Loading AI tools
Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas
Tanah dan Sereal merupakan suatu istilah politik yang umum digunakan di Asia Timur untuk merujuk negara. Altar untuk tanah dan sereal dibangun bersama dengan altar-altar untuk leluhur. Raja-raja lokal dan para pejabat lokal melakukan upacara untuk tanah dan sereal demi meneguhkan kekuasaan mereka.[1][2] Semenjak masa Dinasti Zhou, istilah "Tanah dan Sereal" menjadi sinonim dengan "negara".[3]
Tanah dan Sereal | |||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Beijing Shejitan | |||||||||
Nama Tionghoa | |||||||||
Hanzi: | 社稷 | ||||||||
| |||||||||
Nama Jepang | |||||||||
Kanji: | 社稷 | ||||||||
| |||||||||
Nama Korea | |||||||||
Hangul: | 사직 | ||||||||
| |||||||||
Nama Vietnam | |||||||||
Quốc ngữ: | xã tắc |
"Altar Tanah dan Sereal" (pinyin=shèjì tán) tersusun atas tiga aksara 社稷坛. Shèjì 社稷 diterjemahkan menjadi "negara bagian, negara, Dewa-dewa tanah dan sereal"; sementara tán 坛 adalah "altar". Aksara shè 社 menurut definisi Unihan adalah "dewa tanah dan altar untuknya; grup keluarga-keluarga; kumpulan, masyarakat"; tersusun atas radikal shì 礻 ("roh, kultus") dan radikal tǔ 土 ("tanah, bumi"). Aksara jì 稷 menurut Unihan diterjemahkan sebagai "dewa sereal; menteri pertanian"; tersusun atas aksara hé 禾 ("tanaman padi-padian") dan cè 畟 ("cangkul").[4]
Kultus kepada "Tanah dan Sereal" mulai bangkit dan berkembang pada zaman Musim Semi dan Gugur. Sebagai suatu kerajaan bersistem teokrasi, kultus utama dinasti-dinasti Tiongkok adalah sembahyang kepada leluhur.[1] Ritual persembahyangan hanya dilakukan oleh keluarga kerajaan dan tidak semua orang boleh mengikuti. Pada masa Dinasti Shang, dewa tertinggi disebut dengan nama Shangdi, begitu tinggi sehingga doa-doa yang dipanjatkan kepadanya hanya bisa dicapai melalui perantaraan para leluhur keluarga kerajaan.[5] Setelah Shang digantikan oleh Zhou, Shangdi perlahan digantikan (digabungkan) dengan Tian yang bersifat lebih universal. Shangdi tidak hanya bisa dicapai oleh para leluhur Shang, tetapi oleh leluhur semua keluarga yang memperoleh Mandat Langit.[6]
Pergantian dari Shang ke Zhou juga diikuti terjadinya desentralisasi pemerintahan. Kerabat keluarga istana dan jenderal diberi kekuasaan atas wilayah-wilayah kerajaan sehingga kedudukan raja perlahan-lahan berubah hanya menjadi status saja. Sementara itu, wilayah-wilayah kerajaan perlahan-lahan berubah menjadi negara-negara yang independen,[7] sehingga dibutuhkan suatu kultus baru yang bisa diikuti oleh semua penduduk sebagai dampak bangkitnya kesadaran masing-masing kota untuk menjadi negara yang berdiri sendiri. Semenjak berabad-abad sebelumnya, setiap desa dan wilayah memiliki tempat sembahyang masing-masing untuk bumi (Tu Di). Kultus ini menjadi yang paling siap untuk diadopsi menjadi kultus utama masing-masing negara bagian,[1] meniru ritual istana yang dilakukan oleh kaisar.[2] Pada akhir zaman Musim Semi dan Gugur dan periode Negara Perang, altar Tanah dan Sereal menjadi lambang yang umum bahkan metonimi untuk menyebut "negara".[1] Bahkan para menteri di periode Negara Perang menentang kaisar dengan mengatakan bahwa kesetiaan mereka yang sesungguhnya diberikan kepada "altar Tanah dan Sereal", bukan kepada raja secara personal.[8][9] Demi "altar Tanah dan Sereal" (yaitu "negara"), menteri yang setia rela berkorban untuk menyingkirkan pemimpin yang tidak kompeten.[10]
Seamless Wikipedia browsing. On steroids.
Every time you click a link to Wikipedia, Wiktionary or Wikiquote in your browser's search results, it will show the modern Wikiwand interface.
Wikiwand extension is a five stars, simple, with minimum permission required to keep your browsing private, safe and transparent.