Semenanjung Onin
bagian dari semenanjung Bomberai di Papua Barat, Indonesia Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas
bagian dari semenanjung Bomberai di Papua Barat, Indonesia Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas
Semenanjung Onin adalah sebuah semenanjung bagian dari Semenanjung Bomberai yang lebih besar dan membentuk wilayah Kabupaten Fakfak di Papua Barat, juga merupakan sebuah rumpun bahasa atau rumpun etnik yang saling memengaruhi antara daratan Papua Barat dengan Kepulauan Maluku.
Julukan: Jazirah Onim | |
---|---|
Geografi | |
Koordinat | 02°49′54.84″S 132°5′5.82″E |
Dibatasi oleh | Laut Seram Teluk Bintuni |
Pemerintahan | |
Negara | Indonesia |
Provinsi | Papua Barat |
Kabupaten | Fakfak |
Kota terbesar | Kota Fakfak |
"Onin" oleh beberapa ahli sejarah dianggap sebagai tempat yang disebut sebagai "Wanin" dalam Naskah Negarakertagama[1][2]
Salah satu contoh penggunaan Wanin sebagai nama tempat lokal dapat ditemukan di lagu lokal dan puisi lokal Onim di kampung Wersar, Teminabuan, Kabupaten Sorong Selatan sebagai berikut:
Yang artinya: Semoga petir membawa perubahan, sehingga cuaca Wanin (Onin) akan baik-baik saja, sehingga kita bisa berlayar menyeberang ke Wanin (Onin).
Penyebutan nama "Wanin" seiring berubah menjadi "Onin" menjadi salah satu nama asli lokal tertua yang mengacu pada wilayah di pulau Papua, di seberang pesisir selatan Semenanjung Doberai, yaitu pesisir utara Semenanjung Bomberai.[1] Berdasarkan catatan Rumphius, orang Ternate juga menyebut "Onin" dengan nama Woni.[2]
Hubungan lain yang kemungkinan menunjukan hubungan Kondjol/Onim dengan pulau Jawa adalah adanya kepemilikan yang menyerupai Keris dan patung Buddha yang merupakan Qya-trifan sebagai simbol keret/klen suku Tehit,[5] beserta legenda lokal berupa:
Orang-orang Kondjol/Onim juga mengenal tokoh 'Raja Angguok' dimana ia dianggap berperan aktif dalam penyebaran agama Kristen di Teminabuan, Ayamaru, Aitinyo dan Aifat. Menurut catatan petugas sipil Belanda, Dumas, di Memorandum for the Afdeeling West Nieuw-Guinea (1911), Angg(u)ok adalah perantara Belanda dengan orang Papua di sungai Kaibus. Banyak beberapa lagu lokal yang menceritakan kisah perjalanan Angg(u)ok sebagai pahlawan dari sungai Kaibus ke sungai Seremuk. Dia orang kuat yang berkuasa atas wilayah pesisir dari Inanwatan sampai Tanjung Sele. Dia juga sukses menangkap budak yang kemudian dijual kepada kerajaan-kerajaan di Onin maupun terkadang kepada kerajaan di Salawati.[8]
Di Semenanjung Onin terdapat tiga kerajaan tradisional (petuanan), kerajaan Fatagar dengan marga Uswanas, dan kerajaan Atiati dengan marga Kerewaindżai, dan Kerajaan Rumbati, di Rumbati dan sekitarnya dan marga Rajanya adalah Bauw. Pada mulanya pusat-pusat kekuasaan ketiga kerajaan tersebut berdampingan letaknya di ujung barat Semenanjung Onin, tetapi oleh karena peperangan yang timbul antara kerajaan Rumbati di satu pihak melawan kerajaan Fatagar dan kerajaan Atiati pada pihak yang lain pada tahun 1878. Maka kerajaan Fatagar dan kerajaan Atiati memindahkan pusat kekuasaannya ke pulau Ega. Beberapa waktu kemudian terjadi lagi perselisihan antara raja Fatagar dengan raja Atiati, menyebabkan raja Atiati memindahkan pusat kekuasaannya ke suatu tempat di pantai daratan Semenanjung Onin, yang kemudian disebut Atiati, letaknya berseberangan dengan pulau Ega. Sedangkan raja Fatagar oleh karena perselisihan tersebut memindahkan pusat kekuasaannya ke suatu tempat bernama Merapi, terletak di sebelah timur kota Fakfak sekarang.[9]
Di samping tiga kerajaan tersebut di atas ada pula beberapa kerajaan lain yaitu kerajaan-kerajaan yang pada mulanya berada di bawah kekuasaan kerajaan Rumbati, tetapi kemudian berhasil memperoleh pengakuan sebagai kerajaan tersendiri terutama pada masa awal pax neerlandica (1898).
Seamless Wikipedia browsing. On steroids.
Every time you click a link to Wikipedia, Wiktionary or Wikiquote in your browser's search results, it will show the modern Wikiwand interface.
Wikiwand extension is a five stars, simple, with minimum permission required to keep your browsing private, safe and transparent.