Terminal Tambak Osowilangon
terminal bus di Indonesia Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas
Terminal Tambak Osowilangon merupakan nama sebuah prasarana umum berupa terminal penumpang tipe A milik Pemerintah Kota Surabaya yang terletak pada daerah pinggiran sisi barat laut perbatasan antara wilayah administrasi Kota Surabaya dengan Kabupaten Gresik di Kelurahan Tambak Osowilangun.[3][4] Terminal yang berada di dekat pesisir Selat Madura ini dikelilingi oleh tambak garam dan beberapa komplek pergudangan dan industri.[5] Terminal ini menjadi titik awal keberangkatan berbagai jalur trayek moda angkutan umum seperti mobil penumpang umum (MPU) non bus, bus perkotaan dan bus antarkota.[6] Pada 8 Juni 2010, terminal ini memperoleh penghargaan Adipura dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan sebagai sarana prasarana kota terbaik (the best effort) kategori terminal.[7][8]
Terminal Tambak Osowilangon | |||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Terminal penumpang tipe A Kode: OSW [1] | |||||||||||
![]() Kenampakan unit bus antarkota milik PO Dali Prima relasi Surabaya–Bojonegoro dan PO Jaya Utama Indo relasi Surabaya–Purwodadi bergerak keluar meninggalkan area Terminal Tambak Osowilangon, 2021. | |||||||||||
Nama lain | Terminal TOW | ||||||||||
Lokasi |
| ||||||||||
Koordinat | 7°12′33″S 112°39′6″E | ||||||||||
Pemilik | Pemerintah Kota Surabaya | ||||||||||
Operator | BPTD Wilayah XI Jawa Timur | ||||||||||
Rute bus | Paciran, Bojonegoro, Malang, Cepu dan Purwodadi | ||||||||||
Layanan | MPU non bus, bus perkotaan (Suroboyo Bus) dan bus antarkota | ||||||||||
Sejarah | |||||||||||
Dibuka | November 1994 | ||||||||||
Dibangun kembali | Januari 2013 [2] | ||||||||||
Operasi layanan | |||||||||||
| |||||||||||
Lokasi pada peta | |||||||||||
![]() | |||||||||||
Seiring dengan mulai rampungnya jalan layang (flyover) Terminal Teluk Lamong (TTL) beserta simpang susun Tol Romokalisari pada Mei 2021, akses dari dan ke Terminal Tambak Osowilangon juga menjadi lebih mudah. Selain melalui jalan raya lintas Surabaya–Gresik (Jalan Daendels), terminal juga bisa diakses melalui beberapa ruas lintasan seperti Jalan Tol Surabaya–Gresik, Jalan Lingkar Luar Barat (JLLB) Surabaya maupun ruas jalan Gelora Bung Tomo (GBT).[9][10]
Sejarah singkat
Ringkasan
Perspektif
Sampai dekade tahun 1990-an, seluruh aktivitas bus antarkota jarak menengah hingga jauh masih melintasi kawasan dalam Kota Surabaya dan memiliki titik pangkalan yang terletak di Terminal Jayengrono (lokasi Halte Jembatan Merah dan Taman Sejarah saat ini).[11] Mengingat lokasi terminal berada pada kawasan central business district (CBD) yang ramai di utara Kota Surabaya, seringkali terjadi kesemrawutan lalu lintas akibat terminal sudah tidak dapat memuat unit angkutan umum (overloud). Hingga akhirnya, Pemkot Surabaya merencanakan pembenahan dengan memindahkan lokasi terminal bus ke lahan tanah milik Dishub Surabaya di Dupak Rukun, Kelurahan Genting. Namun lokasi ini tidak representatif, karena lahan sudah digunakan sebagai penampungan pedagang dan sebagian lainnya terpotong badan jalan tol.[12]
Akhirnya Pemkot Surabaya mencari solusi alternatif dengan menukargulingkan lahan tanah seluas 9.719 m2 di Kelurahan Genting tersebut dengan tanah seluas 20.000 m2 milik PT Wisma Hartono Jaya di Kelurahan Tambak Osowilangun.[13] Luas tanah keseluruhan pada area pembangunan terminal di Kelurahan Tambak Osowilangun mencapai 50.000 m2, dengan rincian 60% digunakan untuk pembangunan gedung terminal dan area parkir kendaraan, sedangkan 40% sisanya disewakan ke pihak swasta, yaitu PT Bintang Osowilangun dalam jangka waktu perjanjian dua puluh tahun.[14]
Pemkot Surabaya bekerjasama dengan PT Lamicitra Nusantara mulai membangun terminal bus di lokasi baru pada awal tahun 1993.[15] Pada November 1994, Terminal Tambak Osowilangon ini diresmikan dan mulai dioperasikan seterusnya. Seluruh unit bus antarkota juga direlokasikan ke terminal bus baru.[16][17] Di sisi lain, Pemkab Gresik pada tahun 1997 juga mulai memindahkan terminal bus dari Terminal Sentolang ke Terminal Bunder di pinggiran ibukota kabupaten.[18]
Pada periode antara tahun 1994–2017, Terminal Tambak Osowilangon dikelola oleh Pemkot Surabaya melalui satuan unit kerja bernama UPTD Tambak Osowilangon. Satuan UPTD tersebut secara hirarki masih di bawah garis koordinasi oleh Dinas Perhubungan Kota Surabaya. UPTD tersebut juga membawahi beberapa sub unit pangkalan yang terdapat pada kawasan Surabaya Barat lainnya seperti Terminal Benowo, Terminal Manukan Kulon, Terminal Balongsari dan Terminal Kalimas Barat (Petekan).[19]
Awal tahun 2017, Pemerintah Pusat mulai mengambil alih pengelolaan kedua terminal penumpang tipe A di Surabaya, yaitu Terminal Purabaya dan Terminal Tambak Osowilangon.[20][21] Pengambilalihan pengelolaan kedua terminal tersebut didasari oleh Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014. Pengelolaan kedua terminal tersebut dilaksanakan oleh Kementerian Perhubungan Republik Indonesia (Kemenhub RI) melalui Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) Wilayah XI Provinsi Jawa Timur.[22] Adanya beberapa kendala personalia menyebabkan rencana serah terima pengelolaan Terminal Purabaya diundur sampai akhir tahun 2021. Sedangkan serah terima pengelolaan Terminal Tambak Osowilangon masih belum dijadwalkan, sehingga sampai saat ini status pengelolaannya masih menjadi wewenang Dinas Perhubungan Kota Surabaya.[23][24]
Perkembangan dan peristiwa
Ringkasan
Perspektif
Sepinya aktivitas angkutan umum
Salah satu penyebab sepinya aktivitas angkutan umum di Terminal Tambak Osowilangon disebabkan karena keengganan calon penumpang masuk area terminal serta sedikitnya angkutan umum yang masuk ke dalam terminal.[25][26] Angkutan umum biasanya setelah parkir dari peron pemberangkatan dalam terminal, bergerak keluar terminal dan mengetem kembali di pintu keluar bus terminal.[27][28] Berulang kali, Dishub Surabaya melakukan patroli dan penertiban angkutan umum yang menaik-turunkan penumpang di luar area terminal.[29] Namun upaya tersebut tidak memberikan efek jangka panjang dan permasalahan lama akan berulang kembali.
Sepinya penumpang juga seringkali dikeluhkan para pedagang dan pemilik stan di dalam terminal. Pedagang mengeluh karena nyaris tidak ada pemasukan dari hasil jualan di dalam terminal.[30] Momen tersibuk di terminal ini seringkali hanya berlangsung saat menjelang akhir pekan dan momen hari libur nasional saja.[31] Selain daripada waktu tersebut jumlah penumpang cenderung sepi, karena banyak penumpang naik dari sepanjang jalan antara terminal sampai simpang tol Romokalisari.[32]
Mangkraknya kerangka bangunan di depan terminal
Keberadaan kerangka bangunan yang mangkrak di depan Terminal Tambak Osowilangon telah menjadikan wajah terminal ini terkesan kumuh sejak tahun 1996 hingga saat ini.[33][34] Kerangka bangunan gedung pusat perbelanjaan tersebut merupakan milik dari PT Bintang Osowilangun, sebuah anak usaha dari Maspion Group. Kerangka bangunan dibangun di atas tanah aset milik Pemkot Surabaya seluas 2 hektar, yang disewa melalui perjanjian kontrak tanah yang berlaku antara tahun 1996–2012.[14][35] Rencana proyek bernilai Rp41 miliar ini mulanya dilakukan dalam jangka waktu 36 bulan dan harus selesai terhitung sejak dokumen disetujui pihak pertama. Namun proyek tidak dapat dilanjutkan lagi karena belum adanya pengesahan perjanjian kerjasama proyek dari Kemedagri RI.[36][37]
Blokade awak bus antarkota
Mulanya, Paguyuban Pekerja Angkutan (PPA) dan Serikat Pekerja Transportasi Indonesia (SPTI) Terminal Tambak Osowilangon melakukan unjuk rasa pada 6 Februari 2012 menuntut Pemkot Surabaya untuk memberi beberapa solusi terkait sepinya calon penumpang dan bus antarkota lintas jalan pantai utara di terminal ini.[38][39] Tuntutan PPA dan SPTI pun ditindaklanjuti oleh Pemkot Surabaya melalui Surat Walikota Surabaya Nomor 550/650/436.6.10/2012 serta disahkan oleh Kemenhub RI melalui Surat Dirjen Perhubungan Darat Nomor AJ.205/13/5/DJPD/2012 tentang pemindahan sejumlah 264 unit bus AKAP relasi Surabaya–Semarang dari Terminal Purabaya ke terminal ini.[12][40][41][42] Beberapa operator beserta awak bus terkait mulai menerima surat edaran tersebut yang berisi himbauan untuk segera melaksanakan perpindahan pemberangkatan/kedatangan bus ke terminal ini terhitung sejak 1 Mei 2012.[43]
Merasa tidak diuntungkan, awak bus AKAP relasi Surabaya–Semarang pun melakukan aksi pemogokan dan demonstrasi pada 2-9 Mei 2012.[44][45][46] Awak bus menolak pemindahan bus ke Terminal Tambak Osowilangon karena tidak dilibatkan sebelumnya dalam pengambilan kebijakan. Selain itu, minimnya fasilitas sarana prasarana membuat awak bus wegah untuk pindah di terminal ini.[47] Efek dari aksi awak bus AKAP relasi Surabaya–Semarang pun membuat bus AKDP relasi Surabaya–Bojonegoro tidak bisa beroperasi, sehingga aktivitas bus antarkota di terminal ini mengalami kelumpuhan total.[48][49] Setelah aksi berlangsung sembilan hari, aktivitas bus antarkota mulai normal kembali pada 10 Mei 2012.[50][51]
Dilatarbelakangi oleh tidak efektifnya pemindahan bus antarkota ke Terminal Tambak Osowilangon akibat ketegangan antara Pemkot Surabaya dengan awak bus membuat beberapa pihak mulai mendesak Pemkot Surabaya meninjau ulang kebijakan sebelumnya dan menormalisasi terminal ini kembali.[52][53] Ombusman RI pun mengirimkan Saran Ombudsman Republik Indonesia Nomor 01/REK/0061.2012/sby-02/11/2013 tanggal 11 Februari 2013 kepada Pemkot Surabaya, yang berisi rekomendasi solusi peningkatan kualitas pelayanan terminal ini.[54][55] Walikota Surabaya, Tri Rismaharini pun sempat memberikan pernyataan sepihak yang kontroversial pada Februari 2013 mengenai penutupan dan penurunan status terminal ini menjadi terminal penumpang tipe C.[56][57][58] Setelah melalui beberapa mediasi dalam beberapa waktu, akhirnya Kemenhub RI akhirnya mengeluarkan Surat Dirjen Perhubungan Darat Nomor A1/205/7/6/DJPD/2014 tentang pengembalian sejumlah 264 unit bus AKAP relasi Surabaya–Semarang dari terminal ini ke Terminal Purabaya kembali. Akibatnya Pemkot Surabaya mengalami kerugian yang cukup signifikan, sejumlah lebih Rp14 miliar. Biaya tersebut termasuk biaya pembangunan dan perbaikan sarana prasarana terminal terkait pemindahan bus antarkota ke terminal ini.[59][60]
Jaringan trayek MPU non bus
Ringkasan
Perspektif

Berdasarkan data Dinas Perhubungan Kota Surabaya tahun 2012, unit moda transportasi mobil penumpang umum (MPU) non bus berkapasitas 12–16 penumpang yang beroperasi di Terminal Tambak Osowilangon berjumlah 297 unit dari 513 jumlah total izin trayek.[61][62][63] Sebanyak 89 unit diantaranya tersebar pada dua jalur trayek angkutan kota Surabaya.[64][65] Sedangkan 208 unit lainnya tersebar pada lima jalur trayek angkutan perbatasan.[66] Angkutan perbatasan mencakup angkutan pedesaan maupun MPU antarkota yang menghubungkan kota dengan wilayah kecamatan yang berbatasan langsung pada wilayah Kabupaten Gresik dan/atau Lamongan.[67][68]
No | Kode trayek | Moda | Jenis MPU | Rute perjalanan | Jumlah trayek | Jumlah unit yang beroperasi |
---|---|---|---|---|---|---|
1 | ![]() | perkotaan | carry | Wilangon–Keputih | 101 | 58 |
2 | ![]() | perkotaan | carry | Romokalisari–Dukuh Kupang | 77 | 31 |
3 | ![]() | antarkota | carry | Pasar Turi–Gresik (Gubernur Suryo) | 104 | 66 |
4 | ![]() | antarkota | kijang | Surabaya–Gresik (Bunder) | 164 | 105 |
5 | ![]() | pedesaan | L300 | Wilangon–Gresik–Karang Cangkring | 40 | 33 |
6 | ![]() | pedesaan | L300 | Wilangon–Glagah | 15 | 0 |
7 | - | antarkota | elf/bison | Surabaya–Lamongan–Babat | 12 | 4 |
Jumlah unit | 513 | 297 |
Rute Wirawiri Suroboyo :
Satu-satunya jalur trayek angkutan kota Surabaya yang masih beroperasi dari terminal ini adalah trayek WK relasi Wilangon–Keputih. Sampai Juni 2020, terpantau hanya 25 unit angkutan kota trayek WK yang rutin beroperasi setiap harinya.[69] Sedangkan angkutan kota trayek RDK relasi Romokalisari–Dukuh Kupang sudah tidak tampak beroperasi lagi dari terminal ini.[70] Sebagai upaya meramaikan lagi aktivitas penumpang di Terminal Tambak Osowilangon, Dishub Surabaya mencoba membuat jalur khusus atau jalur langsung untuk menaikturunkan penumpang yang menggunakan MPU non bus, baik angkutan kota maupun MPU antarkota lintas Surabaya–Gresik.[71][72] Upaya tersebut diharapkan agar calon penumpang MPU yang akan menaiki bus antarkota (maupun sebaliknya) mau masuk ke dalam terminal.[73]
MPU antarkota relasi Surabaya–Babat umumnya jarang sekali memasuki Terminal Tambak Osowilangun. MPU jalur trayek tersebut biasanya mempunyai titik awal keberangkatan dari Kebomas dan Bunder. Tahun 2012, puluhan unit MPU antarkota relasi Babat–Bojonegoro pernah mengantongi izin trayek insidentil untuk jalur trayek Surabaya–Bojonegoro. Hal tersebut dikarenakan awak bus antarkota pada jalur trayek serupa melakukan mogok kerja akibat terjadinya aksi pemboikotan bus antarkota di terminal ini.[74][75][76]
Operasional bus perkotaan
Ringkasan
Perspektif
Bus kota reguler

Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 9 Tahun 2005, Terminal Tambak Osowilangon menjadi titik terminus dari delapan jalur trayek bus kota reguler, yang semuanya mempunyai lintasan dari dan ke Terminal Purabaya.[77] Sampai tahun 2012, unit bus kota reguler yang beroperasi dari terminal ini berjumlah 28 unit, yang tersebar pada tiga jalur trayek seperti P2, P7 dan P8. Perum DAMRI menjadi operator tunggal pada jalur trayek P2 relasi Purabaya–Tambak Osowilangon via Darmo dan P8 relasi Purabaya–Tambak Osowilangon via Tol.[59] Sedangkan jalur trayek P6 relasi Purabaya–Tambak Osowilangon via Diponegoro dioperasikan oleh beberapa perusahaan otobus swasta seperti PO Arjuna Sakti, PO Pemudi, PO Indrapura, PO Estraa Mandiri dan PO Ladju II. Seluruh unit bus yang digunakan perusahaan otobus swasta tersebut merupakan kendaraan bus besar kelas patas non AC yang umumnya sudah berusia tua.[78][79]
No | Operator | Sebaran unit tiap jalur trayek | Jumlah unit per jalur trayek | ||
---|---|---|---|---|---|
![]() | ![]() | ![]() | |||
1 | Perum DAMRI | 3 | 0 | 18 | 21 |
2 | PO Arjuna Sakti | 0 | 7 | 0 | 7 |
3 | PO Pemudi | 0 | 2 | 0 | 2 |
4 | PO Indrapura | 0 | 2 | 0 | 2 |
5 | PO Estraa Mandiri | 0 | 2 | 0 | 2 |
6 | PO Ladju II | 0 | 1 | 0 | 1 |
Jumlah unit per trayek | 3 | 14 | 18 | 35 | |
Jumlah unit yang beroperasi | 0 | 14 | 14 | 28 | |
Keterangan kode trayek: [80] • ![]() • ![]() • ![]() • ![]() ![]() • ![]() ![]() • ![]() • ![]() ![]() • ![]() |
Semenjak Pemkot Surabaya resmi menerapkan pembatasan sosial akibat pandemi Covid-19 sejak 28 April 2020, seluruh aktivitas bus antarkota dari Terminal Tambak Osowilangon dihentikan total. Akibatnya bus kota reguler dari jalur trayek P6 dan P8 juga ikut terimbas, sehingga seluruh operator pun menghentikan operasionalnya juga.[81][82] Setelah level pembatasan sosial diturunkan dan bus antarkota mulai diizinkan beroperasi kembali (dengan mengikuti protokol kesehatan), Perum DAMRI juga mulai mengoperasikan kembali layanan bus kota reguler jalur trayek P8 per 29 Juni 2020. Namun seluruh operator swasta tidak lagi mengaktifkan layanan bus kota reguler mereka pada jalur trayek P6.[83] Per 1 September 2022, Perum DAMRI resmi menghentikan operasional seluruh unit bus kota reguler pada jalur trayek yang dimiliki, salah satunya jalur trayek P8 relasi Purabaya–Tambak Osowilangon via Tol. Langkah Perum DAMRI tersebut mengakibatkan satu-satunya jalur trayek bus kota reguler yang tersisa di terminal ini mengalami kekosongan unit bus.[84][85]
Bus perkotaan modern

Jauh sebelum layanan Suroboyo Bus mengaspal di Surabaya pada 7 April 2018, area parkir bus antarkota Terminal Tambak Osowilangon pernah difungsikan sementara sebagai depo (pool) dan garasi bagi unit-unit baru Suroboyo Bus, baik yang sudah atau belum uji kir.[86][87] Per 3 Desember 2019, depo Suroboyo Bus mulai dipindahkan ke lokasi baru di Terminal Kedung Cowek.[88][89]
Berdasarkan webinar yang diselenggarakan oleh Ditjen Hubdat Kemenhub RI pada 24 November 2021, Dishub Surabaya memaparkan beberapa perencanaan pengembangan moda transportasi bus perkotaan modern Teman Bus yang berbasis jalan (buy the service) pada periode tahun 2021–2022. Salah satunya mengenai rencana pengadaan moda Trans Semanggi Suroboyo yang akan menjangkau Terminal Osowilangon melalui koridor 4 relasi GBT–Mastrip (Wiyung).[90][91] Namun realisasi tersebut dipetakan ulang pada tahun 2022. Koridor tersebut baru akan direalisasikan pada tahun 2024 menggunakan 21 unit bus besar.[92]
Sebagai bentuk upaya meningkatkan fungsi dan konektivitas angkutan umum di Terminal Tambak Osowilangon, Pemerintah Kota Surabaya menyiapkan skema untuk mengekspansi rute jangkuan moda Suroboyo Bus hingga terminal ini.[93] Per 14 September 2022, berselang dua minggu setelah Perum DAMRI menghentikan seluruh operasional bus kota regulernya, Suroboyo Bus mulai beroperasi perdana dari terminal ini.[94][95] Koridor yang difungsikan bukan koridor baru, melainkan perpanjangan koridor eksisting R7/R8 relasi TIJ–Jono Soewojo. Rute lintasan diperpanjang (diekstensi) melalui penambahan titik halte pada beberapa kawasan seperti Pasar Modern Puncak Permai, Samsat Tandes (sekitar Stasiun Tandes), Margomulyo dan peron terminal ini.[96] Sebanyak enam hingga delapan unit bus dioperasikan secara terjadwal pada rentang pukul 05.30–21.00 WIB dengan waktu tunggu (headway) hingga 34 menit.[97]
No | Moda | Koridor | Rute perjalanan | Hari operasional |
---|---|---|---|---|
1 | Suroboyo Bus | TIJ–TOW | setiap hari | |
TIJ–TOW–Romokalisari | sabtu–minggu | |||
TIJ–TOW–GBT | insidentil | |||
2 | Trans Semanggi Suroboyo | 4L | GBT–Mastrip | TBA |
Untuk mendukung berlangsungnya pertandingan Kualifikasi Piala Asia U-20 AFC 2023 pada 14–19 September 2022, Suroboyo Bus juga memperpanjang rute koridor R7/R8 hingga stadion Gelora Bung Tomo (GBT) pada jam-jam tertentu. Seterusnya, koridor tersebut memiliki titik terminus di Terminal Tambak Osowilangon, dan akan diperpanjang secara insidentil, jika hanya terdapat jadwal pertandingan olahraga di stadion ini. Ekstensi koridor ini diharapkan dapat memfasilitasi para suporter agar bisa mendapatkan akses angkutan umum menuju stadion ini, yang sebelumnya sama sekali belum tersedia layanan angkutan umum.[98][99]
Dishub Surabaya segera menyiapkan angkutan umum bus menuju destinasi wisata baru Romokalisari Adventure Land, yang telah diresmikan oleh Walikota Surabaya, Eri Cahyadi pada 25 September 2022.[100][101] Sebanyak 4-6 unit pada koridor R7/R8 Suroboyo Bus relasi TIJ–TOW diperpanjang rute lintasannya hingga menjangkau destinasi wisata yang juga berdekatan dengan kawasan sentra ikan dan rusunawa di Kelurahan Romokalisari ini.[102] Perpanjangan rute koridor tersebut hanya akan beroperasi setiap akhir pekan saja, sedangkan pada hari Senin–Jumat akan sampai Terminal Tambak Osowilangon saja. Koridor tersebut akan beroperasi perdana pada 1 Oktober 2022.[103]
Bus antarkota
Ringkasan
Perspektif
Rute reguler

Berbeda dengan Terminal Purabaya, Terminal Tambak Osowilangon lebih banyak difungsikan sebagai titik awal keberangkatan berbagai jalur trayek bus antarkota kelas ekonomi jarak dekat dan menengah, yang melintasi jalur utama pada kawasan Pegunungan Kendeng Utara ataupun pantai utara di Pulau Jawa.[8][104] Jangkauan bus antarkota dari terminal ini umumnya mencapai kabupaten atau kota pada kawasan tersebut seperti Kabupaten Lamongan, Bojonegoro, Tuban, Blora, Grobogan hingga Semarang.[105][106]
No | Rute perjalanan | Operator | Jumlah trayek | Jumlah unit yang beroperasi |
---|---|---|---|---|
1 | Surabaya (TOW)–Paciran–Brondong | PO Armada Sakti [info 1] | 20 | 20 |
2 | Surabaya (TOW)–Bojonegoro [107] | PO Dali Mas [info 2] | 17 | 17 |
PO Margo Djoyo | 16 | 14 | ||
PO Rajawali Indah | 20 | 9 | ||
PO Putra Mas | 11 | 9 | ||
PO Dali Jaya | 11 | 8 | ||
PO Dali Prima | 11 | 8 | ||
PO Moedah | 6 | 5 | ||
PO Widji Lestari | 5 | 4 | ||
3 | Surabaya (TOW)–Tuban [108] | PO Mutiara Indah | 13 | 10 |
PO Widji Lestari | 10 | 6 | ||
PO Sabar Indah | 9 | 6 | ||
PO Moedah | 7 | 4 | ||
PO Margo Djoyo | 3 | 3 | ||
4 | Bojonegoro–Surabaya (TOW)–Malang | PO Dali Prima | 2 | 2 |
PO Widji Lestari | 2 | 2 | ||
5 | Bojonegoro–Surabaya (TOW)–Jember | PO Kentjono | 4 | 2 |
6 | Tuban–Surabaya (TOW)–Malang | PO Zena | 1 | 1 |
7 | Surabaya (TOW)–Cepu | PO Margo Djoyo | 17 | 12 |
PO Moedah | 3 | 3 | ||
PO Dali Mas | 2 | 2 | ||
PO Dali Jaya | 1 | 1 | ||
8 | Cepu–Surabaya (TOW)–Malang | PO Jaya Utama | 15 | 11 |
9 | Surabaya (TOW)–Purwodadi | PO Jaya Utama | 4 | 2 |
10 | Surabaya (TOW)–Semarang | PO Indonesia [109][info 3] | 17 | 8 |
PO Widji Lestari | 6 | 3 | ||
PO Jaya Utama | 2 | 2 | ||
11 | Surabaya (TOW)–Jepara | PO Indonesia | 3 | 2 |
Jumlah unit | 248 | 182 | ||
Catatan: Data tidak termasuk jalur trayek Surabaya (TOW)–Malang seperti yang dioperasikan oleh PO Tentrem. |
Sebelum tahun 2012, terminal ini masih menjadi titik awal keberangkatan dan lintasan dari dua belas jalur trayek bus antarkota, baik dalam provinsi (AKDP) maupun antarprovinsi (AKAP). Empat diantaranya merupakan jalur trayek lintasan bus antarkota persinggahan dari Terminal Arjosari atau Terminal Tawang Alun menuju Bojonegoro, maupun sebaliknya.[61] Sampai tahun 2020, hanya tersisa tujuh relasi atau jalur bus antarkota yang rutin beroperasi di terminal ini, antara lain sebagai berikut.[110]
- Surabaya (TOW)–Paciran
- Surabaya (TOW)–Bojonegoro
- Surabaya (TOW)–Cepu
- Surabaya (TOW)–Purwodadi
- Surabaya (TOW)–Malang
- Malang–Surabaya (TOW)–Bojonegoro
- Malang–Surabaya (TOW)–Cepu
Pemindahan bus antarkota dari Terminal Purabaya

Pasca kegagalan pemindahan unit bus AKAP relasi Surabaya–Semarang pada tahun 2012, Pemkot Surabaya kembali melanjutkan penataan dan penambahan berbagai rute baru bus antarkota dari Terminal Tambak Osowilangon pada akhir tahun 2013.[111][112] Berbeda dengan sebelumnya, pola penataan akan dilakukan dengan konsep mengisi, bukan memotong seperti yang sebelumnya. Penambahan rute baru tidak dilakukan dengan mengalihkan semua unit bus pada jalur trayek tertentu dari Terminal Purabaya, melainkan dengan mengambil sebagian unit bus dari Terminal Purabaya untuk dialihkan sebagai jalur trayek baru di terminal ini.[113][114] Sejumlah 256 unit bus antarkota pada lebih dari sepuluh jalur trayek yang berbeda di Terminal Purabaya akan dipindahkan secara bertahap.[115] Tahap awal, 64 unit bus dari total 68 izin trayek yang tersebar pada lima rute bus AKDP patas, enam rute bus AKDP ekonomi dan satu rute bus AKAP patas mulai dipindahkan per 22 November 2013.[116][117] Peningkatan penumpang sempat terjadi pada Desember 2013, setelah beberapa perusahaan otobus sudah membuka rute baru dengan berbagai kota tujuan di Jawa Timur seperti Trenggalek, Malang, Probolinggo, dll.[118]
No | Rute | Kelas | Operator | Jumlah unit |
---|---|---|---|---|
1 | Surabaya (TOW)–Malang | patas | PO Hafana PO Kalisari PO Medali Mas PO Menggala PO Pelita Mas PO Restu PO Restu II | 16 |
2 | Banyuwangi–Surabaya (TOW)–Sumenep via Jember | patas | PO Mila Sejahtera | 2 |
3 | Banyuwangi–Surabaya (TOW)–Sumenep via Situbondo | patas | PO Akas IV PO Mila Sejahtera | 4 |
4 | Jember–Surabaya (TOW)–Sumenep | patas | PO Akas N1 PO Indonesia Abadi PO Ladju II | 14 |
5 | Probolinggo–Surabaya (TOW)–Sumenep | patas | PO Indonesia Abadi | 2 |
6 | Surabaya (TOW)–Semarang | patas | PO Widji Lestari | 2 |
7 | Surabaya (TOW)–Trenggalek | ekonomi | PO Harapan Jaya PO Pelita Indah | 10 |
8 | Surabaya (TOW)–Ponorogo | ekonomi | PO Jaya I PO Jaya II PO Neo Harapan Utama | 6 |
Surabaya (TOW)–Pacitan | ekonomi | PO Aneka Jaya | 2 | |
9 | Surabaya (TOW)–Malang–Blitar | ekonomi | PO Kalisari | 2 |
10 | Surabaya (TOW)–Ambulu/Jember | ekonomi | PO Ladju II | 2 |
11 | Probolinggo–Surabaya (TOW)–Sumenep | ekonomi | PO Indonesia Abadi | 4 |
Jumlah unit | 66 |
Sebelumnya, terlebih dulu PO Widji Lestari sudah melakukan operasional perdana layanan bus antarkota relasi Surabaya–Semarang kelas patas sejak 8 Oktober 2013.[119] Menyusul PO Jaya Utama dan PO Indonesia juga mulai menambah unit bus antarkota kelas patas pada relasi yang sama per 1 Maret 2014.[120]
Sebelumnya, beberapa perusahaan otobus seperti PO Jaya I, PO Jaya II dan PO Neo Harapan Utama pernah mengoperasikan layanan bus antarkota kelas ekonomi relasi Surabaya–Ponorogo dari Terminal Tambak Osowilangon sejak tahun 2013. Namun jalur tersebut dibekukan sekitar tahun 2015 dikarenakan tidak terdapatnya okupansi penumpang dari terminal ini. Berselang lima tahun, Perum DAMRI cabang Ponorogo mulai mengaktifkan layanan bus antarkota kelas patas dengan relasi yang sama seperti sebelumnya dari terminal ini per 6 Agustus 2021.[121] Jalur trayek yang dioperasikan tersebut mempunyai relasi Surabaya–Ponorogo via Tol Trans Jawa.[122] Layanan tersebut diharapkan dapat memperkuat dan memperluas jaringan transportasi darat serta memulihkan sektor perekonomian dan pariwisata sebagaimana tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2020 tentang Program Pemulihan Ekonomi nasional (PEN).[123]
Galeri
| |||||||||||||
Referensi
Lihat pula
Pranala luar
Wikiwand - on
Seamless Wikipedia browsing. On steroids.