan bertampang galak, sementara yakṣiṇī ditampilkan dalam sosok gadis-gadis jelita berwajah bundar dan riang dengan payudara dan pinggul yang montok berisi.
Di dalam agama Hindu, Buddha, dan Jaina, Kuwera, dewa kekayaan dan kemakmuran, dipercaya sebagai raja para yaksa. Ia dimuliakan sebagai Dikpāla (pelindung penjuru utara), salah satu dari para Lokapāla (pelindung jagat).
Dari sekian banyak gelar yang disandangkan kepadanya, dapat diketahui bahwa Kuwera dipercaya sebagai penguasa berbagai jenis makhluk setengah dewa, dan sebagai sang empunya kekayaan dunia. Kuwera kerap ditampilkan berbadan tambun, berhiasan ratna mutu manikam, serta membawa-bawa setempayan uang dan sebatang pentungan. Wahananya adalah garangan. Kuwera kerap ditampilkan bersama-sama Lasmi, dewi kekayaan, kemujuran, dan kemakmuran.
Di dalam agama Buddha, Kuwera disamakan dengan Wesrawana.
Seamless Wikipedia browsing. On steroids.
Every time you click a link to Wikipedia, Wiktionary or Wikiquote in your browser's search results, it will show the modern Wikiwand interface.
Wikiwand extension is a five stars, simple, with minimum permission required to keep your browsing private, safe and transparent.