Loading AI tools
Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas
Sigismund dari Luksemburg (15 Februari 1368 – 9 Desember 1437) merupakan Raja-pemilih Brandenburg dari tahun 1378 sampai 1388 dan dari tahun 1411 sampai 1415, Raja Hungaria dan Kroasia dari tahun 1387, Raja Jerman dari tahun 1411, Raja Bohemia dari tahun 1419, Raja Italia dari tahun 1431, dan Kaisar Romawi Suci selama empat tahun dari tahun 1433 sampai 1437, anggota keturunan laki-laki yang terakhir dari Wangsa Luksemburg.[1] Sigismund adalah pemimpin Perang Salib Eropa Barat yang terakhir - Perang salib Nikopolis pada tahun 1396. Kemudian ia mendirikan Ordo Naga untuk memerangi Bangsa Turki. Ia dianggap berpendidikan tinggi, fasih dalam beberapa bahasa (diantaranya; Prancis, Jerman, Hungaria, Italia, dan Latin) dan menyukai turnamen. Sigismund adalah salah satu kekuatan pendorong di balik Konsili Konstanz yang mengakhiri Skisma kepausan, tetapi pada akhirnya juga menyebabkan Pertempuran Husite yang mendominasi periode kemudian kehidupan Sigismund.
Sigismund | |
---|---|
Kaisar Romawi Suci | |
Berkuasa | 1433–1437 |
Penobatan | 31 Mei 1433, Roma |
Pendahulu | Karl IV |
Penerus | Friedrich III |
Raja Hungaria dan Kroasia | |
Berkuasa | 1387–1437 |
Penobatan | 31 Maret 1387, Székesfehérvár |
Pendahulu | Maria |
Penerus | Albrecht II |
Raja Jerman | |
Berkuasa | 1411–1437 |
Penobatan | 8 November 1414, Aachen |
Pendahulu | Ruprecht |
Penerus | Albrecht II |
Raja Bohemia | |
Berkuasa | 1419–1437 |
Penobatan | 27 Juli 1420, Praha |
Pendahulu | Wenceslaus IV |
Penerus | Albrecht II |
Kelahiran | 15 Februari 1368 Nürnberg, Kekaisaran Romawi Suci |
Kematian | 9 Desember 1437 69) Znojmo, Kerajaan Bohemia | (umur
Pemakaman | Nagyvárad, Kerajaan Hungaria (sekarang di kenal sebagai Oradea, Romania) |
Pasangan | |
Keturunan | Elisabeth dari Bohemia (1409–1442) |
Wangsa | Wangsa Luksemburg |
Ayah | Karl IV |
Ibu | Elżbieta dari Pommern |
Agama | Katolik Roma |
Lahir di Nürnberg, Sigismund adalah putra Kaisar Romawi Suci, Karl IV, dan istri keempatnya, Elżbieta dari Pommern, cucu perempuan Raja Kazimierz III dari Polandia, dan buyut Adipati Agung Lituania, Gediminas. Ia dinamai seperti Sigismond dari Bourgogne, santo favorit ayahandanya. Dari masa kecil Sigismund ia dijuluki "ruah jahe" (liška ryšavá) di Mahkota Bohemia, karena warna rambutnya.
Raja Lajos yang Agung selalu memiliki hubungan baik dan dekat dengan Kaisar Karl IV, dan Sigismund ditunangkan dengan putri sulung Lajos, Maria, pada tahun 1374, ketika ia berusia enam tahun. Setelah kematian ayahandanya pada tahun 1378, Sigismund muda menjadi Markgraf Brandenburg dan dikirim ke istana Hungaria, dimana ia segera mempelajari bahasa dan kehidupan bangsa Hungaria, dan sepenuhnya mengabdi pada negara asalnya. Raja Lajos menunjuknya sebagai ahli warisnya di Kerajaan Hungaria.
Pada tahun 1381, Sigismund yang berusia tiga belas tahun dikirim ke Kraków oleh kakanda tirinya dan wali Wenceslaus, Raja Jerman dan Bohemia, untuk belajar Bahasa Polandia, mengenal tanah dan bangsanya. Raja Wenceslaus juga memberinya Neumark untuk memfasilitasi komunikasi antara Brandenburg dan Polandia.
Ketidaksepakatan di antara beberapa tuan tanah Polandia di Małopolska di satu sisi dan Wielkopolska di sisi lain, mengenai pilihan Raja Polandia, akhirnya berakhir dengan memilih pihak Lithuania; dukungan dari lord Wielkopolska tidak cukup memberi Pangeran Sigismund mahkota Polandia. Sebagai gantinya, tuan tanah di Małopolska memberikannya kepada adinda Maria, Jadwiga dari Polandia, yang menikah dengan Jogaila dari Lithuania.
Pada kematian ayahandanya tahun 1382, tunangannya, Maria, menjadi ratu Hungaria dan Sigismund menikahinya pada tahun 1385 di Zólyom (yang sekarang Zvolen). Tahun berikutnya, ia diakui sebagai calon rekan-pemimpin Maria oleh Traktat Győr. Namun Maria ditangkap bersama dengan ibundanya, Elizabeta dari Bosnia, yang bertindak sebagai pemangku takhta, pada tahun 1387 oleh Wangsa Horvat yang memberontak, Uskup Pavao Horvat dari Mačva, saudaranya Ivan Horvat dan adiknya Ladislav. Ibu mertua Sigismund dicekik sementara Maria dibebaskan.
Setelah mendapatkan dukungan dari bangsawan, Sigismund dimahkotai sebagai Raja Hungaria di Székesfehérvár pada tanggal 31 Maret 1387.[2] Setelah mengumpulkan uang dengan menjanjikan Brandenburg ke sepupunya Jobst, markgraf Moravia (1388), ia terlibat dalam sembilan tahun berikutnya dalam sebuah perjuangan tanpa henti untuk memiliki takhta yang tidak stabil ini. Kekuatan sentral akhirnya melemah sedemikian rupa sehingga hanya aliansi Sigismund dengan Liga Czillei-Garai yang kuat yang dapat memastikan posisinya di atas takhta.[3] Bukan karena alasan tanpa pamrih, salah satu liga baron membantunya berkuasa: Sigismund harus membayar dukungan dari para bangsawan dengan memindahkan bagian yang cukup besar dari properti kerajaan. (Selama beberapa tahun, dewan baron memerintah negara atas nama Mahkota Suci Hungaria). Pemulihan wewenang pemerintah pusat memakan waktu puluhan tahun kerja. Sebagian besar bangsa yang dipimpin oleh Wangsa Garai bersamanya; Namun di provinsi selatan antara Sava dan Drava, Horvathys dengan dukungan Raja Tvrtko I. Pamanda Maria dari pihak ibundanya, diproklamirkan sebagai raja mereka Ladislao dari Napoli, putra Károly II dari Napoli yang terbunuh. Tidak sampai tahun 1395 Miklós II Garai berhasil menekan mereka. Maria meninggal pada saat hamil besar pada tahun 1395.
Untuk mengurangi tekanan dari bangsawan Hungaria, Sigismud mencoba mempekerjakan beberapa penasehat asing, yang tidak populer, dan ia harus berjanji untuk tidak memberikan tanah dan nominasi ke selain bangsawan Hungaria. Namun ini tidak diterapkan pada Stibor dari Stiboricz, yang merupakan sahabat dan penasehat terdekat Sigismund. Pada beberapa kesempatan, Sigismund dipenjara oleh bangsawan, tetapi dengan bantuan tentara Garai dan Stibor dari Stiboricz, ia akan mendapatkan kembali kekuasaan.
Pada tahun 1396 Sigismund memimpin gabungan tentara Kristen melawan bangsa Turki, yang telah memanfaatkan ketidakberdayaan sementara Hungaria untuk memperluas kekuasaan mereka ke tepi sungai Danube. Perang salib ini, yang dikotbahkan oleh Paus Bonifasius IX, sangat populer di Hungaria. Para bangsawan berbondong-bondong beribu-ribu dengan standar kerajaan, dan diperkuat oleh sukarelawan dari hampir seluruh wilayah Eropa, kontingen terpenting berasal dari Prancis yang dipimpin oleh Jean II dari Bourgogne, putra Philippe yang Berani. Sigismund berangkat dengan 90,000 orang dan sebuah armada dari 70 kapal induk. Setelah menangkap Vidin, ia berkemah dengan tentara Hungaria di depan benteng Nikopol. Sultan Bayezid I mengangkat pengepungan Konstantinopel dan, di kepala 140,000 orang, mengalahkan pasukan Kristen dalam Pertempuran Nikopolis yang terjadi antara tanggal 25 dan 28 September 1396. Sigismund kembali melalui laut dan melalui wilayah Zeta, dimana ia mentahbiskan kepada seorang lord pribumi Montenegrin, Đurađ II Balšić dengan kepulauan Hvar dan Korčula untuk melawan bangsa Turki; Kepulauan tersebut dikembalikan ke Sigismund setelah kematian Đurađ pada bulan April 1403.
Bencana di Nikopolis membuat marah beberapa lord Hungaria, yang menyebabkan ketidakstabilan di kerajaan. Karena kehilangan kewibawaannya di Hungaria, Sigismund kemudian mengalihkan perhatiannya untuk mengamankan suksesi di Jerman dan Bohemia, dan diakui oleh saudara tirinya yang tidak memiliki keturunan, Wenceslaus IV sebagai Jenderal-Vikaris seluruh Kekaisaran. Namun ia tidak dapat mendukung Wenceslaus ketika ia dipecat pada tahun 1400, dan Ruprecht dari Jerman, Elektor Palatinus, terpilih sebagai Raja Jerman untuk menggantikannya.
Sekembalinya ke Hungaria pada tahun 1401, Sigismund dipenjara satu kali dan dipecat dua kali. Pada tahun 1401 Sigismund membantu pemberontakan melawan Wenceslaus, selama masa perang raja Bohemia itu dipenjara, dan Sigismund memerintah Bohemia selama sembilan belas bulan. Ia membebaskan Wenceslaus pada tahun 1403. Sementara itu, sekelompok bangsawan Hungaria bersumpah setia kepada raja Anjou yang terakhir, Ladislao dari Napoli, dengan meletakkan tangan mereka pada relikui Santo László dari Hungaria di Nagyvárad. Ladislao adalah putra Károly II dari Hungaria yang terbunuh, dan dengan demikian merupakan kerabat jauh Raja Lajos I dari Hungaria. Ladislao menangkap Zadar pada tahun 1403, tetapi segera menghentikan kemajuan militer. Perjuangan ini paa gilirannya menyebabkan perang dengan Republik Venesia, karena Ladislao telah menjual kota-kota Dalmasia ke warga Venesia sebesar 100,000 ducat sebelum berangkat ke negerinya sendiri. Pada tahun-tahun berikutnya, Sigismund bertindak secara tidak langsung menggagalkan usaha Ladislao untuk menaklukkan Italia Tengah, ia bersekutu dengan kota-kota Italia melawannya dan dengan menerapkan tekanan diplomatik kepadanya.
Karena sering absen untuk menghadiri bisnis di negara lain di mana ia memerintah, ia berkewajiban berkonsultasi dengan Parlemen Hungaria dengan frekuensi lebih banyak daripada pendahulunya dan melembagakan kantor Palatinus sebagai administrator utama saat ia pergi. Pada tahun 1404 Sigismund memperkenalkan Placetum Regium. Menurut dekrit ini, Bulla kepausan tidak dapat diucapkan di Hungaria tanpa persetujuan raja.
Selama masa pemerintahannya yang panjang, istana kerajaan Buda menjadi istana Gothik terbesar pada akhir Abad Pertengahan.
Pada sekitar tahun 1406 Sigismund menikahi sepupu Maria, Barbara dari Cilli (Barbara Celjska, dijuluki "Messalina dari Jerman"), putri Comte Herman II dari Celje. Ibunda Hermann, Katarina Kotromanić (dari Wangsa Kotromanić) dan ibunda Maria, Ratu (Elizabeta dari Bosnia) adalah saudara, atau sepupu angkat. Tvrtko I adalah sepupu pertama mereka dan saudara angkat, dan mungkin bahkan menjadi ahli waris takhta Ratu Maria. Tvrtko mungkin dibunuh pada tahun 1391 atas perintah Sigismund.
Sigismund cukup berkuasa di Slavonia. Ia tidak segan-segan menggunakan metode kekerasan (lihat Sabor maut Križevci), tetapi dari sungai Sava ke selatan kekuasaannya melemah. Sigismund secara pribadi memimpin pasukan yang terdiri dari hampir 50,000 "tentara salib" melawan Bangsa Kroasia dan Wangsa Bosnia, yang berpuncak di Pertempuran Dobor pada tahun 1408, sebuah pembantaian terhadap sekitar 200 keluarga bangsawan, banyak di antara mereka memenangkan banyak pertempuran melawan Utsmaniyah.
Sigismund mendirikan ordo ksatria pribadinya, Ordo Naga, setelah kemenangan di Dobor. Anggota Ordo kebanyakan adalah sekutu dan pendukung politiknya. Raja-raja Eropa yang paling penting menjadi anggota ordo. Ia mendukung perdagangan internasional dengan menghapus tugas internal, mengatur tarif barang asing dan menstandarkan bobot dan tindakan di seluruh negeri.
Setelah kematian Raja Ruprecht dari Jerman pada tahun 1410, Sigismund – mengabaikan tuntutan saudara tirinya Wenceslaus – yang terpilih sebagai penggantinya oleh tiga orang elektor pada tanggal 10 September 1410, tetapi ia ditentang oleh sepupunya, Jobst dari Moravia, yang telah dipilih oleh empat elektor dalam pemilihan yang berbeda pada tanggal 1 Oktober. Kematian Jobst pada tanggal 18 Januari 1411 menghapus konflik ini dan Sigismund kembali terpilih sebagai raja pada tanggal 21 Juli 1411. Penobatannya ditangguhkan sampai tanggal 8 November 1414, ketika terjadi di Aachen.
Pada beberapa kesempatan, dan khususnya pada tahun 1410, Sigismund bersekutu dengan Ordo Teutonik melawan Władysław II dari Polandia. Sebagai imbalan 300.000 ducat ia aka menyerang Polandia dari selatan setelah gencatan senjata pada hari peringatan Santo Yohanes tanggal 24 Juni berakhir. Sigismund memerintahkan sahabatnya yang paling setia, Stibor dari Stiboricz untuk menyerang Polandia. Stibor dari Stiboricz berasal dari Polandia dan keturunan langsung Wangsa Ostoja yang berkuasa yang juga menentang memilih Jagiełło sebagai Raja Polandia. Dengan dukungan Sigismund, Stibor menjadi salah satu tokoh paling berpengaruh di akhir abad pertengahan Eropa, memegang gelar sebagai Adipati Transilvania dan memiliki sekitar 25% dari Slowakia modern, termasuk 31 kastel yang 15 di antaranya berlokasi di sekitar 406 km sungai Váh dengan tanah sekitarnya yang diberikan kepadanya oleh Sigismund. Dalam perjuangan diplomatik untuk mencegah perang antara Polandia-Lithuania, yang didukung oleh warga Moskow, dan Ksatria Teutonik, Sigismund menggunakan diplomasi halus Stibor untuk mendapatkan uang secara finansial. Sisi Polandia menunjuk beberapa negosiator dan kebanyakan dari mereka juga berasal dari Wangsa Ostoja, kerabat jauh Stibor. Namun, "pertemuan keluarga" tersebut tidak dapat mencegah perang dan persekutuan dua puluh dua negara bagian barat membentuk sebuah tentara melawan Polandia dalam Pertempuran Grunwald pada bulan Juli 1410. Stibor menyerang yang kemudian Nowy Sącz dan membakarnya hangus, tetapi setelah itu kembali dengan pasukannya ke Kastel Beckov. Setelah kemenangan Polandia-Lithuania dalam Pertempuran Grunwald, para ksatria Teutonik harus membayar sejumlah besar perak ke Polandia sebagai reparasi dan sekali lagi, melalui diplomasi sahabatnya Stibor, Sigismund dapat meminjam semua perak ini dari Raja Władysław II dari Polandia dalam kondisi baik. Mengingat fakta tentang karya diplomatik Stibor dan Wangsa Ostoja yang mengikuti politik Raja Sigismund, seseorang dapat mempertanyakan apakah Sigismund benar-benar bergabung dengan aliansi anti-Polandia.[4]
Dari tahun 1412 sampai 1423 Sigismund berkampanye melawan Veneto di Italia. Raja memanfaatkan kesulitan Antipaus Yohanes XXIII untuk mendapatkan janji bahwa sebuah Konsili harus diadakan di Konstanz pada tahun 1414 untuk menyelesaikan Skisma Barat. Ia mengambil bagian penting di dalam pembahasan majelis ini, dan dalam perjalanan menuju Prancis, Inggris dan Bourgogne dengan sia-sia berusaha menjamin turunnya tiga paus saingan. Konsili tersebut berakhir pada tahun 1418, menyelesaikan skisma dan — konsekuensi besar bagi karier masa depan Sigismund — membuat pembaru agama Bangsa Ceko, Jan Hus, dibakar di tiang pancang atas ajaran sesatnya pada bulan Juli 1415. Keterlibatan Sigismund dalam kematian Hus adalah sebuah masalah kontroversi. Ia telah memberikannya tindakan aman dan memprotes pemenjaraannya; dan pembaru dibakar selama ketidakhadirannya.
Di Konsili inilah juga seorang kardinal memberanikan diri untuk memperbaiki Bahasa Latin Sigismund (ia telah menafsirkan kata skisma sebagai feminin daripada netral). Untuk ini Sigismund menjawab, dalam bahasa Latin:
Aku adalah raja bangsa Romawi dan di atas tatabahasa.[5]
Ucapan ini mendorong sejarawan Thomas Carlyle memberinya julukan "Super Grammaticam" dari tanggapan yang ia berikan ("Ego sum rex Romanus et super grammaticam").[6][7]
Aliansi dengan Inggris melawan Prancis, dan usaha yang gagal, karena permusuhan para pangeran, untuk mendapatkan perdamaian di Jerman oleh sebuah liga di kota-kota, merupakan tindakan utamanya selama tahun-tahun ini. Juga, Sigismund memberikan kendali atas Markgrafschaft Brandenburg (yang telah diterimanya setelah kematian Jobst) kepada Friedrich I dari Wangsa Hohenzollern, burkgraf Nürnberg (1415). Langkah ini membuat Wangsa Hohenzollern menjadi salah satu wangsa terpenting di Jerman.
Sigismund mulai mengalihkan aliansi dari Prancis ke Inggris setelah kekalahan Prancis di Pertempuran Azincourt. Traktat Canterbury (15 Agustus 1416) menajamkan upaya diplomatik di antara Henry V dari Inggris dan Sigismund dan menghasilkan aliansi defensif dan ofensif melawan Prancis. Hal ini mengarah pada peyelesaian skisma kepausan.[8]
Pada tahun 1419, kematian Wenceslaus IV meninggalkan Sigismund gelar Raja Bohemia, tetapi ia harus menunggu tujuh belas tahun sebelum Bangsa Ceko akan mengakuinya. Meskipun dua martabat Raja Romawi dan Raja Bohemia menambahkan dengan tegas pentingnya, dan memang menjadikannya kepala dunia kekal Kekristenan, mereka tidak memberikan peningkatan kekuatan dan secara finansial mempermalukannya. Hanya sebagai Raja Hungaria ia telah berhasil membangun kewibawaannya dan melakukan apapun untuk ordo dan pemerintahan tanah yang baik. Mempercayakan pemerintah Bohemia ke Žofie dari Bayern, janda Wenceslaus, ia bergegas ke Hungaria.
Bangsa Bohemia, yang tidak mempercayainya sebagai pengkhianat Hus, segera angkat senjata; dan nyala api mengipas saat Sigismund menyatakan niatnya untuk menuntut perang melawan bidah. Tiga kampanye melawan Husite berakhir dalam bencana meskipun tentara sekutu paling setianya, Stibor dari Stiboricz dan kemudian putranya, Stibor dari Beckov dapat menahan sisi Husite dari perbatasan Kerajaan. Bangsa Turki kembai menyerang Hungaria. Raja yang tidak dapat memperoleh dukungan dari pangeran-pangeran Jerman, tidak berdaya di Bohemia. Upayanya di Parlemen Nürnberg pada tahun 1422 untuk meningkatkan tentara bayaran digagalkan oleh perlawanan kota-kota; dan pada tahun 1424 para elektor, di antaranya adalah mantan sekutu Sigismund, Friedrich I dari Hohenzollern, berusaha memperkuat otoritas mereka sendiri dengan mengorbankan raja. Meskipun skema tersebut gagal, bahaya bagi Jerman dari Husite membawa Uni Bingen, yang hampir menghilangkan Sigismund dari kepemimpinan perang dan kepemimpinan Jerman.
Pada tahun 1428 Sigismund memimpin kampanye lain melawan Turki, tetapi sekali lagi tidak begitu berhasil. Pada tahun 1431 ia pergi ke Milan dimana pada tanggal 25 November ia menerima Mahkota besi sebagai Raja Italia; setelah itu ia tinggal beberapa lama di Siena, menegosiasikan pemahkotaannya sebagai kaisar dan pengakuan Konsili Basel oleh Paus Eugenius IV. Ia dinobatkan sebagai kaisar di Roma pada tanggal 31 Mei 1433, dan setelah mendapatkan permintaan dari Paus kembali ke Bohemia, dimana ia dikenal sebagai raja pada tahun 1436, meskipun kekuasaannya sedikit lebih besar daripada nominal. Tak lama setelah ia dnobatkan, Paus Eugenius mulai mencoba untuk beraliansi anti-Ottoman baru.[9] Ini dipicu oleh pemberontakan Albania melawan bangsa Ottoman, yang dimulai pada tahun 1432. Pada tahun 1435, Sigismund mengirim Frujin, seorang bangsawan Bulgaria, untuk menegosiasikan sebuah aliansi dengan bangsa Albania. Ia juga mengirim Daud, pretender takhta Ottoman, pada awal tahun 1436.[10] Namun setelah kekalahan pemberontakan pada tahun 1436, rencana-rencana aliansi anti-Ottoman berakhir.[10]
Sigismund meninggal pada tanggal 9 Desember 1437 di Znojmo (bahasa Jerman: Znaim), Moravia (sekarang Ceko), dan seperti yang dipesan dalam kehidupannya, ia dimakamkan di Nagyvárad, Hungaria (sekarang Oradea, Romania), di samping makam Santo László, yang merupakan ideal raja yang sempurna, pejuang dan Kristen untuk saat itu dan sangat dimuliakan oleh Sigismund.[11] Dengan istri keduanya, Barbara dari Cilli, ia meninggalkan hanya seorang putri, Elizabeth, yang menikah dengan Albrecht V, adipati Austria (kemudian raja Jerman sebagai Albrecht II) yang ditunjuk Sigismund sebagai ahli warisnya. Karena ia tidak memiliki keturunan laki-laki, Wangsa Luksemburg menjadi punah setelah kematiannya.
Sigismund menikah dua kali namun tidak beruntung dalam mengamankan suksesi mahkota. Masing-masing dari dua pernikahannya menghasilkan kelahiran seorang anak. Anak kelahiran pertamanya, diduga seorang putra, lahir prematur akibat kecelakaan berkuda yang dialami Ratu Maria ketika ia hamil besar. Ibu dan sang jabang bayi meninggal setelah melahirkan di perbukitan Buda pada tanggal 17 Mei 1395. Hal ini menyebabkan krisis suksesi yang mendalam karena Sigismund menguasai Hungaria dengan hak istrinya, dan meskipun ia berhasil mempertahankan kekuasaannya, krisis tersebut bertahan sampai pernikahan keduanya dengan Barbara dari Cilli. Anak Barbara satu-satunya, lahir dalam ungu pada tanggal 7 Oktober 1409, diduga di istana Visegrád, adalah Elisabeth, calon permaisuri Hungaria, Jerman dan Bohemia. Ratu Barbara tidak dapat melahirkan lagi di masa mendatang. Elisabeth adalah satu-satunya keturunan sah Sigismund.
Sigismund dikenal fasih berbahasa Hungaria, mengenakan pakaian kerajaan bergaya Hungaria dan bahkan menumbuhkan jenggotnya dalam mode Hungaria.[12] Ia juga menghabiskan banyak uang selama masa pemerintahannya utuk membangun kembali istana Gothik di Buda dan Visegrád di Kerajaan Hungaria, yang memesan transportasi bahan dari Austria dan Bohemia.[13]
Banyak perselingkuhannya dengan wanita menyebabkan lahirnya beberapa legenda, as seperti yang terjadi beberapa dekade kemudian pada masa pemerintahan Raja Hunyadi Mátyás dari Hungaria. Menurutnya, János Hunyadi adalah anak haram Sigismund. Sigismund memberi cincin kepada ibu anak laki-laki itu saat ia lahir, tetapi suatu hari di hutan seekor gagak mencuri cincin itu darinya dan cincin itu dapat diambil kembali setelah burung gagak itu diburu. Konon kejadian ini mengilhami lambang Wangsa Hunyadi, dan kemudian juga muncul di lambang Mátyás "Korvinus".[14]
Sigismund sangat menghormati Santo László I dari Hungaria, yang dianggap sebagai seorang ksatria Kristen yang ideal saat itu. Ia pergi beberapa kali ziarah ke makamnya di Nagyvárad. Sebelum Sigismund meninggal, ia memerintahkan untuk dimakamkan di samping makam raja suci itu.[15]
Reformatio Sigismundi muncul sehubungan dengan upaya untuk mereformasi Kekaisaran Romawi Suci pada masa pemerintahan Kaisar Sigismund (1410–1437). Ini dipresentasikan pada tahun 1439 di Konsili Florence, diterbitkan oleh seorang penulis anonim, dan mengacu pada ketidakadilan para penguasa Jerman. Ini termasuk penglihatan Sigismund tentang penampilan seorang raja-pastor, Friedrich, dan juga rencana untuk mereformasi besar monarki (dan kerajaan) dan kekaisaran (Jerman).
Sigismund, dengan rahmat Tuhan, Kaisar Romawi Suci; Raja Romawi, Hungaria, Bohemia, Italia, Dalmasia, Kroasia, Rama, Serbia, Galisia, Lodomeria, Cuman dan Bulgaria; Pangeran Silesia dan Luksemburg; Markgraf Moravia, Lusatia dan Brandenburg.[16]
Sigismund digambarkan di dalam beberapa film oleh aktor-aktor yang berbeda.
Seamless Wikipedia browsing. On steroids.
Every time you click a link to Wikipedia, Wiktionary or Wikiquote in your browser's search results, it will show the modern Wikiwand interface.
Wikiwand extension is a five stars, simple, with minimum permission required to keep your browsing private, safe and transparent.