Soerjadi (politikus)

politisi Indonesia Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas

Soerjadi (politikus)

Drs. Soerjadi (13 April 1939  4 Juni 2016 ) adalah seorang politikus Indonesia. Ia merupakah tokoh politik Partai Demokrasi Indonesia (PDI) yang pernah menjabat sebagai Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI) periode 1987—1992 dan 1992—1997.[1] Soerjadi meninggal dunia pada tanggal 4 Juni 2016 sekitar pukul 09.20 pada usia 77 tahun saat dirawat di Rumah Sakit Pusat Pertamina.[2] Selain menjadi Ketua sekaligus pengurus PDI, ia juga dikenal sebagai salah satu Angkatan '66 pendiri Komite Nasional Pemuda Indonesia dari perwakilan GMNI (Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia) sekaligus menantu dari Mantan Gubernur Jawa Tengah dan Walikota Semarang Hadisubeno Sosrowerdojo.

Fakta Singkat Drs., Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Perwakilan Demokrasi Indonesia ...
Soerjadi
Thumb
Soerjadi saat menerima Bintang Mahaputera, 1993
Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia
Perwakilan Demokrasi Indonesia
Masa jabatan
1 Oktober 1987  1 Oktober 1997
PresidenSoeharto
Sebelum
Pengganti
Fatimah Achmad
Sebelum
Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia ke-4
Masa jabatan
27 Juli 1996  27 Agustus 1998
Masa jabatan
2 Mei 1986  22 Januari 1993
Sebelum
Pengganti
Megawati Soekarnoputri
Sebelum
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat
Republik Indonesia
Masa jabatan
1 Oktober 1987  30 September 1997
Daerah pemilihanDKI Jakarta
Masa jabatan
28 Oktober 1971  30 September 1982
Daerah pemilihanJawa Tengah
Informasi pribadi
Lahir(1939-04-13)13 April 1939
Selur, Ngrayun, Ponorogo, Hindia Belanda
Meninggal4 Juni 2016(2016-06-04) (umur 77)
Jakarta, Indonesia
KebangsaanIndonesia
Partai politikPDI
Afiliasi politik
lainnya
PNI  (hingga 1973)
HubunganR. M. Hadisoebeno Sosrowerdojo (ayah mertua)
AlmamaterUniversitas Gadjah Mada
PekerjaanPolitikus
Sunting kotak info L B
Tutup

Riwayat hidup

Ia pernah kuliah di Universitas Gadjah Mada dan menjadi presiden direktur dari PT. Aica Indonesia, perusahaan yang memproduksi lem Aica Aibon, sejak tahun 1982.[3][4] Perusahaan tersebut merupakan milik dari Wanandi bersaudara (Sofjan dan Jusuf Wanandi).[3][4] Ketika kuliah, Ada pengalaman menarik ketika kuliah di UGM yaitu Ia tetap lulus kuliah psikologi meskipun tidak pernah mengikuti kuliah psikologi yang diampu oleh Drs. Busono Wiwoho dengan alasan pengajarnya adalah tokoh PKI (Partai Komunis Indonesia).[5][6][7] Belakangan ia menyadari bahwa ideologi dan dunia akademik adalah hal yang berbeda dan jangan dicampuradukkan.[4]

Ketika menjadi Ketua umum PDI, Ia berhasil mengajak Megawati Soekarnoputri (dahulu dikenal sebagai Megawati Taufik Kiemas), Guruh Soekarnoputra, (alm) Taufik Kiemas, dan (alm) Sophan Sophiaan untuk bergabung dengan PDI.[8][9] Keberhasilan mengajak Sophan Sophiaan ke PDI bermula ketika ia mengajaknya makan di restoran Pizza Hut di Pondok Indah, Jakarta Selatan.[10]

Setelah tidak lagi aktif dalam dunia politik, Ia lebih sering melakukan kegiatan non politik seperti berkebun dan mengurus taman.

Tanda Kehormatan

Referensi

Loading related searches...

Wikiwand - on

Seamless Wikipedia browsing. On steroids.