Surah Ṭaha
surah ke-20 dalam al-Qur'an Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas
Surah Ṭāhā[1] (bahasa Arab: طه) adalah surah ke-20 dalam al-Qur'an; terdiri atas 135 ayat. Surah ini dinamai "Ṭā Hā" karena dibuka dengan huruf muqatta'at yang sama.[2] Berdasarkan asbabunnuzul surah ini, surah ini termasuk golongan surah Makkiyah, diturunkan pada periode akhir Makkah (615-619).[3][4]
طه Ṭāhā Ṭ-H | |
---|---|
![]() | |
Klasifikasi | Makkiyah |
Juz | 16 |
Hizb | 32 |
Jumlah ruku | 8 |
Jumlah ayat | 135 |
Jumlah kata | 1.534 |
Jumlah huruf | 5.399 |
Muqaṭṭaʻāt | Ṭa, Ha |

Surah ini mengisahkan secara rinci mengenai Musa yang diutus Allah untuk Bani Israil (Qur'an Ṭaha:10), keluarnya Bani Israil dari Mesir dan menyeberangi Laut Merah (Ṭaha:77), kisah penyembahan anak lembu emas (Ṭaha:88), dan kejatuhan Adam (Ṭaha:120). Bab utama yang dibahas dalam surah ini adalah keberadaan Allah, kemudian dilanjutkan dengan kisah Musa dan Adam.[5] Tema dan gaya surah ini telah diulas oleh Angelika Neuwirth dalam buku Jane McAuliffe, The Cambridge Companion to the Qur'an.[6] Termasuk di dalamnya nubuatan eskatologis Al-Qur'an, tanda-tanda keberadaan Allah, dan perdebatan.
Surah ini diyakini membuat Umar bin Khattab tergerak untuk menerima Islam.[7]
Manuskrip tertua yang memuat Surah Ṭāhā adalah manuskrip Birmingham[8] yang diduga berasal dari tahun 0–25 H.
Isi
Ringkasan
Perspektif
Surah ini dinamakan Ṭā Hā karena dibuka dengan muqatta'at yang sama. Surah ini dimulai dengan memperkenalkan sifat kemahakuasaan Allah. Kemudian surah ini dilanjutkan kisah dua nabi, Musa dan Adam. Kedua kisah ini diawali dengan petunjuk Allah kepada Muhammad, kemudian dilanjutkan dengan bahasan Pengadilan Terakhir serta hukuman bagi orang-orang kafir. Surah ini diakhiri dengan kesimpulan atas kisah tersebut, pelajaran yang dapat diambil, serta petunjuk Allah kepada Muhammad. Perulangan atas kisah-kisah ini dibahas oleh Carl W. Ernst dalam bukunya, How to Read the Qur'an.[3] Kisah Musa lebih banyak dibahas di sini daripada kisah Adam.[5]
- Al-Qur'an diturunkan sebagai peringatan bagi manusia (1–8)
- Kisah Musa (9–114)
- Musa menerima wahyu (9–16)
- Dua macam mukjizat Nabi Musa (17–23)
- Perintah Allah kepada Musa dan permohonan Musa (24–36)
- Nikmat-nikmat Allah kepada Musa sejak kecil (37–41)
- Musa dan Harun diperintah menghadap Firaun (42–56)
- Nabi Musa menundukan tukang-tukang sihir Firaun (57–69)
- Tukang-tukang sihir Firaun menjadi orang yang beriman (70–76)
- Pembelahan laut dan pembebasan Bani Israil (77–82)
- Teguran Allah kepada Nabi Musa (83–84)
- Pengkhianatan Samiri (85–91)
- Teguran Musa kepada Harun dan balasan Harun (92–94)
- Hardikan Musa terhadap Samiri (95–96)
- Azab yang ditimpakan kepada Samiri (97–98)
- Kisah umat-umat yang dahulu merupakan peringatan bagi manusia (99–104)
- Keadaan pada Hari Kiamat (105–114)
- Kisah Adam dan pembangkangan Iblis (115–127)
- Beberapa peringatan dan ajaran tentang moral (128–135)
Ayat-ayat penting
Ringkasan
Perspektif
Bagian pembuka
Ayat-ayat pembuka surah ini membahas Allah yang akan menjelaskan kepada Muhammad mengenai sifat-sifat-Nya. Dalam bagian ini, juga disebutkan bahwa Al-Qur'an adalah pengingat atas keberadaan Allah, sebuah tema yang selalu ada di seluruh surah dalam Al-Qur'an. Menurut asbabunnuzul yang dibahas oleh al-Wahidi, Allah menurunkan ayat ini kepada Muhammad karena orang-orang suku Quraisy menganggap bahwa Muhammad merasa kesusahan setelah berlepas diri dari mereka, dan Allah menurunkan ayat-ayat-Nya hanya untuk membuat Muhammad merasa semakin kesusahan.[9]
Ayat 2–3 berbunyi: "Kami tidak menurunkan Al-Qur’an ini kepadamu (Nabi Muhammad) supaya engkau menjadi susah, kecuali sebagai peringatan bagi orang yang takut (kepada Allah)."[5] Ayat 8 berbunyi: "Allah tidak ada tuhan selain Dia. Milik-Nyalah nama-nama yang terbaik."[5]
Kisah Musa
Kisah Musa merupakan inti dari surah ini. Kali ini, Surah Ṭaha mengisahkan secara rinci mengenai perdebatan antara Musa dengan Firaun, dan bagaimana Allah menguji kaum Musa. Musa diutus Allah untuk Firaun, dan ingin mengajaknya menuju agama yang lurus. Pada ayat 25–28 yang diucapkan Nabi Musa dalam surah ini banyak digunakan sebagai doa sebelum memulai khotbah atau pidato. Ayat ini berbunyi: "Wahai Tuhanku, lapangkanlah dadaku, mudahkanlah untukku urusanku, dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku, agar mereka mengerti perkataanku."
Perdebatan Musa dan Firaun akhirnya dimenangkan Musa berkat pertolongan Allah, lalu Musa beserta Bani Israil meninggalkan Mesir. Setelah Firaun ditenggelamkan di Laut Merah, Musa mengajak kaumnya untuk menyaksikan Allah yang akan menurunkan Kitab Taurat, tetapi kaumnya memilih enggan mengikuti Musa. Selama ia pergi, kaumnya disesatkan oleh Samiri dan mulai menyembah anak lembu emas yang menurut Samiri, adalah wujud "Tuhan" yang mengeluarkan Bani Israil dari Mesir. Sekembalinya Musa, ia menegur saudaranya Harun karena membiarkan kaumnya mempersekutukan Allah. Setelah Harun Pembangkangan Samiri yang sangat mirip dengan Iblis atau Setan telah membuatnya mendapatkan hukuman berat dari Allah.
Ayat 56: "Sungguh Kami benar-benar telah memperlihatkan kepadanya (Fir‘aun) tanda-tanda (kebesaran) Kami semuanya. Namun, dia mendustakan dan enggan (menerima kebenaran)."[5] Ayat 85: "…Dia (Allah) berfirman, “Sesungguhnya Kami benar-benar telah menguji kaummu setelah engkau tinggalkan dan Samiri telah menyesatkan mereka."'"[5] Ayat 97: "Dia (Musa) berkata (kepada Samiri), “Pergilah kau! Sesungguhnya di dalam kehidupan (dunia) engkau (hanya dapat) mengatakan, ‘Jangan sentuh (aku).’ Engkau pasti mendapat (hukuman) yang telah dijanjikan (di akhirat) yang tidak akan dapat engkau hindari. Lihatlah tuhanmu itu yang tetap engkau sembah. Kami pasti akan membakarnya, kemudian sungguh kami akan menghamburkan (abu)-nya ke laut.”" [10]
Kisah Adam
Bagian ini dibuka dengan pernyataan tentang kemahabesaran Allah, kemudian dilanjutkan dengan petunjuk ringkas kepada Muhammad. Allah kemudian mengisahkan Adam dan Hawa. Setelah Allah menciptakan Adam, Allah memerintahkan semua malaikat dan makhluk-Nya untuk bersujud kepada Adam, kecuali Iblis. Iblis akhirnya dihukum Allah dan akan menjadi musuh manusia hingga Hari Kiamat. Namun, Iblis tak mau menyerah, dan ingin terus menggoda Adam. Adam pun terpengaruh oleh bujukan Iblis dan Allah akhirnya mengeluarkan Adam dari Surga. Namun, Adam bertobat atas kesalahannya dan memohon ampunan Tuhan dengan sungguh-sungguh, dan Tuhan akhirnya mengampuninya.
Hari Pengadilan Terakhir, azab bagi orang kafir
Ayat 99–114 kembali merujuk pada pelajaran umat-umat terdahulu dalam Al-Quran, dan membahas Hari Kiamat. Bagian ini memberikan gambaran singkat tentang peristiwa-peristiwa yang akan terjadi pada Hari Pengadilan Terakhir. Orang-orang kafir akan dihukum, tetapi orang-orang beriman tidak perlu bersusah hati. Kisah tentang hari penghakiman ini merupakan contoh sifat eskatologis Al-Quran, sebagaimana dijelaskan oleh Angelika Neuwirth.[6] Ayat 113, membahas mengenai penggunaan bahasa Arab sebagai bahasa Al-Qur'an.
Bagian ini diulang kembali pada ayat 126 dan 127.[5]
Peringatan dan ajaran moral
Bagian ini berisi pola lain yang dibahas oleh Neuwirth, yakni tanda-tanda keberadaan Allah.[6] Ayat ini menggunakan perumpaan kota-kota tua yang dibinasakan Allah untuk membuktikan bahwa Allah itu ada dan dapat dengan mudah menghancurkan manusia karena kesyirikannya. Selain itu, bagian ini memerintahkan orang-orang beriman untuk berdoa kepada Allah, dan tidak menginginkan harta milik orang lain. Ayat 131 adalah ayat kedua dari surah yang disebutkan dalam asbabunnuzul. Al-Wahidi mengatakan bahwa ayat ini diturunkan karena Muhammad pernah menginginkan makanan untuk menjamu tamu, tetapi tidak mampu membelinya. Orang Yahudi yang menjual makanan itu menolak untuk menjualnya tanpa jaminan, dan Muhammad sangat marah dengan hal ini..[9] Untuk mengingatkannya, Allah menurunkan ayat ini.
Akhir dari surah ini mencakup salah satu elemen yang dibahas Neuwirth: perdebatan.[6] Pada bagian penutup, terjadi perdebatan antara orang-orang kafir dan Muhammad. Orang-orang kafir bertanya mengapa Allah tidak memperlihatkan tanda-tanda kekuasaan-Nya bagi mereka, dan pada ayat terakhir Allah memerintahkan Muhammad untuk menjawab mereka.
Referensi
Pranala luar
Wikiwand - on
Seamless Wikipedia browsing. On steroids.