Remove ads
Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas
Musik Tiongkok merujuk pada musik dari orang Tiongkok, baik musik dari suku Han meupun etnis minoritas lainnya yang berada di daratan Tiongkok.
Sejarah musik Tiongkok berusia sama dengan sejarah manusia di daratan Tiongkok.[1] Alat musik kuno yang ditemukan dari dalam tanah kemungkinan merupakan alat yang juga berfungsi sebagai senjata berburu. Alat ini mirip peluit batu yang disebut xun. Ada pula yang terbuat dari tulang yang ditemukan dari situs sejarah Kebudayaan Hemudu. Selain itu ditemukan pula sejenis suling yang berlobang tujuh dari situs Jiahu. Kemungkinan besar suling Jiahu dimainkan dalam ritual upacara. Suling Jiahu menandakan bahwa kebudayaan musik Tiongkok telah dimulai sejak Zaman Neolitikum. Dari catatan sejarah Tiongkok, dituliskan bahwa musik-musik awal dimainkan dalam upacara pemujaan benda-benda di alam. Kaisar Huangdi menyembah awan dan musiknya disebut “awan”.[1]
Musik upacara paling awal dinamakan Shaoyue, merupakan perpaduan antara seni tari dan puisi, diiringi permainan alat musik serta nyanyian-nyanyian. Shaoyue dimainkan untuk menjamu roh-roh nenek moyang. Alat musik yang dipakai antara lain qin, she, taogu, chu, dan yu.[1]
Musik upacara dinamakan Yayue dikembangkan dari musik pemujaan suku-suku terdahulu. Yayue kemudian dimainkan dalam upacara istana dan peringatan di kelenteng. Musik ini bermula dari zaman Dinasti Zhou dan lenyap pada periode Dinasti Qing, dinasti Tiongkok yang terakhir. Setiap dinasti yang baru memelihara Yayue dari dinasti sebelumnya dan mereka menambahkan variasi mereka masing-masing. Musik upacara mencerminkan ideologi kebudayaan sebuah dinasti.[1] Salah satu ideologi itu adalah pemujaan terhadap leluhur.
Sebagai bangsa dengan kebudayaan agrikultur yang tua, bangsa Tionghoa sejak lama menaruh perhatian khusus pada upacara pemujaan langit dan bumi. Pada saat panen raya pun dimainkanlah musik-musik untuk merayakannya. Musik panen itu dinamakan Musik Laji. Selanjutnya, ketika Konfusianisme diterapkan, musik ritual dipecah lagi ke dalam jenis musik untuk militer (Wuyue). Wuyue dianggap sebagai musik indah yang bernilai tinggi namun tidak sepenuhnya bagus.
Sejenis musik militer yang dimainkan pada zaman Dinasti Han dinamakan Guchui. Musik ini disebut juga “musik di atas kuda”.
Alat musik yang pertama diciptakan bangsa Tionghoa antara lain adalah genderang kayu, genderang dari tanah liat dan genta perunggu. Satu perangkat genta perunggu ditemukan dari Makam Zenghouyi dari abad ke-5 SM. Keseluruhan genta berjumlah 85 buah dapat memainkan musik 12 nada dengan lengkap. Dari penemuan ini disimpulkan bahwa sejak abad ke-5 SM, bangsa Tionghoa telah menguasai konsep-konsep interval dan oktaf seperti konsep musik barat yang ada sekarang ini.[1]
Pada zaman Dinasti Zhou, terdapat sekitar 70 jenis alat musik yang dibedakan dari bahan-bahan pembuatannya yakni metal, batu, tanah liat, kulit, senar, kayu, labu dan bambu. Sampai zaman Dinasti Qing, pembedaan alat-alat musik ini masih dilakukan. Alat-alat musik tersebut antara lain:
Berbagai alat-alat musik beserta pemain musik zaman kuno dapat dilihat dari gambar-gambar pada bangunan-bangunan besejarah di Tiongkok. Kuil Kaiyuan di Quanzhou terkenal dengan berbagai ukir-ukiran pemusik lengkap dengan alat-alat musik khas berbagai dinasti kuno. Tempat lainnya adalah Menara Fanta, Henan, yang memperlihatkan ukir-ukiran pemusik dari zaman Song.
Opera-opera Tiongkok berkembang seiring kemajuan suatu dinasti. Representatif dari tiap zaman antara lain Baixi (Dinasti Han), Zaju (Dinasti Song), Yuanben (Dinasti Jin), Zaju (Dinasti Yuan) serta Nanxi (Dinasti Song Selatan).
Empat penokohan utama opera Tiongkok muncul di dalam Opera Zaju, antara lain tokoh pria (sheng), wanita (dan), prajurit (jing), tukang lawak (cho). Opera Beijing merupakan salah jenis opera Tiongkok yang terutama. Opera ini diciptakan sejak zaman Dinasti Qing di daerah Beijing.
Musik Tiongkok sejak zaman kuno telah mendapat pengaruh dari berbagai negara dan bangsa di sekitarnya, antara Bangsa Han dengan suku-suku minoritas. Hal inilah yang kemudian membentuk musik khas Tionghoa. Musik kawasan barat Tiongkok berpengaruh besar terhadap perkembangan musik Dinasti Tang. Musik istana Tang yang dinamakan Yanyuedaqu merupakan hasil dari pengaruh musik India, Korea, Kamboja, dan negara-negara lain. Puisi-puisi Tang menggambarkan hal-hal yang ada dalam musik itu.
Sejak Dinasti Song sampai Qing, terdapat jenis musik yang diciptakan dari perpaduan musik Asia Tengah, Asia Barat, India, Burma dengan musik Tiongkok yang dinamakan Quzici.[1] Beberapa alat musik dari Asia Barat diperkenalkan ke Tiongkok dan menjadi terkenal, antara lain pipa, sejenis gitar.
Selanjutnya musik Tionghoa secara dominan mempengaruhi seni musik di negara-negara tetangga. Jepang sampai sekarang masih memainkan alat musik kuno Tiongkok. Teori musik Korea juga meminjam konsep musik Tionghoa.
Seamless Wikipedia browsing. On steroids.
Every time you click a link to Wikipedia, Wiktionary or Wikiquote in your browser's search results, it will show the modern Wikiwand interface.
Wikiwand extension is a five stars, simple, with minimum permission required to keep your browsing private, safe and transparent.