Loading AI tools
pemeran laki-laki asal Indonesia Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas
Tino Saroengallo (10 Juli 1958 – 27 Juli 2018 ) adalah aktor, produser film, penulis Indonesia.
Dilahirkan di Jakarta pada 10 Juli 1958. Tahun 1986 menamatkan pendidikan di Universitas Indonesia, Fakultas Sastra jurusan Studi Cina. Setelah mencicipi profesi door to door salesman di perusahaan Electrolux selama enam bulan, sejak 1987 berkecimpung di beragam profesi berkaitan dengan media. Mulai dari reporter di Tabloid dwi-mingguan “Mutiara”, majalah berita dwi-mingguan “X’tra”, majalah berita bergambar “Jakarta-Jakarta”, penulis lepas di berbagai media hingga akhirnya masuk ke dunia audio-visual pada saat stasiun televisi swasta RCTI berdiri tahun 1988.
Sejak saat itu bekerja akrab dengan pembuatan program televisi sebagai Manajer Produksi maupun Penulis untuk program maupun drama. Dari program televisi merambah ke produksi film iklan dan film cerita. Meski pernah menjadi Sutradara film iklan selama beberapa tahun di paruh kedua dekade 1990-an namun di awal tahun 2000-an memutuskan untuk lebih menekuni profesi Asisten Sutradara 1 dan Manajer Produksi/Produser.
Film iklan yang ia produseri sejak tahun 2009 adalah “Djarum My Indonesia Great Adventure I & II” dan beberapa iklan Djarum Super maupun Djarum Super MLD lain seperti Sky Boarding (Malibu CA, USA), Bull Race (Bukit TInggi, Indonesia), Fly Boarding (Utah, USA), Sea Plane (Vatulele, Fiji), Hang Gliding (California, USA), Forest Parkour (Malibu CA, USA), Self Propelled Wake Board (Miami, USA), Slack Line (Las Vegas, USA) Rope Swing (Moab, USA), Hover Board (Krabi, Thailand), Flying Board (Bolivia), dan Air Tag (Palm Springs USA & Panama),
Di dunia film cerita ia lebih banyak berkecimpung di departemen produksi menjadi Manajer Produksi, Manajer Lokasi atau malah Pemain. Film cerita yang pernah ia kerjakan sebagai bagian dari departemen produksi adalah Victory (Mark Peploe, 1995), Yin Yank: Last to Surrender (David Mitchell, 1999), Pasir Berbisik (Nan T. Achnas, 2001), Ca-bau-kan (Nia diNata, 2002), The Fall (Tarsem Singh, 2006), Jermal (Ravi L. Bharwani, Rayya Makarim, Orlow Seunke, 2008), Eat Pray Love (Ryan Murphy, 2010), Sang Penari (Ifa Ifansyah, 2011), The Philosophers/After The Dark (John Huddles, 2012) dan terakhir Blackhat (Michael Mann, 2015).
Sebagai pemain film ia pernah tampil sebagai figuran, cameo ataupun peran pendukung dalam film Petualangan Sherina (Riri Riza, 2000), Arisan (Nia diNata, 2003), Pesan Dari Surga (Sekar Ayu Asmara, 2006), Dunia Mereka (Lasya Fauzia, 2006), Quickie Express (Dimas Djayadiningrat, 2007), Tri Mas Getir (Rako Prijanto, 2008), MBA (Winalda, 2008), Jagad X-Code (Herwin Novianto, 2009), Pintu Terlarang (Joko Anwar, 2009), Kabayan Jadi Miliuner (Guntur Soeharjanto, 2010), Rayya: Cahaya Di Atas Cahaya (Viva Westi, 2011), Ketika Bung di Ende (Viva Westi, 2013), Soedirman (Viva Westi, 2015), 3 (Anggy Umbara, 2015), The Players (Monty Tiwa, 2016), Night Bus (Emil Heradi, 2016) dan Bali Dreamzzz (Julius, 2016). Ia selalu menyebut diri sebagai spesialis peran sekelebat.
Di dunia film dokumenter ia pernah memproduksi sebuah film dokumenter sejarah politik Indonesia berjudul Student Movement in Indonesia: they forced them to be violent yang mendapatkan penghargaan sebagai Film Pendek Terbaik dalam Asia Pacific Film Festival ke-47 di Seoul pada bulan Oktober 2002 dan Piala Citra untuk kategori Film Dokumenter Terbaik dalam Festival Film Indonesia di Jakarta pada tahun 2004. Salah satu dampak dari kemenangan ini adalah ia sering kali diundang menjadi juri festival film dokumenter seperti Festival Film Indonesia ataupun Eagle Awards Documentary Competition di Metro TV.
Ia juga banyak terlibat dalam pembuatan film dokumenter televisi tentang Indonesia maupun peliputan berita stasiun televisi ARD-TV Jerman di Indonesia. Bila jadwal memungkinkan, sampai sekarang ia masih mendampingi peliputan ARD-TV di Indonesia sebagai fixer.
Selain tulisan reportasenya yang pernah dimuat di berbagai media antara tahun 1986 – 1994, ia juga sudah menghasilkan tiga buah buku yaitu “Ayah Anak Beda Warna! Anak Toraja Kota Menggugat” (Penerbit Tembi, 2008 & 2010), “Dongeng Sebuah Produksi Film” (Penerbit Intisari, 2008 & 2011) dan “Dongeng Produksi Film Dokumenter (Asing) Di Indonesia (IKJ, 2015). Buku terakhir ini merupakan buku pertama dari trilogi Dongeng Produksi Film (Asing) di Indonesia yang sudah diterbitkan. Buku kedua sudah selesai ditulis namun belum mendapatkan penerbit sedangkan buku ketiga masih menjadi bagian dari cita-citanya.
Pada 2016, ia bersama-sama dengan Icang Tisna S. Tisnamiharja dan Nina Masjhur menerbitkan buku skenario film “Pantja Sila: Cita-cita & Realita” (Geppetto Animation, 2016).
Di samping menikmati profesi barunya sebagai aktivis facebook, pada akhir 2011 ia merilis film dokumenter “Hidup Untuk Mati” tentang upacara pemakaman di Tana Toraja. Hasil kerjasama dengan sutradara/produser senior Gary Hayes, guru sekaligus rekan kerjanya sejak tahun 1993 sampai sekarang.
Pada tahun 2013 ini ia merilis sekuel film dokumenter Student Movement in Indonesia dengan judul Setelah 15 Tahun... Pada tahun 2014 ia merilis film dokumenter budaya Desa Wisata Ke’te’-Kes’u, Asal Usul Desa Ke’te’, Toraja International Festival 2013, Aygul in TIF 2013, dan Franki Raden in TIF 2013 yang ditayangkan di www.youtube.com. Pada tahun 2016 merilis Pantja-sila: Cita-cita & Realita yang berhasil meraih beberapa penghargaan seperti Apresiasi Film Indonesia (2016), Piala Maya (2016) dan Usmar Ismail Awards (2017).
Sejak tahun 2015 hingga sekarang ia sedang menyelesaikan film dokumenter tentang upacara penguburan di Toraja yang berjudul Sudah Selayaknya (Sindo’ Toding). Saat ini ia juga sedang menyelesaikan buku kumpulan tulisannya sejak 2012-2017 yang akan diberi judul “Meludah(i) Dengan Kata”. Kedua karya ini ditargetkan akan dirilis 2018.
Tahun | Judul | Peran | Catatan |
---|---|---|---|
2000 | Petualangan Sherina | Reporter | |
2003 | Arisan! | Pemilik galeri | |
2006 | Realita, Cinta dan Rock'n Roll | Paul | |
Pesan dari Surga | dr. Dominggus | ||
2007 | Quickie Express | Om Mudakir | |
2008 | Tri Mas Getir | Munar Sapawi | |
2009 | Pintu Terlarang | Tamu galeri | |
Jagad X Code | David | ||
MBA (Married By Accident) | dr. Boy | ||
2010 | Kabayan Jadi Milyuner | Teroris | |
2012 | Rayya, Cahaya di Atas Cahaya | Dewanto | |
2015 | Jenderal Soedirman | Elink Schurman | |
3: Alif Lam Mim | Kepala polisi | ||
2017 | Night Bus | Basir |
Tahun | Judul | Dikreditkan sebagai | Catatan | |
---|---|---|---|---|
Produser | Sutradara | |||
2002 | Ca-bau-kan | Ya | Tidak | |
Tragedi Jakarta 1998: Gerakan Mahasiswa di Indonesia | Tidak | Ya | Dokumenter | |
2008 | Jermal | Tidak | Tidak | Sebagai supervisi produksi |
2011 | Sang Penari | Tidak | Tidak | |
2013 | Setelah 15 Tahun | Ya | Ya | Dokumenter; juga sebagai penulis |
2016 | Pantja-Sila: Cita-Cita & Realita | Tidak | Ya | Dokumenter |
Tahun | Penghargaan | Kategori | Karya yang dinominasikan | Hasil |
---|---|---|---|---|
2017 | Piala Maya | Penampilan Singkat nan Berkesan | Night Bus | Nominasi |
Seamless Wikipedia browsing. On steroids.
Every time you click a link to Wikipedia, Wiktionary or Wikiquote in your browser's search results, it will show the modern Wikiwand interface.
Wikiwand extension is a five stars, simple, with minimum permission required to keep your browsing private, safe and transparent.